Anda di halaman 1dari 74

MANAJEMEN

KEDARURATAN
BENCANA
BADAN PENAGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
BUDI
BUDIMAN. W.
Analis Kebencanaan Ahli Muda
BPBD Provinsi Jawa Barat

budibudimanwahyu@gmail.com @awaybudiman

@waybung Budi Budiman


01 Pendahuluan

02 Kaji Cepat

DAFTAR 03 Penetapan Status Kedaruratan

BAHASAN 04
Sistem Komando Penanganan Kedaruratan
Bencana (SKPDB)

05 Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi

06 Pemenuhan Kebutuhan Dasar


01 PENDAHULUAN
BENCANA

UU RI No. 24 Tahun 2007


SIKLUS MANAJEMEN PENANGANAN BENCANA

Kesiapsiagaan

Pra Bencana Tanggap Darurat Pasca Bencana


PENANGANAN
KEJADIAN BENCANA
DI JAWA BARAT
Jumlah kejadian bencana 1 Januari
1809
s.d 5 Desember 2023

Porosentase
Penanganan
95,1% 1720 Jumlah yang sudah tertangani

89 Jumlah yang sedang ditangani


Keadaan Darurat Bencana

Suatu keadaan atau situasi yang


mengancam/mengganggu kehidupan dan
penghidupan sekelompok orang/masyarakat dan
memerlukan respon penanggulangan segera dan
memadai
Keadaan Darurat Bencana meliputi Siaga
Darurat, Tanggap Darurat, Transisi Darurat ke
Pemulihan
Keadaan Darurat Bencana

SIAGA DARURAT TANGGAP DARURAT TRANSISI DARURAT KE


Keadaan ketika potensi ancaman
Keadaan ketika ancaman PEMULIHAN
bencana sudah mengarah pada
terjadinya bencana ditandai dengan bencana benar-benar terjadi Keadaan ketika ancaman bencana
adanya informasi peningkatan dan telah mengganggu yang terjadi cenderung
ancaman berdasarkan sistem menurun/mereda eskalasinya atau
peringatan dini yang diberlakukan
kehidupan dan penghidupan telah berakhir, sedangkan gangguan
dan pertimbangan dampak yang sekelompok orang/masyarakat kehidupan dan penghidupan
akan terjadi di masyarakat. sekelompok orang/masyarakat masih
Hanya berlaku kepada jenis bencana tetap berlangsung.
yang perkembangan ancamannya Berlaku setelah tanggap darurat
dapat diamati dan tidak mendadak selesai.
(slow onset) seperti kekeringan,
banjir, dan letusan gunung api.
PRINSIP PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA

PRIORITAS KOORDINASI DAN


CEPAT DAN TEPAT
KETERPADUAN

TRANSPARANSI DAN BERDAYA GUNA DAN


KEMITRAAN
AKUNTABILITAS BERHASIL GUNA

PEMBERDAYAAN NON DISKRIMINATIF NON PROLETISI


PENANGANAN DARURAT
Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap
1 Penentuan status keadaan darurat bencana 2
kerusakan dan sumberdaya

3 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat Pemenuhan kebutuhan dasar 4


terkena bencana

Pemulihan dengan segera prasarana dan


5 Perlindungan terhadap kelompok rentan 6
sarana vital
TAHAPAN PENANGANAN DARURAT BENCANA
02 KAJI CEPAT
KAJI CEPAT ADALAH

Serangkaian kegiatan Segera dilakukan Tim Kaji Cepat berdasarkan


pengkajian yg dilakukan setelah kejadian PP No. 21 Thn 2008 Pasal 22
pada keadaan darurat diketahui
ayat 2, dalam melaksanakan
bencana berupa
tugasnya atas dasar
Pengumpulan Data 
penugasan dari Kepala BNPB
Penyajian Informasi
atau Kepala BPBD setempat
sesuai kewenangannya
TUJUAN KAJI CEPAT

01 Menilai ada/tdknya kedaruratan


02 Menggambarkan jenis dan
besarnya masalah

03 Kemungkinan perkembangan lebih


lanjut akibat keadaan darurat 04 Menilai kemampuan dlm merespons
dan kebutuhan utk penanggulangan

05 Menentukan prioritas tindakan yg


perlu dilakukan utk penanggulangan
DIMANA DILAKUKAN KAJI CEPAT

Poin Pertama Poin Kedua Poin Ketiga


Daerah yg terkena bencana, Daerah yg menjadi lokasi Daerah sekitar lokasi
dimana masyarakatnya penampungan pengungsi bencana yg kemungkinan
terkena dampak secara dapat membantu sumber
langsung daya yg dimiliki
METODE PENGUMPULAN DATA

Melakukan observasi lapangan, ttg : Wawancara (dng pejabat, tokoh Pengumpulan data sekunder
 Luasnya lokasi yg terkena
 Perpindahan/evakuasi penduduk masyarakat dan masyarakat (Mengambil data dari Instansi
 Infra struktur yg rusak (fasilitas setempat) terkait)
kesehatan, jalan, jembatan , sarana
komunikasi, listrik, dll)
 Potensi sumber air bersih, sarana
pembuangan kotoran/limbah dan
permukiman sementara. dll
(Sebaiknya dilengkapi dng peta)
INFORMASI YANG PERLU DIKUMPULKAN

• Kronologis bencana yg terjadi


• Data korban (meninggal, hilang & luka)
• Data pengungsi (jumlah, komposisi,
penampungan pengungsi)
• Jumlah dan jenis kerusakan pemukiman
penduduk dan kerugian harta benda
• Jumlah dan jenis kerusakan lahan
• Jumlah dan jenis kerusakan fasilitas
umum (kantor pemerintah, pasar,
sekolah, fasilitas kesehatan, tempat
ibadah, jalan, jembatan dan lain-lain)
INFORMASI YANG PERLU DIKUMPULKAN
• Perkiraan perkembangan lebih lanjut (masa tanggap darurat,
masalah yg mungkin akan muncul)
• Upaya penanggulangan yg tlh dilakukan oleh Pemda setempat
• Pelayanan darurat yg dibutuhkan
• Data potensi sumberdaya yg ada
• Jml, jenis dan tk keberfungsian fasilitas layanan umum
• Ketersediaan tenaga
• Ketersediaan logistik
• Biaya operasional
• Akses ke lokasi bencana
• Bantuan darurat yg diperlukan
PENYAJIAN INFORMASI (berupa rekomendasi)

Kegiatan pelayanan Bantuan sumber daya Pemulihan prasarana dan Dalam rekomendasi,
masyarakat yang yang diperlukan (sarana, sarana vital yang perlu hendaknya sdh dpt
diperlukan dengan urutan tenaga dan dana disegerakan dipisahkan kegiatan mana
prioritasnya operasional) yg seharusnya dpt
dilakukan oleh daerah dan
kegiatan mana yg perlu
dibantu dari provinsi
maupun pusat
Contoh Pelaporan
Form Kaji Cepat
PENETAPAN
03 STATUS
KEDARURATAN
Kriteria Penetapan Status
Kedaruratan Bencana

Gangguan • Korban Bencana


• Pengungsian
Kehidupan

• Kerusakan Prasarana dan Sarana

Gangguan • Kerusakan Lingkungan


• Kerugian
Penghidupan • Dampak Psikologis
PRINSIP

Penetapan status keadaan darurat bencana dilaksanakan berdasarkan prinsip

Kesesuaian Koordinasi Cepat, tepat Transparan


dengan hasil semua instansi/ dan akurat dan
pengkajian lembaga terkait
cepat akuntabel
PENETAPAN STATUS DARURAT
Pelaksana : Pemerintah dan Pemerintah Daerah (PP No. 21 Thn 2008 ps 23)

Nasional PRESIDEN

Provinsi GUBERNUR

Kabupaten/Kota BUPATI/WALIKOTA
 Penetapan status keadaan darurat bencana dibuat dlm bentuk
surat keputusan, memuat penjelasan ttg status penanganan
darurat yg diberlakukan (siaga darurat atau tanggap darurat
atau transisi darurat ke pemulihan) dan waktu/masa
pelaksanaan penanganan darurat (berapa lama dan tanggal Palin
mulai dan berakhirnya masa keadaan darurat) g lamb
at
 Penetapan status keadaan darurat bencana sbg dasar
kemudahan akses penyelenggaraan (mobilisasi sumber 1x2
daya,
4 JAM
perizinan, komando memerintahkan sektor/lembaga, dll)
 Penetapan status keadaan darurat bencana sbg dasar aktivasi
sistem komando penanganan darurat bencana
SISTEM
KOMANDO
04 PENANGANAN
KEDARURATAN
BENCANA
DASAR HUKUM

UU NO 24
Th 2007
DASAR HUKUM

PP NO
21
tahun
2008
DASAR HUKUM

❖ Ps 48 ayat 2 PP No.21/2008 ≈ Pos komando berfungsi utk


mengoordinasikan, mengendalikan, memantau, dan
penanganan tanggap darurat bencana mengevaluasi
❖ Ps 50 ayat1 PP No. 21/2008 ≈ Dalam melaksanakan
penanganan
tanggap darurat bencana, Komandan penanganan darurat bencana, sesuai
dengan lokasi dan tingkatan bencananya menyusun rencana operasi
tanggap darurat bencana yg digunakan sebagai acuan bagi setiap
instansi/lembaga pelaksana tanggap darurat bencana
❖ Sistem komando tanggap darurat bencana diatur melalui Peraturan Kepala
BNPB No. 03 Tahun 2016 ttg Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana
(SKPDB) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1777 )
Pengertian

❑ Komando 🖝 kewenangan utk memberikan perintah, mengoordinasikan,


mengendalikan, memantau dan mengevaluasi upaya penanganan darurat bencana
(ps 1 ayat 8 Perka BNPB no. 03/2016)
❑ Setiap penyelenggaraan penanganan darurat bencana pd keadaan darurat
bencana hanya satu sistem komando yg diaktivasi
❑ Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) 🢥 satu kesatuan upaya
terstruktur dlm satu komando yg digunakan utk mengintegrasikan kegiatan
penanganan darurat secara efektif dan efisien dlm mengendalikan ancaman/
penyebab bencana dan menanggulangi dampak pd saat keadaan darurat
bencana (ps 1 ayat 9 Perka BNPB no. 03/2016)
TAHAPAN AKTIVASI POSKO

SK TANGGAP
KEJADIAN DARURAT & RENCANA
BENCANA SK POSKO TD OPERASI
1 3 5

2 4 6
AKTIVASI PERINTAH
KAJI CEPAT
POSKO PDB OPERASI
Hal Penting dalam Penanganan SKPDB
SKPDB diaktivasi untuk Pengorganisasian dalam perangkat
penanganan darurat selama status SKPDB disesuaikan dengan jenis
keadaan darurat bencana/status
01 keadaan tertentu (Perpres No. 02 ancaman bencana dan kebutuhan
penanganan darurat bencana
17/2018) diberlakukan

Mekanisme aktivasi SKPDB Aktivasi sistem komando penanganan


dibedakan berdasarkan tingkatan darurat bencana melibatkan semua

03 status keadaan darurat bencana


(kab/kota,prov atau nasional) ⇨
04 unsur ≈ BNPB/BPBD, K/L/SKPD terkait,
TNI, POLRI, lembaga non pemerintah,
wewenang dan tanggung jawab akademisi, lembaga usaha, media dan
masyarakat
PERANGKAT-PERANGKAT DALAM SKPDB
berperan sebagai
berperan sebagai (Provinsi/Wilayah/Nas
berperan pelaksana operasi (di
pendukung fasilitasi
ional) berperan
sebagai masuknya bantuan
lokasi bencana, membantu
kemanusiaan dari luar
pengendali tempat pengungsian /
wilayah terdampak
pemenuhan sumber
karantina dan sekitar daya yg dibutuhkan
operasi lokasi bencana)
bencana (di
Posko PDB
bandara,pelabuhan,ar
ea lintas batas)

Pos Komando PDB Pos Lapangan PDB Pos Pos Pendamping


Pendukung

Catatan:
• Posko PDB atau Pos Pendamping dimungkinkan membentuk Pos Pendukung
• Pos Pendukung dan Pos Pendamping hanya di aktivasi bila diperlukan
TUGAS POSKO PDB (Pasal 9 Perka bnpb no.
03/2016)

⮚ Melakukan kajian pemenuhan kebutuhan penanganan darurat bencana berdasarkan hasil kaji
Aktivasi Pos Komando

● Penentuan lokasi Posko (gedung/bangunan atau tenda di


lokasi yang strategis, aman dan bebas ancaman bencana)

● Penyusunan struktur komando didasari pada hasil kaji


cepat

● Penyediaan Contact Center (Radio, WA,Telepon)


Tugas Pos Komando: Pengendali • Pengendalian Ops.
mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi, informasi • Bentuk
pos-pos
& bubarkan

• Pimpin rapat rutin


• Administrasi umum, relawan, keuangan Posko
• Membantu & beri kemudahan
• Kebutuhan sarpras pos-pos, konsumsi, s
Komandan akses mobilisasi&sumber
• Tugas fungsi strategi
daya
Kesehatan, keamanan
• Beri masukan, rekomendasi
Wakil Komandan • Bantu pemantauan, binaan

Perwakilan
Bagian Bagian Humas,
Sekretariat Kementerian/Lembaga
Perencanaan Data dan
terkait, Pemprov, Komunitas
Informasi
bantuan internasional
• Penyusunan RO
Bidang Operasi
• Penyelamatan & evakuasi
• Logistik Peralatan • Pengelolaan data, penyajian
• Pelayanan (air, Kesehatan, Pendidikan, dll.) informasi & komunikasi
• Pemulihan sarpras • Kehumasan & pelaporan
• Perlindungan & pemulihan dini 13
Pemangku Pos Komando • Sekretaris Daerah
• TNI/Polri
mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi, informasi • Profesional

• BNPB
• BAKEUDA Komandan • Kemensos
• Inspektorat • ESDM
Daerah Wakil Komandan • Pertamina
• dll

Bagian Perwakilan
Sekretariat Bagian Humas,
Kementerian/Lembaga
Perencanaan Data dan
terkait, Pemprov, Komunitas
Informasi
bantuan internasional
• BAPPEDA
Bidang Operasi
• TNI • Dinas Kominfo
• POLRI
• BPBD
• DINSOS
• Dinas PU
• Dinas Pertanian 14
PENETAPAN ANGGOTA
ORGANISASI POSKO PDB

• Penetapan Komandan Posko


○ Komandan Posko PDB Kab/Kota adalah Pejabat
BPBD/OPD atau perwira TNI/Polri yg di tunjuk
○ serendah-rendahnya pejabat eselon III,
• Penetapan Anggota Organisasi Posko
○ Memiliki kompetensi penanganan darurat sesuai bidang
tugas dalam organisasi
○ Diprioritaskan memiliki pengalaman atau memiliki
sertifikasi kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi
Penanggulangan bencana (LSP-PB)
○ Mampu bekerja dan tim dan bekerja secara penuh (full
time)

(Juklak Perka BNPB No. 3 tahun 2016 hal 24)


PRASARA
NA POSKO 1. Ruang Komandan dan Wakil Komandan.
2. Ruang Sekretariat, Kepala-Kepala Bagian dan
PDB Bidang serta Kepala-Kepala Sub Bagian dan
Seksi.
3. Ruang Perwakilan Instansi/Lembaga terkait.
4. Ruang Pelayanan Kesehatan.
5. Ruang Keamanan.
6. Gudang Logistik dan Peralatan.
7. Ruang Rapat.
8. Ruang Administrasi.
9.Ruang data, informasi, dan
komunikasi. 10.Ruang/kamar tidur
petugas. 11.Ruang dapur.
12.Kamar mandi, cuci dan kakus
(MCK).
13.Tempat Ibadah.
14.Ruang Media
Centre. 15.Ruang
konferensi pers.
16.Area parkir
kendaraan operasional
SARANA POSKO PDB
1. Meubelair (meja, kursi, dan lain-lain).
2. Sarana komunikasi berupa: telepon, handphone, mesin fax,
radio komunikasi dan lain-lain.
3. Perangkat komputer dan perlengkapannya (multimedia,
koneksi internet).
4. Televisi.
5. Pengeras suara.
6. LCD Proyektor
7. Jaringan air bersih dan sanitasi.
8. Genset.
9.Alat-alat tulis kantor.
10.Papan nama/spanduk.
11.Papan display informasi.
12.Peta informasi.
13. Jam dinding.
14. Peralatan dapur.
15. Alat pelindung diri
(APD) petugas.
PENCARIAN,
05 PERTOLONGAN
& EVAKUASI
PENGERTIAN

PENCARIAN PERTOLONGAN EVAKUASI

kegiatan untuk menemukan korban kegiatan menolong korban bencana kegiatan memindahkan korban
bencana yang hilang atau pada saat tanggap darurat. bencana dari lokasi bencana ke
dikhawatirkan hilang dalam situasi tempat yang aman dan atau
terjadi bencana atau situasi tanggap penampungan pertama untuk
darurat mendapatkan tindakan penanganan
lebih lanjut.
Sumber: Perka BNPB No. 13 Tahun 2010
Penting untuk Diperhatikan

Keselamatan; bahwa dalam


pencarian, pertolongan, dan evakuasi,
keselamatan petugas diutamakan.
ORGANISASI PELAKSANA
TRC Penanggulangan Bencana
Pelaksana pencarian, pertolongan, dan merupakan bagian dari Tim
evakuasi korban bencana adalah TRC Penanggulangan Bencana Saat
Penanggulangan Bencana yang Tanggap Darurat, yang terdiri dari unsur
1 2
diangkat dan diberhentikan oleh BNPB/BPBD, BASARNAS/Kantor SAR,
Kepala BNPBdi pusat dan Kepala Departemen Teknis/Dinas , TNI dan
BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota POLRI.

Lembaga internasional dan lembaga asing


Berdasarkan Struktur Organisasi non pemerintah dapat berperan dalam
Komando Tanggap Darurat Bencana, Pencarian, Pertolongan, dan Evakuasi,
TRC berada di bawah Bidang Operasi, dengan persetujuan Kepala BNPB, setelah
3 yang terdiri dari Seksi TRC, Sub Seksi berkoordinasi dengan instansi/lembaga
4
Pencarian, Sub Seksi Pertolongan, dan terkait dan dalam operasinya berada di
Sub Seksi Evakuasi bawah komando Komandan Tanggap Darurat
Bencana.
MEKANISME
PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN EVAKUASI
WAKTU
PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN EVAKUASI

Pencarian dan pertolongan terhadap


Penghentian pencarian dan
korban bencana dihentikan jika
pertolongan korban bencana,
seluruh korban telah ditemukan,
dapat dibuka kembali dengan
ditolong dan dievakuasi. Atau setelah
pertimbangan adanya informasi
jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak
baru mengenai indikasi
dimulainya pencarian, tidak ada
keberadaan korban bencana
tanda-tanda korban akan ditemukan
UNTUK DIINGAT...!!!

1. Utamakan keselamatan diri sendiri


2. Prioritaskan evakuasi untuk korban dengan
kondisi terbaik (terkuat)
3. Perhatikan selalu Safety Procedure yang
berlaku (dalam kondisi apapun)

JANGAN PERNAH MENYATAKAN KORBAN


MENINGGAL DUNIA, SEBELUM BENAR-BENAR
DIPERIKSA DENGAN SEKSAMA
PEMENUHAN
06 KEBUTUHAN
DASAR
TUJUAN PEMENUHAN Terlaksananya mobilisasi sumber daya bantuan dari

KEBUTUHAN DASAR pemberi bantuan kepada penerima bantuan

KORBAN BENCANA
Tersalurkannya pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan
dasar kepada korban bencana secara cepat, tepat, dan
dapat dipertanggungjawabkan

Terselenggaranya proses pemberian bantuan sesuai dengan

Berdasarkan Perka BNPB nomor 7 prosedur dan mekanisme yang ditentukan


Tahun 2008
Jenis Bantuan
Kebutuhan Dasar Bencana
Tempat Penampungan/ Hunian
Sementara Pangan dan Non Pangan
tempat tinggal sementara selama korban bencana bantuan bahan makanan dan bantuan lainnya di
mengungsi, baik berupa tempat penampungan luar bantuan pangan yang diberikan kepada
massal maupun keluarga, atau individual korban bencana demi kelangsungan hidup sesuai
dengan makanan pokok setempat.

Sandang Air Bersih dan Sanitasi


air yang kualitasnya memadai serta kebersihan
keperluan individu berupa pakaian dan dan kesehatan lingkungan yang baik tanpa
menyebabkan risiko yang berarti terhadap
perlengkapan pribadi.
kesehatan

Pelayanan Kesehatan
pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pemberian
obat-obatan bagi korban bencana, baik untuk
pengobatan maupun untuk pencegahan penyakit
Pelaksanaan Pemberian Bantuan
Penyusunan Daftar Penerima
Penilaian Kebutuhan (need
Bantuan
assessment)
Agar bantuan yang diberikan tepat sasaran, maka perlu
dilakukan identifikasi penerima bantuan secara rinci Agar bantuan yang diberikan pada korban sesuai dengan
sehingga tidak satu orangpun korban bencana yang yang dibutuhkan, perlu dilakukan penilaian dengan
tertinggal dan tidak menerima bantuan mempertimbangkan kelompok umur, jenis kelamin, dan
kelompok rentan lainnya. Susunan daftar penerima
bantuan dapat dijadikan data awal dalam
Penentuan Jumlah Bantuan mempertimbangkan kebutuhan penerima bantuan.

menentukan jumlah bantuan yang harus


didistribusikan pada seluruh penerima bantuan
(korban bencana) Pencatatan dan Pelaporan

mulai dari setiap tahap didokumentasikan


Pendistribusian Bantuan Resilience
ataupun dicatat Financing
dalam suatu dukumen sebagai
bukti pertanggungjawaban
harus cepat dan tepat serta sesuai dengan kondisi
setempat, dengan melalui beberapa mekanisme
Waktu Pemberian Bantuan

Jangka waktu pemberian Jangka waktu pemberian


bantuan pemenuhan kebutuhan bantuan pemenuhan kebutuhan
dasar disesuaikan dengan masa dasar dapat ditetapkan oleh
tanggap darurat bencana yang Bupati/Walikota, Gubernur, atau
ditentukan berdasarkan eskalasi Presiden.
bencana
KALKULASI KEBUTUHAN

Lakukan penghitungan kebutuhan berdasar :


• Indeks penghitungan
(contoh: beras 400 gr/org/hari)
• Asumsi perencanaan
(Contoh kebutuhan beras: jml pengungsi yang diskenariokan atau vol. kebutuhan x lama masa
tanggap darurat/beberapa hari dalam periode masa tanggap darurat x 400 gr (standar minimal) )
STANDAR MINIMUM

Penetapan standar minimum


masing-masing sektor/kluster (Depsos, Depkes,
Dep PU, dll)
Fungsi :
• Sebagai acuan/dasar untuk perencanaan program tanggap darurat
• Akuntabilitas
Standar minimum dan Indikator
Air Bersih Semua orang mempunyai akses yang aman dan berkeadilan terhadap jumlah yang memadai
dari air untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi dan rumahtangga. Titik-titik air
masyarakat terletak cukup dekat dengan rumahtangga sehingga memungkinkan penggunaan
air setidaknya untuk keperluan minimum

Indikator Kuantitas 15 L dikumpulkan per org/hari


Jarak Titik air ke tempat hunian tidak lebih 500m

Penyampaian Keran 0.125 L/detik


1 keran tiap 250 org
Kualitas Tidak melebihi 10 faecal coliform/100ML pada titik pembagian air
Untuk ledeng, sisa kaporit bebas antara 0.2-0.5 mg / L, dan
kekeruhan dibawah 5 NTU
Standar minimum dan Indikator

Pangan Kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi

Indikator Kalori 2100 kcal / org/hari


Komposisi -10-12% total energi dipenuhi dari protein
-17% total energi dipenuhi dari lemak
-asupan vitamin dan mineral yang mencukupi melalui makanan
segar atau difortifikasi (diperkaya)

Non-Pangan Terpenuhinya kebutuhan akan peralatan untuk memasak, tidur, dan kebersihan

Indikator Ember 2 X ember 10-20L untuk ambil air


1 X ember simpan 20L berleher kecil + tutup
Piranti makan Klg: 1 panci tutup, baskom, pisau, 2 centong
Org: 1 piring, sendok, mug
Standar minimum dan Indikator

Sanitasi Semua sarana dan sumberdaya yang disediakan mencerminkan kerentanan, kebutuhan dan
kehendak dari penduduk terkena bencana. Sejauh memungkinkan, para pengguna dilibatkan
dalam manajemen dan pemeliharaan sarana-sarana kebersihan

Indikator Sabun 250g / org/bl

Cuci 1 tempat cuci /100 org

Jamban 1 jamban/ 20 org

Tong sampah 1 X 100L/10 klg


Standar minimum dan Indikator
Hunian Penduduk mempunyai tempat bernaung yang memadai untuk menyediakan tempat tinggal
yang bermartabat. Kegiatan-kegiatan dasar rumahtangga dapat dilaksanakan secara
memuaskan, dan kegiatan-kegiatan pendukung mata pencaharian dapat dilakukan seperlunya.

Indikator Luas wilayah (bruto) 45m2 / org (termasuk jalan, kebun, dsb.)

Tempat hunian 3.5 – 4.5. m2 / org

Jarak jamban 50 m dari tempat hunian

Lokasi jamban 30 m dr sumur tanah,1.5 m diatas rongga air

Kemiringan lahan 2-4% s/d 7% tanpa intervensi rekayasa


Contoh Format: Kebutuhan dan Standar minimum

No KEBUTUHAN STANDAR VOL KBTHN JANGKA WAKTU JML KBTHN

1 2 3a 3b 4 5 6=3aX4X5
1 Beras 0 kg/org/hari 16.478 14 92.277
2
3
dst.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai