Anda di halaman 1dari 14

No.

Dokumen
No. Revisi 00
Tgl. Terbit 09 Januari 2024
Halaman 15

PEDOMAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


UPTD PUSKESMAS DURIAN KAWAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat hasil
kerja keras Tim K3 UPTD Puskesmas Durian Kawan, maka sebuah buku Pedoman
Kesehatan dan keselamatan kerja UPTD Puskesmas Durian Kawan telah dterbitkan.
K3 di UPTD Puskesmas Durian Kawan merupakan cerminan dari mutu
Puskesmas, maka K3 merupakan suatu hal yang harus diperhatikan untuk peningkatan
mutu pelayanan Puskesmas.
Buku Pedoman K3 di UPTD Puskesmas Durian Kawan ini dibuat untuk
menjadi acuan Tim K3 UPTD Puskesmas Durian Kawan sebagai bahan untuk
melaksanakan dan memantau kegiatan K3 pada UPTD Puskesmas Durian Kawan
sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan mengambil materi
mengenai hal-hal yang terkait dengan program K3 di UPTD Puskesmas Durian Kawan
serta tata laksana kerja pada masing-masing bagian dan sudah dilaksanakan di UPTD
Puskesmas Durian Kawan. Buku ini disusun degan acuan pada Kementrian Kesehatan
RI serta beberapa referensi kegiatan K3 yang sudah dilakukan di Puskesmas Durian
Kawan selama ini.
Betapapun baiknya sebuah buku pedoman, tanpa pelaksanaan yang konsisten
dan menyeluruh oleh semua pihak yang terlibat, maka tujuan pedoman ini tidak akan
tercapai. Buku pedoman ini secara terus menerus diperbaharui dan diharapkan dapat
disebarluaskan kepada seluruh jajaran yang terkait yang mengabdi di UPTD Puskesmas
Durian Kawan.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan masukan demi terlaksananya penerbitan buku Pedoman Program
Kesehatan dan keselamatan kerja ini. Kami sadar bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, koreksi dari para pembaca sangat diharapkan dan semoga buku ini dapat
dipergunakan sebagai mana mestinya.

Durian Kawan,09 Januari 2024

(Tim K3 UPTD Puskesmas Durian Kawan)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Untuk itu, UPTD Puskesmas Durian Kawan berusaha melakukan segala bentuk upaya
kesehatan melalui upaya pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan
penyakit, dan pemulihan kesehatan pada pekerja.
UPTD Puskesmas Durian Kawan sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan
salah satu tempat kerja yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
baik pada SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat
di sekitar lingkungan Fasyankes. Potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di
Fasyankes meliputi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, dan bahaya
kecelakaan kerja. Potensi bahaya biologi penularan penyakit seperti virus, bakteri, jamur,
protozoa, parasit merupakan risiko kesehatan kerja yang paling tinggi pada Fasyankes
yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Selain itu adanya penggunaan berbagai
alat kesehatan dan teknologi serta kondisi sarana dan prasarana yang tidak memenuhi
standar keselamatan akan menimbulkan risiko kecelakaan kerja dari yang ringan hingga
fatal.
Dengan ditetapkannya Pedoman ini diharapkan UPTD Puskesmas Durian Kawan
dapat menyelenggarakan K3 secara berkesinambungan sehingga tujuan dari upaya
keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai dengan baik.
B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan acuan kepada Fasyankes dalam menyelenggarakan K3 di UPTD
Pueskesmas Kepil 1.
2. Menciptakan UPTD Puskesmas Durian Kawan yang sehat, aman, dan nyaman bagi
SDM Fasyankes, pasien, pengunjung, maupun lingkungan Fasyankes melalui
penyelenggaraan K3 secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan, sehingga
proses pelayanan berjalan baik dan lancar.
C. Sasaran Pedoman
1. Karyawan/Petugas Kesehatan Puskesmas
2. Pasien dan Pengunjung Puskesmas
3. Masyarakat sekitar Puskesmas
D. Ruang Lingkup Pedoman
Pelaksanaan K3 di Fasyankes sesuai dengan standar K3 di Fasyankes yang meliputi:
1. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
2. Penerapan kewaspadaan standar;
3. Penerapan prinsip ergonomi;
4. Pemeriksaan kesehatan berkala;
5. Pemberian imunisasi bagi SDM Fasyankes yang berisiko;
6. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja;
7. Pengelolaan sarana dan prasarana dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;
8. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;
9. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran
(emergency response plan);
10. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
dan
11. Pengelolaan limbah domestik.
12. Konseling K3
E. Batasan Operasional
1. Pengenalan Potensi Bahaya
Pengenalan potensi bahaya adalah suatu upaya mengenali atau mengidentifikasi
potensi bahaya yang dapat berdampak pada SDM Fasyankes, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan. Pengenalan potensi bahaya bertujuan agar SDM Fasyankes dapat
melakukan pengendalian risiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai
masalah kesehatan yang diakibatkan pekerjaannya yakni penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja.
2. Penerapan Kewaspadaan Standar
Penerapan kewaspadaan standar merupakan suatu upaya pencegahan terhadap
penularan infeksi dan paparan bahan kimia dalam perawatan pasien di Fasyankes.
Penerapan kewaspadaan standar ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
menteri kesehatan yang mengatur mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi di
Fasyankes.
3. Penerapan Prinsip Ergonomi
Tujuan penerapan ergonomi adalah agar SDM Fasyankes dapat bekerja secara aman,
nyaman, sehat, efektif, efisien dan produktif.
4. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan bagi SDM Fasyankes dilakukan untuk menilai status
kesehatan dan penemuan dini kasus penyakit baik akibat pekerjaan maupun bukan
akibat pekerjaan, serta mencegah penyakit menjadi lebih parah. Selain itu,
pemeriksaan kesehatan juga bertujuan untuk menentukan kelaikan bekerja bagi
SDM Fasyankes dalam menyesuaikan pekerjaannya dengan kondisi kesehatannya
(fit to work). Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali
dengan memperhatikan risiko pekerjaannya. Penentuan parameter jenis pemeriksaan
kesehatan berkala disesuaikan dengan jenis pekerjaan, proses kerja, potensi risiko
gangguan kesehatan akibat pekerjaan dan lingkungan kerja.
5. Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit. SDM Fasyankes memiliki risiko tertular penyakit infeksi seperti
Hepatitis, Influenza, Varicella, dan lain lain. Beberapa penyakit infeksi dapat dicegah
dengan imunisasi. SDM Fasyankes harus mendapatkan imunisasi khusunya pada
SDM Fasyankes yang memiliki risiko tinggi. Pemberian imunisasi diprioritaskan
untuk imunisasi Hepatitis B, karena tingginya risiko penularan Hepatitis B pada
SDM Fasyankes.
6. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Fasyankes adalah upaya untuk
membudayakan SDM Fasyankes agar mempraktikkan PHBS serta berperan aktif
dalam mewujudkan Fasyankes yang sehat.
7. Pengelolaan Sarana dan Prasarana dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan
kekuatan sarana dan prasarana atau sistem utilitas dan meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada sarana dan prasarana
mencakup pengawasan dan pemeliharaan pada komponen-komponen sarana
(gedung), prasarana (jaringan dan sistem).
8. Pengelolaan Peralatan Medis dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peralatan medis merupakan peralatan di Fasyankes yang digunakan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya memastikan sistem peralatan medis
aman bagi SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes dari potensi bahaya peralatan medis baik
saat digunakan maupun saat tidak digunakan.
9. Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana, Termasuk Kebakaran
(Emergency Response Plan)
Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana adalah suatu rangkaian
kegiatan yang dirancang untuk meminimalkan dampak kerugian atau kerusakan yang
mungkin terjadi akibat keadaan darurat baik internal maupun eksternal oleh karena
kegagalan teknologi, ulah manusia, atau bencana yang dapat terjadi setiap saat di
Fasyankes.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
10. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3 secara aman dan
sehat wajib dilakukan oleh Fasyankes sesuai standar dan peraturan yang ada.
Pengelolaan bahan dan limbah B3 dalam aspek K3 Fasyankes harus memastikan
pelaksaan pengelolaan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja SDM pengelola
terbebas dari masalah kesehatan akibat pekerjaanya. Kesalahan dalam pelaksanaan
pengelolaan Bahan dan Limbah B3 taruhannya adalah keselamatan dan kesehatan
tidak hanya pekerja tetapi pasien, keluarga pasien dan lingkungan Fasyankes.
11. Pengelolaan Limbah Domestik
Limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari kegiatan non medis seperti
kegiatan dapur, sampah dari pengunjung, sampah pepohonan dan lain-lain yang tidak
mengandung kuman infeksius, termasuk pula di dalamnya kardus obat, plastik
pembungkus syringe, dan benda lainnya yang tidak mengandung dan tidak
terkontaminasi kuman patogen atau bahan infeksius.
Pengelolaan limbah domesitik secara aman dan sehat wajib dilakukan oleh
Fasyankes sesuai standar dan peraturan yang ada.
12. Konseling K3
Konseling K3 bertujuan untuk menjaga hak pegawai mendapat perlindungan jika
terpapar penyakit akibat kerja dan atau mendapat tindak kekerasan dari pengguna
layanan, keluarga pengguna layanan maupun oleh sesama pegawai.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi sumber daya manusia dalam melaksanakan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Tenaga Sanitasi Lingkungan 1 orang
2. Dokter Gigi 1 orang
3. Perawat 1 orang
4. Dokter umum 1 orang
5. Tenaga Promosi Kesehatan 1 orang
6. Bidan 1 orang
7. Petugas Keamaan 1 orang

B. Distribusi Ketenagaan
NO NAMA JABATAN KEDUDUKAN DALAM
TIM
1. Susi Darmayanti, AMKL Tenaga Sanitasi Koordinator Tim K3
Lingkungan
2. drg. Cut Zawil Fitria Dokter Gigi Anggota Tim K3
3. Darmawati,A.Md.Kep Perawat Anggota Tim K3
4. dr. Anggi Safitri Rahmafani Dokter Anggota Tim K3
5. Musdhalifah, S.KM Tenaga Promosi Anggota Tim K3
Kesehatan
6. Yuni Rawita,S.Tr.Keb Bidan Anggota Tim K3
7. Syamsul Rizal Petugas Anggota Tim K3
Keamanan
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Program K3 UPTD Puskesmas Durian Kawan Tahun 2023

NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat Perencanaan K3

2 Rapat Koordinasi Tim K3 (Pelaksanaan K3)

3 Rapat Evaluasi dan RTL Program K3 (Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3,
Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3)

4 Rapat Pembuatan Laporan K3


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Pelaksanaan Kegiatan K3 di laksanakan atas hasil koordinasi Tim K3 dilakukan di
ruang rapat UPTD Puskesmas Durian Kawan atau di ruang lain sesuai dengan kebutuhan.
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Rapat
a. Meja
b. Kursi
c. Laptop
d. LCD
e. Layar LCD
f. Kipas Angin/AC
g. Pengeras Suara/Mixer
2. Fasilitas Penunjang
a. Laptop
b. Printer
c. ATK
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Puskesmas Menerapkan Standar K3
1. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko
2. Penerapan kewaspadaan standar
3. Penerapan prinsip ergonimi
4. Pemeriksaan kesehatan berkala
5. Pemberian Imunisasi
6. Pembudayaan PHBS
7. Pengelolaan sarana dan prasarana dari aspek K3
8. Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
9. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/bencana
10. Pengelolaan B3 dan limbah B3
11. Pengelolaan limbah domestik
12. Konseling K3
B. Metode
Mekanisme pelaksanaan Kegiatan K3, dengan metode pertemuan atau rapat Tim K3.
Pertemuan dihadiri oleh koordinator, dan anggota Tim K3. Pertemuan terdiri dari rapat
bulanan,tribulanan, semesteran dan tahunan.
C. Langkah Kegiatan
Kegiatan dalam Program K3 yang meliputi pengenalan potensi bahaya dan
pengendalian risiko K3 di Fasyankes, penerapan kewaspadaan standar, penerapan prinsip
ergonomi, pemeriksaan kesehatan berkala, imunisasi pegawai, pembudayaan perilaku
hidup bersih dan sehat di Fasyankes, pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari
aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana, termasuk kebakaran, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah
bahan berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah domestik, dan konseling K3.
Kegiatan dilaksanakan dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Evaluasi
4. Rencana Tindak Lanjut
5. Tindak Lanjut, dan
6. Evaluasi Tindak Lanjut untuk kemudian dijadikan acuan untuk perencanaan program
selanjutnya

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan pada program K3 direncanakan


dengan baik dalam bentuk rencana usulan kegiatan (RUK) dan diusulkan kepada manajemen
puskesmas melalui rapat KMP.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan K3 di Puskesmas perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Keselamatan sasaran
penting sebagai gambaran untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan program K3 di Puskesmas perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Program K3 di Puskesmas di monitor dan di evaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Adanya SK Tim K3, Uraian Tugas dan Penanggungjawab
2. Adanya Perencanaan/Kerangka Acuan Program K3
3. Adanya dukungan sumberdaya yang memadai untuk Program K3
4. Adanya Regulasi (Kebijakan, Pedoman, Panduan, SOP ttg K3)
5. Adanya penerapan Standar K3 sesuai Kebijakan dan SOP
6. Adanya Pencatatan dan Pelaporan K3

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi Tim K3 di UPTD Puskesmas Durian
Kawan dan unit terkait dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pelayanan di UPTD
Puskesmas Durian Kawan. Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman ini,
hendaknya Koordnator dan anggota di Tim K3 UPTD Puskesmas Durian Kawan dapat
menjabarkannya dalam Standar Oprerasional Prosedus (SOP) yang berisi langkah-
vlangkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi Puskesmas.
Selain itu dengan pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi
bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Durian
Kawan.

Anda mungkin juga menyukai