Anda di halaman 1dari 6

Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2)

Nama : La Ode Rinaldi Wanjunior


Bidang Studi : PPKn
LPTK : Universitas Al-Asyariah Mandar

Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri

Nama mata kuliah Design Thingking

Reviu pengalaman 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?


belajar
Pengalaman belajar mata kuliah Design Thinking sangat berguna dan
menarik, terutama ketika diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
Dalam pembelajaran ini, kita tidak hanya belajar teori, tetapi juga
praktek langsung untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi
inovatif.
Salah satu aspek penting dalam Design Thinking adalah pengamatan
pengguna. Dalam konteks pembelajaran di sekolah, kita dapat
menggunakan pendekatan ini untuk memahami kebutuhan, keinginan,
dan tantangan yang dihadapi oleh siswa. Dengan memahami perspektif
siswa, kita dapat merancang pembelajaran yang lebih relevan dan efektif.

Selain itu, Design Thinking juga mendorong kolaborasi dalam tim.


Dalam pembelajaran di sekolah, siswa dapat ditempatkan dalam tim
multidisiplin, di mana mereka bekerja bersama untuk memecahkan
masalah atau menciptakan proyek inovatif. Kolaborasi ini tidak hanya
mengembangkan keterampilan kerja tim, tetapi juga memperluas
pemahaman siswa tentang berbagai disiplin ilmu.

Secara keseluruhan, penerapan Design Thinking dalam pembelajaran di


sekolah membantu siswa mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah, berpikir inovatif, dan bekerja sama dalam tim. Hal ini tidak
hanya meningkatkan pengalaman belajar siswa, tetapi juga
mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata di
masa depan.

2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik?


pengalaman belajar yang berguna tetapi kurang menarik dalam mata
kuliah Design Thinking adalah proses pengujian dan iterasi yang terus-
menerus. Dalam Design Thinking, penting untuk menguji prototipe yang
telah dibuat dan mengiterasinya berulang kali untuk mencapai solusi
yang optimal.
Proses pengujian dan iterasi ini melibatkan mengumpulkan umpan balik
dari pengguna atau pemangku kepentingan, menganalisis hasil
pengujian, dan mengubah atau memperbaiki prototipe berdasarkan
temuan tersebut. Meskipun ini merupakan langkah penting dalam
pengembangan solusi yang efektif, namun prosesnya bisa terasa repetitif
dan memakan waktu.
proses pengujian dan iterasi yang berulang mungkin kurang menarik
bagi saya karena terkadang membutuhkan waktu dan usaha yang lebih
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, proses ini juga
melibatkan menerima kritik dan melakukan perubahan, yang bisa
menjadi tantangan bagi beberapa orang yang lebih suka
mempertahankan ide-ide mereka.

Refleksi 1. Apa yang telah terjadi?


pengalaman
belajar Dalam mata kuliah design thingking terdapat 7 topik yang dipelajari,
berikut merupakan uraian dari ketuju topik tersebut

Topik 1

berisi pemahaman awal tentang design thinking, Design thinking adalah


suatu pendekatan pemikiran yang bertujuan untuk menemukan solusi
kreatif terhadap masalah yang kompleks. Metode ini dapat diterapkan
dalam konteks pendidikan untuk memahami masalah yang dihadapi dan
merancang solusi yang tepat. Terdapat lima tahap dalam proses design
thinking, yakni tahap empati untuk memahami pengalaman dan
kebutuhan pengguna, definisi masalah untuk menetapkan tujuan yang
jelas, ideasi untuk menghasilkan beragam ide, prototyping untuk
merancang model awal solusi, dan pengujian untuk menguji keefektifan
solusi yang dikembangkan.

Topik 2

menelaah secara dalam mengenai fase emphathizeFase emphathize


dalam design thinking merupakan tahap yang mendalam untuk
memahami kebutuhan dan motivasi pengguna. Pada tahap ini, kita
berusaha memahami karakteristik, pengalaman, dan masalah yang
dihadapi oleh pengguna dengan melakukan wawancara yang mendalam
dan mendokumentasikan kehidupan mereka. Metode yang digunakan
dalam tahap ini adalah In-Depth Interview (IDI) untuk memastikan
pemahaman yang komprehensif terhadap subjek yang diteliti.

Topik 3
mempelajari tentang fase Define untuk merumuskan tujuan perancangan
(design challenge).Fase Define dalam design thinking merupakan tahap
di mana kita merumuskan tujuan perancangan atau design challenge.
Pada tahap ini, kita menggunakan teknik point of view yang
menggabungkan pemahaman tentang pengguna, kebutuhan, dan temuan
dari fase Empathize. Dengan menggunakan data yang telah diperoleh
sebelumnya, kita mendefinisikan persoalan atau masalah yang perlu
diselesaikan, dan kemudian merumuskan tujuan perancangan
menggunakan teknik point of view.

Topik 4

fase ideate yang merupakan mengeksplorasi berbagai alternatif ide


radikal yang dapat menjadi solusi sebuah masalah, Fase Ideate dalam
design thinking adalah tahap di mana kita mencari berbagai alternatif ide
radikal sebagai solusi untuk masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, kita
menggunakan teknik diverge untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide
yang berbeda dalam menjawab tantangan desain. Setelah itu, kita
menggunakan teknik converge untuk menyaring dan mengerucutkan
ide-ide yang telah dibuat berdasarkan analisis dan tingkat kegunaan ide
tersebut.

Topik 5

Dilanjutkan fase prototype dan testing dengan meguji ide-ide pada


pengguna serta memperbaikinya secara singkat, sehingga menyadari
kelemahan ide sebelum terlalu banyak sumber daya yang dihabiskan.
Mahasiswa sudah menentukan sebuah ide yang akan diterapkan di
sekolah PPL. Mahasiswa membuat suatu karya berupa rancangan media
atau prototype. Pembelajaran yang dikembangkan dengan kerangka
kerja design thinking. paraprasekan tulisan tersebut

Topik 6
membahas tentang Design Thinking dapat diterapkan dalam berbagai
aspek praktik pendidikan, termasuk pembelajaran, pengembangan
organisasi, dan penanaman nilai dan budaya. Pada tahap ini, setiap
kelompok akan mendengarkan dengan tujuan untuk menggali lebih
dalam tentang peluang dan tantangan penerapan Design Thinking di
sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode 5 Why
dan Pain Point, yang membantu dalam mengidentifikasi akar
permasalahan serta titik-titik yang menyebabkan ketidaknyamanan atau
kesulitan.
Topik 7

Pada topik 7 mempelajari penerapan design thinking dapat


mentransformasi praktik-praktik pendidikan di sekolah. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan ideasi program/projek sekolah
menggunakan praktik-praktik design thinking.Topik 7

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Hal tersebut dapat terjadi selain sudah menjadi ketentuan kurikulu


nasional PPG prajabatan hal tersebut terjadi dikarenakan juga karena
Penerapan design thinking dalam praktik pendidikan di sekolah
merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan untuk menghadapi
tantangan dan perubahan dalam dunia pendidikan, Meningkatkan
kualitas pembelajaran, Mendorong kolaborasi dan keterlibatan baik
guru, siswa ,orang tua, Penerapan design thinking melibatkan kolaborasi
antara siswa, guru, dan pemangku kepentingan lainnya. Ini membantu
dalam membangun budaya kerja sama dan keterlibatan yang kuat di
sekolah. Dengan melibatkan semua pihak dalam proses design thinking,
sekolah dapat mencapai solusi yang lebih holistik dan mendapatkan
perspektif yang beragam. kemudian Penerapan design thinking dalam
praktik pendidikan di sekolah bertujuan untuk meningkatkan
pengalaman belajar siswa. Dengan merancang program atau proyek yang
berbasis design thinking, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar
yang lebih menyenangkan, menantang, dan relevan dengan kehidupan
nyata.

Analisis artefak 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan


pembelajaran bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar?

Artefak pembelajaran yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil


refleksi pengalaman belajar ialah

1. Ruang Kolaborasi topik 6 , dimana dalam tugas ini kami


diarahkan secara kelompok membuat sebuah instrumen untuk
wawancara mendalam atau IDI dengan guru sebagai subjek.
kemudian diKembangkan berbagai pertanyaan untuk mencari
tahu, apa pendapat guru tentang peluang dan tantangan
menerapkan Design Thinking di sekolah .
(https://drive.google.com/file/d/1HQ8cY0rIVKVmb_zu1nnG2L
sOl0gZgFT_/view?usp=sharing)

2. Elaborasi pemahaman topik 6, dimana dalam tugas ini mengolah


temuanan dan mengkonstruksi pemahaman empatis tentang
praktik operasional sekolah. Dalam kaitan penerapan design
thingking
disekolah.(https://drive.google.com/file/d/1dLKuMlEijt90SPzQ
-bYTNkbeIM-A_KRi/view?usp=sharing)

2. Mengapa artefak ini yang saya pilih?

Saya memilih artefak tersebut karena saya dapat mengetahui sejauh


mana penerapan design thingking di sekolah apa tantangan,
hambatan serta faktor pendukung dari penerapan design thingking di
sekolah, sehingga menjadi sebuah bahan pembelajaran bagi saya
untuk bagaimana menerapkan proses design thingking secara
maksimal dikemudian hari

3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi


saya?
Dari kedua artefak yang telah saya jabarkan di atas semunya
mendukung hasil refleksi saya dimana setelah kita mempelajari fase-
fase yang ada di design thingking lalu kita mencoba untuk
melakukan eksplorasi tentang penerapan design thingking disekolah
dan temuan yang ada disekolah menjadi bahan rujukan dan evaluasi
bagaimana kita menerapkan proses design thingkan dalam proses
pembelajaran dikemudian haru
Rumusan hasil Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan
refleksi berupa mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang
pembelajaran berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan?
bermakna
Dengan menerapkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat pada
siswa dalam pembelajaran tentang penerapan design thinking, saya akan
menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik, relevan, dan
berdampak bagi siswa. Siswa akan terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif,
dan kolaboratif yang sangat berharga. Melalui pemahaman yang
mendalam tentang konsep dan prinsip-prinsip design thinking, siswa
akan memahami pentingnya pendekatan ini dalam memecahkan masalah
dan menciptakan solusi inovatif. Dengan memberikan tantangan desain
yang relevan, saya akan mendorong siswa untuk mengidentifikasi
masalah atau kebutuhan yang dapat dipecahkan melalui pendekatan
design thinking. Melalui refleksi dan evaluasi, siswa akan belajar untuk
berpikir tentang apa yang telah mereka pelajari, apa yang berhasil, dan
apa yang dapat diperbaiki. Dengan memberikan umpan balik yang
konstruktif dan mendorong kolaborasi serta komunikasi antara siswa,
saya akan memfasilitasi pertumbuhan dan pengembangan mereka dalam
menghasilkan solusi yang lebih baik. Dengan demikian, penerapan
prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat pada siswa dalam
pembelajaran tentang penerapan design thinking akan membawa
dampak positif dalam pengembangan keterampilan dan pemahaman
siswa.

Anda mungkin juga menyukai