Anda di halaman 1dari 64

Manajemen

Upaya
Kesehatan
Masyarakat
SUWARNI, SKM. MPH
WIDYAISWARA DAN FASILITATOR MANAJEMEN PUSKESMAS
HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti materi ini,


peserta mampu :
melakukan manajemen
upaya kesehatan masyarakat
di Puskesmas
INDIKATOR HASIL
BELAJAR
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu :
1. Menjelaskan Pendekatan Upaya
kesehatan di Puskesmas
2. Melakukan Manajemen Upaya
Kesehatan di Puskesmas
3. Melakukan Penyelenggaraan
Surveilens Epidemiologi di
Puskesmas
MATERI
POKOK :
Materi pokok, peserta mampu :

1. Pendekatan Upaya
kesehatan di P1. usMkeenjekesehatan
slamskaandisPuskesmas
PendekatanUpaya

2. Manajemen Upaya
Kesehatan di Puskesmas
3. Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi di Puskesmas
1

Pendekatan
Upaya
Kesehatan
di
Puskesmas
PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT
(PUSKESMAS): FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
YANG MENYELENGGARAKAN
:
• Upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan
• Upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat
pertama,
PUSKESMAS • dengan lebih mengutamakan upaya
Permenkes No 43. Th. 2019 promotif dan preventif di wilayah
kerjanya.
UPAYA KESEHATAN
Upaya Kesehatan PERSEORANGAN
Masyarakat (UKM) (UKP)
adalah setiap kegiatan untuk adalah suatu kegiatan dan/atau
•: MEMELIHARA DAN serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk :
• MENINGKATKAN - peningkatan, pencegahan,
KESEHATAN SERTA - penyembuhan penyakit,
• MENCEGAH DAN - pengurangan penderitaan akibat
MENANGGULANGI penyakit dan
TIMBULNYA MASALAH - memulihkan kesehatan
KESEHATAN perseorangan.
• DENGAN SASARAN
KELUARGA, KELOMPOK,
PERUENPCAAYNAAKAENSPEUHSA

9
KETSAMNAS (P1)
UKM UKP
UKM Esensial UKM Pengembangan
1.Pelayanan Promosi inovatif dan/atau 1. Rawat jalan, baik
disesuaikan dengan prioritas kunjungan sehat maupun
Kesehatan
masalah kesehatan, kekhususan kunjungan sakit;
2.Pelayanan Kesehatan wilayah kerja, dan potensi sumber
2. Pelayanan gawat
Lingkungan daya yang tersedia di
darurat;
Puskesmas, contoh :
3.Pelayanan Kesehatan 3. Pelayanan persalinan
1. Pelayanan gigi masyarakat
Keluarga 2. Pelayanan kesehatan normal;
4.Pelayanan Gizi tradisional 4. Perawatan di rumah
5.Pelayanan Pencegahan dan komplementer (home
3. Pelayanan kesehatan care); dan/atau
& Pengendalian olahraga 5. Rawat inap berdasarkan
Penyakit 4. Pelayanan kesehatan kerja pertimbangan kebutuhan
5. Pelayanan kesehatan lainnya pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan
UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
DISELENGGARAKAN DENGAN
PRINSIP :
1
Kesinambungan pelayanan bagi tiap tahap dalam siklus
hidup (Continuum of care across life cycle)

2
Pendekatan Keluarga
Sehat
3
Integrasi UKM-UKP
KESINAMBUNGAN PELAYANAN BAGI TIAP TAHAP
DALAM
SIKLUS HIDUP

Program Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup


PENDEKATAN KELUARGA
PROSES
1 2 3
PELATIHA KUNJUNGAN KELUARGA ANALISIS DATA KELUARGA &
N - Kunjungan keluarga INTERVENSI
untuk mendekatkan
Materi Pelatihan, a.I Manajemen Puskesmas
akses pelayanan ke
keluarga
- Integrasi pelayanan
Analisis Masalah Prioritas
PIS-PK MANAGEMEN kesehatan UKM &
PUSKESMAS Pemecahan
UKP iiin
Formulir Profil Masalah
Kesehatan Keluarga Perencanaan:
(Prokesga) RUKRKARPK Lokmin Bulanan,
Triwulan
APLIKASI KELUARGA
Pelaksanaan
SEHAT (AKS)
Intervensi
Tenaga Pembina Keluarga,
Tenaga Teknis, Wasdal dan Penilaian
Tenaga pengolah Data, Kinerja
12 INDIKATOR
Tenaga Managemen PKM ANALISIS IKS
KELUARGA SEHAT (IKS)
Ket:
RUK : Rencana Usulan Kegiatan
RKA : Rencana Kerja dan Anggaran
RPK : Rencana Pelaksanaan Kegiatan 12
INTEGRASI UKM & UKP
Kasus penyakit yang ditemukan UKM yang memerlukan
tatalaksana perorangan dirujuk ke UKP

UKM UKP
2
Kasus penyakit ditindaklanjuti oleh UKM ditingkat
keluarga untuk mencari dan mengatasi penyebab,
mencegah penyebaran lebih lanjut
UPAYA PUSKESMAS MENCAPAI KECAMATAN SEHAT
(PRINSIP PERTANGGUNG JAWABAN
WILAYAH)

Pembangunan wilayah ber- IMS


P wawasan kesehatan
U ITS
S Pemberdayaan Desa
K UKBM Keca
masyarakat /Kelu
E mata
IKS n
S Pemberdayaan raha
M keluarga Sehat
n
A Sehat
S Pelayanan kesehatan
IIS
perorangan tk pertama
IMS = INDIKATOR MASYARAKAT SEHAT
CATATAN:
ITS = INDIKATOR TATANAN SEHAT
IIS = INDIKATOR INDIVIDU SEHAT KECAMATAN SEHAT TDK DPT DICAPAI HANYA DG
IKS = INDEKS KELUARGA SEHAT PENDEKATAN/PEMBERDAYAAN KELUARGA
2
Manajemen
Upaya
Kesehatan
di
Puskesmas
MANAJEMEN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN, TERDIRI
DARI 3 LANGKAH :  BAGIAN DARI SISTEM
MANAJEMEN PUSKESMAS

•1.PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN (P1)


2.PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN
•UPAYA KESEHATAN (P2)
3.PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN
• PENILAIAN KEBERHASILAN
UPAYA KESEHATAN (P3)
PERENCANAAN UPAYA KESEHATAN (P1)

2. ANALISA 3. PERUMUSAN 4. PENYUSUNAN


1. PERSIAPAN
SITUASI MASALAH
PERENCANAAN
1. Pembentukan Tim 1. Pengumpulan 1. Identifikasi masalah
2. Pemahaman data 2. Penetapan urutan
pedoman MP 2. Analisa data prioritas masalah
dan peraturan 3. Analisa masalah 3. Mencari akar
terkait dari sisi pandang penyebab masalah
3. Pelajari rencana 5 masyarakat melalui 4. Menetapkan cara
tahunan dinkes Survei Mawas Diri penyelesaian
kab/kota, SPM masalah
kab/kota, target dan
indikator Puskesmas,
NSPK lain yg terkait Bergantung pada kondisi
“bio-psiko-sosio-
kultural” menghasilkan
SLIDE 17 pemecahan masalah local
specific
PENGGERAKAN & PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN
(P2):

1. Penggerakan upaya kesehatan: analisis


hasil surveilans dan PWS serta
sosialisasi informasi terkini dalam
forum Lokmin bulanan & lokmin
tribulanan
2. Pelaksanaan upaya kesehatan : UKM
esensial, UKM pengembangan, UKP
tingkat pertama  sesuai RPK
PENGAWASAN, PENGENDALIAN
DAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
(P3)

PENGAWASAN PENGENDALIAN PENILAIAN KINERJA


PUSKESMAS
INTERNA
Menjamin kesesuaian Dilaksanakan oleh
L
Dilakukan Puskesmas pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
sendiri, baik oleh Kepala dengan rencana yang telah Hasil penilaian
Puskesmas ditetapkan dan dilakukan diverifikasi oleh dinas
penanggungjawab dan secara terus menerus. Jika
pengelola/pelaksana kesehatan
program (supervisi), tim terdapat ketidaksesuaian kabupaten/kota.
audit (audit internal) dilakukan upaya
perbaikan.

EKSTERNA Pencapaian Pelaksanaan


L SLIDE 19
Cakupan Manajemen
Lokakarya Mini Pelayanan Kesehatan Puskesmas
SIKLUS MANAJEMEN
PUSKESMAS
CONTOH :
SUMBER DANA
APBD, BOK,KAPITASI,
ADD, SWADAYA MASY

IDENTIFIKAS

H
MASALA

ANALISIS
MASALAH
I

A TINDAK
RENCAN
TINDAK
LANJUT
LANJUT

M
UK

KAP

• MONEV

• MONEV

KINERJ
• RENSTR

KAK
A

KERANGKA ACUAN TIAP PROGRAM

A
• CAKUPA
N
KURANG

PDCA….. RUK
RPK
PDCA…..
LO
KMI
N
MG
P1 FISH BONE LO
KMI
N
MG
USG

. .
2 2

• SMD/MMD
• PIS PK

REKAMAN

KEGIATA
• Kotak saran
• Temu muka

TIAP

N
PROSES PERENCANAAN
3
Penyelenggaraan
Surveilans
Epidemiologi
di Puskesmas
PENGERTI
AN
Surveilans Epidemiologi
adalah :
Pengamatan yang dilakukan secara
terus menerus tentang penyakit
beserta determinan/faktor risiko
dan sebarannya dalam kelompok
masyarakat tertentu untuk upaya
pencegahan dan pengendalian
PENGERTI
AN
Surveilans Kesehatan adalah :
- Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi
- tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan
- untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien

(Permenkes 45 tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan)


TUJUAN PENYELENGGARAAN SURVEILANS
KESEHATAN
(PASAL 2 PERMENKES NO 45 TH 2014)

Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan merupakan prasyarat


program kesehatan dan bertujuan untuk :

Tersedianya informasi tentang Dasar penyampaian


Terselenggaranya
informasi kesehatan
situasi, kecenderungan kewaspadaan dini
Terselenggaranya kepada para pihak
penyakit, dan faktor risikonya
terhadap investigasi dan yang
serta masalah kesehatan
kemungkinan penanggulangan berkepentingan
masyarakat dan faktor-faktor
terjadinya KLB/Wabah sesuai dengan
yang mempengaruhinya
KLB/Wabah dan pertimbangan
sebagai bahan pengambilan
dampaknya kesehatan
keputusan
25

PENYELENGGARAAN
SURVEILANS KESEHATAN
BERDASARKAN SASARAN :
1. Surveilans Penyakit Menular :
2. Surveilans Penyakit Tidak Menular
3. Surveilans Kesehatan Lingkungan
4. Surveilans Kesehatan Matra
5. Surveilans Masalah Kesehatan Lain
SURVEILANS PENYAKIT MENULAR
MELIPUTI:
a. surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
b. surveilans penyakit demam berdarah;
c. surveilans malaria;
d. surveilans penyakit zoonosis;
e. surveilans penyakit filariasis;
f. surveilans penyakit tuberkulosis;
g. surveilans penyakit diare;
h. surveilans penyakit tifoid;
i. surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya;
j. surveilans penyakit kusta;
k. surveilans penyakit frambusia;
l. surveilans penyakit HIV/AIDS;
m. surveilans hepatitis;
n. surveilans penyakit menular seksual;dan
o. surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infek
SURVEILANS PENYAKIT TIDAK
MENULAR :

•A.SURVEILANS PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH


DARAH; B.SURVEILANS DIABETES MELITUS DAN PENYAKIT
METABOLIK; C.SURVEILANS PENYAKIT KANKER;
•D.SURVEILANS PENYAKIT KRONIS DAN
DEGENERATIF; E.SURVEILANS GANGGUAN
MENTAL; DAN
• F. SURVEILANS GANGGUAN AKIBAT KECELAKAAN DAN
TINDAK KEKERASAN.
SURVEILANS KESEHATAN
LINGKUNGAN MELIPUTI:
a. surveilans sarana air bersih;
b. surveilans tempat-tempat umum;
c. surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan;
d. surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya;
e. surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit;
f. surveilans kesehatan dan keselamatan kerja; dan
g. surveilans infeksi yang berhubungan dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
SURVEILANS KESEHATAN MATRA
MELIPUTI:

a. surveilans kesehatan haji;


b. surveilans bencana dan masalah sosial; dan
c. surveilans kesehatan matra laut dan udara.
SURVEILANS MASALAH KESEHATAN
MELIPUTI:
a. surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan;
b. surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
c. surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A;
d. surveilans gizi lebih;
e. surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi;
f. surveilans kesehatan lanjut usia;
g. surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya;
h. surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, serta
perbekalan kesehatan rumah tangga; dan
i. surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan.
PENYELENGGARAAN SURVEILANS KESEHATAN
DILAKUKAN MELALUI
1. pengumpulan data,
2. pengolahan data,
3. analisis data, dan
4. diseminasi
- sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat
diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar
kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan
keputusan.
- harus mampu memberikan gambaran epidemiologi yang tepat
berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang
SKEMA
PELAKSANAAN
SURVEILANS

MASALAH PELAPORAN DATA


KESEHATAN Penyakit,
Masalah
Kes, Faktor
Risiko
FAKTOR RISIKO

Pengolahan
Analisa
Interpretasi

INTERVENSI KEPUTUSAN
BERBASIS
INFORMASI
TINDAKAN
EVIDENCE
33 PENYELENGGARAAN
SURVEILANS KESEHATAN
BERDASARKAN
BENTUK :
1. Surveilans Berbasis Indikator
2. Surveilans Berbasis Kejadian
(Event Based)
SURVEILANS BERBASIS
INDIKATOR
•DILAKUKAN UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN PENYAKIT, FAKTOR RISIKO DAN
MASALAH KESEHATAN DAN/ATAU MASALAH YANG BERDAMPAK TERHADAP
KESEHATAN YANG MENJADI INDIKATOR PROGRAM DENGAN MENGGUNAKAN
SUMBER DATA YANG TERSTRUKTUR. CONTOH DATA TERSTRUKTUR ANTARA LAIN:
a. KUNJUNGAN IBU HAMIL
b. KUNJUNGAN NEONATUS
c. CAKUPAN IMUNISASI
d. LAPORAN BULANAN DATA KESAKITAN PUSKESMAS (LB1)
e. LAPORAN BULANAN KASUS TB
f. LAPORAN MINGGUAN KASUS AFP
g. LAPORAN BULANAN KASUS CAMPAK
h. LAPORAN BULANAN KEMATIAN RUMAH SAKIT
• Data tersebut dimanfaatkan dalam rangka kewaspadaan dini penyakit atau
masalah kesehatan.

• Hasil analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran penyakit atau


masalah kesehatan dan/atau masalah yang berdampak terhadap kesehatan
seperti: situasi dan kecenderungan, perbandingan dengan periode
sebelumnya, dan perbandingan antar wilayah/daerah/kawasan.

• Kegiatan surveilans ini biasanya digunakan untuk menentukan arah


program/intervensi, serta pemantauan dan evaluasi terhadap
program/intervensi.
Pelaksanaan surveilans berbasis indikator dilakukan mulai dari
puskesmas sampai pusat, sesuai dengan periode waktu tertentu
(harian, mingguan, bulanan dan tahunan).

Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di puskesmas, dilakukan


untuk menganalisis pola penyakit, faktor risiko, pengelolaan sarana
pendukung seperti kebutuhan vaksin, obat, bahan dan alat kesehatan,
persiapan dan kesiapan menghadapi kejadian luar biasa beserta
penanggulangannya.
SURVEILANS BERBASIS
KEJADIAN (1)
• dilakukan untuk menangkap dan memberikan informasi secara cepat
tentang suatu penyakit, faktor risiko, dan masalah kesehatan, dengan
menggunakan sumber data selain data yang terstruktur.

• Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap masalah


kesehatan yang tidak tertangkap melalui surveilans berbasis indikator.
Sebagai contoh, beberapa KLB campak diketahui dari media massa, tidak
tertangkap melalui surveilans PD3I terintegrasi (Penyakit yang dapat
Dicegah Dengan Imunisasi).
SURVEILANS BERBASIS
KEJADIAN (2)
• Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dilakukan secara terus menerus
(rutin) seperti halnya surveilans berbasis indikator, dimulai dari puskesmas
sampai pusat.

• Sumber laporan didapat dari sektor kesehatan (instansi/sarana kesehatan,


organisasi profesi kesehatan, asosiasi kesehatan, dan lain-lain), dan di luar
sektor kesehatan (instansi pemerintah non kesehatan, kelompok masyarakat,
media, jejaring sosial dan lain- lain).
SURVEILANS BERBASIS
KEJADIAN (3)
• Kegiatan surveilans berbasis kejadian di puskesmas, melalui kegiatan
verifikasi terhadap rumor terkait kesehatan atau berdampak
terhadap kesehatan di wilayah kerjanya guna melakukan langkah
intervensi bila diperlukan.

• Penyelenggaraan surveilans berbasis indikator dan berbasis kejadian


diaplikasikan antara lain dalam bentuk PWS (Pemantauan Wilayah
Setempat) yang didukung dengan pencarian rumor masalah kesehatan.
LAPORAN RUTIN
PUSKESMAS
Sebelum ada SIP laporan berupa :
 Surveilans Terpadu Penyakit (STP) merupakan laporan surveilans penyakit harian yang
dikompilasi dan dilaporkan bulanan
 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
(Reg: KOHORT Ibu/Bayi/Anak, dll)
 Laporan Bulanan (LB1: data kesakitan, LB2: data kematian, LB3: data gizi; KIA; data imunisasi;
data pengamatan penyakit menular dan tidak menular LB4: data obat- obatan)
 Laporan Bulanan (kunjungan puskesmas, kesgilut, kesling, lab)
 Laporan W1 (KLB/Wabah <24 jam)
 Laporan W2 ( penyakit mingguan)
 SKDR Website Bassed
3/4/2022
APA
PERBEDAA
N WABAH
•DENGAN
KLB 3/4/2022
KLB adalah timbulnya atau Wabah adalah kejadian
meningkatnya kejadian kesakitan/ berjangkitnya suatu penyakit menular
kematian yang bermakna secara dalam masyarakat yang jumlah
epidemiologis pada suatu daerah dalam penderitanya meningkat secara
kurun waktu tertentu, dan merupakan nyata melebihi dari pada keadaan
keadaan yang dapat menjurus yang lazim pada waktu dan daerah
pada terjadinya wabah. tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka dan ditetapkan
(PP 40, 1991, Bab I, pasal 1 (7) oleh Menteri.
tentang Penanggulangan
(UU. No. 4, 1984, Bab I, Pasal 1) tentang
Wabah Penyakit Menular Wabah
KRITERIA KLB
(1)
1 Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal

2 Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3 kurun


waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)

Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih


3 dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)

Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali


4 lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
KRITERIA KLB
(2)
5 Rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun
sebelumnya.

6 Angka kematian kasus suatu penyakit (CFR) dalam 1 kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanfdingkan dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

7
Angka proporsi penyakit (PR) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan
duakali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
SIAPA YG MENETAPKAN
KLB
Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau Menteri Kesehatan dapat
menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi
salah satu kriteria diatas.

Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes Prov. menetapkan suatu daerah


dalam keadaan KLB di wilayah kerjanya masing-masing dengan
menerbitkan laporan KLB.
KAPAN PENETAPAN KLB
DICABUT ?

Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau Menteri harus


mencabut penetapan daerah dalam keadaan KLB,
apabila dua kali masa inkubasi, penyakit KLB pada
wilayah tersebut tidak ditemukan lagi insiden/kasus
serupa
PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN

Proteksi spesifik Diagnosis &


Promosi
terhadap pengobatan
Kesehatan
penyakit dini
PENANGGULANGAN KLB /
WABAH
 1. Penyelidikan epidemiogis
 2. Penatalaksanaan penderita yg mencakup
keg.pemeriksaan
 3. Pengobatan, perawatan, & isolasi penderita,
termasuk karantina
 4. Pencegahan & pengebalan
 5. Pemusnahan penyebab penyakit
 6. Penanganan jenazah akibat wabah
 7. Penyuluhan masyarakat,
KEGIATAN SURVEILANS
50
EPIDEMIOLOGI DALAM UPAYA
KESMAS
DALAM GEDUNG
1. Monitoring kegiatan surveilans (PWS) 
analisis data (STP, W1, W2, SIP, laporan upaya/program :
Kesga,Kesling, Gizi, P2P, TB, Lansia, PTM dll)

2. Pembinaan, Pengawasan & Pelaporan


evaluasi kegiatan, bimtek, peningkatan kompetensi dll

3. Diseminasi Informasi Epidemiologi


buletin, jurnal, koran, buku
profil, dll
KEGIATAN SURVEILANS
51
EPIDEMIOLOGI DALAM UPAYA
KESMAS
LUAR GEDUNG
1. Monitoring
• Kunjungan rutin wilker (pengendalian vector, posyandu, dll)
• Surveilans aktif (RS, yankes swasta,dll) dalam rangka pencarian/penambahan
kasus penyakit tertentu untuk menguatkan dugaan adanya peningkatan kasus
maupun factor risiko
• PE KLB & Profilaksis
• Komunikasi risiko
52

2. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN


PELAPORAN

• Peningkatan jejaring kerja lintas sektor;


• Melibatkan unsur keluarga sebagai fungsi deteksi dini
terhadap suatu penyakit/masalah kesehatan
• Meningkatkan kompetensi tenaga surveilans di bidang
penguatan PE
Keluarga Sehat > 0.800
Keluarga Pra Sehat 0.500 - 0.800
53 Keluarga Tidak
< 0.500
Sehat

Indeks Keluarga Sehat


Data PM & PTM Data Rumor
Data Profil/Program Pengaduan Masyarakat
Tentang masalah
………………………….. ………………………….. kesehatan

…………
R ……
K…e…j…a……
Indicator Based E v e n t Based
d……ia……n…..
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3/4/2022

…… … …..
Contoh :

HASIL SURVEILANS
PENYAKIT DBD
DI PUSKESMAS
DISTRIBUSI PENYAKIT DBD BERDASARKAN
KELOMPOK UMUR DI PUSKESMAS SENTUL
TAHUN 2017 SD 2019
50

40

30 1-4 thn
5-14 thn
20
>15 thn
10

0
2017 2018 2019

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus DBD di tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan
dari tahun 2017. Dan hampir semua kelompok umur bisa terkena penyakit DBD yang artinya semua
kelompok umur mempunyai resiko terkena DBD Sehingga kewaspadaan tidak hanya untuk kelompok umur
tertentu tapi semua kelompok umur.
DISTRIBUSI PENYAKIT DBD MENURUT JENIS
KELAMIN DI PUSKESMAS SENTUL
TAHUN 2019
Perempuan Laki Laki

46%

54%

Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Laki laki lebih banyak terkena DBD dari pada
perempuan, hal ini terjadi diduga karena laki laki kurang aware terhadap resiko terkena penyakit DBD
sehingga kurang adanya kesadaran dalam melakukan upaya pencegahan gigitan nyamuk yang
merupakan vector penyakit DBD.
DISTRIBUSI PENYAKIT DBD MENURUT DESA DI
PUSKESMAS
20
SENTUL TAHUN 2017 - 2019
15
10
5 2017
0 2018
2019

Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Laki laki lebih banyak terkena DBD dari pada perempuan, hal
ini terjadi diduga karena laki laki kurang aware terhadap resiko terkena penyakit DBD sehingga kurang
adanya kesadaran dalam melakukan upaya pencegahan gigitan nyamuk yang merupakan vector penyakit
DBD.
DISTRIBUSI PENYAKIT DBD MENURUT
BULAN
14
DI PUSKESMAS SENTUL TAHUN
12 2017-2019
10
8
2017
6
2018
4 2019
2
0

Dari grafik distribusi penyakit menurut waktu di atas, dapat disimpulkan bahwa pola atau kecenderungan kejadian penyakit DBD mulai timbul pada
awal musim penghujan dan akhir bulan kemarau. Hal tersebut disebabkan karena Pada musim hujan tempat perkembang biakan Aedes aegypti yang
pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur- telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan
semakin banyak tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya
nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu pada musim hujan populasi nyamuk Aedes aegypti terus meningkat. Bertambahnya populasi nyamuk ini
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit dengue.
DISTRIBUSI ANGKA BEBAS JENTIK
DI PUSKESMAS SENTUL TAHUN
2017-2019
90%
88%
86%
84%
82%
80%
78% 2017
76% 2018
74%
2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ABJ setiap tahun masih dibawah target yaitu >95% meskipun tren setiap
tahun mengalami peningkatan disetiap desanya. Akan tetapi ini tetap menjadi factor resiko yang membuat tren
penyakit DBD meningkat dari tahun ke tahun,hal ini menjadi masukan untruk program P2DBD agar melakukan
peningkatan pengendalian vector.
Desa Sasakpanjang dan Desa Tajurhalang merupakan desa Endemis dimana penyumbang kasus
DBD terbanyak terdapat di desa tersebut. Selain itu Desa Sasakpanjang dan Tajurhalang
merupakan desa yang penduduknya terbanyak diantara desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tajurhalang.
KESIMPULA
N
1. Pendekatan Upaya kesehatan di Puskesmas : Continuum
of care across life cycle, Pendekatan Keluarga Sehat,
Integrasi UKM-UKP
2. Upaya kesehatan di Puskesmas : UKM (Esensial &
Pengembangan), UKP tingkat pertama
3. Manajemen Upaya Pelayanan Kesehayan di
Puskesmas dengan 3 langkah : P1, P2 dan P3
4. Bentuk penyelenggaraan surveilans : surv. Berbasis
indikator dan surv. Berbasis kejadian  Indikator Keluarga
Sehat

Anda mungkin juga menyukai