Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

SOSIALISASI PMBA, DEMONSTRASI PMBA DAN PEMBERIAN MAKANAN SEHAT


UNTUK MENIGKATKAN GIZI BALITA
PMBA SOCIALIZATION, PMBA DEMONSTRATION AND PROVIDING HEALTHY
FOOD TO IMPROVE TODDLER NUTRITION
1 2 3 4 5
Rosmiatun , Nurhidayah , Nuristihani Soliha , Hj.Rabitah , Rosita Endang Sosdalina , Rima
6 7 8 9 10
Aprilian Pratiwi , Nurjaenah , Novi Alfianti , Purnama Linda sari , Muliyati

Program Studi S1 Pendidikan Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Lombok Timur
Undergraduate Midwifery Education Study Program, Hamzar College of Health Sciences, East
Lombok

ABSTRAK

Pemberian makan bayi dan balita (PMBA) yaitu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dimulai saat bayi baru lahir, memberikan ASI Eksklusif dari bayi usia 0-6 bulan ,
memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan dan melanjutkan
menyusui sampai dua tahun atau lebih, menjaga kesehatan anak, berinteraksi dengan anak
dengan penuh kasih sayang. Gizi merupakan kebutuhan dasar untuk berkembang secara
optimal bagi seorang anak. Hasil penelitian menunjukkan dengan pemberian gizi yang benar
pada 1000 hari pertama kehidupan dapat menentukan kualitas hidup anak baik dalam untuk
saat ini dan masa mendatang. Seribu hari pertama kehidupan dimulai sejak masa selama
kehamilan 270 hari (9 bulan) dalam kandungan dan 730 hari (2 tahun pertama) pasca lahir.
Pemberian gizi yang tidak benar pada awal kehidupan akan berdampak berat pada kehidupan
selanjutnya (IDAI, 2017).

ABSTRAC
Infant and toddler feeding (IYCF), namely carrying out Early Breastfeeding Initiation (IMD)
starting when the baby is born, providing exclusive breast milk from babies aged 0-6 months,
providing complementary breast milk (MP-ASI) starting at the age of 6 months and continuing
breastfeeding until two years or more, taking care of the child's health, interacting with the
child lovingly. Nutrition is a basic need for optimal development for a child. The results of the
research show that providing correct nutrition in the first 1000 days of life can determine a
child's quality of life both now and in the future. The first thousand days of life begin during
pregnancy, 270 days (9 months) in the womb and 730 days (first 2 years) after birth. Improper
nutrition early in life will have a serious impact on later life (IDAI, 2017).
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

PENDAHULUAN METODE

Gizi merupakan kebutuhan dasar untuk Kegiatan pelaksanaan pengabdian


berkembang secara optimal bagi seorang masyarakat ini dilaksanakan di Rumah
anak. Hasil penelitian menunjukkan dengan Kader Dusun Sinar Sari yang di pakai
pemberian gizi yang benar pada 1000 hari sebagai tempat posyandu pada tanggal 16
pertama kehidupan dapat menentukan Januari 2024. Pengabdian dilaksanakan
kualitas hidup anak baik dalam untuk saat dengan kolaborasi antara Dosen dan bidan
ini dan masa mendatang. Seribu hari desa di wilayah setempat dengan melibatkan
pertama kehidupan dimulai sejak masa mahasiswa beserta kader. Prosedur kegiatan
selama kehamilan 270 hari (9 bulan) dalam dilaksanakan dengan tahapan sebagai
kandungan dan 730 hari (2 tahun pertama) berikut:
pasca lahir. Pemberian gizi yang tidak benar Langkah 1: Perencanaan Program
pada awal kehidupan akan berdampak berat
pada kehidupan selanjutnya (IDAI, 2017). 1. Identifikasi tujuan program:
Pemberian makan bayi dan balita (PMBA) Menentukan tujuan yang ingin
yaitu melakukan Inisiasi Menyusu Dini dicapai melalui penyuluhan.
(IMD) dimulai saat bayi baru lahir, 2. Identifikasi target audiens:
memberikan ASI Eksklusif dari bayi usia 0- Menentukan kelompok sasaran yang
6 bulan , memberikan makanan pendamping akan menerima penyuluhan.
ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan dan 3. Rencanakan lokasi dan waktu
melanjutkan menyusui sampai dua tahun penyuluhan: Pilih tempat yang
atau lebih, menjaga kesehatan anak, nyaman dan sesuai, serta jadwal
berinteraksi dengan anak dengan penuh yang memungkinkan partisipasi
kasih sayang. Program ini bertujuan untuk maksimal dari audiens
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap
Langkah 2: Pengumpulan Informasi
dan perilaku ibu agar memahami tentang
pemberian makan bayi dan anak sesuai usia, 1. Mengumpulkan informasi tentang
makanan pendamping ASI lokal dan data BALITA
komersial, pemberian makanan responsif, 2. Memahami konteks lokal:
cara mengolah makanan sesuai usia bayi dan Mengetahui kondisi sosial, budaya,
anak serta mengenal makanan tambahan dan ekonomi di wilayah tersebut
bagi balita. bertujuan membantu menyampaikan
Berikut bebrapa tujuan khusus dalam pesan dengan cara yang relevan dan
program ini : dapat dipahami oleh audiens.
1. Terjadinya interaksi dan berbagi
pengalaman antar peserta dengan Langkah 3: Persiapan Materi dan Metode
pemateri.
2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan 1. Menyiapkan materi penyuluhan:
perilaku ibu tentang: Buat materi yang informatif dan
a. Pemberian makan bayi dan anak mudah dipahami.
sesuai usia. 2. Sebelum materi dipaparkan oleh
b. Makanan pendamping ASI baik yang pemateri terlebih dahulu pemateri
lokal maupun komersial. menjelaskan susunan kegiatan yang
c. Pemberian makanan responsif. akan dilaksanakan yaitu dengan
d. Cara mengola makanan sesuai usia memberikan lembar pre test diawal
bayi dan anak dan post test di akhir kegiatan.
e. Makanan tambahan balita. Lembar pre test diberikan untuk
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

mengetahui apakah ibu-ibu 5. Menjawab pertanyaan dan tanggapi


mengetahui materi yang akan di kekhawatiran: Memberikan
sampaikan. Setelah itu kegiatan di kesempatan kepada partisipan untuk
lanjutkan dengan pemaparan materi, bertanya dan berbagi pengalaman.
diskusi antara pemateri dengan Dan Menanggapi pertanyaan dengan
peserta, curah pendapat dari peserta, baik dan jawab dengan jelas dan
demonstrasi PMBA dan yang akurat.
terakhir para peserta diberikan
lembar post test untuk mengetahui Langkah 5: Evaluasi dan Tindak Lanjut
apakah ibu memahami materi yang
1. Evaluasi efektivitas program: Lakukan
di sampaikan serta mengevaluasi
evaluasi untuk mengukur pemahaman
kegiatan yang dilaksanakan. Di akhir
partisipan pada ibu balita dengan
acara para peserta diberikan
mengecek hasil pre dan post tes.
Makanan Tambahan.
Dengan melakukan diskusi
3. Menentukan metode penyampaian:
kelompok kecil untuk
Memilih metode yang sesuai dengan
mengumpulkan umpan balik.
audiens dan konteks, dalam hal ini
2. Analisis hasil evaluasi: Tinjau hasil
kami menggunakan menggunakan
evaluasi dan identifikasi keberhasilan
Lembar balik. Sedangkan kegiatan
dan kekurangan program.
demonstrasi PMBA, kami telah
3. Tindak lanjut: Setelah Kelas ibu
menyediakan terlebih dahulu bahan-
balita dilaksanakan, memberikan
bahan makanan dan peralatan yang
panduan dan materi tertulis kepada
diperlukan.
partisipan agar mereka dapat
Langkah 4: Pelaksanaan Program mengingat dan membagikan
informasi kepada orang lain.
1. Sosialisasikan program: Gunakan Kemudian menjalin kerja sama
berbagai saluran komunikasi untuk dengan pihak terkait, seperti fasilitas
menginformasikan masyarakat kesehatan setempat, untuk
melalui jaringan komunitas local memberikan dukungan lanjutan
(kader) beserta bidan setempat. kepada ibu balita.
2. Selenggarakan sesi kelas ibu balita
dengan mengikuti rencana dan HASIL DAN PEMBAHASAN
materi yang telah disiapkan. Serta
melibatkan partisipan secara aktif Kegiatan pengabdian masyarakat
melalui diskusi, tanya jawab. dilaksanakan Rumah Kader Dusun Sinar
3. Menyampaikan informasi dengan Sari yang di pakai sebagai tempat posyandu,
jelas: Menggunakan bahasa yang Hasil yang dicapai yaitu
mudah dipahami dan sederhana. Serta 1. Dari hasil distribusi jawaban pre test
memberikan contoh nyata dan praktis diatas dapat dilihat bahwa, sebelum
untuk membantu partisipan memahami diberikan informasi sebagaian besar ibu-
apa yang telah dijelaskan. ibu belum paham akan materi yang akan
4. Dukung dengan materi visual: di berikan. Banyak ibu-ibu yang tidak
Menggunakan bahan visual, seperti memberikan makanan sesuai dengan usia
video pendek, untuk memperkuat anak serta masih belum paham akan
pesan dan membantu partisipan manfaat makanan tambahan bagi bayi
mengingat informasi yang dan balita.
disampaikan.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

2. Sedangkan hasil distribusi jawaban post KESIMPULAN


test diatas dapat dilihat bahwa ibu-ibu
sudah lebih paham dari sebelumnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai sarana
setalah diberikan materi-materi sehingga mahasiswa untuk mengaplikasikan praktik
terlihat adanya peningkatan pengetahuan kebidanan di komunitas dalam menganalisis
pada ibu-ibu. masalah dan memberikan petunjuk dalam
memilih alternatif pemecahan masalah
3. Pendidikan gizi dan pemberian makanan dalam Praktik Kebidanan Komunitas secara
yang seht dalam kelas ibu balita, ibu-ibu komprehensif dengan memperhatikan
di berikan pengetahuan tentang gizi yang budaya setempat dalam tatanan di komunitas
tepat untuk anak-anak mereka. Mereka melalui pendekatan manajemen kebidanan
belajar tentang pentingnya nutrisi yang yang didasari oleh pengetahuan dan
seimbang dan cara menyajikan makanan keterampilan kebidanan terdiri dari praktik
sehat.Dengan pengetahuan ini,ibu dapat normal kebidanan, keterampilan
memberikan makanan yang bergizi dan komunikasi, melakukan pengkajian, analisa
sesuai dengan kebutuhan anak-anak masalah, menentukan prioritas masalah,
mereka,sehingga dapat mencegah menyusun rencana termasuk POA,
terjadinya stunting. Adkhikari, DP., pelaksanaan dan evaluasi, memberikan
Khatri,R,B., Paundel,R.,& Poundyal,A.K. asuhan pada keluarga dimasyarakat
(2018). termasuk lingkup kesehatan bayi balita,
pengambilan keputusan dan melakukan
4. Stimulasi tumbuh kembang anak: Di
pencatatan dan pelaporan dalam seting
dalam kelas ibu balita,ibu juga di berikan
praktik kebidanan komunitas.
pemahaman mengenai pentingnya
stimulasi tumbuh kembang anak . Mereka Pelaksanaan Program tentang Sosialisasi
belajar bagaimana memberikan PMBA yang dilaksanakan pada hari selasa
rangsangan yang sesuai dengan tahapan tanggal 16 Januari 2024 di Rumah Kader
perkembangananak,seperti Dusun Sinar Sari Desa Pringgasela Selatan
Kabupaten Lombok Timur berjalan dengan
bermain,berbicara,dan membaca.
lancar. Meskipun ada beberapa kendala
Stimulasi yang baik dapat mendukun
yaitu sasaran tidak datang tepat waktu.
pertumbuhan otak dan perkembangan
kognitif anak,sehingga dapat mencegah DAFTAR PUSTAKA
stunting dalam hal perkembangan
intelektual. De Onis,M., Branca,F., & https://pakdok.com/blog/mengenal-biskuit-
Childood Stunting:A Global Perspektive. makanan-tambahan-balita-dari-posyandu/
(2018). Diakses pada tanggal 15 Februari 2021
Pukul 05.13 WITA
5. Praktek pemberian makan yang baik:
Selain pengetahuan tentang gizi,kelas ibu
bayi balita juga memberikan pelajaran Sofiyani, Ida. (2019). Sosialisasi Praktek
tentang cara memberi MPASI yang Pemberian Makan bagi Anak (PMBA) pada
Kader Posyandu Desa Siwal
tepat,pola makan,frekuensi dan porsi
yang makan yang sesuai dengan usia Kecamatan Kaliwungu
anak. Hal ini penting karena praktek KabupatenSemarang.Indonesian Journal
pemberian makan yang tidak tepat dapat of Community Empowerment (IJCE)
menyebabkan stunting. Dewey, K,G., & ISSN 2657-1161 (cetak), ISSN 2657-117X
Adu-Afarwuah, S. (2018). (online) Hal.31-38
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Sri sumardilah, dewi. (2018).
Pelatihan pembuatan mp-asi
Who berbasis pangan
Lokalbagi kader posyandu
Dan ibu badutadi desa
Sidosari.jurnal pengabdian kepada
Masyarakat
Vol 2 No 1 Maret 2018Hal. 36-40

Widayanti, Hapsari. (2018). Pemberian


Informasi Tentang Pemberian Makan
Bayi dan Anak Usia0–24
Bulan.Indonesian Journal of
CommunityEmpowerment (IJCE)ISSN
2657-1161 (cetak)ISSN 2657-117X (online)
Hal. 23-28
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai