Surat Pledoi
Surat Pledoi
NOTA PEMBELAAN
Atas Surat Tuntutan perkara tindak pidana dari Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Lampung No.
Reg. Perkara : PDM-99/SKA/Ep.2/11/2013 Tertanggal 27 November 2013 di persidangan Pengadilan
Negeri Lampung :
- Majelis Hakim Yang Kami Muliakan ;
- Penuntut Umum Yang Kami Hormati ;
- Dan Persidangan yang Kami Hormati;
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. King Lion SH,MH
2. Tapir Sihabuan SH,MH.
Para Advokat pada kantor advokat dan konsultan Hukum “SAT & ASSOCIATE”, berkantor di Jalan
Slamet Riyadi No.45 Lampung, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta untuk kepentingan
hukum TERDAKWA : Ayam ,lahir di Lampung,20 Januari 2001.Dengan ini ,perkenankanlah kami , untuk
menyampaikan terimaksih yang setinggi -tingginya kepada Majelis Hakim yang telah memberikan
kesempatan kepada kami selaku Penasehat Hukum Terdakdwa, untuk menyusun ,menandatangani, serta
mengajukan nota pembelaan ini, yang berkenaan dengan Tuntutan Pidana oleh Penuntut Umum Terhadap
TERDAKWA , seperti tersebut dibawah ini :
TERDAKWA telah didakwa oleh Penuntut Umum Sebagai Berikut :
1. Menyatakan Terdakwa Ayam telah terbukti secara meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
Pembunuhan sebagaimana diatur dan diancam pidana, Primair Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana dan Subsidair Pasal 365 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dalam dakwaan,
2. Menyatakan Terdakwa Ayam telah terbukti secara meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
pembunuhan berencana dan pencurian.
3. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ayam dengan pidana penjara 15 tahun dikurangi sepenuhnya
selama Terdakwa berada dalam tahanan,
4. Menetapkan supaya Terdakwa ayam tetap dalam tahanan,
5. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya kerugian sebesar 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
kejiwaan yang tidak memungkinkan untuk berfikir dengan tenang, maka disitu tidak ada unsur
perencanaan.
Dengan demikian, unsur “Dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu”, TIDAK
TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.
3. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”
Yang dimaksud dengan unsur ini adalah perbuatan menghilangkan nyawa orang lain itu haruslah
merupakan perbuatan yang positif atau aktif walaupun dengan perbuatan sekecil apapun. Jadi perbuatan
tersebut haruslah diwujudkan secara aktif dengan gerakan sebagian anggota tubuh. Oleh karenanya
perbuatanya dapat berupa bermacam-macam perbuatan. Dimana perbuatan tersebut berujung dengan
timbulnya suatu akibat hilangnya nyawa orang sebagai persyaratan mutlak. Dalam unsur “merampas
nyawa orang lain” terdapat sifat obyektif dan subyektif, sifat obyektif yaitu dilihat dari perbuatanya yang
menghilangkan nyawa dengan obyek orang lain.
Sifat subyektif yaitu dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain terdapat syarat-syarat yang harus
dipatuhi, yaitu adanya wujud perbuatan, adanya suatu kematian orang lain, dan adanya hubungan sebab
akibat antara perbuatan dan akibat kematian orang lain. Terhadap unsur ini, Saudara Penuntut Umum
menyatakan Terdakwa telah merampas nyawa orang lain yaitu korban Ronald Alimudin dan Sri
Magdalena. Meskipun demikian konstruksi hukumnya, kami selaku Penasihat Hukum berbeda pendapat
dengan Penuntut
Umum.Hal ini berkaitan dengan perbuatan Terdakwa terhadap Korban yang tidak dapat dilakukan
penuntutan hukuman lagi meskipun dalam faktanya terungkap dari keterangan terdakwa telah
menghilangkan nyawa Korban, namun tanpa didukung saksi yang mengetahui kejadian secara langsung
sehingga meyebabkan potensi terjadinya kesalahan terbuka lebar untuk mengetahui kejadian yang
sebenarnya.
Dengan Demikian, Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”,TIDAK TERBUKTI
SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.
SUBSIDAIR
1. Unsur “Barangsiapa”
Unsur “Barangsiapa” telah diuraikan dalam analisis yuridis Dakwaan Primair diatas.
2. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”
Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain” telah diuraikan dalam analisis yuridis Dakwaan Primair
diatas.
DAKWAAN KEDUA
1. Unsur “Setiap Orang”
Unsur “Setiap Orang” telah diuraikan dalam analisis yuridis unsur “barangsiapa” Dakwaan Primair diatas.
2. Unsur “Menyembunyikan Kematian”
Untuk membuktikan unsur ini, harus dititik-beratkan kepada maksud dari Terdakwa untuk
menyembnyikan korban, hal ini juga menunjukan bahwa Terdakwa juga harus memiliki rencana untuk
menyembunyikan mayat korban.
Seperti yang disebutkan dalam penguraian unsur “dengan segaja dan rencana terlebih dahulu”, istilah
dengan rencana menunjuk kepada suatu saat untuk menimbang dengan tenang, Untuk membuktikan
perencanaan itu haruslah ada 3 syarat yang diperhatikan yaitu: memutuskan kehendak dalam suasana
tenang, tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan pelaksanaannya, dan
pelaksanaan kehendak tersebut dalam kondisi tenang. Melihat kepada kondisi psikologis Terdakwa pada
saat itu yang beradadalam suasana shock
, panik dan sedang berada dalam kondisi emosi tinggi, maka sangatlah tidak mungkin Terdakwa dapat
memenuhi 3 (tiga)syarat tersebut. Sehingga sudah tentu Terdakwa tidak memiliki rencana, ataupun
maksud untuk menyembunyikan kematian.
Oleh karena itu unsur “Menyembunyikan Kematian Korban”, TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.
Karena terdakwa didakwa dengan dakwaan subsidair - kumulatif, maka dengan tidak terbuktinya salah satu
unsur dsalam dakwaan pertama dan/atau dakwaan kedua, maka seluruh dakwaan yang diajukan kepada
terdakwa, TIDAK TERBUKTI.
PERMOHONAN
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis yang telah
kami paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dengan segala kerendahan hati
kami, memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Lampung
untuk menjatuhkan Putusan
dengan amar sebagai berikut:
PRIMAIR
1. Menyatakan bahwa Terdakwa Firmansyah bin Firman Utina, tidak bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Membebaskan Terdakwa Firmansyah bin Firman Utina dari seluruh dakwaan dan tuntutan
hukum.
3. Memulihkan hak terdakwa dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat, dan martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara Lampung berpendapat lain, maka kami memohon
agar Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami bacakan dan serahkan pada hari Senin, 8 Desember
2008 di Pengadilan Negeri Bandung.Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan
memberikan bimbingan kepada Majelis Hakim, agar dapat menjatuhkan putusan yang seadil-
adilnya dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
Matindas dan Rekan
Prion burn,S.H.,M.H. galaxia budi,S.H.,M.H