4. Kesimpulan
Landasan Hukum Imunisasi di Indonesia
UU No.17 tahun 2023
1 UUD 1945 2 UU Perlindungan Anak
No.35 Tahun 2014
4 tentang Kesehatan
Waktu Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan
Sasaran
15
Seorang petugas kesehatan, dari Rumah Sakit Mini Melsisi, ©UNICEF/UN0644003/Al Asad
trekking melintasi pegunungan Pulau Pentakosta untuk Yulianus Yanto Tiven berjalan menuju Puskesmas Pembantu
mengirimkan pesanan vaksin ke Apotik Tsingbwege yang di Benjina, tempat ia memberikan pelayanan vaksin COVID-
terpencil pada tahun 2018 (UNICEF/CHUTE) – Kompas.com 19 bagi masyarakat desa setempat.
16
Pelacakan Bayi, Balita, Anak Usia Sekolah yang
Belum/Tidak Lengkap Status Imunisasinya
▪ Meminimalkan terjadinya Missed Opportunity (MO)
▪ Tujuan melakukan pelacakan adalah untuk memastikan semua bayi, balita, anak usia sekolah
di wilayah puskesmas/posyandu terdata dan tercatat dalam kohort/register imunisasi dan
ASIK beserta riwayat imunisasinya.
▪ Pelaksana kegiatan adalah pengelola program imunisasi, bidan desa/kelurahan, petugas
pembina wilayah, dan petugas kesehatan lainnya dengan melibatkan perangkat
desa/kelurahan, kader posyandu dan dasawisma, tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga,
dan guru sekolah.
▪ Pastikan sasaran yang ada di wilayah puskesmas/posyandu sudah terdata semua dan tercatat
dalam kohort bayi dan balita, register imunisasi, dan pencatatan hasil BIAS.
▪ Untuk bayi, balita dan anak usia sekolah tidak bersekolah lakukan pelacakan minimal sekali
dalam sebulan.
▪ Pelacakan sasaran yang belum/tidak lengkap imunisasi diikuti dengan pemberian imunisasi
kejar
Instrumen yang dapat Bayi dan Balita
digunakan untuk ▪ SMS/WhatsApp reminder,
Pelacakan Sasaran Imunisasi ▪ My Village My Home,
▪ Daftar Pelacakan,
▪ Kartu Pengingat,
▪ Kantong Imunisasi,
▪ Pelacakan dari rumah ke rumah
Anak Usia Sekolah
▪ SMS/WhatsApp reminder,
▪ Pelacakan dari rumah ke rumah
Pelaksanaan Imunisasi Kejar
Imunisasi Kejar
Tenaga Kesehatan,
Kader Kesehatan
dan Guru
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
NO PROVINSI
SII (VIAL)
PANACEA
(VIAL)
SII (VIAL)
PANACEA
(VIAL)
SII (VIAL)
PANACEA PANACEA
(VIAL) (VIAL)
PANACEA
(VIAL)
TOTAL
Rencana Alokasi Vaksin DPT-HB-Hib
1
2
Aceh
Sumatera Utara
3.630
9.530
2.350
6.170
5.900
15.450
-
-
4.690
12.340
-
-
3.520
9.250
2350
6170
22.440
58.910
Import Tahap I (Total 950.000 Vial)
3 Sumatera Barat 3.570 2.310 5.800 - 4.610 - 3.460 2310 22.060
4 Riau 4.670 3.020 7.550 - 6.040 - 4.530 3020 28.830
5 Jambi 2.130 1.370 3.500 - 3.750 - 2.060 1370 14.180
6 Sumatera Selatan 5.580 3.600 9.100 - 7.210 - 5.450 3600 34.540
7 Bengkulu 1.180 760 2.000 - 1.520 - 1.140 760 7.360
8 Lampung 4.880 3.160 8.000 - 6.300 - 4.740 3160 30.240
9 Kep. Bangka Belitung 880 570 1.500 - 1.140 - 1.000 570 5.660
10 Kepulauan Riau 1.700 1.100 2.800 - 2.200 - 1.650 1100 10.550 • Vaksin akan didistribusikan secara bertahap dari bulan
11 DKI Jakarta 5.810 3.760 9.500 - 7.510 19.500 5.640 3760 55.480
12 Jawa Barat 23.305 18.770 47.000 - 17.760 - 28.160 18770 153.765 Januari s.d Juni 2024
• Alokasi bulan Januari dan Maret 2024 sudah
13 Jawa Tengah 17.220 11.140 28.000 - 22.270 - 16.710 11140 106.480
14 D I Yogyakarta 2060 1.330 3.900 - 2.660 - 1.200 1330 12.480
15 Jawa Timur 19.130 12.380 - 30.900 - 24.350 18.560 12380 117.700
16 Banten 7.750 5.020 - 12.500 - 10.030 7.520 5020 47.840 terdistribusi ke Dinas Kesehatan Provinsi
17 Bali 2.370 1.530 - 3.800 - 3.060 2.300 1530 14.590
18 Nusa Tenggara Barat 3.400 2.190 - 5.480 - 4.390 3.290 2190 20.940
19 Nusa Tenggara Timur 3.330 2.160 - 5.370 - 4.310 3.240 2160 20.570
20 Kalimantan Barat 3.100 2.000 - 5.000 - 4.010 3.010 2000 19.120
21 Kalimantan Tengah 1.590 1.030 - 2.500 - 2.050 1.540 1030 9.740
22 Kalimantan Selatan 2.530 1.630 - 4.000 - 3.270 2.450 1630 15.510
23 Kalimantan Timur 2.150 1.390 - 3.300 - 2.780 1.090 1390 12.100
24 Kalimantan Utara 470 300 - 750 - 600 1.000 300 3.420
25 Sulawesi Utara 1.400 910 - 2.100 - 1.820 1.370 910 8.510
26 Sulawesi Tengah 1.980 1.280 - 3.200 - 2.500 1.920 1280 12.160
27 Sulawesi Selatan 4.920 3.190 - 7.900 - 6.300 4.780 3190 30.280
28 Sulawesi Tenggara 1.940 1.260 - 3.000 - 2.500 1.890 1260 11.850
29 Gorontalo 680 440 - 1.000 - 850 800 440 4.210
30 Sulawesi Barat 930 600 - 1.400 - 1.200 1.000 600 5.730
31 Maluku 1.190 770 - 1.900 - 1.500 1.160 770 7.290
32 Maluku Utara 840 550 - 1.300 - 1.080 1.000 550 5.320
33 Papua Barat 700 270 - 600 - 540 570 270 2.950
34 Papua 600 400 - 950 - 790 600 400 3.740
35 Papua Barat Daya 600 240 - 590 - 470 700 240 2.840
36 Papua Tengah 800 460 - 1.000 - 920 700 460 4.340
37 Papua Selatan 700 290 - 730 - 590 500 290 3.100
38 Papua Pegunungan 755 300 - 730 - 590 500 300 3.175
SUB TOTAL 150.000 100.000 150.000 100.000 100.000 100.000 150.000 100.000 950.000
BUFFER PUSAT (10%) - - - - - - - -
TOTAL 150.000 100.000 150.000 100.000 100.000 100.000 150.000 100.000 950.000
Antisipasi dan Tindak Lanjut • Surat Dirjen P2P Nomor IM.01.01/C/4937/2023 tanggal 21 Desember 2023 perihal
Antisipasi Kekosongan Vaksin DPT-HB-Hib Tahun 2024 dan Surat Direktur Pengelolaan
Imunisasi DPT-HB-Hib Imunisasi Nomor IM.01.01/C.IV/389/2024 perihal Pemberitahuan Pengiriman Vaksin
DPT-HB-Hib Import Panacea Biotec dan SII, India:
1. Sasaran yang seharusnya mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib pada bulan Januari –
Februari, namun tidak mendapatkan imunisasi karena kekosongan vaksin DPT-HB-
Hib harus dicatat dan akan menjadi sasaran imunisasi kejar segera setelah vaksin
tersedia.
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota agar melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan imunisasi DPT-HB-Hib rutin maupun kejar sehingga
kekosongan vaksin pada awal tahun tidak menyebabkan penurunan capaian
imunisasi rutin..
3. Kepala Puskesmas:
a. Memastikan semua sasaran mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dengan
melakukan analisa PWS secara rutin setiap bulan.
b. Memastikan imunisasi kejar, sebagaimana terdapat pada point 2, dapat
terlaksana dengan baik di wilayah kerja.
4. Sasaran yang telah mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib produksi PT. Bio Farma
(PENTABIO) 1 dosis atau 2 dosis, dapat dilanjutkan dengan pemberian imunisasi
PENTAVAC maupun EASYFIVE.
5. Untuk memantau keamanan vaksin tersebut, agar secara aktif melaporkan setiap
kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) sesuai prosedur melalui web.
28
Optimalisasi Vaksin DPT-HB-Hib
1. Layanan luar Gedung
a. Menyampaikan jadwal imunisasi ke masyarakat secara massif setiap hari selama satu
minggu sebelum pelayanan sehingga sasaran dapat terkumpul lebih banyak
b. Langsung melakukan kunjungan rumah (sweeping) setelah pelaksanaan Posyandu di
hari yang sama
2. Layanan dalam Gedung
a. Tidak membuka vial baru sebelum habis vial vaksin yang sudah terbuka
b. Menyimpan vaksin yang sudah dibuka sesuai SOP
29
Matriks Rencana Aksi Triwulan Kab/Kota yang
sudah
No
ditanda
Provinsi Aceh
1
tangani
Kab/Kota
dan Jawa Timur
KAB. ACEH TIMUR
Hasil Pengumpulan
Dari 20 Kab/Kota di Provinsi Aceh yang sudah
mengumpulkan sebanyak 15 Kab/Kota.
2 KAB. ACEH TENGAH
3 KAB. ACEH BARAT
5 Kab/Kota yang belum mengumpulkan yaitu :
4 KAB. PIDIE
1. Kab. Aceh Selatan
5 KAB. ACEH UTARA
2. Kab. Aceh Besar
6 KAB. ACEH SINGKIL
3. Kab. Simeuleu
7 KAB. BIREUEN
4. Kab. Aceh Jaya
8 KAB. ACEH BARAT DAYA
5. Kota Banda Aceh
9 KAB. GAYO LUES
10 KAB. NAGAN RAYA
11 KAB. ACEH TAMIANG
12 KAB. PIDIE JAYA
13 KOTA SABANG
14 KOTA LHOKSEUMAWE
15 KOTA SUBULUSSALAM
No Kab/Kota Hasil Pengumpulan Dari 1 Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur yang sudah mengumpulkan
1 KAB. BANGKALAN sebanyak 1 Kab/Kota.
No Kab/Kota Hasil Pengumpulan Dari 2 Kab/Kota di Provinsi Kep. Bangka Belitung yang sudah
1 KAB. BANGKA TENGAH
mengumpulkan sebanyak 1 Kab/Kota.
No Kab/Kota Hasil Pengumpulan Dari 7 Kab/Kota di Provinsi Riau yang sudah mengumpulkan sebanyak 5
1 KAB. INDRAGIRI HULU Kab/Kota.
2 KAB. INDRAGIRI HILIR
3 KAB. ROKAN HILIR
2 Kab/Kota yang belum mengumpulkan yaitu :
1. Kab. Pelalawan
4 KAB. SIAK
2. Kota Pekanbaru
5 KAB. KUANTAN SINGINGI
No Kab/Kota Hasil Pengumpulan Dari 1 Kab/Kota di Provinsi Kepulauan Riau yang sudah mengumpulkan sebanyak 1 Kab/Kot
1 KOTA BATAM
No Kab/Kota Hasil Pengumpulan Dari 3 Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Utara yang sudah
1 KAB. TANA TIDUNG mengumpulkan sebanyak 3 Kab/Kota.
2 KOTA TARAKAN
3 KAB. NUNUKAN
Terima Kasih