Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN SAMPAH PADAT MEDIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


2
No……../……./2018

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


Standar 2 Januari 2018 Direktur
Operasional
Prosedur

drg .ERNOVIANA,M.Kes

Pengertian 1. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang


meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
penimbunan.Bahan Berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat B3.
2. B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.
Tujuan Agar tidak mencemari dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau tidak membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain.
Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
3. Peraturan pemerintah nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan berbahaya dan Beracun.
4. Kebijakan Direktur RSUD Solok
Prosedur A. Sumber / penghasil limbah
1. Menggunakan alat/bahan/ obat medis seefesien mungkin dan
memisahkan antara medis dan nonmedis.
2. Memasukan limbah medis tsb ke dalam kantong yang
berwarna kuning di dalam tempat smpah yang telah
disediakan.
3. Jarum suntik dan sejenisnya masukan ke dalam safaty box
yang telah disediakan.
4. Ikat kantong tersebut setelah sampah medis tersebut terisi
sepertiga kantong.
B. Pengangkutan sampah.
1. Sampah/LB3 diangkut ke TPS dengan menggunakan bin
container beroda.
2. Meletakan sampah medis sesuai jenisnya, benda tajam,
infeksius yang bersal dari berbagai ruangan atau seumber
penghasil LB3.
C. Pengangkutan Sapah medis/ LB3
1. Melakukan deal kesepakatan dengan pihak ketiga
(transporter) dalam pengangkutan LB3.
2. Pengambilan LB3 oleh transporter untuk dibawa ke tempat
pemusnahan.
D. Manisfes Elektronik
1. Melengkapi administrasi sebagai bukti dalam hal
pengangkutan LB3 oleh pihak transporter .
2. Pengarsipan manifes.
Unit Terkait Petugas Sarana Non Medis dan Transporter
PENGELOLAAN SAMPAH PADAT NON MEDIS

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


2
No……../……./2018
Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Standar 2 Januari 2018 Direktur
Operasional
Prosedur

drg .ERNOVIANA,M.Kes

Pengertian Limbah Non medis libah padat yang dihasilkan dari


kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
Tujuan Agar tidak mencemari dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau tidak membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan pada umumnya, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
3. Kebijakan Direktur RSUD Solok
Prosedur A. Sumber / penghasil limbah
1. Dilakukan pengurangan disumber penghasil sampah antara
sampah yang masih bisa didaur dengan sampah sebagai
residu kegiatan.
2. Memasukan sampah non medis kedalam kantong yang
berwarna hitam .
3. Mengumpulan sampah non medis tersebut untuk di lakukan
persiapan tahap berikutnya.
B. Setelah terkumpulnya sampah non medis tersebut kemudian
diangkut oleh petugas cleaning servis menuju kontainer sampah
nonmedis yang berada di lingkungan RS.
C. Sampah yang sudah berada berada didalam container dibawa
oleh petugas Dinas Kebersihan Kota dengan menggunakan
mobil Amroll menuju tempat pembuagam sampah akhir kota.
Unit Terkait Petugas Sarana Non Medis dan petugas Dinas Kebersihan Kota.
SISTEM TANGGAP DARURAT PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


2
No……../……./2018

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


Standar 2 Januari 2018 Direktur
Operasional
Prosedur

drg .ERNOVIANA,M.Kes

Pengertian Upaya yang dilakukan terhadap sistem IPAL yang bertujuan untuk
mencegah supaya tidak meluasnya dampak dan penyimpangan dari
suatu kejadian yang terjadi pada sistem IPAL RS baik di internal
maupun eksternal.
Tujuan Mencegah supaya tidak meluasnya dampak dan penyimpangan dari
suatu kejadian yang terjadi pada sistem IPAL RS.
Kebijakan 1. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
4. Kebijakan Direktur RSUD Solok
Prosedur 1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi standar Baku Mutu,
maka :
a. Periksa air limbah influent yang masuk ke IPAL. lakukan
penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.
b. Periksa proses yang berlangsung di IPAL, lakukan
penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.
c. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL, lakukan
penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.
2. Apabila terjadi kebocoran / keretakan bak atau kolam di IPAL
(akibat gempa bumi, dll) : proses IPAL diberhentikan
sementara, selanjutnya melakukan pemeriksaan dan perbaikan
setelah kondidi dinilai aman.
3. Apabila terjadi kecelakan kerja baik Petugas maupun pegawai
lainya seperti tercebur/terjatuh ke kolam IPAL; diberi
pertolongan pertama di tempat kejadian, selanjutnya dibawa ke
IGD.
Unit Terkait Petugas Sarana Non Medis

Anda mungkin juga menyukai