Anda di halaman 1dari 2

PPL PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1 2024

SMA SWASTA SULTAN AGUNG PEMATANGSIANTAR


Arvita Helena Siregar
Diah Safitri
Elisabeth Junita Sari Sijabat
Gebi Lesfani Gultom
Mei Eoliawati Sinaga
Muhammad Isnan

Topik : 4. Ruang Kolaborasi

Mk : Prinsip Pengajaran Dan Asesmen I


Dosen : Tiodora Fermiska Silalahi, M.Pd

Contoh kasus 1

Pak Budi merupakan guru Ekonomi. Hari ini pak Budi akan menyampaikan materi
mengenai kewirausahaan. Sekolah Pak Budi terletak di daerah dataran tinggi dan
peserta didik Pak Budi sebagian besar memiliki orang tua yang bermata pencaharian
petani. Bagaimana kegiatan dan tugas yang sebaiknya diberikan Pak Budi?
Diskusikanlah kasus tersebut dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching!

Jawaban: Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) memperhatikan konteks budaya


dan latar belakang peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini, Pak Budi
dapat merancang kegiatan dan tugas yang mengintegrasikan kebudayaan lokal dan
pengalaman hidup peserta didik dengan materi kewirausahaan. Berikut adalah beberapa
contoh kegiatan dan tugas yang dapat dikaitkan dengan pendekatan CRT:
1. Pak Budi dapat mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelusuran tentang
praktik kewirausahaan yang sudah ada di komunitas lokal mereka. Ini bisa melibatkan
wawancara dengan para petani lokal yang telah berhasil menjalankan bisnis mereka
sendiri.
2. Peserta didik dapat diberi tugas untuk merancang rencana bisnis sederhana yang
relevan dengan lingkungan pertanian di daerah mereka.
3. Pak Budi dapat memfasilitasi diskusi kelompok tentang tantangan dan peluang yang
dihadapi oleh para petani dalam mengembangkan bisnis mereka.
4. Pak Budi dapat memilih studi kasus tentang wirausaha sukses dari daerah dataran
tinggi atau lingkungan yang serupa. Ini memungkinkan peserta didik untuk melihat
contoh konkret dari konsep yang mereka pelajari di kelas.
5. Organisasi kunjungan lapangan ke usaha pertanian lokal atau pasar lokal dapat
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara langsung dari praktisi
bisnis lokal dan meningkatkan apresiasi mereka terhadap kewirausahaan dalam
konteks budaya mereka sendiri.
Melalui pendekatan Culturally Responsive Teaching, Pak Budi dapat memastikan bahwa
pembelajaran tentang kewirausahaan tidak hanya relevan dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik, tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka dan meningkatkan
keterlibatan dalam proses pembelajaran.

Contoh Kasus 2
Bonar adalah seorang siswa bersuku Batak yang berasal dari Sumatera. Saat
memasuki SMP, Bonar dan keluarganya pindah rumah ke daerah Cianjur. Sebagian
besar siswa di sekolah ini berasal dari suku Sunda. Bonar merasa kesulitan untuk
beradaptasi karena perbedaan budaya. Diskusikanlah cara guru untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik.
Jawaban:
Untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta
didik seperti Bonar, guru dapat melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Mengakomodasi Kebutuhan Budaya: Guru dapat menyelaraskan materi pembelajaran
dengan budaya lokal, serta memperkenalkan elemen-elemen budaya Batak dalam
konteks pembelajaran. Hal ini membantu Bonar merasa diakui dan dihargai dalam
lingkungan belajar.
2. Mendorong Inklusi: Guru dapat mendorong inklusi sosial dengan mengorganisir
kegiatan yang memungkinkan interaksi antar siswa dari berbagai latar belakang
budaya. Ini bisa melibatkan proyek kelompok, diskusi kelas, atau kegiatan
ekstrakurikuler yang mendukung kerjasama dan saling pengertian antar siswa.
3. Melibatkan Keluarga: Guru dapat melibatkan keluarga Bonar dalam proses
pembelajaran dengan mengadakan pertemuan atau komunikasi reguler, dan mencari
masukan tentang bagaimana mereka dapat mendukung adaptasi Bonar di sekolah.
4. Menjadi Pendengar: Guru dapat mengambil peran sebagai pendengar bagi Bonar dan
siswa lain yang mungkin menghadapi kesulitan serupa. Mendengarkan perasaan dan
pengalaman mereka dengan penuh empati dapat membantu menciptakan hubungan
yang lebih baik antara guru dan siswa.

Selain kedua contoh kasus di atas, Anda juga dapat menceritakan kasus serupa yang
pernah Anda temukan atau mungkin pernah Anda alami. Bagikanlah bersama rekan
dan dosen untuk menjadi bahan diskusi pada kegiatan ini. Kemudian kerjakanlah
tugas berikut! Apakah Anda pernah menemukan kasus-kasus serupa? atau mungkin
Anda pernah mengalami kesulitan karena perbedaan budaya? Anda dapat
membagikan pengalaman Anda kepada rekan-rekan sebagai bahan diskusi.
Jawaban: Kami pernah menemukan kasus serupa terkait dengan budaya peserta didik juga.
Itu kami dapatkan ketika PPL PPG Prajabatan ini. Sekolah tempat saya magang adalah
sekolah yang didominasi dengan banyaknya peserta didik dengan etnis tionghoa. Ketika
beberapa dari kami ditugaskan masuk di suatu kelas. Kami mendengar mereka semua
berbahasa mandarin yang mana kami tidak bisa mengerti. Sehingga kami tidak tahu apa yang
mereka bicarakan, apakah membicarakan tugasnya atau membicarakan keberadaan kami di
kelas itu. Lalu salah seorang dari kami mendatangi mereka dan bertanya kepada mereka
sedang membicarakan apa dan mereka langsung diam sambil tertawa kecil.

Anda mungkin juga menyukai