Ma Bab 5
Ma Bab 5
Bahasa Indonesia
B. KOMPONEN INTI
Capaian Pembelajaran Fase : F
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta
didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe
teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan
pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan
berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks
untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan
penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.
Elemen Capaian
Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan
pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak
berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi
gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak.
Membaca dan Memirsa Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan
berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai
tipe teks (nonfiksi dan fiksi) di media cetak dan elektronik.
Peserta didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi.
Jumlah Siswa :
30 Peserta didik (dimodifikasi dalam pembagian jumlah anggota kelompok ketika jumlah
siswa sedikti atau lebih banyak)
Assesmen :
Guru menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
- Asesmen individu
- Asesmen kelompok
Jenis Assesmen :
Presentasi
Tertulis
Ketersediaan Materi :
Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi:
YA/TIDAK
Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep:
YA/TIDAK
Kegiatan Pembelajaran Utama / Pengaturan peserta didik :
Individu
Berpasangan
Berkelompok (Lebih dari dua orang)
Model Pembelajaran :
Discovery Learning
Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Presentasi
Materi Pembelajaran
Mengenal Keberagaman Indonesia Lewat Pertunjukan Drama
Unsur-Unsur Pembangun Pertunjukan Drama
Sumber Belajar:
Sumber Belajar Utama:
1. Buku cerdas cergas berbahasa dan bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI
Penerbit, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2. Laman sumber belajar Kemdikbud
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia
4. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Sumber Alternatif :
Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber belajar yang terdapat di lingkungan
sekitar dan disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas.
Persiapan Pembelajaran :
Menyiapkan bahan ajar/materi
Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan rubric penilaian
Menyiapkan alat penilaian
Langkah-langkah pembelajaran :
Pertemuan 2: Unsur-Unsur Pembangun Pertunjukan Drama
Pemberian Acuan
Kegiatan Inti Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
Stimulation perhatian pada topik materi Unsur-unsur pembangun drama (Tema,
(stimulasi/Pemberian Latar, Tokoh,Penokohan,Dialog,Babak,Konflik,Amanat/pesan)dengan
rangsangan cara :
Pengetahuan
Memberikan tugas tertulis, lisan, dan tes tertulis
Keterampilan
Presentasi
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x
4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,
maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya
sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan
kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format
penilaian :
Jumla Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
h Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi,
setiap anggota
2 50
mendapatkan kesempatan 250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 =
400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x
100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan
dan keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan
maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan
format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan,
PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
A. Bacalah contoh penulisan naskah drama yang terdapat pada buku siswa halaman 134
dengan baik.
B. Bekerjalah dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa. Berdasarkan kutipan cerpen
tersebut di atas, identifikasilah jumlah babak, latar tempat dan waktu, pemeran, dialog
antartokoh, dan keterangan lakuan dari para pemain.
Adegan 1 Latar tempat dan latar waktu: di ruang operasi sebuah rumah sakit dan
malam hari.
No Nama Tokoh Dialog Keterangan Lakuan
1 Dr. Hen
2 Ibu
Adegan 2 Latar tempat dan latar waktu: di dapur dan pagi hari.
No Nama Tokoh Dialog Keterangan Lakuan
1 Dr. Hen
2 Ibu
Adegan 3 Latar tempat dan latar waktu: di kamar tidur dan pagi hari.
No Nama Tokoh Dialog Keterangan Lakuan
1 Dr. Hen
2 Ibu
Setelah mengidentifikasi jumlah babak, latar tempat dan waktu, siapa saja tokoh yang
berperan dalam setiap babak, dialog yang dilakukan antartokoh, serta lakuan dari para
pemain, langkah selanjutnya adalah menuliskan naskah drama berdasarkan cerita
pendek tersebut.
C. Tentukan keterangan panggung, musik pendukung, dan tata lampu dalam setiap
babak naskah drama.
Naskah drama yang disusun pada kegiatan 2 terdapat tiga babak. Untuk
menggambarkan latar tempat, latar waktu, dan latar suasana bisa menggunakan
penjelasan tata panggung, efek suara atau musik pendukung, dan efek lampu. Setiap
babak harus terdapat penjelasan ketiga hal tersebut ditambah dengan penjelasan
kostum dan tata wajah para pemerannya. Lengkapilah tabel berikut untuk
mengidentifikasi unsur-unsur tersebut.
Adegan/Babak 1
a. Tata panggung : ...........................................................................
b. Musik pendukung : ...........................................................................
c. Tata lampu : ...........................................................................
d. Jika kalian harus menyiapkan kostum, kira-kira bagaimana kostum yang harus
dipakai oleh para pemain di babak 1 ini? ...
.......................................................................................................................
........................................................................................................................
Adegan/Babak 2
a. Tata panggung : ...........................................................................
b. Musik pendukung : ...........................................................................
c. Tata lampu : ...........................................................................
d. Jika kalian harus menyiapkan kostum, kira-kira bagaimana kostum yang harus
dipakai oleh para pemain di babak 2 ini?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Adegan/Babak 3
a. Tata panggung : ...........................................................................
b. Musik pendukung : ...........................................................................
c. Tata lampu : ...........................................................................
d. Jika kalian harus menyiapkan kostum, kira-kira bagaimana kostum yang harus
dipakai oleh para pemain di babak 3 ini? ..
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Berdasarkan contoh gubahan naskah drama yang diambil dari jenis cerpen “Semangkuk
Perpisahan” karya Miranda Seftiana tersebut, penulis naskah paling tidak harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Tokoh.
2. Dialog antartokoh.
3. Keterangan lakuan (ditulis dalam tanda kurung).
4. Keterangan latar tempat yang dituangkan dalam pengaturan tata panggung.
5. Keterangan suara/musik pendukung untuk membantu menggambarkan latar suasana.
6. Keterangan tata lampu atau efek lampu untuk menggambarkan latar suasana.
7. Keterangan kostum yang dikenakan oleh para pemain.
Glosarium:
aktual betul-betul ada (terjadi); sesungguhnya
akurat teliti; saksama; cermat; tepat benar
alur jalan cerita
cerita pendek (cerpen); cerita pendek: kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
mem berikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam
satu situasi (pada suatu ketika)
daring (akr) dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan
sebagainya
deduksi kalimat utama terletak di awal paragraf dan diikuti dengan kalimat- kalimat
penjelas
denotasi (ling) makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang
lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan
bersifat objektif
desain kerangka bentuk; rancangan
drama cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus
disusun untuk pertunjukan teater
ejaan melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu
ekstensif bersifat menjangkau secara luas
endemik berkenaan dengan spesies organisme yang terbatas pada wilayah geografis
tertentu
epilog bagian penutup pada karya sastra, yang fungsinya menyampaikan inti sari cerita
atau menafsirkan maksud karya itu oleh seorang aktor pada akhir cerita
esai karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang pribadi penulisnya
fakta sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi, fakta sering juga disebut dengan
kenyataan
fiksi (sas) cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya)
ide pokok rancangan pokok yang tersusun di dalam pikiran, gagasan atau merupakan
suatu pikiran utama dari sebuah paragraf
ilustrasi (graf) gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan,
dan sebagainya
induksi sebuah paragraf diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan
kalimat utama
infografik informasi yang disampaikan dalam bentuk grafik
intensif secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam mengerjakan sesuatu
hingga memperoleh hasil yang optimal
jurnal (buku) catatan harian
jurnal majalah yang khusus memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu
khalayak orang banyak; masyarakat
kohesi kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi jika informasi-informasi dalam
paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama
koheren hubungan antarkalimat yang saling berhubungan antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain
kompetensi (Ling) kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau
batiniah
komprehensif: bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik
konjungsi: kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan
antarkalimat
konotasi: (ling) tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika
berhadapan dengan sebuah kata; makna yang ditambahkan pada makna denotasi
konservasi: pemeliharaan dan pelindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah
kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian
kostum: pakaian khusus (dapat pula merupakan pakaian seragam) bagi perseorangan,
regu olahraga, rombongan, kesatuan, dan sebagainya dalam upacara, pertunjukan, dan
sebagainya
lakuan: deretan peristiwa nyata atau fiksi yang membangun sebagian alur dramatik
laman: (komp) halaman utama dari suatu situs web yang diakses oleh pengguna pada
awal masuk ke situs tersebut
mebel: perabot yang diperlukan, berguna, atau disukai, seperti barang atau benda yang
dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan sebagainya;
furnitur
majas: (ling) cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu
yang lain; kiasan
media: alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan
spanduk
musikalisasi: hal menjadikan sesuatu dalam bentuk musik
opini: pendapat atau pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/ belum ada
bukti kebenarannya
pamflet: surat selebaran
pandemi: wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang
luas
piramida: bentuk atau bangun yang menyerupai segitiga sama kaki yang sudutnya yang
terbentuk oleh dua kaki itu berada di atas; limas
plot: (sas) jalan (alur) cerita (dalam novel, sandiwara, dan sebagainya)
poster: plakat yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan)
prolog: pembukaan (sandiwara, musik, pidato, dan sebagainya); (kata) pendahuluan;
peristiwa pendahuluan
prosa: (sas) karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi)
prosedur: tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
puisi: ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan
larik dan bait
Daftar Pustaka:
Addin A. 2009. Menulis Naskah Drama. Bandung: Puri Delco.
Administrator. 2020. “Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan” Media Indonesia.
https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2095-diversifikasiuntuk-
ketahanan-pangan. Diakses 22 Februari 2021 pukul 19.25 WIB.
Ahmad, Artie. 2020. “Buku Panduan Menanggulangi Kemiskinan”. Cerpen Koran
Minggu. https://ruangsastra.com/2020/11/28/buku-panduan-menanggulangikemiskinan/.
Diakses 15 Desember 2020 pukul 13.35 WIB.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2020. “Pemenang Terbaik II Musikalisasi
Puisi Nasional- SMA Negeri 01 Kendari (Sultra)”. YouTube. https://www.youtube.
com/watch?v=KomMrat0Gks. Diakses 19 November 2020 pukul 20:45 WIB.
Cahyo, Rizky Dwi. 2020. “Drama dan Unsur Pembangunannya”. Kompasiana. https://
www.kompasiana.com/rizkydwicahyo7474/5ebcc452d541df35ae02b912/
drama-dan-unsur-pembangunannya. Diakses 19 Februari 2021 pukul 18.00 WIB.
Christon, Noverita Dian Takarina, dan Hayati Sari Hasibuan. 2018. “Daya Dukung
Padang Lamun di Kawasan Wisata Pulau Pari, Kepulauan Seribu”. Jurnal Bumi
Lestari, 18(2): 56-62. https://doi.org/10.24843/blje.2018.v18.i02.p03. Diakses
12 Desember 2020 pukul 19.40 WIB.
Damono, Sapardi Djoko. 1994. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ensiklopedia Sastra Indonesia, edisi II. 2016. “Sapardi Djoko Damono”
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Sapardi_Djoko_Damono.
Diakses 16 Januari 2021 pukul 14.15 WIB.
Gustina S., Maya. 2015. Ensiklopedia Bahasa dan Sastra Indonesia Apresiasi Puisi.
Klaten: Intan Pariwara.
Hafsah, dkk. 2009. “Karakteristik Tanah dan Mikroklimat Habitat Burung Maleo
(Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah”.
Jurnal Manusia dan Lingkungan, 16(2): 75-80. https://jurnal.ugm.ac.id/JML/
Kompas. 2019. “Ketahanan Pangan Lokal”. Kompas. https://kompas.id/baca/utama/
2019/12/17/ketahanan-pangan-lokal. Diakses 22 Februari 2021 pukul 18.20 WIB.
Kompas. 2019. Cerpen Pilihan Kompas 2019 Mereka Mengeja Larangan Mengemis.
Jakarta: Kompas Media Nusantara.