Anda di halaman 1dari 8

Nomor : B-505/KB.

08/J/2024 18 April 2024


Sifat : Biasa
Lampiran : 1 (satu) lembar
Hal : Permohonan Fasilitasi Kegiatan Pro PN Intensifikasi dan Integrasi
Pelayanan KB dan KR di Wilayah Khusus TA 2024

Yth.
Kepala Dinas PPKB Kabupaten Mesuji
di-
Tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka perluasan jangkauan, pendekatan akses dan pemerataan pelayanan KB bagi
PUS di wilayah khusus, dimana pelaksanaan nya dilakukan melalui kolaborasi bersama
mitra kerja potensial. Sehubungan dengan hal tersebut Perwakilan BKKBN Provinsi
Lampung akan melaksanakan kegiatan kegiatan Pro PN Intensifikasi dan Integrasi
Pelayanan KB dan KR di wilayah khusus TA 2024 yang akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa / 30 April 2024


Waktu : 08.00 s.d. Selesai
Tempat : Kecamatan Mesuji Kabupaten Mesuji

Sekaitan dengan kegiatan tersebut, kami mohon perkenaan Bapak/Ibu dapat memfasilitasi
tempat penyelenggaraan dan mengundang peserta aktif sebanyak 100 (seratus) orang mitra
kerja potensial yang berada di wilayah Kecamatan Mesuji dan sekitarnya, serta
mengundang Narasumber sebagaimana KAK terlampir.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Tim Kerja Jalur Pelayanan Wilayah Khusus
melalui Munawar Shodiq, S.A.N., M.Si. (0813-7989-7988) atau Megaria Purba, SKM,
MKM (0812-7815-3364)

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.

Pelayanan di lingkungan Perwakilan BKKBN Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi


Provinsi Lampung dilakukan secara profesional
penuh Integritas, bersih dari korupsi dan gratifikasi, Lampung,
tidak ada konflik kepentingan, serta berpedoman
pada ketentuan yang berlaku.
Call center 0721482786/082177550010

${ttd}

Nurizky Permanajati
Tembusan Yth:
1. Deputi Bidang Adpin BKKBN (Pembina Wilayah)
2. Deputi Bidang KBKR BKKBN
3. Direktorat Bina Pelayanan KB wilayah Khusus

Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung


Jl. Abdi Negara No. 3 Teluk Betung Utara, Bandar Lampung 35214
Telp. (0721) 482786), Fax. (0721) 483037 webmail : prov.lampung@bkkbn.go.id
bkkbn.go.id
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


KERANGKA ACUAN KEGIATAN
FASILITASI INTENSIFIKASI DAN INTEGRASI PELAYANAN KBKR
DI WILAYAH KHUSUS
TAHUN 2024

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 menyatakan bahwa BKKBN merupakan


lembaga yang diberikan mandat untuk melaksanakan program pengendalian penduduk
dan pembangunan keluarga melalui pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas
penduduk, salah satunya dengan penyelenggaraan kebijakan dan program keluarga
berencana. Selanjutnya, pada RPJMN Tahun 2020-2024 terdapat 7 (tujuh) agenda
Program Prioritas Nasional (Pro PN) dengan salah satu agendanya yaitu Meningkatkan
Kualitas SDM Indonesia yang mampu Berdaya Saing. Salah satu kegiatan dalam
mencapai tujuan Pro PN diatas yaitu penyelenggaraan program KB dan kesehatan
reproduksi yang diharapkan dapat berperan dalam penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) dimana capaian tahun 2022 berada di angka 189 per 100.000 kelahiran hidup atau
telah tercapai sebesar memiliki realisasi sebesar 96,83 persen dibandingkan target akhir
RPJMN 2024 (183 per 100.000 kelahiran hidup). Berkaitan dengan hal diatas, maka
BKKBN memiliki peran dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi melalui program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana).

Hasil penghitungan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN tahun 2022
menunjukan bahwa indikator Total Fertility Rate (TFR) memiliki realisasi di angka 2,14
persen atau telah tercapai sebesar 103,27 pers en jika dibandingkan target tahun yang
sama (2,21 persen). Tercapainya indikator TFR tersebut nyatanya tidak diikuti oleh
capaian indikator IKU BKKBN lainnya dimana untuk indikator kesertaan KB modern
berada di angka 59,4 persen atau sebesar 94,98 persen dibandingkan target tahun 2022
(62,54 persen), indikator kesertaan KB MKJP masih di angka 22,03 persen atau sebesar
82,33 persen dibandingkan target yang ditetapkan (26,75 persen), indikator tingkat putus
pakai pemakaian kontrasepsi (Discontinuous Rate/DCR) di angka 23,7 persen atau
sebesar 97,47 persen dibandingkan target yang ditetapkan yaitu 23,10 persen pada tahun
2022 serta realisasi indicator kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi (unmet need)
masih tinggi yaitu di angka 14,7 persen atau sebesar 47,62 persen dari target yang
ditetapkan (8 persen).

Sebagai tindak lanjut dalam mencapai tujuan agenda Pro PN diatas serta mencapai target
akhir RPJMN tahun 2024 maka BKKBN melalui Kedeputian Bidang Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi memiliki arah kebijakan, yaitu meningkatkan
akses dan kualitas penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
yang komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran dengan
sasaran outcome, yaitu meningkatnya kesertaan keluarga dalam keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.

Letak geografis wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan serta memiliki
perbatasan langsung dengan negara tetangga Indonesia menjadi salah satu faktor
penyebab belum meratanya ketersediaan layanan kesehatan yang berkualitas sehingga
menyebabkan adanya disparitas wilayah dalam pemerataan pelayanan kesehatan bagi
seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah khusus, antara lain di wilayah 100
Kabupaten/Kota dengan kesertaan KB rendah, 97 wilayah perkotaan, 62 Kabupaten
wilayah tertinggal, 27 Kabupaten/Kota wilayah pulau-pulau kecil terluar berpenduduk
(PPKT), 50 Kabupaten/Kota wilayah kawasan transmigrasi, dan 54 Kabupaten/Kota
wilayah perbatasan.

Selain itu, pada tahun 2021, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN diberikan mandat dan tanggung jawab
sebagai koordinator percepatan penurunan stunting nasional. Data Survei Status Gizi
Indonesia (SSGI) 2022 menyatakan bahwa angka stunting Indonesia berada di angka
21,6 persen atau 7,6 persen lebih tinggi dari target tahun 2024 yang ditetapkan oleh
Presiden RI yaitu sebesar 14 persen. Masih tingginya angka stunting nasional tersebut
menjadi salah satu pertimbangan bahwa diperlukan berbagai upaya spesifik dan sensitif
untuk mempercepat penurunan angka stunting nasional, salah satunya melalui
penyelenggaraan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi di seluruh kabupaten/kota
termasuk di wilayah-wilayah khusus sebagai upaya sensitif dalam percepatan penurunan
angka stunting Indonesia pada akhir RPJMN Tahun 2024.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam peningkatan pelayanan KB dan kesehatan


reproduksi antara lain penyelenggaraan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
bergerak/Mobile melalui kunjungan tim pelayanan KB bergerak maupun menggunakan
sarana pelayanan KB berupa Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB serta adanya
dukungan anggaran kepada kabupaten/kota melalui DAK subbidang KB berupa Bantuan
Operasional KB (BOKB) penggerakan pelayanan KB MKJP. Namun dalam pelaksanaan
BOKB penggerakan pelayanan KB MKJP, masih terdapat salah satu kendala, yaitu
kurangnya provider berkompeten untuk memberikan pelayanan KB MKJP khususnya
provider MOP dan MOW di Kabupaten/Kota. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diperlukan tenaga medis yang kompeten dalam memberikan pelayanan KB MKJP
terutama MOP dan MOW.

Mempertimbangkan kondisi tersebut diatas dan dalam upaya meningkatkan kesertaan


KB modern, peningkatan kesertaan KB MKJP dan penurunan angka unmet need dalam
rangka mendukung percepatan penurunan stunting, maka perlu dilakukan kolaborasi
bersama mitra kerja potensial untuk penguatan pelayanan KB melalui integrasi dan
intensifikasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi bersama mitra kerja terutama di
wilayah khusus. Selain itu, diharapkan pula penyelenggaraan kegiatan ini juga dapat
menjadi wadah peningkatan kompetensi/sharing knowledge bagi para provider dalam
meningkatkan kompetensi pelayanan KB MKJP terutama MOW dan MOP di wilayah
yang menjadi lokus penyelenggaraan kegiatan.

Untuk mengatasi kendala tersebut demi mendukung tercapainya target rencana strategis,
maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi
Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus Kabupaten/Kota Provinsi Lampung.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925)
4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting;
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Tahun 2020-2024;
6. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor
82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi;
7. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
Terluar (PPKT);
8. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal
2020-2024;
9. Keputusan Presiden Nomor 6 tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
10. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor
165/PER/E1/2011 tentang Pelayanan Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang;
11. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 10 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan KB Bergerak;
12. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 6 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Tahun 2020-2024;
13. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 11 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional;
14. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 18 Tahun
2020 tentang Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan (Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 1235);
15. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 1 Tahun
2022 tentang Perluasan Akses Pelayanan KB;
16. Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 1 Tahun
2023 tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi bagi Pasangan Usia
Subur (PUS) dalam Pelayanan Keluarga Berencana;
17. Kesepahaman Bersama dan Perjanjian Kerja Sama antara BKKBN bersama mitra
kerja dalam Program Bangga Kencana

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesertaan KB, khususnya KB MKJP melalui Intensifikasi dan
Integrasi Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi.

2. Tujuan Khusus
a. Mendekatkan akses pelayanan KB termasuk di wilayah khusus;
b. Meningkatkan cakupan kesertaan KB khususnya KB MKJP sebagai salah satu
upaya percepatan penurunan stunting termasuk di wilayah khusus;
c. Mengoptimalkan pemanfaatan dana BOKB Operasional Penggerakan Pelayanan
KB MKJP di tingkat kabupaten/kota;
d. Meningkatkan peran mitra kerja pusat/provinsi/kabupaten kota dalam
penyelenggaraan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi termasuk di wilayah
khusus.

D. Hasil yang diharapkan


Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
1. Optimalisasi pelayanan KBKR dalam rangka peningkatan kesertaan KB, khususnya
KB MKJP
2. Optimalisasi pemanfaatan Dana BOKB Penggerakan Pelayanan KB MKJP

E. Sasaran
1. Sasaran Wilayah
Penetapan sasaran wilayah didasarkan dengan mempertimbangkan jumlah PUS,
capaian pelayanan KB (CPR Rendah, Unmetneed Tinggi atau lainnya) dan target
BOKB Penggerakan pelayanan KB MKJP yang tersedia. Sasaran wilayah kegiatan
Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di Wilayah Khusu untuk
Provinsi Lampung, yaitu:
1. Lampung Selatan
2. Lampung Tengah
3. Lampung Barat
4. Lampung Timur
5. Tulang Bawang
6. Tanggamus
7. Mesuji
8. Pesisir Barat
9. Way Kanan
10. Pesawaran
11. Kota Metro
12. Bandar Lampung

2. Sasaran
a. Pelayanan KBKR
Pasangan Usia Subur (PUS) baik peserta KB baru, ganti cara, ulangan, dan
pascapersalinan

b. Sosilasisasi
Mitra Kerja Potensial Kabupaten/Kota
F. Materi dan Narasumber
Materi dan Narasumber dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

No Materi Narasumber
1 Keuntungan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Dinkes/IBI
2 Mekanisme Pelayanan KB di Kabupaten dan Peran OPD KB Kabupaten
Kader KB, PKK, Posyandu dalam Mendukung
Pelayanan KBKR
3 Peran Perangkat Kecamatan dan Perangkat Desa TPP PKK/Mitra Potensial
Dalam Mensukseskan Program KB lainnya
4 Peran TNI/Polri Dalam Mendukung Program TNI/Polri
Bangga Kencana & Percepatan Penurunan Stunting
di Wilayah Khusus
 Form Bioadata terlampir

G. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus
meliputi:

1. Pelayanan
Sasaran : Pasangan Usia Subur (PUS)
Bentuk Kegiatan : Jenis Pelayanan KB yang diberikan
merupakan seluruh pelayanan KB modern,
khususnya pelayanan KB MKJP, yaitu
pelayanan KB Implan, IUD, Vasektomi dan
Tubektomi.
2. Sosialisasi
Sasaran : Mitra Kerja Potensial (TNI/Polri, IBI, IDI,
Persit, Bhayangkari, Perangkar Kecamatan,
Perangkat Desa, Perwakilan OPD KB,
Penyuluh KB, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Adat, Kader KB, Kader
Posyandu, Kader PKK)
Bentuk Kegiatan : Pemberian dukungan kegiatan pelayanan
KB dalam rangka peningkatan kesertaan
KB, khususnya KB MKJP pada kegiatan
momentum yang dilakukan bersama mitra
kerja potensial terutama TNI/POLRI.

3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus
dilaksanakan pada kegiatan momentum bersama dengan mitra kerja potensial.
Seperti HUT IBI, Hari TMMK, HKG, BBGRM, Pelayanan Sejuta Akseptor, Hari
Kependudukan Sedunia, Hari Kontrasepsi Sedunia, Hari Vasektomi, Hari Ibu,
TMMD, momentum daerah/Nasional, dan yang lainnya.

Sedangkan untuk waktu pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi


Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus Kabupaten Mesuji akan dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 30 April 2024 yang bertepatan dengan momentum hari kartini.
H. Pembiayaan

1. Kegiatan Pelayanan KBKR dibiayai dari Anggaran BOKB Penggerakan Pelayanan


KBKR
2. Kegiatan Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus
dibiayai dari anggaran DIPA Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Tahun
Anggaran 2024 dengan mata anggaran kegiatan (MAK) (3331.UBA.006.402.A)
Kegiatan Fasilitasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR di Wilayah Khusus.

I. Penutup
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai