Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH PENDIDIKAN

ZAMAN ISLAM
MATERI PEMBAHASAN
1. Pengantar
2. Pendidikan Masjid, Musholla, Langgar, dan Surau
3. Sistem Pendidikan di Langgar (Di Jawa)
4. Sistem Pendidikan di Surau (Di Minangkabau)
5. Pendidikan Pesantren
6. Pendidikan Madrasah
7. Lembaga Pendidikan Islam yang menyerupai madrasah di Kerajaan Aceh
1. PENGANTAR

• Bahwa Agama Islam pada mulanya diperkenalkan oleh para pedagang Muslim dari Arab, Persia dan Gujarat yang
melakukan kontak dengan penduduk setempat yang pada akhirnya dapat menarik hati penduduk setempat untuk
memeluk Islam.
• ‘Transisi’ dari pemeluk agama Hindu-Buddha menjadi Islam.
• Terdapat ‘akulturasi’ dari masa transisi tersebut.
• Terdapat berbagai lembaga pendidikan Islam yang terbentuk saat itu.
2. PENDIDIKAN MASJID, MUSHOLLA, LANGGAR, DAN
SURAU
• Hampir setiap desa di Pulau Jawa memiliki tempat peribadahan Islam.
• Muncul istilah masjid, musholla, langgar, dan surau.
• Dikelola oleh amil, modin, dan lebai (Sumatera).
• Petugas tersebut bertugas:
1. Memimpin dan memberikan do’a saat ada hajatan upacara keluaraga.
2. Pendidik agama.
3. SISTEM PENDIDIKAN DI LANGGAR (DI JAWA)
• Murid yang belajar di langgar merupakan tahap pembelajaran awal/permulaan.
• Apabila ingin memperdalam agama, bisa dilakukan di pesantren.
• Yang diajarkan dilanggar : Huruf Arab dan menirukan guru yang telah
dibacakan/pembacaan Al-Qur’an.
• Tujuan Pendidikan/Pengajaranya : murid dapat membaca dan melagukan menurut
irama tertentu seluruh isi Al Qur-an.
• Sistemnya pengajaranya individual  Murid satu persatu berhadapan dengan guru,
sedangkan yang lainnya menunggu giliran.
• Biasanya diberikan pagi (shubuh)/petang (maghrib).
• Tidak ada pungutan uang belajar.
• Setelah murid tamat membaca Al Qur’an bisanya diadakan selamatan dengan
menguundang kerabat dekat, dirumah guru atau di langar).
• Hubungan antara murid dan guru umumnya berlangsung terus.
4. SISTEM PENDIDIKAN DI SURAU (DI MINANGKABAU)
• Pendidikan dilaksanakan pada malam hari dan menggunakan sistem
halaqah.
• Surau kecil hanya diajarkan membaca Al Qur’an tidak memakai
pengertian dan kecakapan menulis. Disamping itu diajarkan pula ilmu
keislaman lainya seperti : keimanan, akhlak dan ibadah.
• Surau besar mendidik siswa supaya memiliki pandangan dan pendapat
tentang pengetahuan umum.
• Kelebihan metode Pendidikan surau kemampuan mengafal muatan
teoritis keilmuan.
• Kelemahan metode Pendidikan surau kemampuan memahami dan
menganalis teks.
• Tidak ada pungutan uang belajar.
5. PENDIDIKAN PESANTREN
• Didirikan Walisongo sebagai tempat dakwah Islam dan proses pembelajaran  Mengambil
alih pola pendidikan padepokan.
• Versi lain: Memiliki hubungan historis dengan Timur Tengah  Pengajian di Masjidil Haram
dan Nabawi diadopsi di Indonesia.
• Mempelajari kitab Islam klasik (fiqh, teologi, dan tasawuf).
• Para murid (santri) diasramakan dalam suatu kompleks: Pondok.
• Hubungan antara murid (santri) dengan guru (kiai) sangat erat.
6. PENDIDIKAN MADRASAH
• Pendirian madrasah erat hubungannya dengan Nizam El-Mulk  Sistem pendidikan teologi
(Ilmu Ketuhanan) ditambah dengan ilmu keduniawian (astronomi dan obat-obatan).
• Peralihan/perkembangan Pendidikan Islam yang mengadopsi sistem Pendidikan modern.
Dengan tetap mempertahankan isi kurikulum yang diajarkan Lembaga Pendidikan (Langgar
dan pesantren) ditambah dengan ilmu-ilmu umum.
• Di Aceh pada masa Kerajaan Aceh Darusalam terdapat beberapa Lembaga Pendidikan Islam
yang menyerupai madrasah ; Meunasah, Rangkang, Dayah. Dayah Teuku Chik
A. PENDIDIKAN MEUNASAH
• Merupakan tingkat Pendidikan Islam terendah/madrasah (sekolah Dasar)
• Fungsinya Sebagai tempat upacara keagaamaan, zakat (penerima dan penyaluranya),
penyelesaian perkara agama, musyawarah dan menerima tamu serta sebagai Lembaga
Pendidikan mengajarkan membaca Al-Qur,an.
• Pendidikan meunasah dipimpin oleh Tengku Meunasah
• Teungku Inong : Pendidikan untuk anak perempuan dan dibantu muridnya yang lebih
cerdas disebut Sida.
• Pendidiikan berlangsung dua sampai sepuluh tahun. Dan berlangsung malam hari
• Materi peajaranya Membaca Al Qur’a diawali dari huruf hijaiah,lalu juz amma, menghafal
surat pendek lalu membaca Al-Qura’an dilengkapi tajwidnya
• Diajarkan pula pokok agama rukun iman, rukun islam dan sifat-sfat tuhan, rukun
sembayang, rukun puasa dan zakat.
• Pelajaran nyanyian berhubungan Bahasa Aceh disebut Dike. Seulawat (zikir atau
salawat)
• Buku pelajaran berbahasa melayu kitab parukunan dan risalah masail al-muhtadin
B. PENDIDIKAN RANGKANG
• Tingkatan Pendidikan seperti madrasah tsanawiyah
• Peserta didiknya berasal dari anak-anak kampung yang telah menyelesaikan
pelajaran di meunasah.
• Waktu belajar pagi dan sore
• Cara belajar berkelompok yang sudah lama dipraktekan di rangkang dengan
bimbingan kawan sebaya (Tengku Sida)
C. PENDIDIKAN DAYAH
• Peserta didik tingkat dayah mereka telah menyelesaikan Pendidikan di rangkang.
(Seperti Madrasah Aliyah sekarang).
• Pendidikan diatur lebih rapi.
• Peserta didiknya uumnya memondok.
• Kegitan belajar ada yang waktu pagi, waktu sore ada pula malam hari.
• Belajarnya lebih mandiri seperti latihan berpidato, latihan dakwah, latihan berbicara
dengan Bahasa Arab.
D. PENDIDIKAN DAYAH TEUKU CHIK
• Perguruan tinggi Islam
• Etiap Kerajaan Islam di Aceh memiliki Dayah Chik lebih 50 buah di selruh Aceh antara lain
: Kerajaan Islam Peurelak, Kerajaan Islam Tamiang, Kerajaan Islam Dayah, Kerajaan Islam
Banda Aceh Darussalam.
DAFTAR PUSTAKA

• Syaharrudin & Heri Susanto. 2019. Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme
Nusantara Sampai Reformasi). Banjarmasin : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat.
• https://narotama.ac.id/berita/detail/31773-4-jalur-masuknya-islam-ke-indonesia,-tak-
hanya-lewat-dagang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai