Anda di halaman 1dari 7

Kepada Yang Terhormat :

Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Tindak Pidana


PDM-99/SKA/Ep.2/11/2013
Pengadilan Negeri Lampung
Di Lampung

NOTA PEMBELAAN

Dalam Perkara Tindak Pidana: PDM-99/SKA/Ep.2/11/2013 atas Klien kami :


Nama lengkap. : Ayam
Tempat lahir : lampung
Umur/tanggal lahir : 23/ 20 januari 2001
jenis Kelamin. : laki-laki
Kebangsaan. : Indonesia
Tempat tinggal. : Jl.burung merak no 03 kel pitik walik kec. kakak tua kab.elephant
Agama : islam
Pekerjaan : pelajar/mahasiswa
Pendidikan : mahasiswa universitas bumi

Atas Surat Tuntutan perkara tindak pidana dari Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Lampung No.
Reg. Perkara : PDM-99/SKA/Ep.2/11/2013 Tertanggal 27 November 2013 di persidangan Pengadilan
Negeri Lampung :
- Majelis Hakim Yang Kami Muliakan ;
- Penuntut Umum Yang Kami Hormati ;
- Dan Persidangan yang Kami Hormati;
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. King Lion SH,MH
2. Tapir Sihabuan SH,MH.
Para Advokat pada kantor advokat dan konsultan Hukum “SAT & ASSOCIATE”, berkantor di Jalan
Slamet Riyadi No.45 Lampung, yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta untuk kepentingan
hukum TERDAKWA : Ayam ,lahir di Lampung,20 Januari 2001.Dengan ini ,perkenankanlah kami , untuk
menyampaikan terimaksih yang setinggi -tingginya kepada Majelis Hakim yang telah memberikan
kesempatan kepada kami selaku Penasehat Hukum Terdakdwa, untuk menyusun ,menandatangani, serta
mengajukan nota pembelaan ini, yang berkenaan dengan Tuntutan Pidana oleh Penuntut Umum Terhadap
TERDAKWA , seperti tersebut dibawah ini :
TERDAKWA telah didakwa oleh Penuntut Umum Sebagai Berikut :
1. Menyatakan Terdakwa Ayam telah terbukti secara meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
Pembunuhan sebagaimana diatur dan diancam pidana, Primair Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana dan Subsidair Pasal 365 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dalam dakwaan,
2. Menyatakan Terdakwa Ayam telah terbukti secara meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
pembunuhan berencana dan pencurian.
3. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Ayam dengan pidana penjara 15 tahun dikurangi sepenuhnya
selama Terdakwa berada dalam tahanan,
4. Menetapkan supaya Terdakwa ayam tetap dalam tahanan,
5. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya kerugian sebesar 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

I. DASAR HUKUM PENGAJUAN PEMBELAAN / PLEDOI


 Bahwa Tuntutan Pidana dan Nota Pembelaan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian yang
tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara pidana dan sebernarnya dapatlah
dikatakn bahwa keberadaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum saling berkaitan
dengan Nota Pembelaan yang diajukan oleh TERDAKWA dan/atau Penasehat Hukum Terdakwa ,
karena tuntutan pidana yang diajukan oleh TERDAKWA dan/atau Penasehat Hukum Terdakwa,
pada hakekatnya merupakan proses “dialogis jawab menjawab terakhir” dalam suatu proses
pemeriksaan suatu perkara pidana;
 Bahwa berdasarkan Ketentuan Hukum Acara Pidana Pasal 182 ayat (1) huruf b KUHAP, maka
kepada TERDAKWA dan atau Penasehat Hukum Terdakwa diberikan hak untuk mengajukan
Nota Pembelaan atas Tuntutan Pidana yang telah diajukan oleh Penuntut Umum;
 Bahwa dalam kesempataj ini perlu kami tegaskan , karena pada hakekatnya pengajuan Nota
Pembelaan ini bukanlah bertujuan untuk melumpuhkan dakwaan dan Tuntutan Pidana yang
diajukan oleh Penuntut Umum ,akan tetapi perbedaan mengenai argumentasi,prinsip dan
pandanganlah yang menimbulkan kesengajaan diantara kedua misi yang diemban,namun
kesemuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan yaitu : usaha dan upaya melakukan penegakan
hukum serta keinginan untuk menemukan keberadaan hukum;
 Bahwa berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah kami sampaikan tersebut diatas,dapatlah
kiranya dijadikan sebagai suatu dasar hukum bagi TERDAKWA/ Penasehat Hukum Terdakwa
dalam menyampaikan Nota Pembelaan ini.
A.BELAKANG KASUS/PERMASALAHAN
 Mahasiswa Universitas Bumi bernama Bebek (19) (korban) tewas dibunuh teman karibnya sendiri
bernama ayam (23) (Pelaku) terjadi pada Rabu tanggal 2 Februari 2024 di indekos korban. Ayam
kemudian ditangkap oleh Polres Metro Lampung pada Jumat tanggal 4 bulan Februari 2024.
Keduanya diketahui merupakan mahasiswa Program Studi bahasa sangsekerta, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Uniersitas Bumi.
 Di tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan, ada barang-barang (milik korban), yang diambil
pelaku berupa laptop MacBook, dompet, dan ponsel.
 Penemuan jenazah korban bermula ketika keluarga tidak bisa menghubungi korban sudah hampir
2 minggu tidak ada kabar. Kemudian keluarga korban mengunjungi kos. Ketika di kos pintu telah
di gedor oleh keluarga cukup lama yakni 1 jam kemudian menghubungi pemilik kost dan berhasil
dibuka terlihat di dalam kamar korban terbungkus plastik besar dilapisi juga dengan sprei kasur
dan di taburi pengawet serta wewangian. Diduga hal tersebut dilakukan oleh Pelaku agar jasad
korban tidak mudah membusuk.
 Berdasarkan keterangan dari beberapa tetangga kos korban. mereka melihat korban sering pergi
dan bersama dengan Pelaku dan beberapa kawan lainnya terkadang kawannya si Beruang yang
merupakan kekasih korban.
 Beberapa tetangga Kost juga memberikan keterangan bahwa korban juga sering kali mengajak
beruang menginap di kost kamar korban selain ayam (pelaku) dan tetangga melihat hubungan
antara Pelaku dengan korban ketika di kos baikbaik saja dan tidak ada pertengkaran.
 Kemudian setelah di periksa berdasarkan CCTV dan keterangan saksi-saksi di kost korban
akhirnya polisi menetapkan ayam sebagai pelaku pembunuhan dan Kepolisian menyetakan
bahwa:
1) Pelaku membunuh dikarenakan faktor motif iri dan ekonomi;
2) Pelaku iri dengan kesuksesan korban dan terlilit bayar kosan serta pinjol;
3) Pembunuhan dilakukan oleh Pelaku terinspirasi film Narchos di net Flixs sebelum
melakukan aksinya;
4) Namun Pelaku sudah menyimpan pisau lipat di dalam jok motornya. Setelah tiba di
kosan Korban, Pelaku mengambil pisau lipat dan memasukkannya ke saku celananya;
5) Pelaku sempat berpura-pura hendak pulang, lalu mengeluarkan pisau dan menusuk
korban;
6) Setelah berada di dalam kamar kos, pelaku dengan korban ngobrol-ngobrol. Pada
saat pelaku mau pulang, pelaku langsung mengeluarkan pisau dari dalam kantong
celananya, selanjutnya ditusukkan ke bagian badan korban;
7) Korban sempat melawan dengan cara menggigit tangan pelaku. Namun Pelaku
menikam leher dan dada korban berulang kali hingga akhirnya tumbang.
B. FAKTA-FAKTA HUKUM DI DALAM PERSIDANGAN
 Bahwa ada bagian ini kami TERDAKWA/Penasehat Hukum Terdawa tidak akan mengulang dan
menguraikan kembali secara detail mengenai keterangan saksi-saksi maupun keterangan
TERDAKWA, karena semuanya secara lengkap telah tercantum dan tercakup jelas dalam Berita
Acara Sidang.
 Bahwa kami TERDAKWA /Penasehat Hukum Terdakwa , hanya menitikberatkan pada
Keterangan Saksi yang mematahkan dan melemahkan dakwaan Penuntut Umum , diantaranya :
Keterangan Saksi-Saksi :
Saksi A Charge
Saksi I
Nama : Kakak Tua, lahir di Pelambang,13 april 2001, umur 23 tahun, jenis kelamin laki-
laki,kewarganegaraan indonesia,alamat Jalan Gajah Dua No.14 Lampung, agama islam , pekerjaan (tidak
bekerja),pendidikan Mahasiswa Bumi
a) bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmnai dan rohai serta bersedia memberikan keterangan dengan
sebenar-benarnya.
b) bahwa benar saksi bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah.
c) bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan keluarga,sedarah maupun semenda dengan TERDAKWA
d) bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan TERDAKWA
e) bahwa benar saksi merupakah tetangga kos dari korban dan pelaku
f) bahwa benar saksi sering melihat korban dan pelaku bersama
g) bahwa benar saksi mengetahui bahwa terdakwa sering menginap dikosan korban
h) bahwa benar saksi mengetahui hubungan korban dan pelaku baik-baik saja.
Terhadap Keterangan Saksi tersebut, TERDAKWA tidak memberikan tanggapan apapun.
SAKSI II
Nama cat blue, lahir di jambi,17 februari 1999, umur 25 tahun, jenis kelamin laki-laki, kewarganegaraan
indonesia, alamat Jl. Burhan Blue Rt 06 Jambi,agama islam, pekerjaan kasir alfamart,pendidikan SMA 1
Jambi.
a) bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia memberikan keterangan
dengan sebenarnya.
b) bahwa benar saksi bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah.
c) bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan keluarga,sedarah,atau semenda dengan TERDAKWA
d) bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan TERDAKWA
e) bahwa benar saksi merupakan lulusan SMA 1 Kota jambi.
f) bahwa benar bahwa saksi merupakan tetangga kos korban
g) bahwa benar saksi mengetahui pertemanan antara korban dan pelaku
h) bahwa benar saksi mengetahui hubungan baik antara korban dan pelaku
Terhadap Keterangan Saksi tersebut, TERDAKWA tidak memberikan tanggapan apapun.
Saksi III
Nama Cumi darat,lahir di Lampung, 29 januari 1981,umur 43 tahun,jenis kelamin laki-
laki,kewarganegaraan indonesia, alamat Jl.ikan tongkol mata besar No 13 Lampung, pekerjaan wiraswasta
(pemilik kos), pendidikan SMA 2 Lampung
a) bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia memberikan keterangan
dengan sebenarnya.
b) bahwa benar saksi bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah.
c) bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan keluarga,sedarah,atau semenda dengan TERDAKWA
d) bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan TERDAKWA
e) bahwa benar saksi merupakan lulusan SMA 2 Kota Lampung
f) bahwa benar bahwa saksi merupakan pemilik kos korban
g) bahwa benar saksi mengetahui pertemanan antara korban dan pelaku
h) bahwa benar saksi mengetahui hubungan baik antara korban dan pelaku.
Terhadap Keterangan Saksi tersebut, TERDAKWA tidak memberikan tanggapan apapun.
Keterangan Terdakwa :
Nama ayam Lahir di lampung,20 Januari 2001 jenis kelamin laki-laki kewarganegaraan Indonesia Alamat
Jl.burung merak no 03 kel pitik walik kec. kakak tua kab.elephant, agama islam,pendidikan mahasiswa
bumi.
a) bahwa benar terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
b)bahwa benar terdakwa bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah
c)bahwa benar terdakwa melakukan tidak pidana pembunuhan terhadap korban
f)bahwa benar terdakwa menusuk korban menggunakan pisau lipat
g) bahwa benar terdakwa telah merencakan pembunuhan tersebut.
h) bahwa benar terdakwa mengambil barang-barang milik korban seperti : handphone,ipad serta uang
korban
i) bahwa benar terdakwa berteman baik dengan korban
j)bahwa benar terdakwa sering menginap di tempat korban.
Bahwa atas Dasar Keterangan TERDAKWA tersebut,benar adanya pembunuhan terhadap korban ayam.
Namun dalam hal ini kami meminta kepada Majelis Hakim untuk dapat mempertimbangkan hukuman
kepada TERDAKWA untuk meringkan hukum tersebut,mau bagaimanapun Terdakwa merupakan manusia
yang memiliki salah dan dapat memperbaiki diri.
C. ANALISA HUKUM ATAS TUNTUTAN PENUNTUT UMUM
 bahwa kami terdakwa melalui penasehat hukum terdakwa dengan ini menyatakan tidak sepaham
dan tidak sependapat dengan tuntuan yang diajukan oleh penuntut umum.
 Bahwa pada pembuktian hukum atas dakwaan yang diajukan oleh penuntut umum sangatlah
memberatkan dan merugikan terdakwa baik secara moril maupun materiil.
Dakwaan I
Primair
1.. Unsur “Barangsiapa”
Dalam surat tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum dalam membuktikan unsur “barangsiapa” hanya dengan
argumentasi bahwa Terdakwa Bebek dalam persidangan dalam keadaan sehat dan tidak ada satupun alasan
yang ditemukan dalam diri terdakwa untuk meniadakan atau menghapuskan kesalahan Terdakwa.
Tentunya argumentasi seperti ini kurang pantas untuk disampaikan dalam pengadilan untuk membuktikan
unsur dalam suatu tindak pidana.Tentunya Jaksa Penuntut Umum sebagai seorang sarjana hukum, dapat
memikirkan argumentasi yang lebih cerdas untuk membuktikan unsur tersebut.
Berdasarkan Pasal 340 KUHP, unsur “barangsiapa” bukan merupakan delik inti, tetapi hanya sebagai
elemen delik yang menunjukan subjek hukum yang didakwa melakukan tindak pidana yang
pembuktiannya bergantung kepada pembuktian unsur delik lainnya.
Dengan demikian, hadirnya terdakwa dalam persidangan tidaklah berarti unsur “barangsiapa” langsung
terbukti, tanpa dibuktikannya juga unsur-unsur delik lainnya.Setelah terbukti unsur-unsur lainnya barulah
Jaksa Penuntut Umum dapat menyatakan bahwa unsur “barangsiapa” telah terbukti.
Dengan demikian unsur “barangsiapa” TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.
2. Unsur “Dengan Sengaja Dan Direncanakan Terlebih Dahulu”
Unsur kesengajaan dalam rumusan tindak pidana merupakan salah satu unsur yang
terpenting. Berkaitan dengan unsur kesengajaan ini, maka apabila dalam rumusan tindak pidana
terdapat perbuatan dengan sengaja atau biasa disebut opzettelijk, maka unsur kesengajaan ini meliputi
semua unsur lain yang dibelakangnya harus dibuktikan. Maka berkaitan dengan pembuktian bahwa
perbuatan yang dilakukanya itu dilakukan “dengan sengaja,terkandung pengertian menghendaki dan
mengetahui atau menurut penjelasan MvT (Memorie van Toelechting) bisa disebut dengan willens en
wetens. Yang dimaksudkan disini adalah seseorang yang melakukan suatu perbuatan “dengan sengaja” itu
haruslah memenuhi rumusan willens yaitu harus menghendaki apa yang ia perbuat dan memenuhi unsur
wettens yaitu harus mengetahui akibat dari apa yang ia perbuat.
Jika dikaitkan dengan teori kehendak yang dirumuskan oleh Von Hippel, maka dapat dikatakan bahwa
yang dimaksud sebagai “dengan sengaja” adalah kehendak membuat suatu perbuatan dan kehendak untuk
menimbulkan suatu akibat dari perbuatan itu atau akibat dari pebuatanya tersebut yang menjadi maksud
dari dilakukanya perbuatan itu. Maka pembuktian
adanya unsur kesengajaan dalam pelaku melakukan tindakan melanggar hukum sehingga perbuatanya itu
dapat dipertanggungjawabkan kepada si pelaku hanya dikaitkan dengan keadaan serta tindakan si pelaku
pada waktu ia melakukan perbuatan melanggar hukum yang dituduhkan kepadanya tersebut.
Mengenai unsur “direncanakan terlebih dahulu” dalam KUHP sendiri tidak ada penjelasan tentang apa
yang dimaksud sebagai direncakan terlebih dahulu. Namun, penjelasan tentang unsur direncanakan terlebih
dahulu dapat dilihat dalam MvT ( Memorie van Toelichting) yang menyatakan bahwa istilah met
voorbedachte rade atau “dengan rencana terlebih dahulu” menunjuk pada suatu saat untuk menimbang
dengan tenang. Istilah tersebut merupakan kebalikan dari pertumbuhan kehendak yang dengan tiba-
tiba.Bahwa tidak ada ketentuan berapa lamanya harus berlaku diantara saat timbulnya maksud untuk
melakukan perbuatan itu dengan saat dilaksanakanya. Akan tetapi, nyatalah harus ada suatu antara dimana
ia dapat menggunakan pikiranya tentang guna merencanakan segala sesuatunya. Begitupula menurut R.
Soesilo dalam bukunya Hukum Acara Pidana (Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana Bagi Penegak
Hukum), halaman 203, menyatakan, bahwa saat antara timbulnya kehendak dengan pelaksanaanya tidak
boleh terlalu sempit, tetapi juga sebaliknya tidak perlu terlalu lama, yang terpenting adalah
apakah di dalam tempo itu pelaku sudah memiliki kesempatan untuk berubah pikiran dan tidak
jadi melanjutkan perbuatanya. Dalam konteks Pasal 340 KUHP, untuk lebih jelasnya lagi, terkandung tiga
syarat yaitu, memutuskan kehendak dalam suasana tenang, tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya
kehendak sampai dengan pelaksanaan kehendak itu, dan pelaksanaan kehendak tersebut dalam
suasana tenang. Memutuskan kehendak dalam suasana tenang mengandung maksud bahwa
memutuskan kehendak dengan tenang.Artinya pada saat pelaku memutuskan kehendaknya untuk
membunuh, keadaan batin orang tersebut dalam keadaan tenang, tidak berada dalam keadaan
tergesa-gesa, tidak dalam keadaan terpaksa dan tidak berada dalam keadaan emosi tinggi.Maka
dari itu kehendak yang diputuskan oleh pelaku merupakan kehendak yang dilakukan dalam
suasana batin yang tenang. Tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan
pelaksanaan kehendak itu.Merupakan syarat yang bersifat relatif.Persoalanya adalah bukan lamanya
waktu.Tersedianya waktu yang cukup mengandung pengertian bahwa dalam tempo waktu yang
tersedia itu, pelaku masih dapat berpikir dengan tenang.Jadi persoalanya tidak pada masalah
lamanya waktu, tetapi persoalan lamanya waktu yang cukup itu lebih mengarah pada penggunaan waktu
yang tersedia itu.Artinya, apakah dalam waktu yang tersedia itu benar-benar telah dapat untuk berpikir
dengan tenang atau tidak.Sekalipun masalah tersedianya waktu yang cukup itu tidak menunjuk pada
persoalan lamanya waktu, tetapi tersedianya waktu yang cukup tersebut, tidak boleh menunjuk pada suatu
waktu yang terlalu singkat.Sebab apabila terlalu
singkat kesempatan untuk berfikir dengan tenang tersebut mungkin tidak terjadi.
Tidak mungkin rasanya seseorang dapat berpikir dengan tenang dalam waktu yang singkat, biasanya dalam
waktu yang sangat singkat itu orang justru berfikir secara tergesa-gesa, panik dan tidak terencana.Apabila
waktu yang tersedia itu tidak cukup dan diikuti pula dengan perasaan takut, khawatir dan sebagainya.
Dalam waktu yang demikian, jelas sama sekali tidak menggambarkan suasana batin yang tenang.
Berdasarkan uraian tersebut terkait dengan “dengan sengaja”, bisa dikatakan bahwa jika ada hubungan
antara batin pelaku dengan akibat yang timbul karena perbuatanya itu atau ada hubungan lahir yang
merupakan hubungan sebab antara perbuatan pelaku dengan akibat yang dilarang itu, maka hukum pidana
dapat dijatuhkan kepada si pelaku atas perbuatan pidananya itu. Sebab pertanggungjawaban pidana atas
perbuatannya secara jelas dapat ditimpakan kepada pelaku.Tetapi jika hubungan kausal tersebut tidak ada
maka pertanggungjawaban pidana atas
perbuatan pidananya itu tidak dapat ditimpakan kepada pelakunya itu sehingga hukuman pidana
tidak dapat dijatuhkan kepada pelakunya itu.
Terkait konteks “dengan rencana terlebih dahulu”, maka apabila pikiran-pikiran untuk membunuh tersebut
dalam keadaan marah, tidak tenang, waktu yang terlalu singkat, yang berakibat akan berfikir secara
tergesa-gesa, panik, dan tidak terencana, dan dalam suatu suasana kejiwaan yang tidak memungkinkan
untuk berfikir dengan tenang, maka disitu tidak ada unsur perencanaan.
Dengan demikian, unsur “Dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu”, TIDAK
TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.

kejiwaan yang tidak memungkinkan untuk berfikir dengan tenang, maka disitu tidak ada unsur
perencanaan.
Dengan demikian, unsur “Dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu”, TIDAK
TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.
3. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”
Yang dimaksud dengan unsur ini adalah perbuatan menghilangkan nyawa orang lain itu haruslah
merupakan perbuatan yang positif atau aktif walaupun dengan perbuatan sekecil apapun. Jadi perbuatan
tersebut haruslah diwujudkan secara aktif dengan gerakan sebagian anggota tubuh. Oleh karenanya
perbuatanya dapat berupa bermacam-macam perbuatan. Dimana perbuatan tersebut berujung dengan
timbulnya suatu akibat hilangnya nyawa orang sebagai persyaratan mutlak. Dalam unsur “merampas
nyawa orang lain” terdapat sifat obyektif dan subyektif, sifat obyektif yaitu dilihat dari perbuatanya yang
menghilangkan nyawa dengan obyek orang lain.
Sifat subyektif yaitu dalam perbuatan menghilangkan nyawa orang lain terdapat syarat-syarat yang harus
dipatuhi, yaitu adanya wujud perbuatan, adanya suatu kematian orang lain, dan adanya hubungan sebab
akibat antara perbuatan dan akibat kematian orang lain. Terhadap unsur ini, Saudara Penuntut Umum
menyatakan Terdakwa telah merampas nyawa orang lain yaitu korban Ronald Alimudin dan Sri
Magdalena. Meskipun demikian konstruksi hukumnya, kami selaku Penasihat Hukum berbeda pendapat
dengan Penuntut
Umum.Hal ini berkaitan dengan perbuatan Terdakwa terhadap Korban yang tidak dapat dilakukan
penuntutan hukuman lagi meskipun dalam faktanya terungkap dari keterangan terdakwa telah
menghilangkan nyawa Korban, namun tanpa didukung saksi yang mengetahui kejadian secara langsung
sehingga meyebabkan potensi terjadinya kesalahan terbuka lebar untuk mengetahui kejadian yang
sebenarnya.
Dengan Demikian, Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”,TIDAK TERBUKTI
SECARA SAH DAN MEYAKINKAN.
SUBSIDAIR
1. Unsur “Barangsiapa”
Unsur “Barangsiapa” telah diuraikan dalam analisis yuridis Dakwaan Primair diatas.
2. Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain”
Unsur “Menghilangkan Nyawa Orang Lain” telah diuraikan dalam analisis yuridis Dakwaan Primair
diatas.
DAKWAAN KEDUA
1. Unsur “Setiap Orang”
Unsur “Setiap Orang” telah diuraikan dalam analisis yuridis unsur “barangsiapa” Dakwaan Primair diatas.
2. Unsur “Menyembunyikan Kematian”
Untuk membuktikan unsur ini, harus dititik-beratkan kepada maksud dari Terdakwa untuk
menyembnyikan korban, hal ini juga menunjukan bahwa Terdakwa juga harus memiliki rencana untuk
menyembunyikan mayat korban.

Seperti yang disebutkan dalam penguraian unsur “dengan segaja dan rencana terlebih dahulu”, istilah
dengan rencana menunjuk kepada suatu saat untuk menimbang dengan tenang, Untuk membuktikan
perencanaan itu haruslah ada 3 syarat yang diperhatikan yaitu: memutuskan kehendak dalam suasana
tenang, tersedianya waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan pelaksanaannya, dan
pelaksanaan kehendak tersebut dalam kondisi tenang. Melihat kepada kondisi psikologis Terdakwa pada
saat itu yang beradadalam suasana shock
, panik dan sedang berada dalam kondisi emosi tinggi, maka sangatlah tidak mungkin Terdakwa dapat
memenuhi 3 (tiga)syarat tersebut. Sehingga sudah tentu Terdakwa tidak memiliki rencana, ataupun
maksud untuk menyembunyikan kematian.
Oleh karena itu unsur “Menyembunyikan Kematian Korban”, TIDAK TERBUKTI SECARA SAH DAN
MEYAKINKAN.
Karena terdakwa didakwa dengan dakwaan subsidair - kumulatif, maka dengan tidak terbuktinya salah satu
unsur dsalam dakwaan pertama dan/atau dakwaan kedua, maka seluruh dakwaan yang diajukan kepada
terdakwa, TIDAK TERBUKTI.
PERMOHONAN
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan juga analisis yang telah
kami paparkan, maka kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dengan segala kerendahan hati
kami, memohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Lampung
untuk menjatuhkan Putusan
dengan amar sebagai berikut:
PRIMAIR
1. Menyatakan bahwa Terdakwa Firmansyah bin Firman Utina, tidak bersalah melakukan tindak
pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Membebaskan Terdakwa Firmansyah bin Firman Utina dari seluruh dakwaan dan tuntutan
hukum.
3. Memulihkan hak terdakwa dalam hal kemampuan, kedudukan, harkat, dan martabatnya.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara Lampung berpendapat lain, maka kami memohon
agar Majelis Hakim dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami bacakan dan serahkan pada hari Senin, 8 Desember
2008 di Pengadilan Negeri Bandung.Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan
memberikan bimbingan kepada Majelis Hakim, agar dapat menjatuhkan putusan yang seadil-
adilnya dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa
Matindas dan Rekan
Prion burn,S.H.,M.H. galaxia budi,S.H.,M.H

Anda mungkin juga menyukai