Anda di halaman 1dari 35

PENETAPAN STATUS KEADAAN

DARURAT BENCANA

Oleh : Yus Rizal (BNPB)


POKOK BAHASAN
Pengertian keadaan darurat bencana dan statusnya yg dpt diberlakukan
Pemahaman status dan tingkatan bencana, status keadaan darurat bencana
Mekanisme penetapan status keadaan darurat bencana
Mekanisme penetapan status keadaan tertentu
PENDAHULUAN
RUJUKAN
✓ Undang Undang Nomor 24/2007 ttg Penanggulangan Bencana
✓ Peraturan Pemerintah Nomor 21/2008 ttg Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
✓ Peraturan Kepala BNPB Nomor 03/2016 ttg Sistem Komando Penanganan
Darurat Bencana
✓ Pedoman Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana, BNPB, 2016
✓ Peraturan Presiden Nomor 17/2018 ttg Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana Keadaan Tertentu
✓ Peraturan BNPB Nomor 5/2018 ttg Kondisi dan Tata Cara Pelaksanaan
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu
✓ Peraturan BNPB Nomor 4/2020 ttg Penggunaan DSP
STATUS KEJADIAN BENCANA

Status Keadaan
Darurat Bencana

Status Keadaan
Tertentu
Status Keadaan Darurat Bencana
(PP no. 21 Tahun 2008 penjelasan ps 23 ayat 1)

KEADAAN
DARURAT
BENCANA

SIAGA DARURAT

TANGGAP DARURAT

TRANSISI DARURAT
KE PEMULIHAN
PENGERTIAN-PENGERTIAN

Status keadaan darurat bencana : suatu keadaan yg ditetapkan oleh


pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi
Badan yg diberi tugas untuk menyelenggarakan urusan di bidang
penanggulangan bencana terdiri atas status siaga darurat, tanggap
darurat dan transisi darurat ke pemulihan
(ps 1 ayat 5 Per. BNPB no. 4/2020)
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Status siaga darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sdh mengarah pd
terjadinya bencana yg ditandai dng adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem
peringatan dini yg diberlakukan dan pertimbangan dampak yg akan terjadi di masyarakat
Hanya berlaku utk jenis ancaman bencana yg “slow on set”
Status tanggap darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan tlh mengganggu
kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat.
Status transisi darurat ke pemulihan adalah keadaan ketika ancaman bencana yg terjadi
cenderung menurun eskalasinya dan atau telah berakhir, sedangkan gangguan kehidupan dan
penghidupan sekelompok orang/masyarakat masih tetap berlangsung.
PENGERTIAN-PENGERTIAN
➢ Keadaan tertentu : suatu keadaan dimana status keadaan darurat bencana
blm ditetapkan atau status keadaan darurat bencana tlh berakhir dan/atau
tdk diperpanjang namun diperlukan atau masih diperlukan tindakan guna
mengurangi risiko bencana dan dampak yg lbh luas
➢ Penanganan darurat bencana : serangkaian kegiatan yg dilakukan dng
segera pd keadaan darurat bencana utk mengendalikan ancaman/penyebab
bencana dan menanggulangi dampak yg ditimbulkan
PEMAHAMAN

Penetapan status keadaan darurat bencana


Penetapan status dan tingkatan bencana
No Uraian Penetapan Status dan Tingkatan Penetapan Status Keadaan Darurat
Bencana Bencana
1 Dasar hukum UU no. 24/thn 2007 pasal 7 ayat UU no. 24/thn 2007 pasal 48 huruf b
1 huruf c
2 Wewenang Pemerintah/Presiden (UU no. Skala nasional oleh Presiden
24/thn 2007 pasal 7) Skala provinsi oleh Gubernur
Skala kab/kota oleh
Bupati/Walikota (UU no. 24/thn
2007 pasal 51 ayat 2)
3 Tindak lanjut Peraturan Presiden (UU no. 24/thn Tdk diamanatkan ≈ Pedoman Ka. BNPB
2007 pasal 7 ayat 3)
4 Implementasi ❖ Blm ada penjelasan ❖ Sbg dasar implementasi kemudahan
akses dlm penanganan darurat
bencana (UU no. 24/thn 2007 ps 50)
No Uraian Penetapan Status dan Tingkatan Penetapan Status Keadaan
Bencana Darurat Bencana
5 Menjelaskan Status keadaan bencana Kapasitas dlm merespons
berdasarkan tingkatan (kab/kota, keadaan darurat bencana
provinsi atau nasional)
Gambaran dampak bencana Tanggungjawab penanggulangan
berdasarkan indikator : jml korban, dampak bencana (masa keadaan
kerugian harta benda, kerusakan darurat) melalui penanganan
prasarana dan sarana, cakupan luas darurat bencana
wilayah yg terkena bencana dan Status keadaan darurat : Siaga
dampak sosial ekonomi yg darurat, tanggap darurat dan
ditimbulkan (UU no. 24/thn 2007 transisi darurat ke pemulihan
pasal 7 ayat 2) (PP no. 21/thn 2008 penjelasan
pasal 23 ayat 1)
Skala Status darurat bencana :
kab/kota atau prov. atau
nasional (UU no. 24/thn 2007 ps
51)
Bagaimana prosedur menetapkan
suatu ancaman/peristiwa menjadi
status keadaan darurat bencana ?
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko : gangguan kehidupan dan penghidupan, yg
memerlukan tindakan segera dan memadai
Gangguan kehidupan, indikator :
Korban ≈ orang/sekelompok orang yg menderita atau meninggal dunia
akibat bencana. Orang menderita dpt diartikan sbg orang/sekelompok
orang yg mengalami luka (luka berat maupun ringan) atau sakit atau
hilang/belum ditemukan atau yg ttp tinggal di tempat tinggalnya
namun terancam jiwanya.
FAKTOR RISIKO
Gangguan penghidupan adalah suatu kondisi yg mengakibatkan
adanya kerusakan prasarana dan sarana, kerusakan lingkungan,
kerugian, dan dampak sosial dan psikologis, indikator :
Kerusakan prasarana dan sarana ≈ perubahan bentuk aset dan
infrastruktur sehingga terganggu fungsinya
Kerusakan lingkungan ≈ perubahan langsung menurunnya kualitas dan
fungsi lingkungan
Kerugian ≈ meningkatnya biaya kesempatan atau hilangnya kesempatan
utk memperoleh keuntungan ekonomi karena kerusakan aset
Dampak psikologis ≈ terganggunya kepribadian dan kemampuan individu
dlm menghadapi stres
Pengungsi ≈ orang/sekelompok orang yg terpaksa atau dipaksa keluar dari
tempat tinggalnya utk jangka waktu yg blm pasti.
FAKTOR RISIKO
Gangguan penghidupan (UU no. 6/2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan),
indikator :
❖ Isolasi : pemisahan org sakit dari org sehat yg dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan utk mendapatkan pengobatan dan perawatan
❖ Karantina Rumah ≈ pembatasan penghuni dlm suatu rumah beserta isinya yg
diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa utk
mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
❖ Karantina Wilayah ≈ pembatasan penduduk dlm suatu wilayah termasuk
wilayah pintu masuk beserta isinya yg diduga terinfeksi penyakit dan/atau
terkontaminasi sedemikian rupa utk mencegah kemungkinan penyebaran
penyakit atau kontaminasi.
❖ Pembatasan Sosial Berskala Besar ≈ pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dlm suatu wilayah yg diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi
sedemikian rupa utk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi.
LANGKAH-LANGKAH
Pengkajian cepat
Rapat koordinasi instansi/lembaga terkait (rekomendasi)
Penetapan oleh Pemerintah Daerah/Pemerintah
Bagaimana menetapkan
tingkatan
Status keadaan darurat
bencana ?...
INDIKATOR PENETAPAN
TINGKATAN KEADAAN DARURAT BENCANA

Ketersediaan sumberdaya yang dapat dimobilisasi (personil, logpal


dan pembiayaan)
Kemampuan mengaktivasi sistem komando penanganan darurat
bencana (Posko, Pos Lapangan)
Kemampuan melakukan penanganan awal keadaan darurat bencana
(penyelamatan dan evakuasi korban/penduduk terancam, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan kelompok rentan, pemulihan fungsi
prasarana dan sarana vital)
PENETAPAN STATUS KEADAAN
DARURAT BENCANA KAB/KOTA
Ditetapkan atas pertimbangan bahwa Pemerintah
kabupaten/kota masih memiliki kemampuan meskipun
terbatas
Mobilisasi sumber daya
Aktivasi
Sit Dolor sistem
Amet komando penanganan darurat bencana
Melaksanakan penanganan awal keadaan darurat bencana
PENETAPAN STATUS KEADAAN DARURAT
BENCANA PROVINSI
Ditetapkan atas pertimbangan bahwa Pemerintah kab/kota tdk memiliki
kemampuan satu atau lebih hal-hal sbb :
Mobilisasi sumber daya manusia
Aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana
Melaksanakan penanganan awal keadaan darurat bencana (penyelamatan dan evakuasi
korban/penduduk terancam serta pemenuhan kebutuhan dasar)
Pernyataan resmi dari Bupati/Walikota terdampak yg menerangkan adanya
ketidakmampuan dlm melaksanakan upaya penanganan darurat bencana
Dikuatkan dan didukung oleh laporan hasil pengkajian cepat yg dilakukan oleh
Pemprov
PENETAPAN STATUS KEADAAN DARURAT
BENCANA NASIONAL
Ditetapkan atas pertimbangan bahwa Pemprov tdk memiliki kemampuan satu
atau lebih hal-hal sbb :
Mobilisasi sumber daya manusia
Aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana
Melaksanakan penanganan awal keadaan darurat bencana (penyelamatan dan evakuasi
korban/penduduk terancam serta pemenuhan kebutuhan dasar)
Pernyataan resmi dari Gubernur terdampak yg menerangkan adanya
ketidakmampuan dlm melaksanakan upaya penanganan darurat bencana
Dikuatkan dan didukung oleh laporan hasil pengkajian cepat yg dilakukan oleh
Pemerintah
MASA BERLAKU PENETAPAN
STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA
Status keadaan darurat bencana kabupaten/kota dpt diberlakukan 7 – 14
hari tergantung dng perkiraan penyelesaian penanganan dampak
ancaman/kejadian bencana atau dpt diperpanjang sesuai hasil pengkajian
cepat lapangan.
Status keadaan darurat bencana provinsi dpt diberlakukan 14 – 30 hari
tergantung dng perkiraan penyelesaian penanganan dampak
ancaman/kejadian bencana atau dpt diperpanjang sesuai hasil pengkajian
cepat lapangan.
Status keadaan darurat bencana nasional dpt diberlakukan 30 – 90 hari
tergantung dng perkiraan penyelesaian penanganan dampak
ancaman/kejadian bencana atau dpt diperpanjang sesuai hasil pengkajian
cepat lapangan.
PROSES PENETAPAN STATUS KEADAAN TERTENTU
FAKTOR RISIKO (INDIKATOR)
( Peraturan BNPB No. 5/Tahun 2018 ps 3)
1) Potensi bencana dng tingkat ancaman maksimum :
❖ Info peringatan dini yg dikeluarkan oleh K/L
❖ Ancaman bencana yg masih berlangsung
❖ Berpotensi dan/atau berdampak menimbulkan korban, pengungsi, kerusakan dan
gangguan pelayanan umum yg dpt mengganggu kehidupan dan penghidupan
2) Telah terjadi evakuasi/penyelamatan/pengungsian atau gangguan fungsi
pelayanan umum yg berdampak luas thd kehidupan sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat, yg berdasarkan laporan BPBD/masyarakat kepada
BNPB yg paling sedikit meliputi:
❖ Adanya korban meninggal dunia dan luka berat
❖ Adanya pengungsian yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar
❖ Adanya kerusakan sarana prasarana vital jalan, bandara, pelabuhan dan terminal
❖ Adanya gangguan fungsi pelayanan umum dan pemerintahan
❖ Perlunya pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
PROSES PENETAPAN STATUS KEADAAN TERTENTU
( Peraturan BNPB No. 5/Tahun 2018 ps 4, 5 dan 7)
PEMBELAJARAN
DARI PENANGANAN DARURAT
BENCANA NON ALAM COVID-19
PENDAHULUAN
 Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yg disebabkan oleh
sindroma pernapasan akut yg parah/Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
2 (SARS-CoV-2)  coronavirus jenis baru yg blm pernah diidentifikasi seblmnya pd
manusia
 Pada kasus yg parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti
pneumonia (infeksi paru) berat, edema paru, happy hypoxia, dan kegagalan fungsi
organ-organ tubuh, misalnya ginjal, otak.
 Awalnya, Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui cairan (droplet) yg
dihasilkan oleh saluran pernapasan, seringkali selama batuk atau bersin
 berkembang penularan melalui partikel air yg lbh kecil (aerosol) diduga menjadi
airbone disease
 SARS Covid-2 sensitive thd sinar ultra violet dan panas, efektif dpt di non aktifkan
dng pelarut lemak seperti ;eter, etanol 75%, desinfektan yg mengandung klorin, asam
peroksiasetat dan khloroform
 Pada tgl 11 maret 2020 WHO telah mendeklarasikan pandemic covid-19  (tgl 23
Maret 2021) telah menyebar di 219 negara dengan jumlah kasus 103.120.069 kasus
(2.738.053 kasus meninggal/CFR=2,65%), angka kematiannya 351/1.000.000
penduduk
 Indonesia melaporkan kasus pertama pd tgl 2 Maret 2020  hingga tgl 23 Maret
2021 tercatat ada kasus positif covid-19 sebanyak 1.471.225 kasus (39.865 kasus
meninggal/CFR=2,7%), angka kematiannya 145/1.000.000 penduduk. Kasus menyebar
di 34 provinsi dan 505 kab/kota
 Pandemi Covid-19
 Bencana non alam epidemi dan wabah penyakit (ps 1 ayat 3 UU No. 24/2007)
 Bencana alam epidemi, wabah, KLB (penjelasan UU No. 24/2007 paragraf 5)
 Indikator utk menilai tk kedaruratan bencana menggunakan CMR dan U5CMR

Nilai Referensi untuk Keadaan Darurat

No Indikator Nilai Ambang (Cut off Point)


1 Angka Kematian Kasar (CMR) >1/10.000 pddk/hari
2 Angka Kematian Balita (U5MR) >2/10.000 pddk balita/hari

PERHITUNGAN ANGKA KEMATIAN (CMR)

Angka kematian/10,000/hari =
Jumlah Kematian Keseluruhan x Nilai Konstanta (10,000)
Jumlah Hari Kejadian (tanggap darurat) x Jumlah Penduduk Berisiko
Sumber Rujukan :
➢ Rapid Health Assessment Protocols for Emergencies, WHO, 1999
➢ Handbook for Emergencies, Third Edition, UNHCR, 2007
➢ Humanitarian Charter and Minimum Standards in Humanitarian Response, The
Sphere Handbook, 2018 edition
Berlaku sejak tgl 28 Januari – 28 Februari 2020
Ditetapkan pd tgl 28 Januari 2020

Berlaku sejak tgl 29 Februari – 29 Mei 2020


Ditetapkan pd tgl 29 Februari 2020
Ditetapkan 13 April 2020
Ditetapkan tgl 31 Maret 2020
Catatan : tdk menjelaskan batas wkt berakhirnya status

Anda mungkin juga menyukai