Anda di halaman 1dari 12

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI


Jenjang :7
Nama Asesi : Dicky Nurfandi Putra
NIK Asesi : 1571011208970001
Tgl. Asesmen : 27 MEI 2024
TUK : Abadi Suite
Nama Asesor : 1. Desmarita, ST. M.Eng
2. ARGA PRAGUNA
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi
• Penerapan Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan K3 Konstruksi
• Komunikasi kepada Supervisor K3 Kontruksi di tempat Kerja
• Identifikasi Potensi Bahaya
• Menyusun sasaran dan program K3 Konstruksi
• Melaksanakan Sistem Manajemen K3 Konstruksi
• Pelatihan K3 Konstruksi
• Simulasi Tanggap Darurat
• Inspeksi K3 Konstruksi
• Mengawasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi
• Pengontrolan tindakan dan kondisi tidak aman
• Pelaporan setiap kecelakaan Kerja
• Pengukuran pencapaian pelaksanaan rencana K3 Konstruksi
• DEFINISI
K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. K3 mengacu pada seperangkat prinsip,
kebijakan, prosedur, dan praktik ya ng dirancang untuk melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja
di lingkungan kerja. Tujuan utama dari K3 adalah untuk mencegah kecelakaan kerja, cedera, dan penyakit terkait
pekerjaan dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dalam hal ini K3 Konstruksi mengacu kepada
aspek Keselamatan, dan Kesehatan Kerja seluruh pekerja yang terlibat dalam pekerjaan Konstruksi.

• Dasar Hukum K3 ;
Di Indonesia, dasar hukum K3 ditegakkan melalui berbagai peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Regulasi hukum k3 konstruksi mengacu kepada;
1. UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 23/1992 Tentang Bangunan Gedung
3. UU No. 28/2002 Tentang Kesehatan
4. UU No. 13/2003 Tentang Ketenaga kerjaan;
5. UU No.32/ 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
6. UU No. 02/2017 Tentang Jasa Konstruksi (Pasal 4 Ayat 1 Huruf C)
7. UU No. 11/2020 Tentang Cipta Kerja ( Pasal 52);
8. PP No.14 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas PP No.22 Tahun 2020 Ttg PP
9. Permen PU No. 05/2014 (dan perubahannya) Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
10. Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 Mencabut Permen PUPR No.21/2019 Tentang Pedoman SMKK.
• Perencanaan Sistem Manajemen K3 Konstruksi:
• Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi
• Penerapan rencana K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam industri konstruksi sangat penting untuk
mengidentifikasi risiko potensial, mengurangi kemungkinan kecelakaan, dan melindungi kesehatan serta keselamatan
para pekerja. Berikut adalah Langkah yang biasa dilakukan dalam penerapan K3 Konstruksi berdasdarkan Undang-
Undang:
1. Evaluasi Resiko 5. Supervisi dan Pengawasan
2. Penyusunan Rencana K3 6. Komunikasi dan Konsultasi
3. Pelatihan Pekerja 7. Evaluasi dan Revisi
4. Penggunaan Peralatan APD & APK 8. Penghargaan dan apresiasi

• Melakukan Safety Talk yang merupakan sesi pembicaraan singkat yang biasanya dilakukan di awal hari kerja atau
sebelum dimulainya pekerjaan untuk membahas topik-topik terkait keselamatan kerja. Contoh topik yang biasa
dibahas dalam sesi "Safety Talk" pagi hari:
1. Penggunaan APD dengan baik 5. Komunikasi Tim
2. Pengenalan Bahaya 6. Budaya Keselamatan
3. Prosedur Darurat 7. Tanya Jawab
4. Laporan Kecelakaan
Safety Talk
Safety talk adalah sesi pembicaraan singkat yang biasanya dilakukan di tempat kerja untuk
membahas topik-topik terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Selama sesi "Safety Talk"
pagi hari, pastikan untuk menjaga suasana santai namun fokus pada pesan keselamatan yang
serius. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim memahami
pentingnya keselamatan kerja dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjaga diri
mereka sendiri dan rekan kerja tetap aman.

Saftey Talk Construction


• Ahli K3 wajib mengetahui analisis Potensi bahaya yang dapat terjadi dalam proyek Konstruksi dengan mengacu
kepada peraturan dan perundangan yang berlaku, adapaun Potensi Bahaya yang sering ditemui di lapangan adalah;
1. Resiko Jatuh apabila Proyek memiliki 5. Bahaya Listrik
pekerjaan pada Medan yang Tinggi 6. Bahaya Kebakaran
2. Bahaya Alat dan Mesin 7. Bahaya Lalu Lintas, serta
3. Bahaya Bahan Kimia 8. Bahaya Lingkungan
4. Bahaya Ergonomi

• Laporan Perencanaan K3 merupakan dokumen yang merangkum seluruh aspek tentang pelaksanaan K3 Konstruksi
pada site proyek untuk meminimilasir dan mendapatkan Zero Accident pada site project. Laporan perencanaan K3
biasanya meliputi;

1. Identifikasi Resiko
2. Analisis Resiko
3. Rencana Pencegahan
4. Pengendalian K3
5. Prosedur Darurat, dsb

Contoh Rencana Anggaran K3


• Ahli K3 harus mengetahui analisis Potensi bahaya yang dapat terjadi dalam proyek Konstruksi dengan mengacu
kepada peraturan dan perundangan yang berlaku, adapaun Potensi Bahaya yang sering ditemui di lapangan adalah;
1. Resiko Jatuh apabila Proyek memiliki 5. Bahaya Listrik
pekerjaan pada Medan yang Tinggi 6. Bahaya Kebakaran
2. Bahaya Alat dan Mesin 7. Bahaya Lalu Lintas, serta
3. Bahaya Bahan Kimia 8. Bahaya Lingkungan
4. Bahaya Ergonomi

• Laporan Perencanaan K3 merupakan dokumen yang merangkum seluruh aspek tentang pelaksanaan K3 Konstruksi
pada site proyek untuk meminimilasir dan mendapatkan Zero Accident pada site project. Laporan perencanaan K3
biasanya meliputi;

1. Identifikasi Resiko
2. Analisis Resiko
3. Rencana Pencegahan
4. Pengendalian K3
5. Prosedur Darurat, dsb

Contoh Rencana Anggaran K3


Matrik Nilai Risiko KEMUNGKINAN TERJADI (FREKUENSI)
RISIKO – DAMPAK LINGKUNGAN

TINGKAT
PERTIMBANGAN TINGKAT KEPARAHAN (SEVERITY) RISIKO – DAMPAK LINGKUNGAN
(Sumber daya manusia, infrastruktur, lingkungan)
A B C D E
Tidak ada Pernah terjadi Pernah terjadi Pernah ter
KLASIFIKASI SAFETY HEALTH ENVIRONMENT ASSET pernah dalam kurun dalam kurun -jadi dlm
Pernah ter
-jadi dlm
kejadian waktu >2 thn waktu 1-2 thn waktu 6 waktu 6
di tempat kerja bln – 1 thn bln
Firstaid/Perawata Risiko kesehatan Dampak minor di Kerusakan kecil
n medis ringan yang tidak lokasi setempat -Kerugian <1.000.000 1E
Minor (1) signifikan 1B 1D
-tidak ada hilang -tidak ada hilang 1A (LOW) 1C (LOW) (LO (MEDI
(LOW) W) UM)
hari kerja ketidaknyamanan hari kerja
kerja
Perawatan medis Kerusakan alat yang membutuhkan
Risiko kesehatan Dampak minor ke
berat- perbaikan alat/sparpart 2C 2D 2E
Moderate (2) memerlukan beberapa lokasi – terjadi down time < 2hari
2B
-Hilang nya 5 hari 2A (LOW)
(LOW)
(MEDIUM (MED (HIGH
perawatan - Mengakibatkan kerugian 1 juta < 500 juta ) IUM) )
kerja

Mengakibatkan -mengakibatkan Dampak major Kerusakan alat membutuhkan


kecacatan ( hilang kecatatan keluar lokasi kerja penggantian alat/sparpart baru
Major (3) nya anggota - menimbulkan 3B 3D
- keluhan dari -terjadi downtime > 2 hari 3A (LOW) (MEDIUM
3E
tubuh) kronis/keracunan/ - mengakibatkan kerugian 500 juta- 1M
3C (HIGH) (HIG (EXTRE
masyarakat ) H) M)
-Hilang nya 5 hari -Hilang nya 5 hari
sekitar
kerja kerja
Dampak yang
mengakibatkan
Fatality (4) Mengakibatkan Mengakibatkan Mengakibatkan kerugian > 1 M 4B
bencana 4D 4E
kematian kematian 4A (LOW) (MEDIUM 4C (HIGH) (EXTRE (EXTRE
-keluhan oleh )
M) M)

masyarakat
pemerintah/ LSM
19
• Melaksanakan Sistem Manajemen K3 Konstruksi
• Simulasi tanggap darurat K3 adalah latihan yang dirancang untuk mensimulasikan situasi darurat di lingkungan kerja
dan menguji respons serta kesiapan dalam menangani situasi tersebut. langkah-langkah umum untuk melakukan
simulasi tanggap darurat K3:

1. Identifikasi Tujuan 5. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi


2. Memilih Skenario Darurat 6. Lakukan Briefing
3. Merencanakan Simulasi 7. Pelajari sesuai ketentuan dan peraturan
4. Memberi Peran masing-masing
• Pengawasan Sistem Manajemen K3 Konstruksi
• Pengawasan K3 dalam konstruksi sangat penting untuk memastikan lingkungan kerja yang aman bagi semua pekerja.
Pengawasan k3 mengacu kepada beberapa aspek diantaranya;
• Kepatuhan Terhadap Standar Keselamatan
• Inspeksi dan Perawatan Peralatan
• Pemantauan Lingkungan Kerja
• Pelatihan dan Penyuluhan
• Evaluasi Risiko
• Pengendalian Bahaya
• Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan
• Peningkatan Berkelanjutan

Langkah melakukan Identifikasi Bahaya


1. Mengidentifikasi seluruh proses atau area yang ada di segala kegiatan.
2. Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek K3 pada setiap proses atau area yang telah di
identifikasi sebelumnya.
3. Identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi NORMAL,
ABNORMAL, EMERGENCY dan MAINTENANCE
Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan k3 aspek APD
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai