Anda di halaman 1dari 42

PERATURAN ORGANISASI

PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA


(PERCASI)

- TAHUN 2023 -
DAFTAR ISI
PERATURAN ORGANISASI (PO)
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA

NOMOR PO TENTANG

NOMOR: 01/PO/PB-PERCASI/III/2023 : KEJUARAAN NASIONAL CATUR

NOMOR: 02/PO/PB-PERCASI/III/2023 : TURNAMEN CATUR

NOMOR: 03/PO/PB-PERCASI/III/2023 : MUTASI ATLET CATUR

NOMOR: 04/PO/PB-PERCASI/III/2023 : PERWASITAN CATUR

NOMOR: 05/PO/PB-PERCASI/III/2023 : KEPELATIHAN CATUR

NOMOR: 06/PO/PB-PERCASI/III/2023 : KLUB CATUR


PERATURAN ORGANISASI
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
NOMOR: 01/PO/PB-PERCASI/III/2023

Tentang
KEJUARAAN NASIONAL CATUR

Menimbang : 1. Bahwa Kejuaraan Nasional Catur merupakan kegiatan resmi


dan terpenting dalam rangka pengembangan dan pembinaan
prestasi olahraga Catur di Indonesia;
2. Bahwa untuk mendukung tercapainya maksud dan tujuan
kejuaraan itu diperlukan peraturan yang jelas dan
menyeluruh mengenai tata cara pelaksanaannya;
3. Bahwa oleh karena itu, maka perlu diterbitkan Peraturan
Organisasi tentang Kejuaraan Nasional Catur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang
Keolahragaan;
2. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2021 Tentang Desain
Besar Olahraga Nasional;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI;
4. Keputusan Musyawarah Nasional XXIX tahun 2022 di Jakarta;
5. Peraturan Organisasi Nomor 01 tahun 2017 tentang
Kejuaraan Nasional Catur.

Memperhatikan : Pembahasan atas usulan rancangan perubahan Peraturan


Organisasi tentang Kejuaraan Nasional Catur tahun 2017 pada
rapat-rapat terbatas dan rapat pleno PB PERCASI.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Organisasi tentang Kejuaraan Nasional Catur.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:

1. Persatuan Catur Seluruh Indonesia, selanjutnya disebut PERCASI, adalah satu-satunya


organisasi olahraga Catur nasional yang berwenang mengoordinasi dan membina setiap
dan seluruh kegiatan olahraga catur di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Tingkatan organisasi adalah jenjang pimpinan organisasi PERCASI yang sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI.
3. Musyawarah Nasional PERCASI, selanjutnya disebut MUNAS PERCASI, adalah forum
pengambilan keputusan tertinggi organisasi PERCASI yang dilaksanakan setiap 4 (empat)
tahun sekali.
4. Rapat Kerja Nasional PERCASI, selanjutnya disebut RAKERNAS PERCASI, adalah forum
pengambilan keputusan organisasi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap
tahun.
5. Kejuaraan Nasional Catur, selanjutnya disebut Kejurnas, adalah kejuaraan resmi
pertandingan Catur perorangan tingkat nasional yang pesertanya berasal dan mewakili
provinsi di seluruh Indonesia dan dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.
6. Kejuaraan Nasional Catur Junior, selanjutnya disebut Kejurnas Junior, adalah kejuaraan
Catur perorangan yang pelaksanaannya bertepatan dengan pelaksanaan Pekan
Olahraga Nasional (PON).
7. Komite Olahraga Nasional Indonesia, selanjutnya disebut KONI, adalah Lembaga otoritas
keolahragaan di Indonesia.
8. Federation Internationale des Echecs, selanjutnya disebut FIDE, adalah organisasi
internasional yang mewadahi berbagai federasi catur nasional negara-negara di dunia,
yang didirikan di Paris pada 24 Juli 1924.

BAB II
TATA CARA PENCALONAN DAN PERSYARATAN TUAN RUMAH KEJURNAS

Pasal 2
Tata Cara Pencalonan

1. Calon tuan rumah mengajukan Permohonan secara tertulis untuk menjadi tuan rumah
Pelaksana Kejurnas Catur ke PB PERCASI.
2. Usulan permohonan dan persyaratan calon tuan rumah akan diverifikasi oleh Tim
Khusus yang dibentuk oleh PB PERCASI.
3. Pemohon mempresentasikan kesiapan sebagai tuan rumah pelaksana Kejurnas Catur
dihadapan seluruh peserta RAKERNAS atau MUNAS PERCASI.
4. Pemilihan tuan rumah Kejurnas dilaksanakan secara demokratis dan dengan
mengedepankan asas musyawarah untuk mufakat.
5. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) Pengurus PERCASI provinsi yang mencalonkan diri,
maka pemilihan akan dilakukan melalui pemungutan suara/voting.
6. Mekanisme atau tata cara pemungutan suara atau voting, akan ditentukan dalam forum
RAKERNAS atau MUNAS PERCASI.

Pasal 3
Persyaratan

1. Pemohon mendapat dukungan tertulis dari Pemerintah Provinsi dan KONI Provinsi.
2. Pemohon menyediakan sarana dan prasarana penunjang, antara lain:
2.1 Ruangan Pertandingan yang dapat digunakan dan mampu menampung sekitar
1.000 peserta.
2.2 Ruangan yang representatif dan dapat digunakan untuk RAKERNAS atau MUNAS
PERCASI.
2.3 Ruangan yang representatif dan dapat digunakan untuk melaksanakan Penataran
Wasit dan Pelatih.
2.4 Tempat Penginapan yang dapat digunakan dan mampu menampung sekitar 1.200
peserta.
2.5 Papan dan buah Catur yang dapat digunakan oleh sekitar 1.000 peserta.
2.6 Peralatan dan perlengkapan penunjang pertandingan.
2.7 Memiliki Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya.
3. Memiliki akses transportasi yang mudah dijangkau oleh seluruh Provinsi.
4. Pengurus PERCASI Provinsi yang telah terpilih dan diputuskan menjadi Tuan Rumah
Pelaksana Kejurnas Catur pada RAKERNAS atau MUNAS, wajib menyerahkan /
menyetorkan uang Jaminan I (pertama) sebesar Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta
rupiah) kepada PB PERCASI.
5. Pengurus PERCASI Provinsi yang telah diputuskan menjadi Tuan Rumah Pelaksana
Kejurnas Catur wajib menerima kunjungan Tim Survey dari PB PERCASI sebelum
menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU)
dengan PB PERCASI selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pelaksanaan
Kejurnas Catur, sekaligus menyerahkan Uang Jaminan II (kedua) sebesar Rp
100.000.000,- (Seratus juta rupiah).
6. Tuan rumah Kejurnas menanggung tiket, akomodasi dan Board & Lodging Tim Survey
dari PB PERCASI, minimal untuk 2 (dua) orang.
7. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum hari pelaksanaan Kejurnas, PB PERCASI
mengirimkan undangan beserta Ketentuan Umum dan Peraturan Pertandingan ke
seluruh Pengurus PERCASI provinsi se-Indonesia.
8. Pengurus PERCASI Provinsi terpilih wajib menyediakan hadiah berupa medali dan uang
pembinaan minimal sebesar hadiah Kejurnas sebelumnya.
9. Tuan rumah Kejurnas dianjurkan menyediakan hari libur minimal 1 (satu) hari selama
pertandingan.
10. Ketentuan lain yang belum diatur akan ditetapkan dalam MoU antara tuan rumah
Kejurnas dengan PB PERCASI.

Pasal 4
Pengembalian Uang Jaminan

Uang Jaminan I (Kesatu) dan II (Kedua) akan dikembalikan oleh PB PERCASI kepada Pengurus
PERCASI Provinsi terpilih pada saat Pelaksanaan Kejurnas Catur, ditambah dengan bantuan
dana pelaksanaan dari PB PERCASI yang nilai atau jumlahnya ditetapkan pada saat
penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

Pasal 5
Pembatalan atau Pengunduran Diri

1. Pembatalan atau pengunduran diri sebagai tuan rumah Kejurnas hanya dimungkinkan
dengan alasan khusus yang dapat diterima dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pengurus PERCASI Provinsi terpilih wajib memberitahukan pembatalan atau
pengunduran diri sebagai tuan rumah Kejurnas secara tertulis kepada PB PERCASI
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan Kejurnas.
3. Pengurus PERCASI Provinsi terpilih yang mengundurkan diri sebagai tuan rumah
Kejurnas pada waktu yang telah ditentukan, tidak dapat menarik kembali Uang Jaminan
I dan II yang telah diserahkan kepada PB PERCASI.
4. PB PERCASI akan menyerahkan seluruh Uang Jaminan I dan II tersebut kepada Pengurus
PERCASI Provinsi yang terpilih sebagai Pengganti tuan rumah Pelaksana Kejurnas.
5. Apabila ternyata tidak ada Pengurus PERCASI Provinsi yang bersedia menjadi tuan
rumah Pelaksana Kejurnas, maka PB PERCASI akan mengambil-alih pelaksanaan
Kejurnas dengan menggunakan uang jaminan tersebut.

Pasal 6
Sanksi

1. Pengurus PERCASI Provinsi yang mengundurkan diri sebagai tuan rumah Kejurnas
dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan akan dikenakan sanksi.
2. Sanksi sebagaimana disebut pada ayat 1 adalah tidak diperkenankan mengajukan diri
lagi sebagai tuan rumah Kejurnas selama 3 (tiga) tahun.

BAB III
KEPANITIAAN

Pasal 7

1. Perangkat Pelaksana minimal 40 (empat puluh) orang ditunjuk dan ditetapkan


berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum PB PERCASI dengan memperhatikan aspirasi
tuan rumah, kualifikasi, kompetensi, pengalaman, dan ketersediaan personel.
2. Susunan Panitia Tuan Rumah Kejurnas ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua
Umum Pengurus PERCASI Provinsi tuan rumah Kejurnas.

Pasal 8

1. Perangkat Pelaksana Kejurnas ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum


hari pelaksanaan (hari-H) Kejurnas.
2. Panitia Tuan Rumah Kejurnas ditetapkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum
hari pelaksanaan (hari-H) Kejurnas.

Pasal 9

Perangkat Pelaksana dan Pengurus PERCASI Provinsi tuan rumah Kejurnas bertanggung
jawab kepada Ketua Umum PB PERCASI.

Pasal 10

Perangkat Pelaksana dan Panitia Tuan Rumah bersifat sementara (ad-hoc) atau hanya
bertugas setelah ada penetapan resmi hingga rangkaian pelaksanaan Kejurnas berakhir.

Pasal 11

1. Tuan rumah Kejurnas akan menerima bantuan subsidi dana dari PB PERCASI minimal
sebesar Rp 150.000.000,- (Seratus lima puluh juta rupiah) untuk membayar honorarium
40 Perangkat Pelaksana Kejurnas (Kesekretariatan, Inspektur Pertandingan, Wasit,
Dewan Hakim) yang ditetapkan oleh PB PERCASI.
2. Panitia Tuan Rumah berhak menerima dana dari pihak ketiga atau sponsor.
Pasal 12

1. Panitia Tuan Rumah wajib menjamin dan melaksanakan Kejurnas berlangsung dengan
lancar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh PB PERCASI.
2. Panitia Tuan Rumah wajib menanggung biaya tiket pesawat pergi-pulang dari dan
kembali ketempat asal, penginapan, dan makan untuk seluruh Perangkat Pelaksana
Kejurnas yang bertugas berdasarkan Surat Keputusan PB PERCASI.
3. Panitia Tuan Rumah wajib memberikan hadiah berupa medali dan uang pembinaan
kepada para Juara, yang jumlahnya minimal sebesar hadiah pada Kejurnas Catur
sebelumnya.
4. Panitia Tuan Rumah wajib membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan Kejurnas kepada Ketua Umum PB PERCASI paling lambat 1 (satu) bulan
sesudah berakhirnya pelaksanaan.

BAB V
PELAKSANAAN KEJURNAS

Pasal 13
Pendaftaran

1. Pendaftaran peserta Kejurnas ditujukan ke PB PERCASI paling lambat 3 (tiga) hari


sebelum hari pelaksanaan. Apabila terlambat maka dikenakan denda/penalti 100% dari
biaya pendaftaran.
2. Khusus untuk peserta Junior dan Terbatas/Veteran wajib menyertakan akte kelahiran
atau bukti lainnya.
Pasal 14
Peserta

1. Peserta Kejurnas Catur adalah atlet atau pemain yang merupakan perwakilan dari
PERCASI Provinsi.
2. Peserta yang mutasi wajib melampirkan surat mutasi.
3. Wildcard PB PERCASI.

Pasal 15
Kuota Peserta

1. Kuota peserta Kejurnas Catur untuk masing-masing PERCASI Provinsi adalah sebagai
berikut:
1.1 Perorangan Terbuka maksimal 10 (sepuluh) pemain + bergelar FIDE + Juara
bertahan.
1.2 Perorangan Putri maksimal 10 (sepuluh) pemain + bergelar FIDE + Juara bertahan.
1.3 Junior Terbuka dan Putri setiap Kelompok maksimal 10 (sepuluh) pemain +
bergelar FIDE + Juara bertahan.
1.4 Perorangan Terbatas/Veteran (Usia minimal pria 55 tahun, usia minimal wanita 50
tahun) maksimal 5 (lima) pemain.
1.5 Bila ada pertandingkan Catur Cepat dan atau Catur Kilat maka pesertanya adalah
sesuai dengan poin 1.1, 1.2, dan 1.3 di atas.
2. Kuota peserta Kejurnas Catur dari tuan rumah adalah sebagai berikut:
2.1 Kelompok Terbuka maksimal 15 (lima belas) peserta + bergelar FIDE + Juara
bertahan.
2.2 Kelompok Putri maksimal 15 (lima belas) peserta + bergelar FIDE + Juara bertahan.
2.3 Junior Terbuka dan Putri setiap Kelompok maksimal 15 (lima belas) peserta +
bergelar FIDE + Juara bertahan.
2.4 Perorangan Terbatas/Veteran maksimal 10 (sepuluh) pemain
2.4 Tuan Rumah dapat menambah pemain apabila dalam suatu kelompok pesertanya
berjumlah ganjil.
Pasal 16
Kategori dan Nomor Pertandingan

1. Kategori pertandingan pada Kejurnas minimal Catur Standar


2. Nomor pertandingan Kejurnas Catur terdiri dari:
2.1 Kelompok Terbuka
2.2 Kelompok Wanita
2.3 Kelompok Junior 19 Putra/Terbuka
2.4 Kelompok Junior 17 Putra/Terbuka
2.5 Kelompok Junior 15 Putra/ Terbuka
2.6 Kelompok Junior 13 Putra/ Terbuka
2.7 Kelompok Junior 11 Putra/ Terbuka
2.8 Kelompok Junior 9 Putra/ Terbuka
2.9 Kelompok Junior 7 Putra/ Terbuka
2.10 Kelompok Junior 19 Putri
2.11 Kelompok Junior 17 Putri
2.12 Kelompok Junior 15 Putri
2.13 Kelompok Junior 13 Putri
2.14 Kelompok Junior 11 Putri
2.15 Kelompok Junior 9 Putri
2.16 Kelompok Junior 7 Putri
2.17 Kelompok Terbatas/Veteran (di atas Usia 50 tahun)

Pasal 17
Sistem Pertandingan

Sistem pertandingan yang digunakan untuk tiap-tiap kelompok adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Terbuka minimal Sistem Swiss 9 babak.
2. Kelompok Wanita dan Kelompok Junior Putra-Putri minimal Sistem Swiss 9 babak.
3. Kelompok Terbatas/Veteran minimal Sistem Swiss 9 babak.
4. Jumlah Peserta 10 (sepuluh) pemain atau kurang, menggunakan Sistem Setengah
Kompetisi.

Pasal 18
Waktu Pikir
Waktu Pikir yang digunakan untuk tiap-tiap kategori pertandingan di Kejurnas adalah
sebagai berikut:
1. Catur Standar : 90 menit + 30 detik
2. Catur Cepat : 15 menit + 10 detik
3. Catur Kilat : 3 menit + 2 detik
Pasal 19
Penentuan Juara

Penentuan Juara Kejurnas menurut sistem pertandingan ditentukan berdasarkan:


1. Sistem Swiss
1.1 Point
1.2 Direct Encounter
1.3 Bucholz (BH)
1.4 Sonnebornberger (SB)
1.5 Progressive Score (PS)
1.6 The Greater of Victory

2. Sistem Kompetisi Setengah / Kompetisi Penuh


2.1 Point
2.2 Direct Encounter
2.3 Sonnebornberger (SB)
2.4 The Greater of Victory
2.5 Play Off

Pasal 20
Juara Umum

Peringkat Juara Umum Kejurnas Catur ditentukan berdasarkan:


1. Jumlah medali Emas terbanyak.
2. Jumlah medali Perak terbanyak.
3. Jumlah medali Perunggu terbanyak.
4. Peringkat 4 (empat) terbanyak dan seterusnya.

BAB VI
PERALATAN, UANG TAMPIL, DAN PELAKSANA

Pasal 21
Peralatan

1. Peralatan Catur yang digunakan terdiri dari:


1.1 Jam catur digital standar FIDE.
1.2 Buah dan Papan Catur standar FIDE.
2. Papan Catur dan buah Catur wajib disediakan oleh Panitia Tuan Rumah.
3. Jam Catur wajib disediakan oleh Pengurus PERCASI Provinsi peserta.

Pasal 22
Uang Tampil

Panitia memberikan Uang Tampil (Appearance Fee) kepada peserta tertentu dengan
ketentuan:
1. Pecatur bergelar FIDE yang bermain di kelompok Catur Standar.
1.1 Grandmaster (GM) minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta ribu rupiah)
1.2 International Master (IM), Woman Grandmaster (WGM) dan Woman
International Wanita (WIM) minimal Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah).
2. Juara-juara bertahan Kejurnas terakhir.
2.1 Juara pertama Terbuka, Wanita dan Teratas/Veteran masing-masing minimal
sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh rupiah)
2.2 Juara pertama Junior A s.d G Putra-Putri masing-masing minimal sebesar Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

Pasal 23
Perangkat Pelaksana

Perangkat Pelaksana Kejurnas minimal sebanyak 40 orang, terdiri dari:


1. 1 (satu) Inspektur Pertandingan (IP)
2. 1 (satu) Wasit Ketua
3. 2 (dua) Wakil Wasit Ketua
4. 26 (dua puluh enam) Wasit Anggota
5. 2 (dua) Wasit Pairing
6. 1 (satu) Ketua Dewan Hakim
7. 2 (dua) Wakil Ketua Dewan Hakim
8. 3 (tiga) orang Sekretariat + Buletin
9. 2 (dua) Petugas IT

Pasal 24

1. Wasit Kejurnas ditetapkan oleh PB PERCASI.


2. Wasit Ketua, Wakil Wasit Ketua, dan Wasit Anggota minimal bergelar Wasit Nasional
(WN)
3 PB PERCASI memberikan Sertifikat bagi Wasit Magang/Wasit Pembantu yang diusulkan
oleh setiap Pengurus PERCASI Provinsi.

Pasal 25
Honorarium dan Fasilitas

Honorarium dan fasilitas minimal bagi perangkat pelaksana Kejurnas adalah:


1. Inspektur Pertandingan (IP) : Rp 5.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
2. Wasit Ketua : Rp 5.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
3. Wakil Wasit Ketua : Rp 4.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
4. Wasit Anggota : Rp 3.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
5. Wasit Pairing : Rp 3.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
6. Ketua Dewan Hakim : Rp 3.500.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
7. Anggota Dewan Hakim : Rp 3.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
8. Sekretariat : Rp 3.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
9. Petugas IT : Rp 3.000.000,- + Transportasi + Board & Lodging (BL).
BAB VIII
KEJURNAS CATUR JUNIOR

Pasal 26
Peserta

1. Peserta Kejurnas Catur Junior adalah atlet atau pemain yang merupakan perwakilan dari
PERCASI Provinsi.
2. Setiap Pengurus PERCASI Provinsi mendaftarkan atletnya ke PB PERCASI.
3. Wildcard PB PERCASI
Pasal 27
Kuota Peserta

1. Kuota peserta Kejurnas Catur Junior untuk masing-masing PERCASI provinsi adalah
sebagai berikut:
1.1 Junior Putra/Terbuka maksimal 10 (sepuluh) peserta untuk setiap kelompok yang
dipertandingkan + bergelar FIDE + Juara bertahan.
1.2 Junior Putri maksimal 10 (sepuluh) peserta untuk setiap kelompok yang
dipertandingkan + bergelar FIDE + Juara bertahan. Untuk setiap kelompok yang
dipertandingkan.
1.3 Bila dipertandingkan Catur Cepat dan Kilat maka peserta adalah sesuai dengan
ketentuan pada poin 1.1 dan 1.2 di atas.
2. Kuota peserta Kejurnas dari tuan rumah adalah sebagai berikut:
2.1 Junior Putra/Terbuka maksimum 15 (lima belas) peserta untuk setiap kelompok
yang dipertandingkan + bergelar FIDE + Juara bertahan.
2.2 Junior Putri maksimum 15 (lima belas) peserta untuk setiap kelompok yang
dipertandingkan + bergelar FIDE + Juara bertahan.
2.3 Tuan Rumah dapat menambah pemain apabila dalam suatu kelompok pesertanya
berjumlah ganjil.
Pasal 28
Ketegori dan Nomor Pertandingan

1. Kategori Pertandingan minimal Catur Standar


2. Nomor yang dipertandingkan terdiri dari:
2.1 Kelompok Junior 19 Putra/Terbuka
2.2 Kelompok Junior 17 Putra/Terbuka
2.3 Kelompok Junior 15 Putra/Terbuka
2.4 Kelompok Junior 13 Putra/Terbuka
2.5 Kelompok Junior 11 Putra/Terbuka
2.6 Kelompok Junior 9 Putra/Terbuka
2.7 Kelompok Junior 7 Putra/Terbuka
2.8 Kelompok Junior 19 Putri
2.9 Kelompok Junior 17 Putri
2.10 Kelompok Junior 15 Putri
2.11 Kelompok Junior 13 Putri
2.12 Kelompok Junior 11 Putri
2.13 Kelompok Junior 9 Putri
2.14 Kelompok Junior 7 Putri
Pasal 29
Uang Tampil

Panitia memberikan Uang Tampil (Appearance Fee) kepada Peserta tertentu dengan
ketentuan:

1. Pecatur bergelar FIDE yang bermain di kelompok Catur Standar.


1.1 Grandmaster (GM) minimal Rp. 1.000.000,-.(satu juta rupiah)
1.2 International Master (IM), Woman Grandmaster (WGM) dan Woman
International Master (WIM) minimal Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah).
2. Juara-juara bertahan Kejurnas Catur Junior A sd G Putra/Terbuka-Putri masing-masing
minimal Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

BAB
PENUTUP
Pasal 30

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diputuskan
kemudian oleh pimpinan PB PERCASI.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini maka Peraturan Organisasi yang lalu
tentang Kejurnas Catur dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
3. Setiap pengurus PERCASI harus mengetahui dan memahami Peraturan Organisasi ini.
4. Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2023

PENGURUS BESAR PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA


PERATURAN ORGANISASI
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
NOMOR: 02/PO/PB-PERCASI/III/2023

Tentang
TURNAMEN CATUR

Menimbang : 1. Bahwa penyelenggaraan Turnamen Catur merupakan kegiatan penting


yang menunjang upaya atlet untuk meningkatkan prestasinya;
2. Bahwa munculnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan
Turnamen Catur merupakan hal yang positif sehingga perlu difasilitasi
melalui peraturan yang jelas dan sesuai dengan regulasi yang
dikeluarkan oleh PERCASI maupun FIDE;
3. Bahwa karena satu dan lain hal masih ada turnamen Catur yang belum
sesuai aturan sehingga muncul berbagai persoalan bagi atlet maupun
bagi PERCASI secara organisasional.
4. Bahwa oleh karena itu, maka dipandang perlu untuk ditetapkan
Peraturan Organisasi tentang Turnamen Catur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan;
2. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2021 Tentang Desain Besar
Olahraga Nasional;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI;
4. Keputusan Musyawarah Nasional XXIX tahun 2022 di Jakarta;
5. Peraturan Organisasi Nomor 02 Tahun 2017 Tentang Turnamen Catur

Memperhatikan : Pembahasan atas usulan Rancangan perubahan Peraturan Organisasi


tentang Turnamen Catur tahun 2017 pada rapat-rapat terbatas dan rapat
pleno PB PERCASI.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Organisasi tentang Turnamen Catur.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:

1. Persatuan Catur Seluruh Indonesia, selanjutnya disebut PERCASI, adalah satu-satunya


organisasi olahraga Catur nasional yang berwenang mengkoordinasi, mengembangkan, dan
membina setiap dan seluruh kegiatan olahraga Catur di seluruh wilayah hukum Negara
1
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tingkatan organisasi adalah jenjang pimpinan organisasi PERCASI yang sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI.
3. Musyawarah Nasional PERCASI, selanjutnya disebut MUNAS, adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi PERCASI yang dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali.
4. Rapat Kerja Nasional PERCASI, selanjutnya disebut RAKERNAS, adalah forum pengambilan
keputusan organisasi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap tahun.
5. Turnamen Catur, selanjutnya disebut Turnamen, adalah setiap pertandingan Catur --- selain
Kejurnas dan agenda Catur resmi yang digelar PERCASI dan FIDE --- yang diorganisir oleh
pihak-pihak tertentu baik perorangan maupun lembaga/organisasi untuk memperebutkan
juara/hadiah tertentu yang diketahui dan mendapat rekomendasi dari PERCASI.
6. Rating Nasional adalah suatu metode untuk mengukur kemampuan relatif pemain catur di
tingkat Nasional.
7. Komite Olahraga Nasional Indonesia, selanjutnya disebut KONI, adalah Lembaga otoritas
keolahragaan di Indonesia.
8. Federation Internationale des Echecs, selanjutnya disebut FIDE, adalah organisasi
internasional yang mewadahi berbagai federasi catur nasional negara-negara di dunia. FIDE
didirikan di Paris pada 24 Juli 1924.

Pasal 2
Peraturan

PB PERCASI menetapkan dan memberlakukan Peraturan untuk mengatur seluruh kegiatan


Turnamen Catur sesuai dengan peraturan FIDE.

Pasal 3
Pelaksanaan Peraturan

Setiap orang yang terlibat langsung dalam suatu Turnamen sebagai penyelenggara, panitia,
maupun peserta/atlet wajib:
1. Tunduk pada peraturan PB PERCASI dan FIDE serta menerima semua konsekuensi yang timbul
karena peraturan tersebut.
2. Mengetahui dan memahami peraturan tentang Catur yang berlaku nasional maupun
internasional.
3. Menolak campur tangan setiap orang atau badan di luar PERCASI dalam hal perwasitan.

BAB II
PELAKSANAAN TURNAMEN

Pasal 3

1. Setiap orang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat menyelenggarakan


suatu Turnamen Catur di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Penyelenggaraan setiap Turnamen harus mendapat rekomendasi secara tertulis dari PERCASI.
3. PERCASI dapat membantu dan memfasilitasi suatu Turnamen dalam hal:
3.1 Perencanaan
3.2 Pengorganisasian
3.3 Pelaksanaan
3.4 Pengawasan

2
4. Setiap penyelenggara Turnamen harus :
4.1 Profesional
4.2 Berdedikasi tinggi bagi pengembangan prestasi olahraga Catur
4.3 Bertanggung jawab

Pasal 4
Tujuan

Turnamen Catur bertujuan untuk:


1. Meningkatkan prestasi olahraga Catur;
2. Menjaring bibit atlet Catur potensial;
3. Memasyarakatkan olahraga Catur;
4. Memberikan pengalaman bertanding; dan
5. Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

Pasal 5
Kategori Turnamen Catur

1. Berdasarkan tingkatan/wilayah:
a. Internasional
b. Nasional
c. Lokal
2. Berdasarkan keabsahan:
a. Resmi: Turnamen catur selain Kejurnas/Kejurprov/Kejurkab/Kejurkot yang diketahui dan
mendapat rekomendasi dari PERCASI.
b. Tidak resmi: Turnamen catur yang tidak mendapat rekomendasi dari PERCASI
3. Berdasarkan rating dan gelar:
a. Turnamen Rating: Turnamen yang menghasilkan rating dan gelar berdasarkan jumlah
pemain bergelar dan memiliki rating nasional maupun internasional.
b. Turnamen Non-Rating: Turnamen yang tidak menghasilkan rating dan gelar.

4. Berdasarkan Kategori/Bintang:
a. Kategori/Bintang 1 : Minimal hadiah Rp 20.000.000,- dan diikuti minimal 15% peserta
bergelar FIDE/nasional
b. Kategori/Bintang 2 : Minimal hadiah Rp 40.000.000,- dan diikuti minimal 20% peserta
bergelar FIDE/nasional
c. Kategori/Bintang 3 : Minimal hadiah Rp 60.000.000,- dan diikuti minimal 25% peserta
bergelar FIDE/nasional
d. Kategori/Bintang 4 : Minimal hadiah Rp 80.000.000,- dan diikuti minimal 30% peserta
bergelar FIDE/nasional
e. Kategori/Bintang 5 : Minimal hadiah Rp 100.000.000,- dan diikuti minimal 25% peserta
bergelar FIDE/nasional

Pasal 5
Rekomendasi

Sesuai Pasal 3 Ayat 2, tata cara memperoleh rekomendasi PERCASI diatur sebagai berikut:

3
1. Penyelenggara turnamen catur harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk
memperoleh rekomendasi turnamen kepada PERCASI sesuai tingkatan kepengurusan, disertai
ketentuan pertandingan dan hal-hal lain yang berlaku dalam turnamen tersebut.
2. Turnamen nasional dan internasional yang menghasilkan rating dan gelar nasional maupun
internasional wajib dilaporkan secara tertulis dan mendapat rekomendasi dari PB PERCASI.
3. Perangkat inti pelaksana pertandingan untuk turnamen sebagaimana disebut pada butir 2 di
atas ditetapkan oleh PB PERCASI.
4. PB PERCASI berhak meminta uang jaminan dengan jumlah tertentu untuk turnamen yang
direkomedasi.

Pasal 6
Kewajiban Penyelenggara

1. Mengundang dan melibatkan personel dari PERCASI untuk bertugas sebagai Inspektur
Pertandingan (IP) dan Wasit Ketua sesuai kategori Turnamen.
2. Menyediakan akomodasi, transportasi, dan honorarium untuk personel yang ditunjuk PB
PERCASI.
3. Membayar “Tournament Fee” dan “Rating Fee” sesuai kategori Turnamen sebagaimana disebut
pada Pasal 5 butir 2 di atas melalui IP atau Wasit Ketua dengan ketentuan:
3.1. Turnamen Catur Standar: Rp. 1.500.000,- dan Rp. 10.000,- per peserta
3.2. Turnamen Catur Cepat/Kilat: Rp 1.000.000,- dan Rp 10.000,- per peserta
3.3. Turnamen Internasional: Rp 3.500.000,- dan Rp 25.000,- per peserta
4. Melaporkan hasil Turnamen secara tertulis dan dalam bentuk soft copy kepada PB PERCASI
melalui IP atau Wasit Ketua.
6. Membuat “Surat Keterangan Norma Master” untuk peserta yang mendapatkannya dan
ditandatangani oleh Wasit Ketua dan IP.
7. Membuat “Surat Keterangan Norma” untuk Wasit magang yang ditandatangani oleh Wasit
Ketua dan IP.
8. Membayar Uang Tampil (Appearance Fee) bagi peserta yang bergelar FIDE dengan ketentuan:
8.1 Grandmaster (GM) dan Woman Grandmaster Wanita (WGM) minimal Rp. 1.500.000,-.
8.2 International Master (IM) dan Woman International Master (WIM) minimal Rp.
1.000.000,-.

Pasal 7
Pembatalan Turnamen

1. Pembatalan Turnamen hanya dapat dilakukan jika disebabkan oleh hal-hal yang bersifat darurat
atau force majeur dengan dibuktikan oleh surat tertulis dari Pihak yang berwenang atau oleh
hal-hal yang menjadi bencana nasional atau oleh hal-hal yang diketahui masyarakat umum atau
yang termuat dalam media masa.
2. Jika terjadi pembatalan sepihak dari Panitia atau Penyelenggara yang disebabkan alasan yang
tidak memiliki dasar yang kuat, maka pihak Panitia atau Penyelenggara harus bertanggung
jawab terhadap biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan biaya-biaya kerugian akibat pembatalan
tersebut.

4
BAB III
KATEGORI DAN SISTEM PERTANDINGAN

Pasal 8
Kategori Pertandingan

Kategori pertandingan pada Turnamen yang direkomendasi mendapat Gelar dari PB PERCASI hanya
Catur Standar, sedangkan Catur Cepat dan Kilat hanya penghitungan Rating.

Pasal 9
Catur Standar

1. Pertandingan Nomor Catur Standar yang menghasilkan norma gelar dan rating wajib memenuhi
ketentuan:
1.1 Waktu pikir (jam catur) minimal 90 menit
1.2 Minimal memainkan 9 babak pertandingan
1.3 Menggunakan program Pairing Swiss Manager
1.4 Jumlah babak maksimal 2 babak dalam 1 (satu) hari.
1.5 Jumlah peserta minimal diikuti oleh 3 (tiga) Propinsi atau 3 (tiga) negara termasuk
Indonesia
2. Ketentuan lain berlaku sesuai peraturan FIDE dan PB PERCASI.

Pasal 10
Catur Cepat

1. Pertandingan Nomor Catur Cepat (Rapid) yang menghasilkan rating wajib memenuhi
ketentuan:
1.1 Waktu pikir lebih dari 10 menit tapi kurang dari 60 menit untuk setiap pemain
(FIDE sekarang 15 menit increament 10 detik)
1.2 Minimal memainkan 9 babak pertandingan dan disesuaikan jumlah peserta
1.3 Menggunakan program Pairing Swiss Manager
1.4 Waktu penyelenggaraan minimal 2 (dua) hari.
1.5 Diikuti minimal 3 (tiga) provinsi atau 3 (tiga) negara termasuk Indonesia
2. Ketentuan lain berlaku sesuai peraturan FIDE dan PB PERCASI.

Pasal 11
Catur Kilat

1. Pertandingan Nomor Catur Kilat (Blitz) yang menghasilkan rating wajib memenuhi
ketentuan:
1.1 Waktu pikir (jam catur) maksimal 10 menit atau kurang untuk tiap pemain (3
menit increament 2 detik)
1.2 Pertandingan Minimal 9 babak dan disesuaikan dengan jumlah peserta
1.3 Menggunakan program Pairing Swiss Manager
1.4 Waktu penyelenggaraan minimal 1 hari.
1.5 Diikuti minimal 3 (tiga) Provinsi atau 3 (tiga) negara termasuk Indonesia
2. Ketentuan lain berlaku sesuai peraturan FIDE dan PB PERCASI

5
Pasal 12
Sistem Pertandingan

Sistem pertandingan yang berlaku dalam Turnamen Catur yang dapat menghasilkan rating dan
gelar meliputi:
1. Sistem Swiss
2. Round Robin (Kompetisi Setengah)
3. Double Round Robin (Kompetisi Penuh)

Pasal 13

Turnamen dengan menggunakan Sistem Swiss harus memenuhi syarat:


1. Pertandingan minimal 9 babak dan disesuaikan dengan jumlah peserta
2. Minimal 25% dari jumlah pemain memiliki gelar nasional dan internasional
3. Jumlah babak maksimal 2 babak dalam 1 (satu) hari
4. Waktu pikir setiap pemain minimal 90 menit sampai selesai
5. Diikuti peserta minimal dari 3 (tiga) provinsi atau 3 (tiga) negara termasuk Indonesia

Pasal 14

Turnamen dengan menggunakan Sistem Round Robin (Kompetisi Setengah) harus


memenuhi syarat:
1. Minimal 50% dari jumlah pemain memiliki gelar Nasional atau internasional.
2. Peserta minimal 10 orang
3. Pelaksanaan pertandingan dalam 1 (satu) hari maksimal 2 (dua) babak
4. Waktu pikir berlaku sesuai peraturan FIDE
5. Diikuti peserta minimal dari 3 (tiga) provinsi atau 3 (tiga) negara termasuk
Indonesia

Pasal 15

Turnamen dengan menggunakan Sistem Double Round Robin harus memenuhi syarat:
1. Minmal 50% peserta memiliki gelar FIDE/Nasional.
2. Peserta minimal 6 orang
3. Pelaksanaan pertandingan dalam 1 (satu) hari maksimal 2 (dua) babak
4. Waktu pikir berlaku sesuai peraturan FIDE
5. Diikuti peserta minimal dari 3 (tiga) provinsi atau 3 (tiga) negara termasuk
Indonesia

Pasal 16
Honorarium

Penyelenggara Turnamen Kategori/Bintang menyediakan honorarium dan fasilitas untuk Inspektur


Pertandingan dan Wasit Ketua, dengan ketentuan:
1. Turnamen Kategori/Bintang 1
1.1 Inspektur Pertandingan: Rp 3.000.000 + Transportasi + Board & Lodging
1.2 Wasit Ketua: Rp 3.000.000 + Transportasi + Board & Lodging
2. Turnamen Kategori/Bintang 2

6
2.1 Inspektur Pertandingan: Rp 3.500.000 + Transportasi + Board & Lodging
2.2 Wasit Ketua: Rp 3.500.000 + Transportasi + Board & Lodging
3. Turnamen Kategori/Bintang 3
3.1 Inspektur Pertandingan: Rp 4.000.000 + Transportasi + Board & Lodging
3.2 Wasit Ketua: Rp 4.000.000 + Transportasi + Board & Lodging
4. Turnamen Kategori/Bintang 4
4.1 Inspektur Pertandingan: Rp 4.500.000 + Transportasi + Board & Lodging
4.2 Wasit Ketua: Rp 4.500.000 + Transportasi + Board & Lodging
5. Turnamen Kategori/Bintang 5
5.1 Inspektur Pertandingan: Rp 5.000.000 + Transportasi + Board & Lodging
5.2 Wasit Ketua: Rp 5.000.000 + Transportasi + Board & Lodging

Pasal 18
Sanksi

1. Setiap turnamen yang tidak mendapat rekomendasi PERCASI dianggap tidak sah dan di luar
tanggung jawab PERCASI.
2. Setiap Turnamen yang tidak mendapat rekomendasi PERCASI tidak boleh menggunakan logo
PERCASI dan/atau atribut PERCASI.
3. Pelanggaran terhadap Ayat 1 dan 2 dan nyata-nyata kemudian menimbulkan kerugian materiil
dan imateriil bagi PERCASI maka PB PERCASI dapat menjatuhkan sanksi.
3.1. Sanksi bagi Wasit bergelar FIDE atau PERCASI
3.1.a Peringatan tertulis
3.1.b Skorsing 1 (satu) tahun tidak boleh menjadi wasit
3.1.c Denda minimal sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah)
3.1.d Pencabutan lisensi
3.2. Sanksi bagi Penyelenggara atau Panitia
3.2.a Peringatan Tertulis
3.2.b Dilarang menyelenggarakan turnamen selama 1 (satu) tahun
3.2.c Denda minimal sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)
3.2.d Tuntutan sesuai hukum yang berlaku

BAB IV
PENUTUP

Pasal 19
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diputuskan kemudian
oleh pimpinan PB PERCASI.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini maka Peraturan Organisasi yang lalu tentang
Turnamen Catur dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
3. Setiap pengurus PERCASI di setiap tingkatan harus mengetahui dan memahami Peraturan
Organisasi ini.
4. Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan /
kekurangan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2023

PENGURUS BESAR PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA

7
PERATURAN ORGANISASI
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
NOMOR: 03/PO/PB-PERCASI/III/2023

Tentang
MUTASI ATLET CATUR

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka pengembangan, pembinaan, dan peningkatan


prestasi olahraga Catur Indonesia dipandang perlu untuk mengatur
tentang status dan kedudukan Atlet.
2. Bahwa mutasi merupakan hak atlet yang dalam proses
pelaksanaannya seringkali menimbulkan persoalan bagi atlet
maupun bagi pengurus PERCASI di berbagai tingkatan kepengurusan.
3. Bahwa oleh karena itu maka perlu untuk ditetapkan Peraturan
Organisasi tentang Mutasi Atlet.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan;
2. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2021 Tentang Desain Besar
Olahraga Nasional;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI;
4. Keputusan Musyawarah Nasional XXIX tahun 2022 di Jakarta;
5. Peraturan Organisasi Nomor 03 Tahun 2017 Tentang Mutasi Atlet.

Memperhatikan : 1. Pembahasan atas usulan Rancangan perubahan Peraturan Organisasi


tentang Mutasi Atlet tahun 2017 pada rapat-rapat terbatas dan
rapat pleno PB PERCASI

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Organisasi tentang Mutasi Atlet.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:

1. Persatuan Catur Seluruh Indonesia, selanjutnya disebut PERCASI, adalah satu-satunya


organisasi olahraga Catur nasional yang berwenang menkoordinasii dan membina kegiatan
olahraga catur di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tingkatan organisasi adalah jenjang pimpinan organisasi PERCASI yang sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI.

1
3. Perkumpulan atau Klub Catur, selanjutnya disebut Klub, adalah himpunan atau Lembaga
yang dibentuk khusus beranggotakan pecatur dan status klub tersebut terdaftar di
kepengurusan PERCASI di masing-masing tempat.
4. Komite Olahraga Nasional Indonesia, selanjutnya disebut KONI, adalah Lembaga otoritas
keolahragaan di Indonesia.
5. Mutasi Atlet Catur, selanjutnya disebut Mutasi, adalah proses perpindahan atlet dalam hal ini
pecatur yang berlangsung antar perkumpulan atau klub, antar kabupaten/kota, dan antar
provinsi karena alasan-alasan tertentu.
6. Keabsahan atlet adalah pembuktian bahwa yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota
pada suatu Perkumpulan/Klub Catur atau di Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota/Provinsi,
berusia benar sesuai dengan dokumen pendukung yang sah, dan tidak sedang menjalani
skorsing sebagai Atlet.
7. Banding adalah upaya yang dilakukan seorang Atlet yang melakukan proses Mutasi kepada
PB PERCASI dengan alasan tertentu yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan,
terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota atau Pengurus
PERCASI Provinsi.
8. Pekan Olahraga Nasional, selanjutnya disebut PON, adalah pesta olahraga nasional Indonesia
yang dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali dan diikuti oleh atlet dari seluruh provinsi di
Indonesia.

Pasal 2
1. Mutasi adalah hak Atlet.
2. Atlet yang mendapat skorsing maksimal selama 1 (satu) tahun atau atlet yang sudah menjalani
masa skorsingnya selama 1 (satu) tahun dapat melakukan mutasi.

Pasal 3
Setiap Atlet dapat melakukan Mutasi antar Klub, antar PERCASI Kabupaten/Kota, dan antar
PERCASI Provinsi.

Pasal 4
Mutasi dinyatakan sah apabila sudah mendapat surat ketetapan dari pengurus Klub, Pengurus
PERCASI Kabupaten/Kota/Provinsi, dan atau dari PB PERCASI.

Pasal 5
Mutasi Atlet sebagaimana disebut Pasal 2 dilakukan secara administratif yang diketahui oleh
Pengurus PERCASI setingkat lebih tinggi.

Pasal 6
Mutasi Atlet untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) berpedoman pada peraturan yang ditetapkan
oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Pasal 7

1. Atlet yang mengajukan pengunduran diri dan/ atau berhenti dari


Klub/Pengkab/Pengkot/Pengprov tidak termasuk dalam Mutasi.
2. Apabila Atlet ingin pindah ke lain Klub/Pengkab/Pengkot/Pengprov wajib mengajukan surat
mutasi kepada Klub/Pengkab/Pengkot/Pengprov asal.

2
BAB II
ALASAN MUTASI

Pasal 8

Sesuai Pasal 2 Mutasi Atlet dapat terjadi karena alasan:


1. Pindah alamat domisili
2. Pindah alamat kerja
3. Ikut suami/istri/orang tua
4. Pendidikan
5. Peningkatan prestasi

Pasal 9
Permohonan Mutasi hanya dapat diterima sesuai dengan salah satu alasan pada Pasal 8.

Pasal 10

Klub, PERCASI Kabupaten/Kota/Provinsi dan PB PERCASI dapat menerima atau menolak Mutasi
yang tidak berdasarkan alasan sebagaimana disebut pada Pasal 8.

Pasal 11

1. Atlet yang melakukan Mutasi wajib memiliki surat keterangan dari tempat yang baru.
2. Surat keterangan tersebut pada pasal 11.1 dapat berupa surat perjanjian dengan Pengurus
PERCASI setempat atau dengan KONI setempat.

BAB III
TATA CARA PELAKSANAAN MUTASI

Pasal 12

1. Mutasi antar Klub


1.1. Atlet yang akan Mutasi wajib mengajukan permohonan kepada Klub asal yang disertai
dengan Surat Permohonan yang bermeterai cukup.
1.2 Surat Permohonan Mutasi juga ditujukan kepada Pengurus Klub tujuan dengan
tembusan kepada Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota.
1.3 Surat permohonan Mutasi bagi Atlet yang usianya masih di bawah 17 tahun wajib
diketahui oleh orang tua/wali.
1.4 Pengurus Klub asal wajib menjawab surat permohonan mutasi selambat-lambatnya
dalam waktu 1 (satu) bulan setelah menerima surat permohonan dari atlet.
1.5 Atlet dapat mewakili Klub lain sejak surat Mutasi telah disetujui secara tertulis oleh
Klub asal.
1.6 Surat berisi penerimaan atau penolakan Mutasi oleh Klub asal ditujukan kepada atlet
yang bersangkutan dengan tembusan kepada Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota.
1.7 Apabila dalam kurun waktu 1 (satu) bulan tidak ada jawaban dari Pengurus Klub asal,
maka Mutasi dianggap sah dengan penetapan oleh Pengurus PERCASI
Kabupaten/Kota.

3
2. Mutasi antar PERCASI Kabupaten/Kota
2.1. Atlet yang akan Mutasi wajib mengajukan permohonan kepada Pengurus PERCASI
Kabupaten/Kota asal dengan disertai Surat Permohoan yang bermeterai cukup.
2.2 Surat permohonan Mutasi juga ditujukan kepada Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota
tujuan dengan tembusan kepada Pengurus PERCASI Provinsi.
2.3 Surat permohonan Mutasi bagi atlet yang usianya masih di bawah 17 tahun wajib
diketahui oleh orang tua/wali.
2.4 Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota asal wajib menjawab surat permohonan mutasi
selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) bulan setelah menerima surat permohonan
dari atlet.
2.5 Atlet dapat mewakili PERCASI Kabupaten/Kota lain sejak surat permohonan mutasi
telah disetujui secara tertulis oleh PERCASI Kabupaten/Kota asal.
2.6 Surat berisi penerimaan atau penolakan Mutasi oleh Pengurus PERCASI
Kabupaten/Kota asal ditujukan kepada atlet yang bersangkutan dengan tembusan
kepada Pengurus PERCASI Provinsi.
2.7 Apabila dalam kurun waktu 2 (dua) bulan tidak ada jawaban dari Pengurus PERCASI
Kabupaten/Kota asal, maka Mutasi dianggap sah dengan penetapan oleh Pengurus
PERCASI Provinsi

3. Mutasi antar PERCASI Provinsi


3.1 Atlet yang akan Mutasi wajib mengajukan permohonan kepada Pengurus PERCASI
Provinsi asal dengan disertai Surat Permohonan yang bermeterai cukup.
3.2 Surat permohonan Mutasi juga ditujukan kepada Pengurus PERCASI Provinsi tujuan
dengan tembusan kepada PB PERCASI.
3.3 Surat permohonan Mutasi bagi atlet yang usianya masih di bawah 17 tahun wajib
diketahui oleh orang tua/wali.
3.4 Pengurus PERCASI Provinsi asal wajib menjawab surat permohonan mutasi selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima surat permohonan dari atlet.
3.5 Atlet dapat mewakili PERCASI Provinsi lain sejak surat permohonan mutasi telah
disetujui secara tertulis oleh Pengurus PERCASI Provinsi asal.
3.6 Surat berisi penerimaan atau penolakan Mutasi oleh Pengurus PERCASI Provinsi asal
ditujukan kepada atlet yang bersangkutan dengan tembusan kepada PB PERCASI.
3.7 Apabila dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan tidak ada jawaban dari Pengurus PERCASI
Provinsi asal, maka Mutasi dianggap sah dengan penetapan oleh PB PERCASI.

Pasal 13
Penolakan Mutasi

1. Penolakan Mutasi dapat disebabkan oleh:


1.1 Masa skorsing yang tidak sesuai dengan yang tersebut pada pasal 2.2
1.2 Pengajuan mutasi yang tidak prosedural.
2. Atlet yang ditolak permohonan Mutasinya dapat mengajukan keberatan atau mengajukan
banding kepada PB PERCASI.
3. PB PERCASI memproses banding tersebut selambat-lambatnya selama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak berkas pengajuan banding diterima dan dinyatakan lengkap.
4. Keputusan PB PERCASI mengikat dan final.

4
BAB IV
KOMPENSASI

Pasal 14
1. Atlet yang melakukan Mutasi berhak memperoleh kompensasi dari tempat yang baru.
2. Nilai kompensasi wajib disampaikan kepada Klub asal dan Pengurus PERCASI sesuai
tingkatannya.
3. Klub, PERCASI Kabupaten/Kota/Provinsi asal atlet berhak mendapatkan kompensasi yang
tersebut pada pasal 15.2 di atas dari proses mutasi atletnya.
4. Mutasi atlet dianggap sah apabila sudah dilakukan pembayaran kompensasi kepada
pihak-pihak yang disebut pada pasal 15.2.

Pasal 15
Pembagian Kompensasi
1. Mutasi antar Klub
1.1 Atlet : 70 % (tujuh puluh persen)
1.2 Perkumpulan/Klub : 20 % (duapuluh persen)
1.3 Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota : 10 % (sepuluh persen)
2. Mutasi antar Kabupaten/Kota
2.1 Atlet : 70 % (tujuh puluh persen)
2.2 Perkumpulan/Klub : 5 % (lima persen)
2.3 Pengurus PERCASI Kabupaten/Kota : 15 % (lima belas persen)
2.4 Pengurus PERCASI Provinsi : 10 % (sepuluh persen)
3. Mutasi antar Provinsi
3.1 Atlet : 70 % (tujuh puluh persen)
3.2 Perkumpulan/Klub : 5 % (lima persen)
3.2 Pengurus PERCASI Kabupaten/kota : 5 % (lima persen)
3.3 Pengurus PERCASI Provinsi : 10 % (sepuluh persen)
3.4 PB PERCASI : 10 % (sepuluh persen)

Pasal 16
Kompensasi yang diterima oleh para Pihak sebagaimana disebut pada Pasal 15 dihitung
berdasarkan nilai transfer yang disepakati antara atlet dengan Klub atau Atlet dengan PERCASI
sesuai tingkatannya.

Pasal 17
Proses pembayaran kompensasi kepada para Pihak harus diselesaikan pada saat surat Mutasi
dikeluarkan.

BAB V
PENUTUP

Pasal 18

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisas ini akan diputuskan kemudian
oleh pimpinan PB PERCASI.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisas ini maka Peraturan Organisasi yang lalu tentang
Mutasi Atlet dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

5
3. Agar setiap pengurus PERCASI mengetahui dan memahami Peraturan Organisasi ini, maka
setiap tingkat kepengurusan PERCASI wajib mensosialisasikan Peraturan Organisasi ini.
4. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2023

PENGURUS BESAR PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA

6
PERATURAN ORGANISASI
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
NOMOR: 04/PO/PB-PERCASI/III/2023

Tentang
PERWASITAN CATUR

Menimbang : 1. Bahwa peran, fungsi, dan kedudukan Wasit sangat penting dan
menentukan proses maupun hasil pertandingan Catur;
2. Bahwa PERCASI dan komunitas Catur Indonesia memerlukan
adanya Wasit Catur yang berkualitas, jujur, dan memahami
peraturan pertandingan dengan baik;
3. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan di dalam Peraturan
Organisasi tentang Wasit.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan;
2. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2021 Tentang Desain
Besar Olahraga Nasional;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI;
4. Keputusan Musyawarah Nasional XXIX tahun 2022 di Jakarta;
5. Peraturan Organisasi Nomor 04 Tahun 2017 Tentang Gelar dan
Klasifikasi Wasit
Memperhatikan : 1. Pembahasan atas usulan rancangan perubahan Peraturan
Organisasi tentang Gelar dan Klasifikasi Wasit Tahun 2017 pada
rapat-rapat terbatas dan rapat pleno PB PERCASI

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Organisasi tentang Wasit

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:

1. Persatuan Catur Seluruh Indonesia, selanjutnya disebut PERCASI, adalah satu-satunya


organisasi olahraga Catur nasional yang berwenang mengkoordinasi dan membina
setiap dan seluruh kegiatan olahraga Catur di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Musyawarah Nasional PERCASI, selanjutnya disebut MUNAS, adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi PERCASI yang dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali.

1
3. Rapat Kerja Nasional PERCASI, selanjutnya disebut RAKERNAS, adalah forum
pengambilan keputusan organisasi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap
tahun.
4. Wasit adalah sebutan atau gelar bagi seseorang yang diperoleh melalui serangkaian
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PERCASI maupun FIDE, dan dalam
kapasitasnya itu dapat diberi otoritas untuk memimpin sebuah pertandingan, dalam hal
ini pertandingan Catur.
5. Silabus adalah rencana pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan atau pelatihan.
6. Federation Internationale des Echecs, selanjutnya disebut FIDE, adalah organisasi
internasional yang mewadahi berbagai federasi catur nasional negara-negara di dunia,
yang didirikan di Paris pada 24 Juli 1924.

BAB II
GELAR WASIT

Pasal 2
Setiap Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat menurut Peraturan Organisasi
ini berhak menjadi Wasit di lingkungan organisasi PERCASI.

Pasal 3
Setiap Wasit berhak memperoleh gelar dari PERCASI berdasarkan serangkaian pendidikan
yang khusus dilaksanakan oleh PERCASI untuk keperluan dimaksud dan penilaian atas
prestasinya.

Pasal 4
Gelar Wasit yang dikeluarkan oleh PB PERCASI adalah:
1. Wasit Nasional (WN)
2. Wasit Nasional Madya (WNM)
3. Wasit Nasional Pratama (WNP)

Pasal 5
Gelar Wasit berlaku seumur hidup.

Pasal 6
1. PB PERCASI memberikan gelar Wasit sebagaimana tersebut pada pasal 4 melalui
penataran, magang dan usulan kenaikan jenjang secara tertulis dari PERCASI Provinsi
berdasarkan prestasi seorang wasit.
2. Pemberian gelar akan disahkan di RAKERNAS atau MUNAS PERCASI.

Pasal 7
Syarat Mendapatkan Gelar Wasit

1. Syarat untuk mendapatkan Gelar Wasit Nasional Pratama (WNP) adalah:


1.1 Usia minimal 17 Tahun.
1.2 Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat.
2
1.3 Lulus Penataran Wasit yang direkomendasi oleh PB PERCASI.
1.4 Memahami permainan catur.
2. Syarat untuk mendapatkan Gelar Wasit Nasional Madya (WNM) adalah:
2.1 Telah memiliki Sertifikat Wasit Nasional Pratama (WNP)
2.2 Telah memperoleh Norma Wasit Nasional (surat magang) minimal 3 (tiga) kali.
2.3 Lulus Upgrading Wasit Nasional Madya yang direkomendasi PB PERCASI.
2.4 Diajukan oleh Pengurus PERCASI Provinsi yang bersangkutan.

3. Syarat untuk mendapatkan Gelar Wasit Nasional (WN) adalah:


3.1 Telah memiliki Sertifikat Wasit Nasional Madya (WNM)
3.2 Telah memperoleh Norma Wasit Nasional (surat magang) minimal 2 (dua) kali.
3.3 Lulus Upgrading Wasit Nasional yang direkomendasi PB PERCASI.
3.4 Diajukan oleh Pengurus PERCASI Provinsi yang bersangkutan.

Pasal 8
Tata Cara Mendapatkan Norma Wasit

Norma Wasit dapat diperoleh pada kejuaraan-kejuaraan:


1. Tingkat nasional atau internasional yang direkomendasi oleh PB PERCASI dengan
ketentuan :
a. Jumlah peserta hingga 30 pemain akan mendapat 1 (satu) Norma Wasit.
b. Jumlah peserta lebih dari 30 pemain akan mendapat tambahan 1 (satu) Norma Wasit
dan kelipatannya.
2. Kejuaraan Provinsi yang dipimpin oleh Wasit dari PB PERCASI atau yang direkomendasi
oleh PB PERCASI sebagai Wasit Ketua atau Inspektur Pertandingan:
a. Jumlah peserta hingga 40 pemain mendapatkan 1 (satu) Norma Wasit.
b. Jumlah peserta lebih dari 40 pemain mendapat tambahan 1 (satu) Norma Wasit dan
kelipatannya.

BAB III
PENATARAN WASIT

Pasal 9
Penataran dan Upgrading Wasit diselenggarakan oleh PB PERCASI atau oleh pengurus
PERCASI di tingkatan berikutnya yang mendapat rekomendasi dari PB PERCASI.

Pasal 10
Penataran sebagaimana disebut Pasal 9 bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang Perwasitan.
2. Mengembangkan keterampilan Wasit dalam praktek perwasitan.
3. Membangun karakter dan pemahaman Wasit terkait peran, kedudukan dan tugasnya.
4. Memperoleh gelar Wasit bersertifikat sesuai peraturan PERCASI.

Pasal 11
Penataran Wasit dilaksanakan bersamaan dengan KEJURNAS/RAKERNAS PERCASI atau pada
waktu-waktu lain yang ditetapkan untuk keperluan tersebut.

3
Pasal 12
Setiap peserta Penataran Wasit Nasional dikenakan biaya penataran dan sertifikat yang
dikeluarkan oleh PB PERCASI.

Pasal 13

Pelaksanaan Penataran dan Upgrading Wasit harus memenuhi ketentuan:


1. Waktu penataran untuk Wasit Nasional Pratama (WNP) minimal 18 jam.
2. Waktu Upgrading untuk Wasit Nasional (WN) minimal 21 jam.
3. Penatar atau instruktur minimal bersertifikat Wasit Nasional (WN) yang direkomendasi
oleh PB PERCASI.
4. Kurikulum standar PB PERCASI.

Pasal 14
Silabus

1. Silabus Penataran Wasit Nasional Pratama (WNP) adalah:


1.1 Peraturan Permainan Catur FIDE.
1.2 Peraturan Gelar Catur FIDE-Dasar.
1.3 Penyelenggaraan Pertandingan.
1.4 Sistem Pertandingan.
1.5 Manajemen Pertandingan.
1.6 Peraturan gelar dan kode etik Wasit.
1.7 Program Pairing Swiss Manager-Dasar.
1.8 Penggunaan jam Catur digital.

2. Silabus Up-Grading Wasit Nasional Madya (WNM) dan Wasit Nasional (WN) adalah:
2.1 Pendalaman Peraturan Permainan Catur FIDE dengan Studi Kasus
2.2 Peraturan Gelar Catur FIDE dan Nasional-Lanjutan
2.3 Manajemen Pertandingan-Lanjutan
2.4 Sistem Swiss Manager-Lanjutan

BAB IV
KLASIFIKASI DAN LISENSI WASIT

Pasal 15

1. PB PERCASI mengeluarkan Sertifikat Nasional Wasit.


2. Sertifikat wasit PB PERCASI terdiri dari Klasifikasi A, B, C, dan D.
2.1 Klasifikasi A
2.1.a Minimal bersertifikat Wasit Nasional (WN)
2.1.b Status aktif sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir
2.1.c Pernah menjadi Wasit Ketua atau Wakil Wasit Ketua pada turnamen tingkat
internasional maupun nasional (Kejurnas, PON) minimal 2 kali.
2.1.d Memiliki kemampuan dan penguasaan Peraturan Permainan FIDE serta
dapat mengaplikasikannya.
4
2.1.e Tidak pernah mendapat hukuman selama menjadi Wasit.
2.2 Klasifikasi B
2.2.a Minimal bersertifikat Wasit Nasional Madya (WNM)
2.2.b Status aktif sekurang-kurangnya dalam 4 (empat) tahun terakhir
2.2.c Pernah menjadi Wasit pada turnamen tingkat Internasional minimal sekali,
atau di tingkat Nasional (Kejurnas, PON) minimal 2 kali, atau menjadi Wasit
Ketua/Wakil pada Turnamen Terbuka kategori nasional.
2.2.d Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup tentang peraturan
pertandingan.
2.2.e Tidak pernah mendapat hukuman selama menjadi Wasit.
2.3 Klasifikasi C
2.3.a Minimal Bersertifikat Wasit Nasional Pratama (WNP)
2.3.b Status aktif sekurang-kurangnya dalam 3 (tiga) tahun terakhir
2.3.c Pernah menjadi Wasit Ketua/Wakil Wasit Ketua atau Wasit Anggota pada
Kejuaraan tingkat Provinsi.
2.3.d Pernah menjadi Wasit Ketua/Wakil Wasit Ketua dan Wasit anggota pada
Kejuaraan tingkat Kabupaten/Kota minimal 3 kali.
2.3.e Tidak pernah mendapat hukuman selama menjadi Wasit.
2.4 Klasifikasi D
2.4.a Wasit bersertifikat Internasional atau nasional yang tidak aktif lebih dari 5
(lima) tahun.

Pasal 16
1. PB PERCASI dapat menerbitkan Lisensi Wasit.
2. Setiap Wasit berhak mendapatkan Lisensi dengan mengajukan permohonan kepada PB
PERCASI.
3. Lisensi Wasit diatur lebih lanjut dalam Ketentuan dan Pedoman Teknis Lisensi Wasit
PERCASI.
Pasal 17
1. PB PERCASI merekomendasi Wasit Nasional untuk mendapatkan gelar wasit
internasional dari FIDE yaitu FIDE Arbiter (FA) dan/atau International Arbiter (IA).
2. Kriteria Wasit yang dapat direkomendasi menjadi FIDE Arbiter (FA) adalah:
2.1 Bersertifikat Wasit Nasional (WN).
2.2 Cakap salah satu Bahasa Internasional yang diakui FIDE.
2.3 Mengikuti dan lulus seminar Wasit yang diakui FIDE.
2.4 Pernah bertugas sebagai Wasit pada turnamen kategori Internasional yang diakui
oleh FIDE sebanyak 3 kali.
3. Kriteria Wasit yang dapat direkomendasi menjadi International Arbiter (IA) adalah FA
yang telah bertugas pada 4 (empat) turnamen kategori Internasional yang diakui oleh
FIDE dan mengikuti seminar IA.

5
Pasal 18
Sanksi

1. Pihak ketiga diluar PERCASI yang menyelenggarakan Penataran Wasit


Nasional/Internasional tanpa mendapat rekomendasi dari PB PERCASI adalah tidak
sah dan tidak diakui oleh PB PERCASI.
2. Pihak ketiga yang tersebut pada pasal 18.1 di atas dilarang menyelenggarakan
kegiatan serupa selama 2 (dua) tahun.
3. Peserta yang mengikuti Penataran Wasit Nasional/Internasional yang diselenggarakan
oleh pihak ketiga yang tersebut pada pasal 18.1 di atas tidak akan
dilibatkan/diikutsertakan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh PERCASI di semua
tingkatan.
4. Setiap wasit yang melakukan pelanggaran kode etik perwasitan dikenai sanksi berupa:
4.1 Teguran/Peringatan sebanyak 2 (dua) kali;
4.2 Tidak diperkenankan bertugas sebagai wasit minimal selama 1 (satu) tahun.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diputuskan
kemudian oleh pimpinan PB PERCASI.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini maka Peraturan Organisasi Nomor
005/PB-PERCASI/VII/2013 tentang Gelar dan Klasifikasi Wasit dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
3. PB PERCASI hanya mengakui gelar wasit sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam
Peraturan Organisasi ini.

4. Mengamanatkan kepada Pengurus Besar PERCASI untuk menggandakan dan


mensosialisasikan Peraturan Organisasi ini kepada seluruh jajaran pengurus PERCASI di
seluruh Indonesia serta pihak-pihak yang dipandang perlu.

5.. Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan/kekurangan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2023

PENGURUS BESAR PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA

6
PERATURAN ORGANISASI
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
NOMOR: 05/PO/PB-PERCASI/III/2023

Tentang
KEPELATIHAN CATUR

Menimbang : 1. Bahwa peran, fungsi, dan kedudukan Pelatih Catur sangat penting
dan menentukan proses pembinaan dan pengembangan olahraga
Catur;
2. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan di dalam Peraturan
Organisasi tentang Pelatih Catur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan;


2. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2021 Tentang Desain
Besar Olahraga Nasional;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI;
4. Keputusan Musyawarah Nasional XXIX tahun 2022 di Jakarta;
5. Peraturan Organisasi Nomor 05 tentang Kepaltihan Catur.
Memperhatikan : 1. Pembahasan atas usulan rancangan perubahan Peraturan
Organisasi tentang Pelatih Catur tahun 2013 pada rapat-rapat
terbatas dan rapat pleno PB PERCASI

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Organisasi tentang Pelatih Catur

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:

1. Persatuan Catur Seluruh Indonesia, selanjutnya disebut PERCASI, adalah satu-satunya


organisasi olahraga Catur nasional yang berwenang mengkoordinasi dan membina
setiap dan seluruh kegiatan olahraga Catur di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Musyawarah Nasional PERCASI, selanjutnya disebut MUNAS, adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi PERCASI yang dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali.
3. Rapat Kerja Nasional PERCASI, selanjutnya disebut RAKERNAS, adalah forum
pengambilan keputusan organisasi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap

1
tahun.
4. Pelatih adalah sebutan atau gelar bagi seseorang yang diperoleh melalui serangkaian
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PERCASI maupun FIDE.
5. Silabus adalah rencana pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan atau Pelatihan.
6. Federation Internationale des Echecs, selanjutnya disebut FIDE, adalah organisasi
internasional yang mewadahi berbagai federasi catur nasional negara-negara di dunia,
yang didirikan di Paris pada tanggal 24 Juli 1924.

BAB II
Gelar dan Lingkup Tugas Pelatih Catur

Pasal 2
1. Gelar untuk Pelatih Catur yang diberikan oleh PB PERCASI berdasarkan tingkat
tertinggi adalah sebagai berikut:
1.1 Pelatih Catur Nasional (PN)
1.2 Pelatih Catur Nasional Madya (PNM)
1.3 Pelatih Catur Nasional Pratama (PNP)
1.4 Instruktur Catur (IC)
2. Gelar Pelatih Catur Senior Utama (INS) diberikan secara langsung oleh PB PERCASI
kepada:
2.1 Tokoh catur yang dinilai oleh PB PERCASI telah berjasa mengembangkan dan
memajukan catur di Indonesia;
2.2 Pecatur bergelar minimal Master Internasional yang dinilai oleh PB PERCASI
berdedikasi tinggi memajukan catur di Indonesia melalui berbagai Pelatihan Catur
yang diberikan.
3 Gelar Pelatih Catur berlaku seumur hidup.
4. Pemberian gelar oleh PB PERCASI dan akan disahkan dalam RAKERNAS atau MUNAS
PERCASI.

Pasal 3
Lingkup Tugas Pelatih Catur

1 Pelatih Catur Nasional (PN):


1.1 Meningkatkan kualitas pemain menuju kompetisi nasional dan internasional.
1.2 Memberikan wawasan konsep strategis dan taktis serta membekali pecatur dari
berbagai aspek untuk memiliki kesiapan mengikuti turnamen nasional dan
internasional.
1.3 Memberikan pembelajaran pada peserta penataran Pelatih Catur tingkat nasional
dan up-grading (bertugas sebagai instruktur).
1.4 Mencetak pecatur bertaraf nasional dan internasional.
2 Pelatih Catur Nasional Madya (PNM)
2.1 Meningkatkan kualitas pemain menuju kompetisi nasional lanjutan.
2.2 Memberikan pembelajaran pada peserta penataran Pelatih Catur tingkat
lanjutan.
3. Pelatih Catur Nasional Pratama (PNP)
2
3.1 Meningkatkan kualitas pemain menuju kompetisi daerah.
3.2 Meningkatkan kualitas pemain menuju kompetisi nasional.
4. Instruktur Catur
4.1 Membangun kegiatan positif dan kecintaan terhadap catur di kalangan
masyarakat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
4.2 Sebagai instruktur di tingkat pengenalan dasar catur.
4.3 Sebagai guru catur tingkat dasar di sekolah.

BAB III
PENATARAN PELATIH CATUR

Pasal 4

1. Penataran Pelatih Catur yang diselenggarakan PB PERCASI meliputi :


1.1 Penataran Pelatih Catur “Up-Grading” adalah penataran Pelatih Catur untuk
meningkatkan kualitas Pelatih Catur, dan untuk meraih gelar (mulai dari yang
tertinggi) :
a. Pelatih Catur Nasional (PN)
b. Pelatih Catur Nasional Madya (PNM)
1.2 Penataran Pelatih Catur Tingkat Dasar adalah penataran Pelatih Catur untuk
membekali Pelatih Catur maupun calon Pelatih Catur dengan berbagai wawasan
baru untuk melatih, dan untuk meraih gelar (mulai dari yang tertinggi) :
a. Pelatih Catur Nasional Pratama (PNP)
b. Instruktur Catur (IC)

Pasal 5
Penataran Pelatih Catur “Up-Grading”

1. Kualifikasi
1.1 Perolehan gelar Pelatih Catur Nasional (PN)
a. Usia minimal 25 tahun
b. Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat
c. Minimal bergelar Pelatih Catur Nasional Madya (PNM)
d. Minimal bergelar Master PERCASI (MP) atau Master PERCASI Wanita (MPW)
atau Candidate Master (CM) atau Master Fide (MF) atau Master Fide Wanita
(MFW).
d. Minimal Rating nasional yang pernah dicapai adalah 2100 atau ELO rating
internasional tertinggi yang pernah dicapai adalah 2000.
e. Berpengalaman mengajar/melatih minimal 3 (tiga) tahun.
f. Dapat mengoperasikan program komputer catur.
1.2 Perolehan gelar Pelatih Catur Nasional Madya (PNM)
a. Usia minimal 22 tahun
b. Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat
c. Minimal bergelar Pelatih Catur Nasional Pratama (PNP)
3
d. Berpengalaman mengajar/melatih minimal 3 tahun
e. Minimal elo rating nasional tertinggi yang pernah dicapai adalah 2000 atau
minimal elo rating internasional tertinggi yang pernah dicapai adalah 1900
f. Berpengalaman sebagai Pelatih Catur Pengkab atau Pengkot
1.3 Perolehan gelar Pelatih Catur Nasional (PNP)
a. Usia minimal 20 tahun
b. Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat
1.4 Perolehan Gelar Instruktur Catur (IC)
a. Usia minimal 20 tahun
b. Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat

2. Kriteria Kelulusan
2.1 Pembobotan aspek penilaian pada perhitungan akhir
a. Hasil Ujian (30%)
b. Elo Rating Nasional dan Internasional tertinggi yang pernah diraih (20%)
c. Gelar FIDE atau PERCASI (15%)
d. Kehadiran (15%)
e. Pengalaman sesuai CV (10%)
f. Penilaian instruktur (10%)
3. Ketentuan Penilaian
3.1 Nilai soal ujian, meliputi:
a. 20 (dua puluh) soal “diagram Catur” masing-masing bernilai 10, sehingga
total bernilai maksimal 200
b. 3 (tiga) soal “essay”, sehingga total bernilai 100.
3.2 Elo Rating Nasional/Internasional tertinggi:
Elo Rating Skala Nilai
2000 – 2100 1 1 x 50 = 50
2101 – 2200 2 2 x 50 = 100
2201 – 2300 3 3 x 50 = 150
+2300 4 4 x 50 = 200

3.3 Gelar:
Gelar Skala Nilai
Non-gelar 0 0 x 50 = 0
CM/MP/MPW 1 1 x 50 = 50
MN/MNW 2 2 x 50 = 100
+MF/MFW 3 3 x 50 = 150

3.4 Kehadiran: Penetapan skala berdasarkan pertimbangan instruktur atau Bidang


Pelatih PB PERCASI.
Skala Nilai
0 0 x 15 = 0
1 1 x 15 = 15
2 2 x 15 = 30

4
3 3 x 15 = 45
4 4 x 15 = 60
5 5 x 15 = 75
6 6 x 15 = 90
7 7 x 15 = 105
8 8 x 15 = 120
9 9 x 15 = 135
10 10x 15 = 150

3.5 Pengalaman berdasarkan CV:


Tahun Skala Nilai
3 1 1 x 25 = 25
5 2 2 x 25 = 50
7 3 3 x 25 = 75
+7 4 4 x 25 = 100

3.6 Penilaian Instruktur: Penetapan skala berdasarkan penilaian instruktur dan atau
personil Bidang Pelatih terhadap keaktifan di kelas dan antusiasme mengikuti
penataran.
Skala Nilai
0 0 x 20 = 0
1 1 x 20 = 10
2 2 x 20 = 40
3 3 x 20 = 60
4 4 x 20 = 80
5 5 x 20 = 100

4. Tabel Penetapan Gelar berdasarkan total nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan
nilai pada pasal 4.3.2 poin a, b, c, d, e, f.
Total Nilai Gelar
800 – 1000 PN
500 – 799 PNM
0 – 499 PNP

5. Metode Pembelajaran.
5.1 Berbentuk ceramah, diskusi, dan diakhiri dengan ujian tertulis
5.2 Terdiri dari minimal 7 sesi belajar masing-masing berdurasi 90 menit dan 1 sesi
ujian berdurasi minimal 60 menit.

6. Silabus:
6.1 Perkembangan metode mengajar
6.2 Pengembangan wawasan Pelatih Catur
6.3 Penyusunan program latihan
6.4 Faktor non teknis (kesiapan mental dan kebugaran)
6.5 Repertoire Pembukaan
6.6 Pendalaman Teori Pembukaan

5
6.7 Penilaian Posisi
6.8 Menyusun Perencanaan
6.9 Teknik Kalkulasi
6.10 Permainan Akhir (Lanjutan)
6.11 Strategi Permainan Akhir
6.12 Pelatih Caturan Berbasis Informasi dan Teknologi (IT)
6.13 Peraturan FIDE Terbaru
6.14 Perkembangan Umum

Pasal 6
Pelaksanaan Penataran Pelatih Catur Tingkat Dasar

2. Kriteria Kelulusan
2.1 Pembobotan aspek penilaian, terdiri dari:
a. Nilai Ujian (30 %)
b. Elo Rating Nasional dan Internasional tertinggi yang pernah diraih (20%)
c. Gelar FIDE atau PERCASI (15%)
d. Kehadiran (15%)
e. Pengalaman sesuai CV (10%)
f. Penilaian instruktur (10%)

3. Ketentuan Penilaian
3.1 Nilai soal ujian, meliputi:
a. 20 (dua puluh) soal “diagram Catur” masing-masing bernilai 10, sehingga
total bernilai maksimal 200
b. 3 (tiga) soal “essay”, sehingga total bernilai 100.
3.2 Elo Rating Nasional/Internasional tertinggi:
Elo Rating Skala Nilai
0 – 1500 0 0 x 25 = 0
1501 – 1600 1 1 x 25 = 25
1601 – 1700 2 2 x 25 = 50
1701 – 1800 3 3 x 25 = 75
1801 – 1900 4 4 x 25 = 100
1901 – 2000 5 5 x 25 = 125
2001 – 2100 6 6 x 25 = 150
2101 – 2200 7 7 x 25 = 175
+2200 8 8 x 25 = 200

3.3 Gelar
Gelar Skala Nilai
Non-gelar 0 0 x 50 = 0
CM/MP/MPW 1 1 x 50 = 50
6
MN/MNW 2 2 x 50 = 100
+MF/MFW 3 3 x 50 = 150

3.4 Kehadiran: Skala tingkat kehadiran ditetapkan menurut hasil evaluasi instruktur
Skala Nilai
0 0 x 15 = 0
1 1 x 15 = 15
2 2 x 15 = 30
3 3 x 15 = 45
4 4 x 15 = 60
5 5 x 15 = 75
6 6 x 15 = 90
7 7 x 15 = 105
8 8 x 15 = 120
9 9 x 15 = 135
10 10 x 15 = 150

3.5 Pengalaman berdasarkan CV:


Tahun Nilai
0 0 x 20 = 0
1 1 x 20 = 20
2 2 x 20 = 40
3 3 x 20 = 60
4 4 x 20 = 80
+5 5 x 20 = 100

3.6 Penilaian Instruktur: Penetapan skala berdasarkan penilaian instruktur dan


personil bidang Pelatih Caturan terhadap keaktifan di kelas dan antusiasme
mengikuti penataran.
Skala Nilai
0 0 x 20 = 0
1 1 x 20 = 20
2 2 x 20 = 40
3 3 x 20 = 60
4 4 x 20 = 80
5 5 x 20 = 100

4. Tabel Penetapan Gelar berdasarkan total nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan
nilai pada pasal 5.2.2 poin a, b, c, d, e, f.
Total Nilai Gelar
701 – 1000 PNP
351 – 700 Instruktur Catur
0 – 350 Non gelar

5. Metode Pembelajaran dilakukan:


5.1 Berbentuk ceramah, diskusi, dan diakhiri dengan ujian tertulis
7
5.2 Terdiri dari minimal 9 sesi belajar masing-masing berdurasi 90 menit dan 1 sesi
ujian berdurasi minimal 60 menit.

6. Silabus:
6.1 Metode Pembelajaran
6.2 Pengantar Teori Pembukaan
6.3 Permainan Tengah: Strategi Dasar, Taktik Dasar, dan Kominasi
6.4 Permainan Akhir: Prinsip Dasar
6.5 Peraturan Dasar Pertandingan FIDE/PERCASI
6.6 Pembelajaran Catur di Sekolah

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diputuskan
kemudian oleh pimpinan PB PERCASI.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini maka Peraturan Organisasi yang lalu
tentang Pelatih Catur dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
3. Mengamanatkan kepada Pengurus Besar PERCASI untuk menggandakan dan
mensosialisasikan Peraturan Organisasi ini kepada seluruh jajaran pengurus PERCASI di
seluruh Indonesia serta pihak-pihak yang dipandang perlu.
4. Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan/kekurangan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2023

PENGURUS BESAR PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA

8
PERATURAN ORGANISASI
PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA
NOMOR: 06/PO/PB-PERCASI/III/2023

Tentang
KLUB CATUR

Menimbang : 1. Bahwa peran, fungsi, dan kedudukan Klub Catur sangat penting
dan menentukan proses pembinaan dan pengembangan olahraga
Catur;
2. Bahwa Peraturan Organisasi yang lalu Tentang Klub Catur
dipandang tidak lagi cukup untuk mengatur tentang Klub Catur
sehingga perlu untuk diperbaiki.
3. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Peraturan Organisasi
tentang Klub Catur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan;
2. Peraturan Pemerintah RI No. 86 Tahun 2021 Tentang Desain
Besar Olahraga Nasional;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERCASI;
4. Keputusan Musyawarah Nasional XXIX tahun 2022 di Jakarta;

Memperhatikan : 1. Peraturan Organisasi tentang Klub Catur.


2. Usulan Rapat-Rapat Terbatas antar Bidang PB PERCASI.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Organisasi tentang Klub Catur

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan:

1. Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia, selanjutnya disebut PB PERCASI,


adalah satu-satunya organisasi olahraga Catur nasional yang berwenang
mengkoordinasi dan membina setiap dan seluruh kegiatan olahraga Catur di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Musyawarah Nasional PERCASI, selanjutnya disebut MUNAS, adalah forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi PERCASI yang dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali.
3. Rapat Kerja Nasional PERCASI, selanjutnya disebut RAKERNAS, adalah forum
pengambilan keputusan organisasi yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap

1
tahun.
4. Klub Catur adalah sekumpulan orang yang melaksanakan kegiatan catur secara
terorganisir.

BAB II
Persyaratan Membentuk Klub Catur

Pasal 2
Nama dan Domisili
1. Memiliki nama.
2. Memiliki tempat/sekretariat/kantor.
3. Memiliki surat izin dari lingkungan setempat.
4. Mendapat rekomendasi dari Pengurus Provinsi PERCASI atau Pengurus
Kabupaten/Kota PERCASI.

Pasal 3
Tujuan
1. Membina para pemain/anggota klub untuk berprestasi lebih tinggi.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan catur.
3. Memasyarakatkan olahraga catur dan mencari bibit-bibit pecatur muda yang
potensial.
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan atlet catur.
5. Membangun sportifitas dan fair play.

Pasal 4
Kepengurusan/Keanggotaan
Memiliki pengurus yang terdiri dari:
1.1 Ketua.
1.2 Sekretaris.
1.3 Bendahara.
1.4 Anggota/pemain minimal 10 (sepuluh) orang.

Pasal 5
Domisili/Kedudukan
1. Klub Catur bisa dibentuk di:
a. Tingkat Provinsi
b. Tingkat Kabupaten/Kota
c. Tingkat Kecamatan

Pasal 6
Kriteria
1. Klub Catur di tingkat Provinsi harus mendapat pengesahan/ Surat Keputusan dari PB
PERCASI yang berlaku selama 4 (empat) tahun, dengan persyaratan antara lain:
a. Berbadan hukum;
b. Memiliki anggota minimal 100 (seratus) orang yang berasal dari minimal 50% jumlah
kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut;
2
c. Memiliki 20% pemain bergelar Internasional.
d. Sudah berdiri minimal 2 (dua) tahun dan aktif menjalankan kegiatannya.
2. Klub Catur di tingkat Kabupaten/Kota harus mendapat pengesahan/ Surat Keputusan
dari Pengurus Provinsi PERCASI yang berlaku 4 (empat) tahun, dengan persyaratan
antara lain:
a. Berbadan hukum;
b. Memiliki anggota minimal 20 (dua puluh) orang yang berasal dari minimal 50%
jumlah kecamatan yang ada di kabupaten/kota tersebut.
c. Memiliki 10% pemain bergelar Internasional.
d. Sudah berdiri minimal 1 (satu) tahun dan aktif menjalankan kegiatannya.
3. Klub Catur di tingkat Kecamatan harus mendapat pengesahan/ Surat Keputusan dari
Pengurus Kabupaten/Kota PERCASI yang berlaku 2 (dua) tahun, dengan persyaratan
antara lain:
a. Memiliki anggota minimal 10 (sepuluh) orang.
b. Memiliki 10% pemain bergelar nasional.
c. Sudah berdiri minimal 1 (satu) tahun dan aktif menjalankan kegiatannya.

Pasal 7
Hak dan Kewajiban

1. Berhak untuk berpartisipasi dalam kegiatan/musyawarah PERCASI.


2. Berhak mendapat pengakuan dari PERCASI.
3. Wajib mematuhi ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
Organisasi PERCASI.
4. Wajib mewujudkan tujuan pembentukan klub catur.

Pasal 8
Sanksi
1. Apabila Klub Catur tidak melaksanakan kewajibannya akan dikenakan sanksi berupa
antara lain teguran lisan/tertulis, pemberhentian sementara dan pembekuan;
2. Apabila SK Klub Catur berakhir lebih dari 6 (enam) bulan dan tidak diperpanjang, akan
dikenakan sanksi sesuai pasal 8.1. di atas;
3. Apabila Klub Catur tidak aktif berpartisipasi pada kegiatan/musyawarah yang
diselenggarakan oleh Pengprov atau Pengkab/Pengkot PERCASI selama 2 (dua) tahun
berturut-turut akan dikenakan sanksi sesuai pasal 8.1 di atas.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2023

PENGURUS BESAR PERSATUAN CATUR SELURUH INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai