Anda di halaman 1dari 31

1.1.

KEBIJAKAN DAN KOMITMEN K3

1.1.1. Kebijakan Perusahaan

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa konsultan teknik dan
manajemen, PT. CAHAYAMURNI ARTHA LANGGENG menerapkan kebijakan di bidang
Mutu/kualitas Pekerjaan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Lingkungan, yang berlaku untuk Kantor Pusat maupun Proyek-proyeki :

a) Kebijakan Mutu
 Pemenuhan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas pekerjaan
 Pendekatan rekayasa teknik dan bisnis yang seimbang
 Pemanfaatan teori dan metodologi tepat sasaran
 SDM yang professional di bidangnya

b) Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan


 Mengurangi angka kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja di proyek
 Melakukan perbaikan dari waktu ke waktu terhadap Kecelakaan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan Pengelolaan Lingkungan.

1.1.2. Komitmen Perusahaan

Komitmen Perusahaan dalam hal K3 terhadap proyek dan personil Konsultan Pengawas
adalah “safety first” dan “zero accident”.

Konsep manajemen K3 yang akan diterapkan selama tahapan konstruksi untuk mencapai
tujuan berikut :
 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan, untuk
mencapai zero accident & zero pollution.
 Memaksimalkan kinerja aset yang ada (tenaga kerja/disiplin kerja, alat-alat
berat, kendaraan dll).
 Melindungi asset perusahaan (tenaga kerja dari kecelakaan, melindungi
material/ alat terpasang dari kerusakan dan bahaya kebakaran/ peledakan).
 Memelihara kesan yang baik (good public image) terhadap Konsultan
(berdasarkan pada high safety performance dan reputasi)
 Penghematan biaya operasi Proyek.
Lima kondisi berikut adalah prioritas utama yang akan diterapkan :

a) Mengidentifikasi/mengenali bahaya dan resiko dari :


 Lokasi dan kondisi proyek (tumbuh-tumbuhan, kondisi tanah, dan lain-lain)
 Karakteristik dari aktivitas kegaitan (safety hazard)
 Karakteristik pengoperasian perkakas kerja, kendaraan, peralatan-peralatan
(manual pengoperasian, perawatan rutin, pengujian peralatan)
 Kondisi kesehatan buruh/tenaga kerja (mental, kejenuhan, jasmani &
rohani)
 Waktu lembur (mengikuti standar jam kerja, batasan-batasan lembur)
 Hilangnya ketaatan/loyalitas terhadap pekerjaan/tidak adanya peraturan
keselamatan.

b) analisis Resiko, evaluasi dan pengawasan K3 dalam setiap tahapan pekerjaan


selama proyek berlangsung
c) Pembudayaan tentang keselamatan kerja dengan cara :
 penyampaian tentang keselamatan kerja pada setiap pertemuan di lokasi proyek
(safety Talk)
 Induction, tool Box and Management SH&E meetings
 Kebijakan manajemen ditunjukan dengan brosur, spanduk/poster K3, papan
pengumuman, selebaran, dan lain-lain.
 Rencana penanggulangan & evakuasi terhadap keadaan darurat
 Rencana keselamatan
d) mengacu pada prosedur dan peraturan pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditentukan

e) Inspeksi keselamatan dan audit pada tiap aktivitas

1.1.3. Kebijakan Keselamatan Perusahaan

Kebijakan keselamatan Perusahaan ditetapkan oleh pihak Manajemen Konsultan dan


diimplementsikan pada seluruh proyek. Kebijakan tersebut mencerminkan kesungguhan
Konsultan dalam menjalankan manajemen K3.

Seluruh karyawan dari Konsultan bertanggung jawab dalam menjamin terlaksananya


kebijakan K3 dengan baik.

1.2. PERENCANAAN

Perencanaan dimaksudkan bahwa program K3 yang ada di proyek/pekerjaan


Pembuatan Gedung Operasional Ditjen Perhubungan Udara direncanakan
sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar proyek.
Perencanaan ini meliputi :

a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendaliannya


b. Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
c. Sasaran dan Program

1.2.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian

Tujuannnya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya telah diidentifikasikan,
dinilai resikonya dan dilalukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para
pekerja, sehingga proses penyelesaian pekerjaan berjalan lancer.

a. Identifikasi Bahaya
Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul dari
aktifitas kegiatan Pembuatan Gedung Operasional Ditjen Perhubungan
Udara

b. Penilaian Resiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya
kedalam kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah, dengan menggunakan system score.

c. Pengendalian Resiko
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit, sehingga
terwujud “zero accident”

1.2.2. Koordinasi Internal

Konsultan menugaskan seorang petugas K3 untuk membantu dan memandu manajemen


dalam pelaksanaan pekerjaan, perencanaan, implementasi, pengawasan berkelanjutan
terhadap penerapan K3, waktu dan biaya yang efektif & efisien.

Tujuan dari hal tersebut adalah mencapai tingkat kinerja K3 yang konsisten dan optimal,
yang dapat meyakinkan Pemilik Proyek dan personil Konsultan. Keanggotaan Komite K3
akan dipimpin oleh Koordinator Proyek. Komite ini harus mengadakan rapat komite
setidaknya sebulan sekali, atau jika terjadi kecelakaan.

Untuk mengefektifkan agenda rapat komite K3, ‘patroli’ keselamatan akan diselenggarakan
oleh anggota komite sehari sebelum rapat.

1.2.3. Koordinasi Eksternal

Koordinasi eksternal akan dilakukan dengan instansi/lembaga Pemerintah, seperti


kepolisian, rumah sakit, pemerintahan daerah, dan lain-lain.

1.3. IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DI LAPANGAN

Petugas yang kompeten di bidangnya akan digunakan untuk mengidentifikasi


masalah/bahaya yang potensial sebelum dimulainya pekerjaan. Instruksi tertulis untuk
pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko tinggi akan disiapkan.

Peralatan pengamanan/alat pelindung diri akan disediakan/dipakai dan dirawat dengan baik
selama pelaksanaan pekerjaan.

Papan peringatan/poster K3 akan ditempatkan di tempat-tempat yang potensial terhadap


bahaya dan harus mudah dilihat oleh seluruh personil di lapangan.

Program K3 lapangan akan memperhitungkan unsur-unsur berikut:

1. Peraturan Dasar K3 Pemilik Proyek dan Pemerintah


2. Rencana Pencegahan terhadap kehilangan
3. Pertolongan Pertama/ Prosedur Medis
4. Pelatihan Personil terhadap aspek-aspek K3
5. Ijin Kerja
6. Pencegahan / perlindungan terhadap Kebakaran
7. Emergency Response Plan
8. House Keeping
9. Environmental Hazard
10. Inspeksi dan audit terhadap Pencegahan Kehilangan dan Audit
11. Penyelidikan terhadap kecelakaan
12. Peraturan K3
1.3.1. Peraturan Dasar SH&E

Berdasarkan analisis bahaya konstruksi, dasar-dasar dari ketentuan K3, dikembangkan dan
disiapkan untuk menjamin keselamatan seluruh pekerjaan yang direncanakan dan
menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran.

Ketentuan-ketentuan utama berikut ini didokumentsikan secara spesifik pada pelaksanaan


keselamatan kerja di lapangan :

a) Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, seperti :


 Pekerjaan elektrikal
 Pekerjaan di tempat tinggi
 Mesin Gerinda
 Pengelasan dan pemotongan
 Cartridge hammers
 Hazardous material and products
 Mesin-mesin penggali, alat-alat angkat, pemindahan tanah dan
pekerjaan sipil lainnya.
b) Pekerjaan Pemasangan (Erection)
c) Pekerjaan Insulasi (Insulation)
d) Internal Work
e) Transportasi personil
f) Material Handling
g) Kebakaran dan keadaan darurat lain
h) Rencana penanggulangan keadaan darurat dan evaluasi
i) Investigasi Kecelakaan
 mesin-mesin penggali, alat-alat angkat, pemindahan tanah dan
pekerjaan sipil lainnya
 investigasi kecelakaan dan laporannya
 kecelakaan serius
 Ketentuan-ketentuan lain

1.3.2. Rencana Pencegahan terhadap Kehilangan

Tim pekerja lapangan mulai dari tingkat tenaga pendukung sampai Project Manager secara
terus menerus akan meninjau kondisi lapangan, rencana kerja konstruksi dan kegiatan
lapangan lainnya untuk meminimalisasi safety hazards dan tindakan yang mengabaikan
keselamatan personil

1.3.3. Pertolongan Pertama / Prosedur Medis

Kontraktor akan menyediakan sarana P3K/ First Aid selama pelaksanaan pekerjaan.

1.3.4. Briefing Personil

Bagian ini menggarisbawahi pada jenis-jenis informasi yang dibutuhkan untuk semua
personil dan supervisor sebelum memulai dan selama pekerjaan berlangsung terutama
untuk pekerja lokal.
1.3.5. Ijin Kerja

Dalam rangka memonitor dan mengontrol resiko kerja yang potensial di lapangan, ijin kerja
diperlukan untuk melakukan pekerjaan pada segala kondisi dimana batas dari unit proses
atau dalam konstruksi baru dimana bahaya mungkin terjadi. Ijin kerja dikeluarkan oleh
Pemilik Proyek, setelah sesuai dengan prosedur keselamatan sudah diverifikasi.

Beberapa kondisi signifikan yang harus dipenuhi adalah :

 Mengidentifikasi semua material terkubur sebelum penggalian, Menyediakan fire


protection dan memberlakukan peraturan dilarang merokok ditempat-tempat
tertentu/ terlarang

 Menyediakan PPE (Personal Protective Equipment)

1.3.6. Pencegahan/Perlindungan terhadap kebakaran

Untuk mencegah kebakaran, perlu diberikan perhatian khusus pada area preplanning, hot-
work permit controls, area dimana terdapat material yang mudah terbakar, area
pengendalian cairan dan material, area pengendalian asap, pelatihan dan penggunaan
tanda bahaya, pemasangan kabel elektrik yang tepat, dan pembuangan sampah pada
tempatnya. Prosedur yang spesifik ditekankan pada rencana keselamatan konstruksi
lapangan untuk masing-masing proyek.

1.3.7. Emergency Response Plan

Prosedur emergency response plan dikembangkan untuk semua insiden yang potensial
termasuk api, ledakan, bencana alam, dan lain-lain. Prosedur ini meliputi sarana
berkomunikasi, fire fighting, sarana medis, keselamatan, evakuasi, dan sarana-sarana lain
yang mungkin diperlukan.

Para personil pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan-pertemuan K3,
pelatihan penanggulangan keadaan darurat (Emergency Drill), dan lain-lain.

1.4. STRUKTUR ORGANIASI K3

MANAGER K3

KEPALA
KEPALA
AUDIT &
OPERASI K3
EVALUASI K3

SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR
IMPLEMENTA
PLANNING EVALUASI AUDIT
SI

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


1.5. MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

1. Pengendalian Awal

Pengendali awal bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara


meningkatkan pengertian dan pemahaman secara luas terhadap resiko potensi
bahaya yang mungkin timbul / terjadi dari suatu pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mulai membuat program K3, prosedur / petunjuk K3 secara tertulis.
Pengendalian awal yang dilakukan pada Pemotongan Bukit Bandar Udara Raja Haji
Fisabilillah ini adalah sebagai berikut:

 Jadwal Pelaksanaan Program K3 yang meliputi rencana kegiatan


pelaksanaan K3 sampai selesai.

 Rencana Pembuatan Pedoman/Prosedur/petunjuk pelaksanaan kegiatan K3


atau tindakan pencegahan kecelakaan di proyek seperti :

a. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan


b. Penanganan korban kecelakaan yang meninggal
c. Penanganan korban kecelakaan yang tidak meninggal
d. Petunjuk K3 untuk semua masing-masing jenis pekerjaan
2. Pemeliharaan Lingkungan Kerja dan Kebersihan

PT. CAHAYAMURNI ARTHA LANGGENG khususnya di Proyek selalu berusaha


untuk memastikan bahwa Lingkungan Kerja harus bersih, tertib, aman dan sehat
untuk tempat bekerja.

Perlu diperhatikan dan dipastikan bahwa Lingkungan Kerja harus :

a. Mempunyai Sistem Sanitasi yang sehat, tidak ada bahan pencemar yang
sengaja dibuang ke saluran air atau langsung ke tanah.
b. Limbah dan sampah dikontrol dengan cara mendaur ulang atau membuangnya
dengan cara yang layak.
c. Semua sampah ( kertas, plastik, polysterene dan sebagainya ) harus dibuang di
tempat sampah dan tidak dibiarkan berterbangan di lapangan
d. Lingkungan Kerja yang perlu diadakan pemeriksaan dan pemeliharaan
adalah:
 Pemeliharaan Lingkungan Kerja PROYEK
 Tata letak kantor harus efisien, nyaman dan aman.
 Pintu keluar harus bebas dari halangan dan jika dikunci, harus biasa
dibuka dari dalam tanpa menggunakan anak kunci.
 Pintu kaca harus memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup.
 Peralatan listrik / elektronik harus selalu dalam keadaan bekerja dgn.
baik.
 Kabel listrik yang melintasi lantai, jika ada, harus diplester agar tidak
membuat orang tersandung. Stop kontak lirtrik tidak boleh dibebani
dengan banyak adaptor.
 Bukalah laci lemari arsip satu hanya pada satu saat. Membuka dua laci
paling atas sekaligus, dari empat laci yang ada, bisa membuat lemari
arsip roboh. Laci harus segera ditutup setelah digunakan.
 Benda-benda yang berat tidak boleh diletakkan di tempat yang tinggi,
benda-benda tersebut harus disimpan di tempat yang rendah.
 Tangga lipat harus disediakan untuk menghindari orang berdiri di atas
kursi untuk mencapai tempat-tempat yang tinggi.
 Personil kantor disarankan untuk tidak memiringkan kursi
kebelakang, kecuali kursi tersebut memang dirancang untuk bisa
dimiringkan.
 Ketika menaiki tangga, kedua tangan personil tidak boleh penuh
 Dengan bawaan, satu tangan harus selalu bebas untuk memegang
pegangan tangga.
 Kerapian dan kebersihan harus selalau dirawat dengan baik; cairan
yang tumpah harus segera dibersihkan; kertas dan benda lain yang
mudah terbakar jangan sampai menumpuk, menjadi ancaman bahaya
kebakaran; hal-hal yang menyebabkan risiko tersandung, seperti :
kawat listrik dan ubin yang rusak harus diangkat.
 Korek api atau rokok yang masih menyala tidak boleh dilempar ke
keranjang sampah kertas.
 Tabung pemadam kebakaran harus selalu diletakkan di
tempatnya.
 Personil kantor harus memahami tipe dan cara pemakaian alat
pemadam kebakaran di tempatnya
 Pemeriksaan Lingkungan Kerja Proyek yang perlu dilakukan adalah.

a. Lampu Penerangan

 Semua daerah kerja harus memiliki penerangan yang cukup, baik disiang
hari maupun malam hari.
 Lampu sementara harus memiliki alas atau kaki dengan ukuran yang
sesuai agar tidak terguling pada saat dipakai.
 Lampu sementara harus dilengkapi dengan pengaman agar tidak terjadi
sentuhan dengan bola lampu atau elemen lain
 Ketika mengganti bola lampu yang rusak, pastikan alirannya sudah
diputus. Lampu neon yang sudah rusak harus ditangani dengan hati-hati
dan dibuang dengan benar agar tidak menimbulkan luka/ celaka.
 Peralatan lampu, bola lampu, dan sebagainya yang tidak
berfungsi harus segera dilaporkan kepada supervisor.
 Personil yang bekerja di daerah dengan penerangan atau
pencahayaan rendah hanya boleh memakai kacamata pengaman
berlensa bening.
 Hanya personil yang bewenang yang boleh memperbaiki lampu atau
peralatan penerangan.
 Semua unit penerangan harus diperiksa setiap dua bulan sekali dan
dipasangi kode warna yang sama dengan yang diguanakan saat itu.
 Semua perlengkapan lampu rendah (portable lamp) harus
dipasangi steker yang disetujui.
b. Iklim Kerja

 Iklim Kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerak udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja.
 Semua tempat / ruangan aktivitas aktifitas kerja harus dilakukan
peninjauan keadaan iklim kerja ruangannya sesuai dengan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja dan atau kesepakatan subkontraktor
yang telah disetujui.

 Pelaksana K3 harus memonitor, memeriksa dan melakukan penelitian


secara acak apakah seluruh ruang / tempat kerja telah memenuhi
prosedur danpersyaratan yang ditentukan serta melaporkan hal-hal yang
menyimpang kepada Kepala Proyek

c. Kontrol Debu

Memelihara kebersihan kantor dari kotoran dan debu. Diusahakan


mengurangi pengaruh debu, dilakukan dengan :

 Menyiram air jika halaman depan Kantor Proyek kering dan


berdebu dan dengan manual atau memakai truk air, secara rutin
 Dengan mempertimbangkan personil yang sedang bekerja, kecepatan
kendaraan di lapangan harus dibatasi sampai 25km/jam
d. Kontrol Kebisingan
Tempat / Ruangan Kerja yang berdekatan atau terdapat Alat Produksi
yang mengeluarkan suara bising ( seperti Genset, Pile Hamer, Gerinda dll
) harus diperiksa atau diukur itensitas kebisingannya agar diketahui
tingkat kebisingannya. Jika tingkat kebisingan melebihi dari Nilai
Ambang Batas ( NAB) Normal dapat dipersyaratkan wajib pakai Alat
Pelindung Diri Pendengaran yang harus digunakan oleh
karyawan/tenaga kerja atau tamu yang berada di daerah/tempat/ruang
kerja tersebut. Dan jika akan menggangu atau menimbulkan protes
Masyarakat sekitarnya, maka perlu diupayakan.

 Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumber atau alat


produksinya dengan menempatkan alat peredam pada sumber
getarannya.
 Pengaturan waktu operasi, jika memungkinkan
 Penempatan penghalang pada jalan transmisi secara baik
dengan cara mengisolasi mesin / sumbernya.

3. Pengarahan K3

Melalui rapat Harian / Mingguan K3, serta merencanakan pembinaan, penyuluhan


dan implementasi hal-hal yang berkaitan dengan K3 untuk mengembangkan kerja
sama dan partisipasi efektif dalam topik permasalahan sebagai berikut:

− Penggunaan obat-obatan K3 (PPPK)


− Penanganan dan proses pelaporan untuk korban kecelakaan
− Penggunaan alat-alat pelindung diri
− Penerangan (instalasi kabel, panel-panel listrik)
− Prosedur koordinasi / Diagram alur K3
− Sosialisasi pemasangan rambu K3
− Inspeksi harian dan Rapat K3
− Rencana K3 untuk berbagai jenis pekerjaan.

4. Pengawasan dan Pembinaan K3 / OH&S

 Pemeriksaan / Inspeksi pada pekerjaan oleh penanggung jawab pekerjaan atau


Pelaksana Proyek.
Inspeksi/pemeriksaan pekerjaan harus dilakukan oleh penanggun jawab
pekerjaan atau pelaksana dari sebelum mulai kerja s/d selesainya pekerjaan
tersebut yang berhubungan dengan resiko potensi bahaya yang akan terjadi.
Pelaksanaan Inspeksi / Pemeriksaan pada pekerjaan harus dilakukan sesuai
dengan prosedur Sistem Kerja Aman dan Sehat (P-NK-K3-08-06) dan
ketentuan pelaksanaan pekerjaan dan atau persyaratan yang berlaku.

 Inspeksi Berkala oleh Pelaksana K3 dan Personil K3 / OH&S.


Pelaksana K3 dengan staf personil K3 / OH&S-nya harus melakukan
pemeriksaan / inspeksi berkala sesuai program kerjanya keseluruh tampat kerja
di Kantor dan Lapangan Proyek dan melaporkan hasil inspeksi K3 sesuai
form Laporan Inspeksi K3 ( FM-LIK3 ) kepada Kepala Proyek dan arsipnya
disimpan sebagai bukti kegiatan

 Pembinaan K3 / OH&S :
Pelaksana K3 dan Staf personilnya berkewajiban untuk memberikan
sosialisasi dan pengarahan atau Induction kepada setiap karyawan / tenaga
kerja baru dan tamu proyek tentang penerapan Keselamatan & Kesehatan Kerja
di Proyek dan perihal yang penting yang harus diketahui dan ditaati didalam
area produksi proyek.
Pelaksana K3 wajib memberi peringatan dan sangsi yang tegas kepada setiap
karyawan / tenaga kerja yang tidak melaksanakan kewajibannya yang
berhubungan dengan ketidak displinan mentaati peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja di proyek.
Sanksi yang diberikan kepada karyawan / tenaga kerja yang tidak mentaati
peraturan K3 dapat berupa :
- Peringatan tertulis pertama s/d ketiga.
- Hukuman administrasi bagi personil karyawan tetap yang bersangutan.
- Larangan bekerja kembali di proyek.
- Pemberian denda finansial dan lainnya yang disepakati oleh Wakil
- Pekerja, Pelaksana K3 dan Kepala Proyek.

 Rapat Koordinasi K3 / OH&S


RAPAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
- Rapat Mingguan Keselamatan dan kesehatan kerja diadakan setiap hari
Senin, sebelum dilaksanakan giliran kerja siang dan malam. Semua
karyawan / tenaga kerja dan kontraktor diharuskan hadir.
- Tujuan dari rapat ini adalah sebagai sarana komunikasi antara
karyawan / tenaga kerja dan wakil manajemen tentang berbagai topik
keselamatan dan kesehatan kerja dan untuk meningkatkan kesadaran dan
kecakapan dalam masalah keselamatan.
- Karyawan/tenaga kerja diberi kesempatan untuk mengungkapkan
kepedulian mereka terhadap masalah keselamatan dan bersama Supervisor
/ Pengawas dan Pelaksana K3 dapat merumuskan jalan keluarnya.
- Masalah yang tidak dapat diselesaikan akan dicatat dan diserahkan
- kepada Bagian Keselamatan dan kesehatan kerja untuk diproses lebih lanjut.
Emergency Flow For the Accident

Accident
Prevention Of
Second Accident

Inform to safety Resume Injured


Manager Person

Collect & Confirm Information


Who ? Why?
When ? What ?
Inform Site
Where ? How? Transfer
Injured
Office
Person to First Aid

Safety Manager Shall: Initial Diagnosis at


- Prepare Accident Report first Aid
- Analyse Cause af Accident
- Revise Work Procedure (of
necessary)
- Take Necessary Action to Prevent
Transfer Injured
Person to Hospitali
by Ambulance
Notify Concered parties in Writing

Employer

Diagnosis by
Doctor at Hospital
Engineer

Authorities Concerned Inform and Publicied Revised


Preventive Measures in site
Minor Accident
Accident

Report to HSE unit

Chek Victim

Hospital Do in Polyclinic at
Project

Accident Report
Recorded

FINISH

Seriously Injured/ Accident

Seriously Injured

- Report to depnaker
- Report to P2K3 Report To Project
- Division Area manager & HSE Unit

Adm by Administration
Manager

Victim Brought to
Report to Jamsostek
Hospital

Jamsostek Insuranse Take For Treatment

Process Recoverry
From Injured/Illnes
1.6. PERALATAN PENUNJANG K3

Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari


kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses
konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam
suatu lingkungan konstruksi.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karena itu, semua perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau personal protective
Equipment (PPE) atau APD (Alat pelindung diri) untuk semua karyawan yang
bekerja, yaitu
Paket : Pembuatan Gedung Operasional Ditjen Hubud
Lokasi : Cengkareng - Tangerang

Lampiran G :

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO

NAMA PERUSAHAAN : PT. CAHAYAMURNI ARTHA LANGGENG


NAMA PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL DITJEN HUBUD
LOKASI KEGIATAN : CENGKARENG - TANGERANG
TANGGAL DIBUAT : 12 SEPTEMBER 2015

IDENTIFIKASI
AKTIVITAS/JENIS DESKRIPSI
NO LOKASI JENIS BAHAYA PENDENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN KONSEKUENSI
DAN RESIKO K3

Mobil pengangkut alat Mobil pengangkut alat berat dilengkapi


1,2 Mobilisasi Proyek Kematian
terguling lampu protection
Mobil pengangkut alat Anggota badan luka
Cek kondisi dan kapasitas mobil seperti :
mengalami tabrakan ringan
Mobil pengangkut alat Anggota badan luka
- Kondisi tekanan udara dan fisik ban
mengalami slip berat
Macet di tengah jalan Kerugian materi - Kondisi lampu, rem, gas, kopling, dll
Kerugian biaya - Kondisi fasilitas safety kendaraan
Pengemudi mempunyai SIM dan trampil
Hilang waktu kerja
mengemudi
Pengemudi mengetahui kondisi medan jalan
yang akan
dilalui
Pelaksaan KIR mobil sesuai waktu ysng
ditentukan
Melakukan pengawalan oleh petugas lalu
lintas saat melakukan mobilisasi
alat berat dengan menggunakan trailer
Ada petugas yang ikut melakukan
pengawalan untuk menjaga jangan sam-
pai ada utilitas di jalan dan jembatan yang
terlewati oleh proses mobilisasi

Pekerjaan Galian untuk


Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
2,1 Selokan Drainase dan Proyek Mata selilipan tanah
ringan tangan
Saluran Air
Tangan lecet-lecet Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi
Kaki terkena cangkul Biaya Jangan bekerja sambil berhimpitan
Kaki terkena benda
Dipasang rambu ada galian dan pengaman
taj
Pengamanan buangan tanah pada daerah
Terperosok
yang aman

Anggota badan
Pekerjaan Pasangan Batu Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
2,2 Proyek terkena iritasi air
dengan Mortar ringan tangan, dan masker
semen
Pernafasan tercemar
Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
debu semen
Anggota badan terkilir Biaya Jangan bekerja sambil berguarau
Kaki kejatuhan batu Mengangkat beban sesuai dengan batas
kali kemampuannya
Gunakan alat yang baik.
Sosialisasikan kepada para pekerja akan
bahaya Semen dan bagaimana
cara penanganannya.

3.1.1 Galian Biasa Proyek Tangan lecet-lecet Kematian Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
tangan, dan masker
Kaki terkena benda- Anggota badan luka
Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
benda tajam berat
Pencemaran udara Anggota badan luka Pasang rambu ada galian dan pagar
oleh debu ringan pengaman galian
Terkena longsoran Penggalian dilakukan sistem kemiringan
Hilang waktu kerja
tanah yang aman
Tersetrum jaringan
Gunakan alat bantu yang baik bila
kabel listrik bawah Biaya
diperlukan
tanah
Menghirup gas
Disediakan tangga untuk keluar dari galian
beracun

Memakai APD : Helm, sepatu, sarung


3.1.2 Galian Batu Proyek Tangan lecet-lecet Kematian
tangan, dan masker
Kaki terkena benda- Anggota badan luka
Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
benda tajam berat
Pencemaran udara Anggota badan luka Pasang rambu ada galian batu dan pagar
oleh debu ringan pengaman galian
Terkena longsoran Penggalian dilakukan sistem kemiringan
Hilang waktu kerja
batu yang aman
Tersetrum jaringan
Gunakan alat bantu yang baik bila
kabel listrik bawah Biaya
diperlukan
tanah
Anggota badan
Disediakan tangga untuk keluar dari galian
terkena pecahan batu

Galian Perkerasan Beraspal Memakai APD : Helm, sepatu, sarung


3.1.7 Proyek Tangan lecet-lecet Kematian
tanpa Cold Milling Machine tangan, dan masker, earplug
Kaki terkena benda- Anggota badan luka
Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
benda berat
Pencemaran udara Anggota badan luka Pasang rambu ada galian aspala lama dan
oleh debu ringan pagar pengaman galian aspal
Terkena bongkaran Penggalian dilakukan sistem tegak lurus dan
Hilang waktu kerja
aspal jauh dari orang lewat
Anggota badan
Gunakan alat bantu yang baik bila
terkena iritasi Biaya
diperlukan
pecahan aspal
Anggota badan Dilakukan pengaturan lalu lintas pada waktu
terkena pecahan batu penggalian agar aman

Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung


3.2.1 Timbunan Biasa Proyek Mata selilipan tanah
berat tangan
Anggota badan luka
Tangan lecet-lecet Bekerja dengan konsentrasi
ringan
Anggota badan
tertabrak alat
Hilang waktu kerja Jangan bekerja sambil berhimpitan
penghampar /
pemadat
Kaki terkena benda
Biaya Dipasang rambu ada galian dan pengaman
tajam
Pengamanan buangan tanah pada daerah
Terperosok
yang aman

Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
3.2.2 Timbunan Pilihan Proyek
oleh debu ringan tangan, dan
Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
Gunakan alat bantu yang baik bila
diperlukan
Pasang rambu ada timbunan dan pagar
pengaman timbunan
Tertabrak alat
Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
scrapper / alat
berat tangan
pemadat
Anggota badan luka Pasang di larang melintas pada derah yang
ringan sedang diber-
Hilang waktu kerja sihkan.
Jangan bekerja sambil berguarau
Mengetahui batas daerah kerja alat berat
dan daerah aman untuk kerja

Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
3,3 Penyiapan Badan Jalan Proyek
oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati

Pengamanan daerah berdebu dg siraman air


secara periodik

Tertabrak alat Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
scrapper / grader berat tangan
Anggota badan luka Pasang di larang melintas pada derah yang
ringan sedang diber-
Hilang waktu kerja sihkan.
Jangan bekerja sambil berguarau
Mengetahui batas daerah kerja alat berat
dan daerah aman untuk kerja

Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
4.2.1 Proyek
A oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Kaki terperosok ke
Cek kondisi alat pemadat sebelum
dalam galian bahu Kerugian biaya
dikerjakan
jalan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja
Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
4.2.2 Proyek
B oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Kaki terperosok ke
Cek kondisi alat pemadat sebelum
dalam galian bahu Kerugian biaya
dikerjakan
jalan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja

Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
5.1.1 Proyek
A oleh debu berat tangan, dan
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Cek kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
dikerjakan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja

Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
5.1.2 Proyek
B oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Kaki terperosok ke Cek kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
dalam galian bahu dikerjakan
jalan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja

Lapis Resap Pengikat - Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.1.1.a Proyek
Aspal Cair oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Anggota badan Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
terciprat cairan aspal yang dikerjakan
Jangan melintas pada daerah yang
dikerjakan
Cek kondisi alat semprot sebelum digunakan
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya

Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.1.2.a Lapis Perekat - Aspal Cair Proyek
oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Anggota badan Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
terciprat cairan aspal yang dikerjakan
Jangan melintas pada daerah yang
dikerjakan
Cek kondisi alat semprot sebelum digunakan
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya

Lataston Lapis Aus (HRS- Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3(3a) Proyek
WC) 3 cm oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
(gradasi senjang/semi Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
senjang) ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya

Laston Lapis Pondasi (HRS- Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3(4a) Proyek
Base) oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
(gradasi senjang/semi Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
senjang) ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya

Laston Lapis Pondasi Perata Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3(4b) Proyek
(HRS-Base(L)) oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
(gradasi senjang/semi Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
senjang) ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3.8.a Aspal Minyak Proyek
oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Anggota badan Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
terciprat cair yang
Jangan melintas pada daerah yang
dikerjakan
Cek kondisi alat semprot sebelum digunakan
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya

Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3.9 Additive Anti pengelupasan Proyek
oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Mensosialisasikan bahaya additive kepada
pekerja dan cara penanganannya

Tangan dan kaki


Bahan Pengisi (filler) Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3.10 Proyek terkena iritasi air
tambahan (semen) ringan tangan, dan masker
semen
Pencemaran udara Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
oleh debu semen dan yang dikerjakan
Anggota badan
Kerugian biaya Periksa kondisi alat sebelum digunakan
terkilir
Gunakan alat bantu yang baik bila
diperlukan
Bekerja dalam penerangan yang cukup

Tangan dan kaki


Beton mutu sedang dengan Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
7.1(7) Proyek terkena iritasi air
fc' = 20 Mpa (K-250) ringan tangan, dan masker
semen
Pencemaran udara
Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
oleh debu semen dan Hilang waktu kerja
yang dikerjakan
asap
Anggota badan
Kerugian biaya Periksa kondisi alat sebelum digunakan
terkilir
Kaki terluka Gunakan alat bantu yang baik bila
menginjak paku diperlukan
Tangan tergores
terkena potongan Bekerja dalam penerangan yang cukup
kayu

Anggota badan lecet Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
7.3(1) Baja Tulangan BJ 24 Polos Proyek
terkena potongan besi ringan tangan
Kaki tersandung
Hilang waktu kerja Bersihkan lokasi kerja setiap selesai bekerja.
potongan besi
Jauhkan benda-benda tajam dari lokasi
Kerugian biaya
pekerjaan.

Anggota badan
Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
7,9 Pasangan Batu Proyek terkena iritasi air
ringan tangan dan masker
semen
Kaki terluka
Hilang waktu kerja Periksa kondisi alat sebelum digunakan
kejatuhan batu
Tangan terluka Gunakan alat bantu yang baik bila
Kerugian biaya
tergencet batu diperlukan
Anggota badan
Material ditempatkan pada tempatnya
kejatuhan batu
Bekerja dengan hati-hati dan konsentrasi
Sosialisasikan bahaya semen kepada
pekerja dan bahaya penanganannya

Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung


7.10(3) Bronjong (Gabions) Proyek Kejatuhan batu
berat tangan
Tangan / kaki Anggota badan luka
Periksa kondisi alat sebelum digunakan
tergencet batu ringan
Tangan / kaki terluka
Gunakan alat bantu yang baik bila
kena potongan Hilang waktu kerja
diperlukan
bronjong
Anggota badan
Kerugian biaya Material ditempatkan pada tempatnya
terkilir
Bekerja dengan hati-hati dan konsentrasi

Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
8.1.(1) Proyek
A untuk pekerjaan minor oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Cek kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
dikerjakan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja

Campuran Aspal Panas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
8.1.(5) Proyek
untuk pekerjaan minor oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Hilang waktu kerja Jangan melintas pada daerah yang
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum

Menghirup zat kimia Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
8.4.(1) Marka Jalan Thermoplastik Proyek
cat marka ringan tangan dan masker
Tangan terkena iritasi
Hilang waktu kerja Periksa kondisi alat sebelum digunakan
cat marka
Anggota badan
terkena iritasi cat Biaya Bekerja dengan hati-hati dan konsentrasi
marka
Memakai baju yang menutupi seluruh badan
Pasang rambu pengecatan dan batas
pengaman

Layanan Pemeliharaan Bahu Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
10.1(2) Proyek Mata selilipan tanah
Jalan berat tangan
Layanan Pemeliharaan Anggota badan luka
10.1(3) Proyek Tangan lecet-lecet Bekerja dengan konsentrasi
Drainase ringan
Anggota badan
Layanan Pemeliharaan
tertabrak alat
10.1(5) Bangunan Perlengkapan Proyek Hilang waktu kerja Jangan bekerja sambil berhimpitan
penghampar /
Jalan
pemadat
Anggota badan
Dipasang rambu ada galian dan
tertabrak kendaraan Biaya
pengamanan pemeliharaan
lewat
Pengamanan buangan tanah pada daerah
Kaki Terperosok
yang aman
Pengamanan area kerja bahu jalan
Pengamanan area kerja galian saluran
1.7. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA

Pemenuhan perundang-undangan dan persyaratan lainnya (legislasi) dipergunakan untuk


mengidentifikasikan kebutuhan Undang-Undang dan Peraturan yang berkaitan dengan K3, baik
yang bersifat eksternal maupun internal PT. CAHAYAMURNI ARTHA LANGGENG

Tabel 6.2.
PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN PERSYARATA LAINNYA (EKSTERNAL)

UNDANG-UNDANG / PERATURAN TENTANG / PERIHAL

UNDANG-UNDANG
1.UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
2.UU No. 8 Tahun 1990 Jalan Tol
3.UU No. 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4.UU No. 14 Tahun 1992 Lalu Lintas Jalan
5.UU No. 23 Tahun 1992 Kesehatan
6.UU No. 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi
7.UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
8.UU No. 38 Tahun 2004 Jalan

PERATURAN PEMERINTAH &


KEPUTUSAN PRESIDEN
9. Peraturan Pemerintah No. 14 Penyelenggaraan Program Jaminan
Tahun 1993 Sosial Tenaga Kerja
10. Peraturan Pemerintah No. 28 Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Tahun 2000 Konstruksi
11. Peraturan Pemerintah No. 29 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Tahun 2000

KEPUTUSAN MENTERI Keselamatan dan Kesehatan Kerja


12. SKB Menteri Tenaga Kerja dan pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Menteri Pekerjaan Umum No.:
Kep.174/MEN/86 dan No.:
104/Kpts/1986

PERATURAN MENTERI Sistem Manajemen Keselamatan dan


13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Kesehatan Kerja
No. Per.05/MEN/1996 Pedoman Sistem Manajemen
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum No. 09/PRT/M/2008 (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum

1.8. SASARAN DAN PROGRAM

a. Sasaran
1) Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Incident Rate = 0).
2) Meningkatkan kesesuaian pada Undang-Undang dan Peraturan K3 lainnya.
3) Meningkatkan kesehatan para personil Konsultan Pengawas.

b. Program K3 Dalam Mencapai Sasaran


1) Membuat Rencana Kerja K3 serta menyiapkan sumberdaya sebelum pekerjaan
dimulai dan dilaksanakan secara konsisten sampai resiko dapat diterima /
ditolerir.
2) Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya.
3) Memastikan bahwa setiap pekerja baru atau memulai pekerjaan berbahaya
dalam keadaan sehat.

1.9. PENERAPAN DAN OPERASI

1.9.1. Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban

Dalam rangka pelaksanaan Sistem Manajemen K3 pada Pembuatan Gedung Operasional


Ditjen Perhubungan Udara manajemen PT. CAHAYAMURNI ARTHA LANGGENG telah
menetapkan salah seorang tenaga ahli untuk menjadi penanggung jawab yang berwenang atas
hal-hal yang berkaitan dengan fungsi-fungsi yang terlibat dalam pengelolaan, pelaksanaan,
maupun verifikasi terhadap aktifitas-aktifitas yang berpengaruh pada keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)

1.9.2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

a. Kompetensi
Memastikan bahwa personil Konsultan Pengawas yang terlibat dalam
pekerjaan yang mengadung resiko K3 memiliki kompetensi atas dasar
pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai, sehingga pekerjaan
dapat dilakukan dengan sehat dan aman dengan kualitas produk/jasa sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas. Tenaga ahli yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab SMK3 mempunyai level pendidikan sarjana
teknik sipil.

b. Pelatihan dan Kepedulian


Penanggung jawab SMK3 memiliki sertifikat SMK3 dan diberi kewenangan,
tugas, dan tanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada personil
Konsultan Pengawas lainnya.

1.9.3. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi

a. Komunikasi
Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan SMK3, akan dilakukan komunikasi
internal antara berbagai tingkatan Konsultan Pengawas, komunikasi dengan
Kontraktor Pelaksana dan Pemimpin Proyek, serta menerima,
mendokumentasikan dan menanggapi kritik dan saran dari pihak luar.

b. Partisipasi dan Konsultasi


1) Membuat, menerapkan dan memelihara keterlibatan semua personil
dalam hal :
- Identifikasi bahaya, penilaian resiko, dan menetukan pengendalian
resiko
- Penyelidikan kecelakaan/insiden
- Pengembangan dan pengkajian kebijakan dan sasaran K3
- Konsultasi jika terdapat perubahan yang mempengaruhi K3
- Sebagai perwakilan atas hal-hal yang berkaitan dengan K3.
2) Menginformasikan kepada seluruh personil Konsultan Pengawas tentang
pengaturan keterlibatannya, termasuk siapa yang mewakili jika terkait
dengan hal-hal K3.
3) Konsultasi dengan Kontraktor Pelaksana dan Pemimpin Proyek jika
terdapat perubahan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan K3.

1.9.4. Dokumentasi

Konsultan Pengawas akan memastikan bahwa dokumen yang ada memadai


dengan system pengelolaan yang baik, sehingga dapat dipastikan akan mampu
melaksanakan K3 dengan baik. Demikian juga dipastikan bahwa bukti kerja K3
akan didokumentasikan, berbentuk hardcopy, softcopy, dll.

1.9.5. Pengendalian Dokumen

a. Dokumen yang diperlukan oleh SMK3 Konsultan Pengawas akan dikendalikan.


b. Konsultan Pengawas akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk :
 Menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum dikeluarkan
 Mengkaji ulang dan memutahirkan seperlunya dan menyetujui kembali
dokumen tersebut.
 Menyimpan dokumen tersebut dan diidentifikasikan sehingga mempunyai
kemampuan telusur.
 Memastikan versi terbaru dari dokumen yang dipakai telah teridentifikasi
dan tersedia di tempat yang digunakan.
 Memastikan dokumen eksternal asli yang penting untuk perencanaan dan
operasi SMK3 telah teridentifikasi dan dikendalikan pendistribusiannya.
 Menjaga penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluwarsa
dan melakuka identifikasi yang sesuai jika dokumen tersebut disimpan
untuk tujuan tertentu

1.9.6. Pengendalian Operasional

1. Rencana Kerja K3
Konsultan Pengawas akan melakukan identifikasi masalah yang akan terjadi di
lokasi tertentu dengan resiko kecelakaan yang akan dihadapi, sekaligus
begaimana cara pencegahan atau penanganan dan penanggung jawabnya.

2. Pelaksanaan K3
1) Pengamanan lokasi / areal kerja
2) Penyuluhan K3 pada seluruh personil Konsultan Pengawas, dilakukan pada
awal proyek dan secara berkala selama proyek berlangsung. Dalam hal ini
dijelaskan juga mengenai resiko-resiko dan sangsi biala ada yang
mengabaikan K3.
3) Pelaksanaan harian dimulai dengan pemeriksaan pada pagi hari sebelum
seluruh personil Konsultan Pengawas mulai bekerja.
4) Pemeriksaan K3 pada akhir pekerjaan.
5) Pengendalian dari semua rencana kerja dilakukan melalui pertemuan K3
secara rutin.

3. Alat Pengaman Diri


Seluruh personil Konsultan Pengawas yang turun ke lapangan akan dilengkapi
dengan alat pelindung diri (APD), antara lain berupa hel,, sepatu boot, masker
hidung, kacamata pelindung, mantel, senter, dll.

1.9.7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat

Keadaan darurat adalah suatu kondisi, baik yang disebabkan oleh tindakan
manusia, alat dan bencana alam yang cenderung meluas dan bisa melibatkan
seluruh personil dan peralatan yang dapat menimbulkan korban jiwa, harta, dan
lingkungan yang tidak sedikit.

Komitmen Perusahaan terhadap K3 pada kondisi darurat adalah dengan


perencanaan tanggap darurat sebagai berikut:
 Penetapan organisasi tanggap darurat.
 Membuat, menetapkan dan memelihara prosedur pada situasi darurat.
 Memperhitungkan keberadaan pihak-pihak luar terkait.
 Secara berkala akan dilaksanakan latihan tanggap darurat.
1.10. PEMERIKSAAN

1.10.1. Pengukuran dan Pemantauan

Memastikan bahwa SMK3 dapat dibuat, diterapkan dan dipelihara, serta Kinerja K3
dapat diukur dan dipantau secara teratur.

1.10.2. Evaluasi Kepatuhan

Membuat prosedur sehingga dapat mengevaluasi kepatuhan terhadap Undang-Undang


dan Peraturan lainnya.

1.10.3. Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan

Jika terjadi insiden di proyek, Konsultan Pengawas akan melakukan


penyelidikan/investigasi dan melakukan analisis penyebab kecelakaan, sehingga
kecelakaan serupa dapat dicegah dikemudian hari. Setiap kecelakaan yang terjadi
perlu diperiksa, diteliti, dan dianalisis secara mendalam, sehingga dapat diketahui
penyebab langsung dan penyebab dasarnya untuk kemudian dicarikan cara
pencegahannya secara tepat agar kejian serupa tidak terulang lagi. Semua kegiatan ini
akan dicatar dan diarsipkan.

1.10.4. Pengendalian Rekaman

Konsultan Pengawas akan memastikan bahwa semua dokumen dan rekaman yang
berkaitan dengan SMK3, baik yang keluar maupun telah disyahkan, dikendalikan,
disimpan dan dirawat dengan baik dan terarsipkan.

6.1.1. Audit Internal

1.11. PENUTUP

Manajemen akan melalukan rapat tinjauan manajemen untuk mengetahui


permasalahan, rencana tindak lanjut, dan target waktunya.

Anda mungkin juga menyukai