Anda di halaman 1dari 3

Syifa Mawaddah

Syifaur Rahmah
Syarifah Nurmasyitah Al Atas
Tessa Apriandari
Yeni Purnama Sari
PPDP TOPIK 4
Topik 4 Ruang Kolaborasi A (Kasus 2)

Kasus 2

Dito adalah peserta didik yang duduk di bangku kelas VIII SMP. Dito tercatat sudah
lebih dari 3 kali terlambat datang ke sekolah karena belajar terlalu malam untuk
mengejar ketertinggalan nilai IPA. Orang tua Dito meminta untuk belajar keras agar
nilainya terus meningkat. Namun ternyata hal tersebut mengakibatkan kedisiplinan
Dito menurun. Berdasarkan studi kasus di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini,
kaitkan dengan disiplin positif, peranan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik.

1. Tuliskan pendapat Anda tentang orang tua Dito yang meminta agar Dito belajar
keras untuk mengejar ketertinggalan nilai IPA.
2. Jika Anda menjadi guru Dito di sekolah, bagaimana Anda mengkomunikasikan
pendapat Anda kepada orang tua Dito? Hal apa yang akan Anda tekankan ketika
berkomunikasi dengan orang tua Dito? Jelaskan.
3. Menurut pendapat Anda, bagaimana sebaiknya sikap orang tua Dito ketika nilai
IPA Dito tertinggal dari teman-temannya? Jelaskan.

Jawaban

1. Menurut pendapat saya mengenai orang tua Dito yang meminta agar Dito belajar
keras untuk mengejar ketertinggalan nilai IPA adalah bahwa mereka
menunjukkan perhatian dan komitmen terhadap pendidikan anak. Permintaan
tersebut mencerminkan dorongan untuk membantu Dito mencapai potensinya
dalam bidang akademiknya. Namun, penting juga bagi orang tua untuk bisa
seimbang dalam memberikan dorongan untuk belajar dan dukungan emosional.
Memastikan Dito merasa didukung, memiliki waktu untuk bersantai, dan
memiliki ruang untuk mengejar minat dan hobi di luar sekolah adalah faktor
penting dalam perkembangan seimbang anak. Selain menjadi tanggungjawab
seorang guru dalam proses maupun hasil belajar peserta didiknya, hal yang paling
mendasar yang menjadi penentu proses dan hasil belajar peserta didik adalah
dukungan dari lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Keluarga harus menjadi
tempat yang aman dan nyaman secara fisik dan psikis bagi anak dalam belajar,
adanya tuntutan orang tua seperti pada kasus Dito tersebut menunjukkan belum
ada rasa aman dan nyaman secara psikis yang dirasakan Dito. Tuntutan keluarga
yang mengharuskan Dito belajar keras untuk mendapatkan nilai IPA yang baik itu
menjadi tekanan bagi Dito sendiri. Rasa tidak nyaman tersebut menyebabkan
proses belajar Dito pun tidak efektif, hal ini terlihat dari sikapnya yang hanya
berfokus pada tuntutan keluarganya. Namun, penting juga bagi orang tua Dito
untuk memastikan bahwa mereka memberikan dukungan yang seimbang.

2. Hal yang dapat ditekankan itu yang dimana keefektifan belajar di rumah akan
berdampak pada efektivitas proses belajar di sekolah. Ketika berkomunikasi
dengan orang tua Dito sebagai seorang guru, saya akan menjalani pendekatan
yang berfokus pada kerjasama dan dukungan untuk mencapai tujuan pendidikan
Bersama. Saya mencoba memberikan pemahaman kepada keluarga Dito agar
selalui mendampingi Dito dalam belajar, bukan hanya sekedar memberikan target
belajar bagi anaknya. Sebab keluarga menjadi bagian utama yang mampu
membangun semangat belajar anak, dengan kenyamanan dan keamanan secara
fisik dan psikis yang diberikan kepada anak akan berdampak bagi hasil belajar
anak. Saya akan menekankan bahwa pentingnya memberikan dukungan
emosional kepada Dito selama proses belajar. Kita perlu memastikan bahwa dia
merasa didukung dan tidak terlalu tertekan. Pendekatan ini mengutamakan
kerjasama dan dukungan antara guru dan orang tua untuk mendukung
perkembangan akademik dan pribadi Dito.

3. Sikap yang sebaiknya diambil oleh orang tua Dito ketika nilai IPA anak mereka
tertinggal dari teman-temannya adalah Orang tua sebaiknya memberikan
dukungan emosional kepada Dito. Mungkin Dito merasa kecewa dengan
ketertinggalannya. Orang tua dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan
perasaan Dito dan meyakinkannya bahwa mereka selalu ada untuk
mendukungnya. Orang tua sebaiknya mendorong Dito untuk meningkatkan
prestasinya, tetapi tidak dengan memaksa. Orang tua dapat membantu Dito
menemukan motivasi untuk belajar. Jika Dito mengalami kesulitan dalam
pemahaman materi atau belajar, orang tua dapat mencari bantuan, seperti
menyuruh Dito untuk mengikuti bimbel atau dengan guru privat atau kursus
pelatihan, untuk membantu Dito mengatasi ketertinggalan akademiknya.
Sebaiknya sikap orang tua Dito tidak hanya menuntut pada hasil belajar anak.
Adapun hal paling awal yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketertinggalan
pemahaman Dito tentang materi pembelajaran IPA adalah dengan menanyakan
kendala apa yang dialaminya selama belajar IPA. Berdasarkan pengetahuan
tersebut, orang tua bisa berperan untuk memberikan bimbingan dan arahannya
selama anak belajar. Sehingga anak lebih merasa memiliki teman ketika belajar,
tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil belajar yang harus dia dapatkan.
Orang tua sebaiknya menghargai setiap kemajuan yang dicapai dengan
memberikan pujian atas usaha keras yang telah dilakukan dapat meningkatkan
motivasi Dito untuk terus belajar.

Anda mungkin juga menyukai