Manajemen UKM Puskesmas-WS MP Adinkes-KAKP 31 Maret 23
Manajemen UKM Puskesmas-WS MP Adinkes-KAKP 31 Maret 23
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
WS Manajemen Puskesmas
Kerjasama Adinkes-KAKP
Materi oleh drg. Tini Suryanti,
Diperkaya dan dIsampaikan kembali oleh : dr. H. Sakkar, MMR
Platform Zoom Meeting: 31 Maret 2023
dr. H. Sakkar, MMR (Askar)
Email: askar_sah@yahoo.com, Phone: 081387999139
RIWAYAT & PENGALAMAN KERJA :
1. Surveior FKTP dan Purnabakti.
2. Fasilitator Mutu, Akreditasi, AI, KP, RTM dan PPI untuk FKTP.
3. Konsultan pada beberapa Lembaga/INGO:
▪ Technical Expert Percepatan Penurunan Stunting di wilayah kerja Cargill Gresik – PENALA (2022)
▪ Provincial Team Leader Banten, Expanding Maternal and Neonatal (USAID - Jhpiego), 2016
▪ Senior Technical Advisor Maternal Child Health Integrated Program (USAID Global), 2012
▪ Maternal and Neonatal Emergency Care Technical Advisor (USAID – JSI), 2011
▪ Technical Advisor Health Service Program (USAID - John Snow Institute), 2010
▪ Provincial Health Sector - Aceh Earthquake Program Rehabilitation (Save the Children) – Aceh (2004)
4. Lembaga/Organisasi :
▪ Komisi Akreditasi FKTP, Periode 2016-2020
▪ Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM KPRS) 2022 - sekarang
Pasal 26 Pasal 27
Puskesmas kawasan Puskesmas kawasan Puskesmas kawasan
perkotaan: perdesaan : terpencil dan sangat
a. Memprioritaskan
Pelayanan UKM terpencil:
dilaksanakan • Memberikan pelayanan UKM
pelayanan UKM;
dengan melibatkan dan UKP dengan
b. Pelayanan UKM partisipasi penambahan kompetensi
dilaksanakan dengan Tenaga Kesehatan;
masyarakat; • Pelayanan UKM
melibatkan partisipasi
diselenggarakan dengan
masyarakat;
memperhatikan kearifan
lokal;
HASIL BELAJAR
UKM UKP
UKM Esensial UKM Pengembangan
1.Pelayanan Promosi inovatif dan/atau 1. Rawat jalan, baik
Kesehatan disesuaikan dengan prioritas kunjungan sehat maupun
masalah kesehatan, kekhususan kunjungan sakit;
2.Pelayanan Kesehatan
wilayah kerja, dan potensi sumber
Lingkungan 2. Pelayanan gawat darurat;
daya yang tersedia di Puskesmas,
3.Pelayanan Kesehatan Antara lain:
3. Pelayanan persalinan
1. Pelayanan gigi masyarakat normal;
Keluarga
2. Pelayanan kesehatan tradisional 4. Perawatan di rumah (home
4.Pelayanan Gizi
dan komplementer care); dan/atau
5.Pelayanan Pencegahan & 3. Pelayanan kesehatan olahraga 5. Rawat inap berdasarkan
Pengendalian Penyakit 4. Pelayanan kesehatan kerja pertimbangan kebutuhan
5. Pelayanan kesehatan lainnya pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
DISELENGGARAKAN DENGAN PRINSIP :
3. Integrasi UKM-UKP
1. KESINAMBUNGAN PELAYANAN BAGI TIAP TAHAP DALAM SIKLUS HIDUP
Mini
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS
SUMBER DANA
CONTOH : APBD, BOK,KAPITASI,
ADD, SWADAYA MASY
ANAL
LANJU
ALAH
LANJUT
TINDA
TINDA
RENC
MAS
UKM
KAP
ANA
ISIS
K
T
KERANGKA ACUAN
TIAP PROGRAM
PDCA….. RUK
PDCA….. RPK
FISH BONE
LOKMIN
USG
MG. 2
KEGIATAN
REKAMAN
TIAP
• MONEV KAK
• MONEV KINERJA
3
Penyelenggaraan
Surveilans
Kesehatan dan
Epidemiologi
di Puskesmas
Permenkes No 45 Th 2014 Ttg Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan merupakan prasyarat
program kesehatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),
Arti kata prasyarat adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum
melakukan, mengikuti, atau memasuki sesuatu kegiatan.
Pengertian
Surveilans Epidemiologi adalah :
Pengamatan yang dilakukan secara terus menerus tentang penyakit
beserta determinan/faktor risiko dan sebarannya dalam kelompok
masyarakat tertentu untuk upaya pencegahan dan pengendalian
Surveilans Kesehatan adalah :
- Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap
data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan
SURVEILANS KESEHATAN
Tujuan Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
(Pasal 2 Permenkes No 45 Th 2014 Ttg Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan)
Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan berdasarkan
SASARAN :
1. Surveilans Penyakit Menular :
2. Surveilans Penyakit Tidak Menular
3. Surveilans Kesehatan Lingkungan
4. Surveilans Kesehatan Matra
5. Surveilans Masalah Kesehatan Lain
Surveilans penyakit menular
meliputi:
1. surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
2. surveilans penyakit demam berdarah;
3. surveilans malaria;
4. surveilans penyakit zoonosis;
5. surveilans penyakit filariasis;
6. surveilans penyakit tuberkulosis;
7. surveilans penyakit diare;
8. surveilans penyakit tifoid;
9. surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya;
10.surveilans penyakit kusta;
11.surveilans penyakit frambusia;
12.surveilans penyakit HIV/AIDS;
13.surveilans hepatitis;
14.surveilans penyakit menular seksual;dan
15.surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infek
Surveilans penyakit tidak menular :
1. surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah;
2. surveilans diabetes melitus dan penyakit metabolik;
3. surveilans penyakit kanker;
4. surveilans penyakit kronis dan degeneratif;
5. surveilans gangguan mental; dan
6. surveilans gangguan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.
Surveilans kesehatan lingkungan
Pengolahan
Analisa
Interpretasi
INTERVENSI KEPUTUSAN
BERBASIS
INFORMASI
TINDAKAN
EVIDENCE
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan
melalui
1. pengumpulan data,
2. pengolahan data,
3. analisis data, dan
4. diseminasi
- sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat
diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar
kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan
keputusan.
- harus mampu memberikan gambaran epidemiologi yang tepat
berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang
40
Monitoring
• Kunjungan rutin wilker (pengendalian vector, posyandu, dll)
• Surveilans aktif (RS, yankes swasta,dll) dalam rangka pencarian/penambahan kasus
penyakit tertentu untuk menguatkan dugaan adanya peningkatan kasus maupun factor
risiko
• PE KLB & Profilaksis
• Komunikasi risiko
HASIL SURVEILANS
PENYAKIT DBD
DI PUSKESMAS
Distribusi Penyakit DBD Berdasarkan Kelompok
Umur di Puskesmas Sentul tahun 2017 sd 2019
50
40
30 1-4 thn
5-14 thn
20
>15 thn
10
0
2017 2018 2019
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus DBD di tahun 2018 mengalami
sedikit peningkatan dari tahun 2017. Dan hampir semua kelompok umur bisa terkena
penyakit DBD yang artinya semua kelompok umur mempunyai resiko terkena DBD Sehingga
kewaspadaan tidak hanya untuk kelompok umur tertentu tapi semua kelompok umur.
Distribusi Penyakit DBD menurut Jenis Kelamin
Di Puskesmas Sentul Tahun 2019
46%
54%
Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Laki laki lebih banyak terkena DBD dari
pada perempuan, hal ini terjadi diduga karena laki laki kurang aware terhadap resiko
terkena penyakit DBD sehingga kurang adanya kesadaran dalam melakukan upaya
pencegahan gigitan nyamuk yang merupakan vector penyakit DBD.
Distribusi Penyakit DBD Menurut Desa di
Puskesmas Sentul Tahun 2017 - 2019
20
15
10
5 2017
0 2018
2019
Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Laki laki lebih banyak terkena DBD dari pada
perempuan, hal ini terjadi diduga karena laki laki kurang aware terhadap resiko terkena
penyakit DBD sehingga kurang adanya kesadaran dalam melakukan upaya pencegahan
gigitan nyamuk yang merupakan vector penyakit DBD.
Distribusi Penyakit DBD Menurut Bulan
di Puskesmas Sentul Tahun 2017-2019
14
12
10
8
2017
6
2018
4 2019
2
0
Dari grafik distribusi penyakit menurut waktu di atas, dapat disimpulkan bahwa pola atau kecenderungan kejadian
penyakit DBD mulai timbul pada awal musim penghujan dan akhir bulan kemarau. Hal tersebut disebabkan karena Pada
musim hujan tempat perkembang biakan Aedes aegypti yang pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-
telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat
penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya
nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu pada musim hujan populasi nyamuk Aedes aegypti terus meningkat.
Bertambahnya populasi nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit
dengue.
Distribusi Angka Bebas Jentik di
Puskesmas sentul Tahun 2017-2019
90%
88%
86%
84%
82%
80% 2017
78%
76% 2018
74%
2019
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ABJ setiap tahun masih dibawah target yaitu >95%
meskipun tren setiap tahun mengalami peningkatan disetiap desanya. Akan tetapi ini tetap
menjadi factor resiko yang membuat tren penyakit DBD meningkat dari tahun ke tahun,hal ini
menjadi masukan untruk program P2DBD agar melakukan peningkatan pengendalian vector.
Desa Sasakpanjang dan Desa Tajurhalang merupakan desa Endemis dimana
penyumbang kasus DBD terbanyak terdapat di desa tersebut. Selain itu Desa
Sasakpanjang dan Tajurhalang merupakan desa yang penduduknya terbanyak
diantara desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tajurhalang.
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2008