Anda di halaman 1dari 13

PPA 1 TOPIK 4

Ruang Kolaborasi

SMP N 2 Surakarta
Muhammad Dion
Rehan Budianto
Dwi Adiyana Bayu Kristiyadi
Intan Sari Rachmawati
Wahyu Sholichatun
Contoh kasus 1
Pak Budi merupakan guru Ekonomi. Hari ini pak
Budi akan menyampaikan materi mengenai
kewirausahaan. Sekolah Pak Budi terletak di
daerah dataran tinggi dan peserta didik Pak Budi
sebagian besar memiliki orang tua yang bermata
pencaharian petani. Bagaimana kegiatan dan
tugas yang sebaiknya diberikan Pak Budi?

Diskusikanlah kasus tersebut dengan pendekatan Culturally


Responsive Teaching!
Pak Budi dapat menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching dalam
pembelajaran kewirausahaan dengan cara berikut:
1. Memahami latar belakang budaya peserta didik, Pak Budi perlu memahami latar
belakang budaya peserta didik, termasuk mata pencaharian orang tua mereka. Dengan
memahami hal ini, Pak Budi dapat memilih kegiatan dan tugas yang relevan dengan
budaya peserta didik.
2. Menggunakan materi dan kegiatan pembelajaran yang relevan dengan budaya peserta
didik. Pak Budi dapat menggunakan cerita rakyat atau lagu dari budaya peserta didik
dalam pembelajaran. Selain itu, Pak Budi dapat memberikan tugas kepada peserta didik
untuk membuat produk atau jasa yang sesuai dengan budaya mereka.
3. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi pengalaman dan
pengetahuan budaya mereka. Pak Budi dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan budaya mereka di kelas. Hal ini dapat
dilakukan dengan membentuk kelompok belajar yang terdiri dari peserta didik dengan
latar belakang budaya yang berbeda.
Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan dan
tugas yang dapat diberikan Pak Budi:

Kegiatan:
1. Menceritakan cerita rakyat atau lagu yang berhubungan dengan
kewirausahaan.
2. Melakukan kunjungan ke tempat usaha milik warga setempat.
3. Mengadakan lomba membuat produk atau jasa.
Tugas:
1. Membuat proposal usaha yang sesuai dengan budaya peserta didik
2. Mencari informasi tentang kewirausahaan dari sumber-sumber yang
relevan dengan budaya peserta didik.

Dengan menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching, Pak Budi


dapat menciptakan pembelajaran kewirausahaan yang lebih bermakna
bagi peserta didik. peserta didik akan merasa lebih termotivasi untuk
belajar karena mereka dapat melihat relevansi materi pembelajaran
dengan budaya mereka.
Contoh Kasus 2
Bonar adalah seorang siswa bersuku Batak yang
berasal dari Sumatera. Saat memasuki SMP, Bonar
dan keluarganya pindah rumah ke daerah Cianjur.
Sebagian besar siswa di sekolah ini berasal dari
suku Sunda. Bonar merasa kesulitan untuk
beradaptasi karena perbedaan budaya.
Diskusikanlah cara guru untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan
berpihak pada peserta didik
Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik
dengan cara berikut:
1. Membangun hubungan yang positif dan saling menghormati. guru perlu Membangun hubungan
yang positif dan saling menghormati dengan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan
meluangkan waktu untuk mengenal peserta didik secara Individual, memahami latar belakang
budaya mereka, dan menghargai perbedaan mereka.
2. Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif dan akomodasi bagi semua peserta didik, terlepas dan latar belakang budaya mereka. hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan materi dan kegiatan pembelajaran yang relevan
dengan budaya peserta didik, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan bagi
peserta didik dari latar belakang budaya yang kurang terwakili.
3. Membantu peserta didik mengembangkan rasa harga diri dan identitas. guru perlu membantu
peserta didik mengembangkan rasa harga diri dan identitas yang positif. Hal ini dapat dilakukan
dengan memuji dan mengapresiasi pencapaian peserta didik, serta membantu mereka untuk
memahami dan menghargai budaya mereka sendiri.
Berikut adalah beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan
guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman nyaman
dan berpihak pada peserta didik:

1. Guru menggunakan bahasa yang sopan dan menghargai ketika berkomunikasi


dengan peserta didik.
2. Guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagai pengalaman dan
pendapat mereka.
3. Guru menghindari membuat pernyataan atau tindakan yang diskriminatif atau
menyinggung peserta didik.
4. Guru memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami
kesulitan karena perbedaan budaya.
Dengan menciptakan lingkungan belajar yang
aman, nyaman, dan berpihak pada peserta
didik, guru dapat membantu peserta didik untuk
belajar dan berkembang secara optimal.
Peserta didik akan merasa lebih percaya diri
dan termotivasi untuk belajar karena mereka
merasa diterima dan dihargai.
Selain kedua contoh kasus di atas, Anda juga dapat menceritakan
kasus serupa yang pernah Anda temukan atau mungkin pernah
Anda alami. Bagikanlah bersama rekan dan dosen untuk menjadi
bahan diskusi pada kegiatan ini. Kemudian kerjakanlah tugas
berikut!

Apakah Anda pernah menemukan kasus-kasus serupa? atau


mungkin Anda pernah mengalami kesulitan karena perbedaan
budaya? Anda dapat membagikan pengalaman Anda kepada
rekan- rekan sebagai bahan diskusi.
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya belum
pernah mengalami hal tersebut karena kami
memiliki budaya yang sama di sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sekolah menengah
atas, baik dari segi bahasa, adat, maupun lainnya.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai