Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN

PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
BERBASIS
CULTURALLY RESPONSIVE TEACING (CRT)

BAHASA INDONESIA
Kelas IX SMP/MTs

Khafifah, S.Pd.
2230111720896
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Penyusun : Khafifah, S.Pd.


Satuan Pendidikan : SMPN 21 Banjarmasin
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Materi Pokok : Teks Drama
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Alokasi Waktu : 2 JP/1 Pertemuan (2x 40 menit)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.15 Mengidentifikasi unsur- 3.15.1 Menganalisis unsur-unsur intrinsik
unsur drama(tradisional teks drama yang disajikan
dan modern) yang
disajikan dalam bentuk
pentas atau naskah.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan Culturally Responsive Teacing


(CRT) melalui model Problem Based Learning, peserta didik diharapkan mampu
menentukan unsur-unsur intrinsik teks drama dengan benar.

D. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


1. Percaya diri
2. Kreatif
3. Gotong royong
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian dan karakteristik teks drama
2. Unsur-unsur Intrinsik teks drama
3. Penjelasan isi teks drama

F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Culturally Responsive Teacing (CRT)


2. Model : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode : Diskusi

G. MEDIA, ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


1. Media : Salindia dan video
2. Alat : Laptop, proyektor, dan gawai
3. Bahan : Teks drama dan LKPD
4. Sumber : Buku Teks Bahasa Indonesia kelas VII, Youtube, dan sumber lain

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah/
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Tahap
Pendahuluan Orientasi 10’
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
3. Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Motivasi
4. Peserta didik diberikan video singkat motivasi yang
berhubungan dengan materi yang akan dipelajari
https://youtu.be/0vy_zPLvfAg
Apersepsi
5. Guru memberikan pertanyaan pemantik sehubungan
dengan materi
 Pernahkan kalian menonton sebuah drama?
 Di mana kalian menonton drama tersebut?
6. Guru melakukan asesmen diagnostik dengan
memberikan soal
 Dari video singkat yang ditayangkan tadi.
Menurut kalian, apakah video tersebut
termasuk drama? Berikan jawaban beserta
alasannya!
Pemberian acuan
7. Peserta didik menyimak kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran melalui salindia PPT pada
pertemuan yang berlangsung.
8. Guru bersama peserta didik mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan budaya sekitar (Guru
menampilkan contoh-contoh jenis drama teater yang
berasal dari Kalimantan Selatan, seperti Japin Cerita
dan Mamanda)
Kegiatan Inti Uraian sintaks Culturally Responsive Teaching (CRT) 60’

Self Identification
Peserta didik menjawab kuisioner yang diberikan oleh
guru untuk memahami latar belakang, karakteristik,
dan gaya belajarnya sendiri.

Culturally Understanding
Guru mengintegrasikan drama dengan budaya dengan
meminta peserta didik membaca teks drama “Legenda
Batu Bangkai” karya Ali Mursidi, S.Pd.I

Collaboration
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok berisi
5-6 orang untuk berdiskusi mengenai teks yang telah
diberikan.

Critical Reflection
Peserta didik melakukan refleksi kritis mengenai
masalah yang diberikan melalui diskusi bersama
kelompoknya. Peserta didik menghubungkan materi
dengan simpulan yang telah didapat mengenai unsur
intrinsik drama serta manfaatnya dalam kehidupan
bermasyarakat, kemudian mempresentasikannya di
depan kelas.

Transformative Construction
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi bersama
kelompoknya, kemudian menuliskan jurnal reflektif
mengenai proses perubahan yang dialami baik dalam
pemahaman mengenai unsur intrinsik drama maupun
identitas budayanya.
Penutup 1. Peserta didik dan guru menyimpulkan hasil 10’
pembelajaran.
2. Peserta didik melakukan evaluasi
 Carilah sebuah teks drama dari berbagai
sumber. Bacalah dengan saksama teks drama
tersebut. Analisislah unsur intrinsik teks drama
tersebut!
3. Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait
rencana tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
4. Guru dan peserta didik melakukan refleksi
mengenai pembelajaran hari ini.
5. Guru mengarahkan mengenai pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya.
6. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan
belajar mengajar.

I. PENILAIAN, REMEDIAL, DAN PENGAYAAN


1. Penilaian
Penilaian Penilaian
Penilaian Sikap
Pengetahuan Keterampilan
1. Teknik: Nontes 1. Teknik: Tes 1. Teknik: Tes
2. Bentuk: 2. Bentuk : Tes Tertulis 2. Bentuk : Presentasi
Observasi

3. Instrumen: 3. Instrument : Penugasan 3. Instrument :


Lembar pengamatan Lembar Pengamatan

2. Rubrik Penilaian
a. Sikap
Nama Peserta Aspek yang Dinilai
No.
Didik Percaya Diri Kreatif Gotong Royong
1 A B C D A B C D A B C D
2
3

b. Pengetahuan
Kompetensi
No. Materi Indikator Soal Bentuk Jumlah
Dasar
1. 3.15 Pengidentifika Tentukan dan Uraian 1
Mengidentifikasi
sian unsur analisislah unsur-
unsur intrinsik teks
drama. intrinsik teks unsur intrinsik yang
drama terdapat dalam teks
drama
tersebut!

c. Keterampilan
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1 Sistematika Presentasi Materi presentasi disajikan secara runtut
dan sistematis
Materi presentasi disajikan secara runtut
tetapi kurang sistematis
Materi presentasi disajikan secara kurang
runtut dan tidak sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak
runtut dan tidak sistematis
2 Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan sangat mudah
dipahami
Bahasa yang digunakan cukup mudah
dipahami
Bahasa yang digunakan agak sulit
dipahami
Bahasa yang digunakan sangat sulit
dipahami
3 Kebenaran intonasi dan Penyampaian materi disajikan dengan
kejelasan artikulasi intonasi yang benar dan artikulasi/lafal
yang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi yang cukup benar dan
artikulasi/lafal yang cukup jelas
Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi yang kurang benar dan
artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan
intonasi yang tidak benar dan
artikulasi/lafal yang tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan arif dan
menanggapi pertanyaan bijaksana
atau sanggahan Mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Kurang mampu mempertahankan dan
menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan
baik
Sangat kurang mampu mempertahankan
dan menanggapi pertanyaan/sanggahan
denga arif dan bijaksana
Nilai: Jumlah Skor : 16 x 100
Interval Nilai Keterampilan
90 < X ≤ 100 A
80 < X ≤ 90 B
70 < X ≤ 80 C
0.00 < X ≤ 70 D

3. Remedial
Pembelajaran remedial berlaku untuk peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian atau analisis kesulitan belajar.
Untuk itu, perlu dicari penyebab mengapa peserta didik tersebut tidak mencapai
kompetensi sebagaimana termuat dalam capaian pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
a. Pembelajaran ulang jika lebih dari 50% nilai peserta didik kurang dari KKM
dalam satu kelas.
b. Memberi tugas yang sesuai dengan menganalisis unsur-unsur intrinsik teks
drama.
c. Bimbingan perorangan, jika kurang dari lima peserta didik yang nilainya
kurang dari KKM.
d. Belajar kelompok, jika lebih dari lima peserta didik yang nilainya kurang dari
KKM.
e. Pemanfaatan tutor sebaya, jika salah satu peserta didik sangat menonjol
dalam pembelajaran KD tersebut dan kurang dari lima peserta didik yang
nilainya kurang dari KKM.

4. Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan pendalaman
materi (kompetensi) antara lain sebagai berikut:
a. Tugas mengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi.
b. Meringkas buku-buku referensi.
Banjarmasin, 1 April 2023

Mengetahui,
Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Ummul Azizah, S.Pd. Khafifah, S.Pd.


NIP 197511052007012015 NIM 2210111720896
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1
KUISIONER LATAR BELAKANG
A. Gaya belajar 1 2 3 4
1. Apakah anda tahu apa itu unsur
intrinsik ?
2. Apakah siswa tertarik untuk
belajar tentang unsur intrinsik
dalam teks drama ?
3. Benarkah pernyataan bahwa
bahasa Indonesia merupakan salah
satu mata pelajaran yang sulit
untuk dipelajari?
4. Perlukah pembelajaran teks drama
dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari agar lebih mudah
dipahami ?

B. Aspek Budaya
1. Apakah anda memahami budaya
yang ada di kota anda?
2. Menurut anda apakah budaya
merupakan unsur penting dalam
hidup bermasyarakat?
3. Perlukah unsur budaya dikaitkan
dengan mata pelajaran yang ada di
sekolah ?
Keterangan

1 = Sangat tidak setuju


2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju

Lampiran 2
JURNAL REFLEKTIF
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pembelajaran yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari lebih mudah untuk
dipahami ? mengapa demikian ?
2. Apakah pembelajaran yang dikaitkan dengan
unsur budaya siswa lebih menarik untuk
dipelajari ? mengapa demikian ?
3. Bagaimana tanggapan kamu mengenai
pembelajaran hari ini?
4. Apakah metode diskusi secara berkelompok
memudahkan pemahaman kamu mengenai
materi pembelajaran? mengapa demikian ?
5. Kesulitan apa yang kalian hadapi saat
melaksanakan proses pembelajaran ?
6. Usaha apa yang kalian lakukan untuk
memahami materi pembelajaran secara lebih
dalam ?
7. Apakah kalian tertarik untuk belajar lebih luas
mengenai bahasa Indonesia ?

Lampiran 3
EVALUASI GURU
NO. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana respon siswa setelah
diterapkannya pendekatan CRT?
2. Apakah pendekatan CRT sesuai untuk
diterapkan pada pembelajaran Bahasa
Indonesia materi teks drama?
3. Apakah siswa lebih antusias dalam
melaksanakan pembelajaran ?
4. Apakah siswa lebih termotivasi untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai materi yang
dipelajari ?
5. Bagaimana interaksi antarsiswa saat
pembelajaran menggunakan pendekatan
CRT?
6. Apakah pendekatan CRT dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa ?
7. Bagaimana pendapat ibu mengenai penerapan
CRT pada materi unsur intrinsik drama?
Lampiran 4
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan Culturally Responsive Teacing (CRT)
melalui model Problem Based Learning, peserta didik diharapkan mampu menentukan unsur-
unsur intrinsik teks drama dengan benar.
Nama Anggota Kelompok
:

Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :

Bacalah secara mandiri, kemudian berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan


yang mengikutinya!

Legenda Gunung Batu Bangkai

Konon pada zaman dahulu, di suatu tempat di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang janda tua bersama seorang anak laki-lakinya yang
bernama Andung Kuswara. Ia seorang anak yang baik dan pintar mengobati orang sakit. Ilmu
pengobatan yang ia miliki diperoleh dari abahnya yang sudah lama meninggal. Andung dan
umanya hidup rukun dan saling menyayangi. Setiap hari mereka bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Andung mencari kayu bakar atau bambu ke hutan untuk membuat
lanting untuk dijual, sedangkan umanya mencari buah-buahan dan daun-daunan muda untuk sayur.

Babak I
Suatu hari, Andung pergi ke hutan seorang diri. Karena keasyikan bekerja, tak terasa waktu telah
beranjak senja, maka ia pun bergegas pulang. Di tengah perjalanan, ia mendengar jeritan
seseorang meminta tolong. Andung segera berlari menuju arah suara itu. Ternyata, didapatinya
seorang kakek yang kakinya terjepit pohon. Andung segera menolong dan mengobati lukanya.

Kakek : Tolong-tolong….. (merintih kesakitan)


Andung : Ya Tuhan… Kakek kenapa? Sakit ya kek, sini kek biar saya obati lukanya. (Andung
mengobati kaki kakek yang terjebit itu)
Kakek : Terimakasih banyak anakku, aku tidak bisa membalas kebaikanmu. (mengambil
Kalung) hanya kalung ini yang bisa kuberikan padamu. (Kakek lantas pergi jauh)
Andung : Terimakasih kek….

Kemudian Umma datang menghampiri andung yang masih terheran-heran karena kakek itu tiba-
tiba menghilang dari pandangan Andung.
Umma : Apa yang terjadi anakku?
Andung : (menunjukkan kalung) Umma tolong simpan baik-baik kalung ini.
Umma : (memperhatikan kalung) Sepertinya ini bukan kalung biasa, Sungguh indah… Lihatlah…
Kalau begitu mari kita lekas pulang nak, hari sudah hampir gelap.
Andung : (Gelisah…) Umma Aku harus pergi, aku tidak tahan lagi hidup dalam kemiskinan, aku
harus mengubah hidup kita. lebih baik aku merantau saja. Dengan begitu aku dapat mengamalkan
ilmu pengobatan yang telah aku peroleh dari abah dulu. Siapa tahu dengan merantau akan dapat
mengubah hidup kita.
Umma : Anakku, sebenarnya Uma sudah bersyukur dengan keadaan kita saat ini. Tetapi, jika
keinginan hatimu sudah tak terbendung lagi, dengan berat hati Uma akan melepas kepergianmu.
Tapi Ingatlah pesan umma, Jangan pernah melupakan kampung halaman dan tanah leluhur kita.
Jangan pernah melupakan Tuhan Yang Mahakuasa. Walau berat, Uma tak bisa melarangmu pergi.
Jika takdir menghendaki, kita tentu akan berkumpul kembali.
Andung, bawalah kalungmu ini. Siapa tahu kelak kamu memerlukannya.
Andung : Kalau begitu Andung pamit dulu umma, (Air mata menetes dari kelopak andung karena
kesedihannya akan meningggalkan ibundanya sendirian.) Maafkan aku Umma…..
Umma : Iya Nak. Cepatlah kembali kalau sudah berhasil! Hanya kamulah satu-satunya milik
Uma di dunia ini. Segeralah berangkat Andung, agar kamu tak kemalaman di tengah hutan.
Andung mencium tangan umanya untuk terakhir kalinya, lalu pamit. Andung berangkat diiringi
lambaian tangan Uma yang sangat dikasihinya.

Babak II
Berbulan-bulan sudah Andung meninggalkan umanya. Andung terus berjalan. Banyak kampung
dan negeri telah dilewati. Berbagai pengalaman didapat. Ia juga telah mengobati setiap orang
yang memerlukan bantuannya.
Suatu siang yang terik, tibalah Andung di Kerajaan Basiang yang tampak sunyi. Saat menyusuri
jalan desa, Andung bertemu dengan orang-orang yang sedang kesakitan minta tolong. seorang
petani yang kulitnya penuh dengan koreng dan bisul. Andung kemudian mengobati petani itu. Dari
orang tersebut Andung mengetahui jika Negeri Basiang sedang tertimpa malapetaka berupa
wabah penyakit kulit.
Andung : Ada apa ini tuan-tuan, Apa sebenarnya yang terjadi?
Petani : Tolonglah kami negeri kami sedang dilanda wabah penyakit, dan tak seorangpun yang
dapat menyembuhkan kami.
Andung : Baiklah tuan aku akan menolongmu.
Kemudian Andung mengobati petani dan orang-orang satu persatu hingga sembuhlah penyakit itu.
Berita kepandaian Andung mengobati penyakit tersebut akhirnya sampai ke telinga Raja Basiang.
Sang Raja pun mengutus hulubalang menjemput Andung untuk mengobati putrinya.
Hulu Balang : Andung kami diutus Raja Basiang unuk menjemputmu, Agar kau bersedia
mengobati putri raja yang telah lama sakit.
Andung : Baiklah, aku akan ikut kalian.
Andung pergi ke istana raja basiang bersama hulu balang itu.

Babak III
Putri Raja di gopoh dua dayang-dayang kerajaan ke ruang tengah untuk diobati. Dan raja basiang
duduk disampingnya menunggu kedatangan Andung dengan penuh harap.
Kemudian Andung bersama hulubalangpun datang.
Andung : Salam Sejahtera tuanku. Apa yang dapat hamba lakukan untuk baginda raja?
Raja : Hai anak muda! Ketahuilah, putriku sudah dua minggu tergolek tak berdaya. Semua tabib di
negeri ini sudah saya kerahkan untuk mengobatinya, namun tak seorang pun yang mampu
menyembuhkannya. Apakah kamu bersedia menyembuhkan putriku?”
Andung : Hamba hanya seorang pengembara miskin. Pengetahuan obat-obatan yang hamba miliki
pun sedikit. Jika nantinya hamba gagal menyembuhkan Tuan Putri, hamba mohon ampun Paduka.

Andung segera mendekati putri untuk mengobatinya. Andung meminta kepada pegawai istana agar
disiapkan air dalam mangkuk. lalu Andung segera merendam kalungnya beberapa saat. Kemudian
air rendaman diambil dan dibacakan doa, lalu ia percikkan beberapa kali ke mulut sang Putri. Tak
berapa kemudian, sang Putri pun terbangun. Matanya yang kuyu perlahan-lahan terbuka.
Wajahnya segar kembali. Akhirnya, Putri dapat bangkit dan duduk di pembaringan.

Semua penghuni istana turut bergembira dan merayakan kesembuhan sang Putri. Paduka Raja
sangat berterima kasih atas kesembuhan putri satu-satunya yang sangat ia cintai. Atas jasanya
tersebut, Andung kemudian dinikahkan dengan sang Putri.
Minggu dan bulan terus berganti. Istri Andung pun hamil. Dalam kondisi hamil muda sang Putri
mengidam buah kasturi yang hanya tumbuh di Pulau Kalimantan. Karena cintanya kepada sang
Putri begitu besar, Andung pun mengajak beberapa hulubalang dan prajurit untuk ikut bersamanya
mencari buah kasturi ke Pulau Kalimantan.

Babak IV
Setibanya di Pulau Kalimantan, Andung berangkat ke daerah Loksado untuk mencari sebatang
pohon kasturi yang dikabarkan sedang berbuah di sana. Alangkah terkejutnya Andung, karena
pohon kasturi itu berada tepat di depan rumahnya dulu. Andung segera mengajak hulubalang dan
para prajuritnya kembali. Rupanya ia tidak mau bertemu dengan umanya.
Andung : Ayo cepat kita cari pohon kasturi itu, siapa tau ada didekat sini.

Para prajurit pun mencari pohon kasturi itu kesana kemari hingga gaduh. Mendengar suara gaduh
itu seorang nenek renta datang terseok-seok menuju arah rombongan tersebut.

Umma : Andung… Andung anakku… kaukah andung anakku? kau sudah pulang nak……
Andung : (membentak) Hai nenek tua! Aku adalah raja keturunan bangsawan. Aku tidak kenal
dengan nenek renta dan dekil sepertimu.
Umma : (Menangis) Kau lupa pada Uma nak?… Ya, Tuhan Yang Mahakuasa, tunjukkanlah
kekuasaan dan keadilan-Mu.
Belum kering air liur tua renta itu berdoa, halilintar sambar-menyambar membelah bumi. Kilat
sambung-menyambung. Langit mendadak gelap gulita. Badai bertiup menghempas keras. Tak
lama kemudian, hujan lebat tumpah dari langit.
Andung : Maafkan aku umma….. (berteriak dan menyesali perbuatannya)
Tapi siksa Tuhan tak dapat dicabut lagi. Tiba-tiba Andung berubah menjadi batu berbentuk
bangkai manusia.

Andung pun berubah menjadi batu berbentuk bangkai manusia. Sejak itu, penduduk di sekitarnnya
menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi dengan sebutan Gunung Batu Bangkai, karena batu
yang mirip bangkai manusia itu berada di atas gunung.
Oleh karena itu marilah kawan-kawan kita berbakti kepada kedua orang tua, tidak boleh
membentak apalagi melawan perintahnya. Sekian.

Tuliskan unsur-unsur intrinsik pada teks drama tersebut!


Jawab:
Unsur-unsur Intrinsik Jawaban

Tema

Alur

Tokoh

Latar

Dialog

Amanat

“Selamat Mengerjakan”
Lampiran 2
MATERI PEMBELAJARAN

Unsur-unsur Intrinsik dalam Teks Drama


Dalam teks drama tradisional, dapat kita temui tokoh-tokoh cerita rakyat beserta
karakternya. Kita juga dapat mengetahui latar, konflik, tema, atau amanat teks drama.
Kali ini kita akan belajar mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik teks drama.
Unsur Intrinsik Teks Drama Sebagaimana teks prosa dan puisi, teks drama juga memiliki
unsur-unsur intrinsik, yaitu unsur-unsur dari dalam yang membangun teks drama. Unsur-
unsur intrinsik dalam teks drama meliputi judul, tema, penokohan, alur, konflik, dan
amanat.
a. Tema
Tema merupakan gagasan atau ide yang menjadi dasar penulisan naskah drama. Tema
teks drama Sampuraga adalah sikap takabur dan lupa diri seseorang terhadap masa
lalunya.
b. Penokohan
Penokohan atau karakterisasi adalah penggambaran watak tokoh dalam sebuah drama.
Pengarang dapat menggambarkan watak tokoh baik secara langsung (tersurat)
maupun tidak langsung (tersirat).
c. Latar
Latar atau setting merupakan keterangan mengenai ruang (tempat), waktu, dan
suasana yang melatarbelakangi setiap adegan dalam teks drama. Deskripsi tentang
latar biasanya ditampilkan pada bagian pembukaan setiap babak atau setiap adegan
dalam teks drama.
d. Alur
Alur atau plot merupakan jalinan cerita atau rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita.
Berdasarkan kronologinya (urutan waktu), alur dapat dibedakan atas alur maju, alur
mundur (flash back), dan alur campuran. Alur maju, yaitu apabila rangkaian peristiwa
disusun dalam urutan ruang dan waktu yang runtut dari awal hingga akhir. Alur
mundur (flash back), yaitu apabila ada adegan ”kembali ke masa lalu”.
e. Dialog
Dialog merupakan percakapan yang diucapkan pemeran dalam sebuah pementasan
drama. Dialog umumnya berupa percakapan antartokoh. Namun, ada juga berupa
dialog sendiri atau yang disebut monolog.
f. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Dalam teks sastra lama, pengarang menyampaikan amanat secara langsung sehingga
terkesan menggurui pembaca. Adapun dalam teks sastra modern, pengarang
menyampaikan amanat secara tidak langsung (tersirat). Pembaca harus menemukan
sendiri amanat yang terkandung di dalamnya.
Lampiran 3
GLOSARIUM
Simpati,
Empati,

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Widyaningsih, Emi. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Surakarta: CV GRAHADI.

Kemendikbud. 2013. Buku Paket Siswa Bahasa Indonesia Kelas VIII. Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai