Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN


MENENGAH
Jalan Sisingamangaraja 3A Semarang Kode Pos 50232 Telepon 024-8310556, 8318773
Faksimili 0248414165 Laman http://dinkop-umkm.jatengprov.go.id
Surat Elektronik : dinkop@jatengprov.go.id

NOTA DINAS
Kepada Yth. : Ibu Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Prov. Jateng
Lewat : 1. Sekretaris
2. Kepala Bidang Pengawasan
3. Sub Koordinator Penilaian Kesehatan
Dari : Tim Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
Tembusan : -
Tanggal : Agustus 2022
Nomor :
Hal : Laporan Hasil Pemeriksaan Kesehatan KSP Laksana

Melaksanakan perintah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan


Menengah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka pemeriksaan Kesehatan
koperasi, dengan hormat kami laporkan hal-hal sebagai berikut:
A. Identitas dan Data Umum Koperasi
1. Nama Koperasi : KSP Laksana
2. Nomor Badan Hukum : 14310/BH/XIV/VII/2012
3. Tanggal Badan Hukum : 25 Juli 2012
4. Nomor PAD : -
5. Alamat Kantor Koperasi : Jalan Lamper Tengah Raya No. 18,
Semarang Selatan, Kota Semarang
6. Telp/fax/email :
Telp : 024-8447004
Website :-
Email : ksplaksanasmg@gmail.com
7. Nomor Izin Usaha : 518.85/DU-SISPK/XIV/IX/2016
8. Bentuk Koperasi : Primer Provinsi
9. Jenis Koperasi : Simpan Pinjam
10. Tanda Daftar Perusahan :11.01.2.64.00838
11. Nomor Induk Koperasi (NIK) : 3374050060138
12. NPWP : 72.434.527.7.508.000
13. Jumlah Anggota : 214 orang
Pria : 92 orang
Wanita : 122 orang
14. Total Aset : Rp. 1.223.589.900,-
15. Omzet : Rp. 1.124.700.000,-
16. Modal Sendiri : Rp. 657.886.973,-
17. Sisa Hasil Usaha : Rp. 63.500.701,-
18. Jumlah Kantor Cabang :-
19. Nama Pengurus dan Pengawas
a. Pengurus
Ketua : Patriot Agus Wiranto, SH
Sekretaris : Dwi Lestari Apri Yani
Bendahara : Nur Hanifah
b. Pengawas
Ketua : Dyah Rahmawati
Anggota : Jimmy Widiharsanto
Anggota : Nur Choliq
c. Penasehat : -
20. Nomor Rekening Bank / Giro : -

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
3. Undang-Undang Nommor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pengelolaan Koperasi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal
penyertaan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 05 Tahun 2021 tentang Perizinan
Berbasis Risiko;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 07 Tahun 2021 tentang Kemudahan,
Pelindungan dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil Mikro, Kecil
dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Pedoman Akuntansi Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi;
12. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15
Tahun 2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
13. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Rapat Anggota;
14. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pendataan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 06
Tahun 2017 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi
Koperasi yang Melakukan Kegiatan Simpan Pinjam;
16. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 09
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian;
17. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 09
Tahun 2020 tentang Pengawasan Koperasi;
18. Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 03
Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 07 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
19. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2020 Tentang
Petunjuk Teknis Pedoman Pengelolaan Koperasi.
C. Dasar Pelaksanaan
Surat Keputusan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 518.26/5207 tentang Perubahan Ketiga atas
Keputusan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 518.26/217 Tentang Penetapan Tim Pemeriksa
Kesehatan Koperasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2022.

D. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mewujudkan koperasi yang kuat, sehat, mandiri, tangguh dan
berdaya saing sesuai dengan jatidiri koperasi, sehingga perlu meningkatkan
akuntabilitas, kepercayaan, kepatuhan, kesinambungan dan memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat.

E. Ruang Lingkup Pemeriksaan


Ruang lingkup pemeriksaan kesehatan koperasi adalah melakukan
penilaian atas 4 (empat) aspek, yaitu Tata Kelola, Profil Risiko, Kinerja
Keuangan dan Permodalan.

F. Waktu Pelaksanaan
Tim melakukan pemeriksaan kesehatan koperasi pada tanggal 20 Juli
2022.

G. Pihak Koperasi yang Ditemui


Nama : Ari Suharso
Jabatan : Pengelola

H. Pokok-Pokok Temuan
1. Aspek Tata Kelola
a) Anggota koperasi per 31 Desember 2021 sebanyak 214 orang
belum semuannya memperoleh pendidikan perkoperasian;
b) Sertifikat kompetensi manager sudah habis masa berlakunya sejak
21 November 2019;
c) Koperasi baru membuat Rencana Strategis selama 1 tahun
kedepan, diharapkan tahun depan mulai menyusun Rencana
Strategis minimal 3 tahun kedepan;
d) Kerjasama koperasi memperoleh predikat Tidak Sehat dikarenakan
Koperasi belum ada kerjasama dengan Perbankan atau pihak lain,
sehingga tidak memenuhi kriteria sehat;
e) Pengembangan perkoperasian memperoleh predikat Tidak Sehat
dengan rasio 25,00% sedangkan standar rasio sehat 76 % - 100%;
f) Manajemen permodalan memperoleh predikat Kurang Sehat
dengan rasio 50,00% sedangkan standar rasio sehat 76% - 100%.

2. Profil Risiko
a) Risiko Inheren
1) Aset produktif terhadap total aset memperoleh predikat Tidak
Sehat dengan rasio 100,00% sedangkan standar rasio sehat ≤
95%;
2) Keberagaman produk dan/atau jasa memperoleh predikat Tidak
Sehat dikarenakan tidak terpenuhi standar sehat.
b) Kualitas Penerapan Manajemen Risiko ( KPMR )
1) Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Kredit
Proses dan sistem informasi manajemen risiko memperoleh
predikat Tidak Sehat dikarenakan tidak terpenuhi standar
sehat.
2) Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Operasional
Kebijakan, prosedur, dan limit risiko memperoleh predikat
Kurang Sehat dengan rasio 33,33% sedangkan standar rasio
sehat 76% sampai 100%.
3) Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
Pengawas pengurus dan pengawas memperoleh predikat
Kurang Sehat dengan rasio 50,00% sedangkan standar rasio
sehat 76% sampai 100%.
4) Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas
Kebijakan, prosedur, dan limit risiko memperoleh predikat
Kurang Sehat dengan rasio 40,00% sedangkan standar rasio
sehat 76% sampai 100%.

3. Kinerja Keuangan
a) Evaluasi Kinerja Keuangan
1) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
memperoleh predikat Kurang Sehat dengan rasio 91,87%
sedangkan standar rasio sehat < 80%;
2) Biaya usaha terhadap SHU kotor memperoleh predikat Tidak
Sehat dengan rasio 80,58% sedangkan standar rasio sehat <
40%.
b) Manajemen Keuangan
1) Pinjaman bermasalah terhadap total piutang memperoleh
predikat Tidak Sehat dengan rasio 17,47% sedangkan standar
rasio sehat ≤ 5%;
2) Cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah memperoleh
predikat Kurang Sehat dengan rasio 43,03% sedangkan
standar rasio sehat ≥ 75%.
c) Kesinambungan Keuangan
1) Pertumbuhan aset memperoleh predikat Tidak Sehat dengan
rasio -7,68% sedangkan standar rasio sehat ≥ 10%;
2) Pertumbuhan dana diterima memperoleh predikat Tidak Sehat
dengan rasio -7,67% sedangkan standar rasio sehat ≥ 10%;
3) Pertumbuhan ekuitas memperoleh predikat Tidak Sehat
dengan rasio -3,81% sedangkan standar rasio sehat ≥ 10%;
4) Pertumbuhan hasil usaha bersih memperoleh predikat Tidak
Sehat dengan rasio -36,51% sedangkan standar rasio sehat ≥
5%.
I. Rekomendasi / Saran Tindak
Rekomendasi yang disarankan oleh Tim pengawas kepada koperasi adalah
sebagai berikut :
1. Aspek Tata Kelola
a) Pengurus segera menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan
Perkoperasian bagi anggota dengan dana yang bersumber dari
penyisihan SHU secara terstruktur dan dilaksanakan secara rutin
dan berjenjang guna meningkatkan kemampuan, memperluas
wawasan anggota dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan
tujuan koperasi sesuai dengan prinsip dan jatidiri koperasi serta
memahami hak dan kewajibannya sebagai anggota koperasi;
b) Manager KSP Laksana telah memiliki sertifikat kompetensi manager
namun telah habis masa berlakunya sejak 21 November 2019,
manager agar segera memperpanjang sertifikat dan mengikuti uji
kompetensi melalui LSPK (Lembaga Sertifikasi Profesi Koperasi);
c) Koperasi segera menyusun rencana strategis jangka panjang guna
sebagai acuan dalam mengoperasionalkan rencana kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari
organisasi, membantu koperasi dalam mengembangkan strategi
yang efektif dan memperjelas masa depan koperasi;
d) Kepatuhan koperasi terkait dengan kerjasama koperasi belum
terpenuhi. Pengurus agar melakukan kerjasama antar koperasi atau
institusi lain baik ditingkat kabupaten/kota maupun provinsi dibidang
organisasi, pengembangan SDM, pemasaran maupun sistem
informasi sehingga memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi
dan anggota;
e) Koperasi belum menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi
pengawas, anggota, dan pengelola sehingga memperoleh predikat
Tidak Sehat, diharapkan kedepan koperasi mengadakan pelatihan
dan pendidikan yang bersumber dari penyisihan SHU secara
terstruktur dan dilaksanakan secara rutin dan berjenjang;
f) Manajemen Permodalan dinilai kurang karena tidak adanya
pertumbuhan modal sendiri secara signifikan dan tidak adanya
investasi bersumber dari modal sendiri. Disarankan pengurus lebih
aktif dalam meningkatkan modal sendiri melalui peningkatan jumlah
anggota ataupun dengan pembentukan cadangan.

2. Aspek Profil Risiko


a) Resiko (Inhern)
1) Aset produktif terhadap total aset
Koperasi agar meningkatkan aset produktif berupa saldo kas
dan bank agar risiko kredit dan risiko likuiditas menjadi sehat;
2) Keberagaman produk dan/atau jasa
Koperasi disarankan untuk membuat keragaman produk/jasa
serta didukung dengan sumber daya yang berkompeten untuk
menanganinya.
b) Kualitas Penerapan Manajemen Risiko ( KPMR )
Pada Kualitas Penerapan Manajemen Resiko (KPMR) Kredit,
Operasional, Kepatuhan dan Likuiditas kondisi koperasi Tidak Sehat
pada proses dan sistem informasi manajemen risiko, maka :
Pengurus agar mempersiapkan teknologi informasi untuk
penanganan manajemen risiko yang mendukung pengurus dalam
mengambil keputusan terkait risiko kredit, operasional, risiko
kepatuhan dan risiko likuiditas. Serta lakukan audit internal secara
berkala pada penerapan manajemen tersebut.

3. Kinerja Keuangan
a) Evaluasi Kinerja Keuangan
1) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
Disarankan agar pengurus melakukan efisiensi biaya
operasional yang terdiri dari biaya pokok, biaya usaha dan biaya
perkoperasian sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan
operasional pada koperasi;
2) Biaya usaha terhadap SHU kotor
Disarankan agar pengurus koperasi dapat menekan biaya
usaha yang merupakan biaya tidak langsung dalam operasional
koperasi. Biaya ini diharapkan tidak melebihi biaya pokok yang
merupakan biaya langsung.
b) Manajemen Keuangan
1) Pinjaman bermasalah terhadap total piutang
Pengurus Koperasi agar melakukan penanganan pada pinjaman
bermasalah yang terdiri dari pinjaman kurang lancar, ragu-ragu
dan macet. Lakukan pendekatan kepada anggota yang
bermasalah dalam pembayaran piutang untuk menekan porsi
pinjaman bermasalah.
2) Cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
Disarankan pengurus koperasi mengantisipasi pembiayaan
bermasalah, dengan cara meningkatkan cadangan tujuan risiko
maupun penyisihan penghapusan aktiva produktif dari piutang
yang diberikan.
c) Kesinambungan Keuangan
Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Dana Diterima, Pertumbuhan
Ekuitas dan Pertumbuhan Hasil Usaha Bersih mengalami
penurunan semua dikarenakan banyaknya anggota yang menarik
simpanannya. Diperlukan keaktifan pengurus dalam menghimpun
dana dari anggota sehingga dapat kembali meningkatkan dana
diterima yang juga akan berdampak pada pertumbuhan asset,
ekuitas dan hasil usaha.

J. Predikat Koperasi
Dari hasil pemeriksaan terhadap 4 (empat) Aspek penilaian yaitu : Aspek
Tata Kelola, Aspek Profil Resiko, Aspek Kinerja keuangan dan Aspek
Permodalan, bahwa KSP Laksana Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang
pada laporan keuangan per 31 Desember 2021 memperoleh predikat
Cukup Sehat dengan total nilai 74,57 (tujuh puluh empat koma lima tujuh).
K. Jadwal Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Pengurus koperasi wajib melaksanakan tindak lanjut atas saran perbaikan
sesuai dengan rekomendasi Tim Pemeriksaan Kesehatan Koperasi, dengan
waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya surat hasil
pemeriksaan kesehatan koperasi, yang dilampiri dengan bukti hasil
pemutakhiran.

Demikian untuk menjadikan periksa, apabila Ibu Kepala Dinas Koperasi,


UKM Provinsi Jawa Tengah berkenan, mohon asmanan surat hasil pemeriksaan
kesehatan koperasi sebagaimana terlampir.

TIM PEMERIKSA KESEHATAN KOPERASI

1. Eko Pristiawan, SE .………………..

2. Atika Santi, S.Ak ………………..

Anda mungkin juga menyukai