Sebagai perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa konsultan teknik dan
manajemen, PT. CAHAYAMURNI ARTHA LANGGENG menerapkan kebijakan di bidang
Mutu/kualitas Pekerjaan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Lingkungan, yang berlaku untuk Kantor Pusat maupun Proyek-proyeki :
a) Kebijakan Mutu
Pemenuhan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas pekerjaan
Pendekatan rekayasa teknik dan bisnis yang seimbang
Pemanfaatan teori dan metodologi tepat sasaran
SDM yang professional di bidangnya
Komitmen Perusahaan dalam hal K3 terhadap proyek dan personil Konsultan Pengawas
adalah “safety first” dan “zero accident”.
Konsep manajemen K3 yang akan diterapkan selama tahapan konstruksi untuk mencapai
tujuan berikut :
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan, untuk
mencapai zero accident & zero pollution.
Memaksimalkan kinerja aset yang ada (tenaga kerja/disiplin kerja, alat-alat
berat, kendaraan dll).
Melindungi asset perusahaan (tenaga kerja dari kecelakaan, melindungi
material/ alat terpasang dari kerusakan dan bahaya kebakaran/ peledakan).
Memelihara kesan yang baik (good public image) terhadap Konsultan
(berdasarkan pada high safety performance dan reputasi)
Penghematan biaya operasi Proyek.
Lima kondisi berikut adalah prioritas utama yang akan diterapkan :
1.2. PERENCANAAN
Tujuannnya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya telah diidentifikasikan,
dinilai resikonya dan dilalukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para
pekerja, sehingga proses penyelesaian pekerjaan berjalan lancer.
a. Identifikasi Bahaya
Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang timbul dari
aktifitas kegiatan Pembuatan Gedung Operasional Ditjen Perhubungan
Udara
b. Penilaian Resiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya
kedalam kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah, dengan menggunakan system score.
c. Pengendalian Resiko
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit, sehingga
terwujud “zero accident”
Tujuan dari hal tersebut adalah mencapai tingkat kinerja K3 yang konsisten dan optimal,
yang dapat meyakinkan Pemilik Proyek dan personil Konsultan. Keanggotaan Komite K3
akan dipimpin oleh Koordinator Proyek. Komite ini harus mengadakan rapat komite
setidaknya sebulan sekali, atau jika terjadi kecelakaan.
Untuk mengefektifkan agenda rapat komite K3, ‘patroli’ keselamatan akan diselenggarakan
oleh anggota komite sehari sebelum rapat.
Peralatan pengamanan/alat pelindung diri akan disediakan/dipakai dan dirawat dengan baik
selama pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan analisis bahaya konstruksi, dasar-dasar dari ketentuan K3, dikembangkan dan
disiapkan untuk menjamin keselamatan seluruh pekerjaan yang direncanakan dan
menghindari kemungkinan terjadinya pencemaran.
Tim pekerja lapangan mulai dari tingkat tenaga pendukung sampai Project Manager secara
terus menerus akan meninjau kondisi lapangan, rencana kerja konstruksi dan kegiatan
lapangan lainnya untuk meminimalisasi safety hazards dan tindakan yang mengabaikan
keselamatan personil
Kontraktor akan menyediakan sarana P3K/ First Aid selama pelaksanaan pekerjaan.
Bagian ini menggarisbawahi pada jenis-jenis informasi yang dibutuhkan untuk semua
personil dan supervisor sebelum memulai dan selama pekerjaan berlangsung terutama
untuk pekerja lokal.
1.3.5. Ijin Kerja
Dalam rangka memonitor dan mengontrol resiko kerja yang potensial di lapangan, ijin kerja
diperlukan untuk melakukan pekerjaan pada segala kondisi dimana batas dari unit proses
atau dalam konstruksi baru dimana bahaya mungkin terjadi. Ijin kerja dikeluarkan oleh
Pemilik Proyek, setelah sesuai dengan prosedur keselamatan sudah diverifikasi.
Untuk mencegah kebakaran, perlu diberikan perhatian khusus pada area preplanning, hot-
work permit controls, area dimana terdapat material yang mudah terbakar, area
pengendalian cairan dan material, area pengendalian asap, pelatihan dan penggunaan
tanda bahaya, pemasangan kabel elektrik yang tepat, dan pembuangan sampah pada
tempatnya. Prosedur yang spesifik ditekankan pada rencana keselamatan konstruksi
lapangan untuk masing-masing proyek.
Prosedur emergency response plan dikembangkan untuk semua insiden yang potensial
termasuk api, ledakan, bencana alam, dan lain-lain. Prosedur ini meliputi sarana
berkomunikasi, fire fighting, sarana medis, keselamatan, evakuasi, dan sarana-sarana lain
yang mungkin diperlukan.
Para personil pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan-pertemuan K3,
pelatihan penanggulangan keadaan darurat (Emergency Drill), dan lain-lain.
MANAGER K3
KEPALA
KEPALA
AUDIT &
OPERASI K3
EVALUASI K3
SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR
IMPLEMENTA
PLANNING EVALUASI AUDIT
SI
1. Pengendalian Awal
a. Mempunyai Sistem Sanitasi yang sehat, tidak ada bahan pencemar yang
sengaja dibuang ke saluran air atau langsung ke tanah.
b. Limbah dan sampah dikontrol dengan cara mendaur ulang atau membuangnya
dengan cara yang layak.
c. Semua sampah ( kertas, plastik, polysterene dan sebagainya ) harus dibuang di
tempat sampah dan tidak dibiarkan berterbangan di lapangan
d. Lingkungan Kerja yang perlu diadakan pemeriksaan dan pemeliharaan
adalah:
Pemeliharaan Lingkungan Kerja PROYEK
Tata letak kantor harus efisien, nyaman dan aman.
Pintu keluar harus bebas dari halangan dan jika dikunci, harus biasa
dibuka dari dalam tanpa menggunakan anak kunci.
Pintu kaca harus memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup.
Peralatan listrik / elektronik harus selalu dalam keadaan bekerja dgn.
baik.
Kabel listrik yang melintasi lantai, jika ada, harus diplester agar tidak
membuat orang tersandung. Stop kontak lirtrik tidak boleh dibebani
dengan banyak adaptor.
Bukalah laci lemari arsip satu hanya pada satu saat. Membuka dua laci
paling atas sekaligus, dari empat laci yang ada, bisa membuat lemari
arsip roboh. Laci harus segera ditutup setelah digunakan.
Benda-benda yang berat tidak boleh diletakkan di tempat yang tinggi,
benda-benda tersebut harus disimpan di tempat yang rendah.
Tangga lipat harus disediakan untuk menghindari orang berdiri di atas
kursi untuk mencapai tempat-tempat yang tinggi.
Personil kantor disarankan untuk tidak memiringkan kursi
kebelakang, kecuali kursi tersebut memang dirancang untuk bisa
dimiringkan.
Ketika menaiki tangga, kedua tangan personil tidak boleh penuh
Dengan bawaan, satu tangan harus selalu bebas untuk memegang
pegangan tangga.
Kerapian dan kebersihan harus selalau dirawat dengan baik; cairan
yang tumpah harus segera dibersihkan; kertas dan benda lain yang
mudah terbakar jangan sampai menumpuk, menjadi ancaman bahaya
kebakaran; hal-hal yang menyebabkan risiko tersandung, seperti :
kawat listrik dan ubin yang rusak harus diangkat.
Korek api atau rokok yang masih menyala tidak boleh dilempar ke
keranjang sampah kertas.
Tabung pemadam kebakaran harus selalu diletakkan di
tempatnya.
Personil kantor harus memahami tipe dan cara pemakaian alat
pemadam kebakaran di tempatnya
Pemeriksaan Lingkungan Kerja Proyek yang perlu dilakukan adalah.
a. Lampu Penerangan
Semua daerah kerja harus memiliki penerangan yang cukup, baik disiang
hari maupun malam hari.
Lampu sementara harus memiliki alas atau kaki dengan ukuran yang
sesuai agar tidak terguling pada saat dipakai.
Lampu sementara harus dilengkapi dengan pengaman agar tidak terjadi
sentuhan dengan bola lampu atau elemen lain
Ketika mengganti bola lampu yang rusak, pastikan alirannya sudah
diputus. Lampu neon yang sudah rusak harus ditangani dengan hati-hati
dan dibuang dengan benar agar tidak menimbulkan luka/ celaka.
Peralatan lampu, bola lampu, dan sebagainya yang tidak
berfungsi harus segera dilaporkan kepada supervisor.
Personil yang bekerja di daerah dengan penerangan atau
pencahayaan rendah hanya boleh memakai kacamata pengaman
berlensa bening.
Hanya personil yang bewenang yang boleh memperbaiki lampu atau
peralatan penerangan.
Semua unit penerangan harus diperiksa setiap dua bulan sekali dan
dipasangi kode warna yang sama dengan yang diguanakan saat itu.
Semua perlengkapan lampu rendah (portable lamp) harus
dipasangi steker yang disetujui.
b. Iklim Kerja
Iklim Kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerak udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja.
Semua tempat / ruangan aktivitas aktifitas kerja harus dilakukan
peninjauan keadaan iklim kerja ruangannya sesuai dengan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja dan atau kesepakatan subkontraktor
yang telah disetujui.
c. Kontrol Debu
3. Pengarahan K3
Pembinaan K3 / OH&S :
Pelaksana K3 dan Staf personilnya berkewajiban untuk memberikan
sosialisasi dan pengarahan atau Induction kepada setiap karyawan / tenaga
kerja baru dan tamu proyek tentang penerapan Keselamatan & Kesehatan Kerja
di Proyek dan perihal yang penting yang harus diketahui dan ditaati didalam
area produksi proyek.
Pelaksana K3 wajib memberi peringatan dan sangsi yang tegas kepada setiap
karyawan / tenaga kerja yang tidak melaksanakan kewajibannya yang
berhubungan dengan ketidak displinan mentaati peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja di proyek.
Sanksi yang diberikan kepada karyawan / tenaga kerja yang tidak mentaati
peraturan K3 dapat berupa :
- Peringatan tertulis pertama s/d ketiga.
- Hukuman administrasi bagi personil karyawan tetap yang bersangutan.
- Larangan bekerja kembali di proyek.
- Pemberian denda finansial dan lainnya yang disepakati oleh Wakil
- Pekerja, Pelaksana K3 dan Kepala Proyek.
Accident
Prevention Of
Second Accident
Employer
Diagnosis by
Doctor at Hospital
Engineer
Chek Victim
Hospital Do in Polyclinic at
Project
Accident Report
Recorded
FINISH
Seriously Injured
- Report to depnaker
- Report to P2K3 Report To Project
- Division Area manager & HSE Unit
Adm by Administration
Manager
Victim Brought to
Report to Jamsostek
Hospital
Process Recoverry
From Injured/Illnes
1.6. PERALATAN PENUNJANG K3
Lampiran G :
IDENTIFIKASI
AKTIVITAS/JENIS DESKRIPSI
NO LOKASI JENIS BAHAYA PENDENDALIAN RESIKO K3
PEKERJAAN KONSEKUENSI
DAN RESIKO K3
Anggota badan
Pekerjaan Pasangan Batu Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
2,2 Proyek terkena iritasi air
dengan Mortar ringan tangan, dan masker
semen
Pernafasan tercemar
Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
debu semen
Anggota badan terkilir Biaya Jangan bekerja sambil berguarau
Kaki kejatuhan batu Mengangkat beban sesuai dengan batas
kali kemampuannya
Gunakan alat yang baik.
Sosialisasikan kepada para pekerja akan
bahaya Semen dan bagaimana
cara penanganannya.
3.1.1 Galian Biasa Proyek Tangan lecet-lecet Kematian Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
tangan, dan masker
Kaki terkena benda- Anggota badan luka
Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
benda tajam berat
Pencemaran udara Anggota badan luka Pasang rambu ada galian dan pagar
oleh debu ringan pengaman galian
Terkena longsoran Penggalian dilakukan sistem kemiringan
Hilang waktu kerja
tanah yang aman
Tersetrum jaringan
Gunakan alat bantu yang baik bila
kabel listrik bawah Biaya
diperlukan
tanah
Menghirup gas
Disediakan tangga untuk keluar dari galian
beracun
Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
3.2.2 Timbunan Pilihan Proyek
oleh debu ringan tangan, dan
Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
Gunakan alat bantu yang baik bila
diperlukan
Pasang rambu ada timbunan dan pagar
pengaman timbunan
Tertabrak alat
Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
scrapper / alat
berat tangan
pemadat
Anggota badan luka Pasang di larang melintas pada derah yang
ringan sedang diber-
Hilang waktu kerja sihkan.
Jangan bekerja sambil berguarau
Mengetahui batas daerah kerja alat berat
dan daerah aman untuk kerja
Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
3,3 Penyiapan Badan Jalan Proyek
oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Hilang waktu kerja Bekerja dengan konsentrasi dan hati-hati
Tertabrak alat Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
scrapper / grader berat tangan
Anggota badan luka Pasang di larang melintas pada derah yang
ringan sedang diber-
Hilang waktu kerja sihkan.
Jangan bekerja sambil berguarau
Mengetahui batas daerah kerja alat berat
dan daerah aman untuk kerja
Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
4.2.1 Proyek
A oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Kaki terperosok ke
Cek kondisi alat pemadat sebelum
dalam galian bahu Kerugian biaya
dikerjakan
jalan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja
Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
4.2.2 Proyek
B oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Kaki terperosok ke
Cek kondisi alat pemadat sebelum
dalam galian bahu Kerugian biaya
dikerjakan
jalan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja
Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
5.1.1 Proyek
A oleh debu berat tangan, dan
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Cek kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
dikerjakan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja
Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
5.1.2 Proyek
B oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Kaki terperosok ke Cek kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
dalam galian bahu dikerjakan
jalan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja
Lapis Resap Pengikat - Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.1.1.a Proyek
Aspal Cair oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Anggota badan Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
terciprat cairan aspal yang dikerjakan
Jangan melintas pada daerah yang
dikerjakan
Cek kondisi alat semprot sebelum digunakan
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.1.2.a Lapis Perekat - Aspal Cair Proyek
oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Anggota badan Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
terciprat cairan aspal yang dikerjakan
Jangan melintas pada daerah yang
dikerjakan
Cek kondisi alat semprot sebelum digunakan
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Lataston Lapis Aus (HRS- Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3(3a) Proyek
WC) 3 cm oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
(gradasi senjang/semi Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
senjang) ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Laston Lapis Pondasi (HRS- Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3(4a) Proyek
Base) oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
(gradasi senjang/semi Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
senjang) ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Laston Lapis Pondasi Perata Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3(4b) Proyek
(HRS-Base(L)) oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
(gradasi senjang/semi Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
senjang) ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3.8.a Aspal Minyak Proyek
oleh debu dan asap ringan tangan, dan masker
Anggota badan Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
Hilang waktu kerja
terciprat cair yang
Jangan melintas pada daerah yang
dikerjakan
Cek kondisi alat semprot sebelum digunakan
Mensosialisasikan bahaya aspal kepada
pekerja dan cara penanganannya
Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
6.3.9 Additive Anti pengelupasan Proyek
oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Mensosialisasikan bahaya additive kepada
pekerja dan cara penanganannya
Anggota badan lecet Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
7.3(1) Baja Tulangan BJ 24 Polos Proyek
terkena potongan besi ringan tangan
Kaki tersandung
Hilang waktu kerja Bersihkan lokasi kerja setiap selesai bekerja.
potongan besi
Jauhkan benda-benda tajam dari lokasi
Kerugian biaya
pekerjaan.
Anggota badan
Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
7,9 Pasangan Batu Proyek terkena iritasi air
ringan tangan dan masker
semen
Kaki terluka
Hilang waktu kerja Periksa kondisi alat sebelum digunakan
kejatuhan batu
Tangan terluka Gunakan alat bantu yang baik bila
Kerugian biaya
tergencet batu diperlukan
Anggota badan
Material ditempatkan pada tempatnya
kejatuhan batu
Bekerja dengan hati-hati dan konsentrasi
Sosialisasikan bahaya semen kepada
pekerja dan bahaya penanganannya
Lapis Pondasi Agregat Kelas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
8.1.(1) Proyek
A untuk pekerjaan minor oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Kaki luka terkena Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
pecahan batu split ringan yang dikerjakan
Tertabrak alat Jangan melintas pada daerah yang
Hilang waktu kerja
pemadat dikerjakan
Cek kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
dikerjakan
Bekerja pada daerah kondisi lintasan aman
untuk bekerja
Campuran Aspal Panas Pencemaran udara Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
8.1.(5) Proyek
untuk pekerjaan minor oleh debu dan asap berat tangan, dan masker
Anggota badan
Anggota badan luka Dipasang rambu dilarang lewat pada lokasi
terkena campuran
ringan yang dikerjakan
aspal panas
Tertabrak alat Hilang waktu kerja Jangan melintas pada daerah yang
pemadat dikerjakan
Periksa kondisi alat pemadat sebelum
Kerugian biaya
digunakan
Atur lalu lintas jalan kerja agar tidak
mengganggu lalin umum
Menghirup zat kimia Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
8.4.(1) Marka Jalan Thermoplastik Proyek
cat marka ringan tangan dan masker
Tangan terkena iritasi
Hilang waktu kerja Periksa kondisi alat sebelum digunakan
cat marka
Anggota badan
terkena iritasi cat Biaya Bekerja dengan hati-hati dan konsentrasi
marka
Memakai baju yang menutupi seluruh badan
Pasang rambu pengecatan dan batas
pengaman
Layanan Pemeliharaan Bahu Anggota badan luka Memakai APD : Helm, sepatu, sarung
10.1(2) Proyek Mata selilipan tanah
Jalan berat tangan
Layanan Pemeliharaan Anggota badan luka
10.1(3) Proyek Tangan lecet-lecet Bekerja dengan konsentrasi
Drainase ringan
Anggota badan
Layanan Pemeliharaan
tertabrak alat
10.1(5) Bangunan Perlengkapan Proyek Hilang waktu kerja Jangan bekerja sambil berhimpitan
penghampar /
Jalan
pemadat
Anggota badan
Dipasang rambu ada galian dan
tertabrak kendaraan Biaya
pengamanan pemeliharaan
lewat
Pengamanan buangan tanah pada daerah
Kaki Terperosok
yang aman
Pengamanan area kerja bahu jalan
Pengamanan area kerja galian saluran
1.7. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA
Tabel 6.2.
PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN PERSYARATA LAINNYA (EKSTERNAL)
UNDANG-UNDANG
1.UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
2.UU No. 8 Tahun 1990 Jalan Tol
3.UU No. 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4.UU No. 14 Tahun 1992 Lalu Lintas Jalan
5.UU No. 23 Tahun 1992 Kesehatan
6.UU No. 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi
7.UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
8.UU No. 38 Tahun 2004 Jalan
a. Sasaran
1) Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Incident Rate = 0).
2) Meningkatkan kesesuaian pada Undang-Undang dan Peraturan K3 lainnya.
3) Meningkatkan kesehatan para personil Konsultan Pengawas.
a. Kompetensi
Memastikan bahwa personil Konsultan Pengawas yang terlibat dalam
pekerjaan yang mengadung resiko K3 memiliki kompetensi atas dasar
pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai, sehingga pekerjaan
dapat dilakukan dengan sehat dan aman dengan kualitas produk/jasa sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas. Tenaga ahli yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab SMK3 mempunyai level pendidikan sarjana
teknik sipil.
a. Komunikasi
Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan SMK3, akan dilakukan komunikasi
internal antara berbagai tingkatan Konsultan Pengawas, komunikasi dengan
Kontraktor Pelaksana dan Pemimpin Proyek, serta menerima,
mendokumentasikan dan menanggapi kritik dan saran dari pihak luar.
1.9.4. Dokumentasi
1. Rencana Kerja K3
Konsultan Pengawas akan melakukan identifikasi masalah yang akan terjadi di
lokasi tertentu dengan resiko kecelakaan yang akan dihadapi, sekaligus
begaimana cara pencegahan atau penanganan dan penanggung jawabnya.
2. Pelaksanaan K3
1) Pengamanan lokasi / areal kerja
2) Penyuluhan K3 pada seluruh personil Konsultan Pengawas, dilakukan pada
awal proyek dan secara berkala selama proyek berlangsung. Dalam hal ini
dijelaskan juga mengenai resiko-resiko dan sangsi biala ada yang
mengabaikan K3.
3) Pelaksanaan harian dimulai dengan pemeriksaan pada pagi hari sebelum
seluruh personil Konsultan Pengawas mulai bekerja.
4) Pemeriksaan K3 pada akhir pekerjaan.
5) Pengendalian dari semua rencana kerja dilakukan melalui pertemuan K3
secara rutin.
Keadaan darurat adalah suatu kondisi, baik yang disebabkan oleh tindakan
manusia, alat dan bencana alam yang cenderung meluas dan bisa melibatkan
seluruh personil dan peralatan yang dapat menimbulkan korban jiwa, harta, dan
lingkungan yang tidak sedikit.
Memastikan bahwa SMK3 dapat dibuat, diterapkan dan dipelihara, serta Kinerja K3
dapat diukur dan dipantau secara teratur.
Konsultan Pengawas akan memastikan bahwa semua dokumen dan rekaman yang
berkaitan dengan SMK3, baik yang keluar maupun telah disyahkan, dikendalikan,
disimpan dan dirawat dengan baik dan terarsipkan.
1.11. PENUTUP