DALAM PENDEKATAN
KELUARGA
1. Pendekatan Upaya
kesehatan di Puskesmas
2. Manajemen Upaya
Kesehatan di Puskesmas
3. Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi di
Puskesmas
1
Peran
Puskesmas
dalam
pendekatan
Keluarga
Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas):
fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan :
• Upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan
• Upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat
pertama,
PUSKESMAS • dengan lebih mengutamakan
Permenkes No 43. Th. 2019 upaya promotif dan preventif
di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP)
Upaya Kesehatan Masyarakat adalah suatu
(UKM) kegiatan dan/atau
adalah setiap kegiatan untuk : serangkaian
• memelihara dan kegiatan pelayanan
• meningkatkan kesehatan kesehatan yang ditujukan
serta -untuk
peningkatan,
: pencegahan,
• mencegah dan - penyembuhan penyakit,
menanggulangi timbulnya - pengurangan penderitaan
masalah kesehatan akibat penyakit dan
• dengan sasaran keluarga, - memulihkan kesehatan
kelompok, dan masyarakat. perseorangan.
PERENCUpAaNyAaAKNesPeUhSaKat En
9
SMA S
UKM(P1)
UKP
UKM Esensial UKM Pengembangan
1.Pelayanan Promosi inovatif dan/atau 1. Rawat jalan, baik
disesuaikan dengan prioritas kunjungan sehat maupun
Kesehatan
masalah kesehatan, kekhususan kunjungan sakit;
2.Pelayanan Kesehatan wilayah kerja, dan potensi sumber
2. Pelayanan gawat
Lingkungan daya yang tersedia di Puskesmas,
darurat;
contoh :
3.Pelayanan Kesehatan 3. Pelayanan persalinan
1. Pelayanan gigi masyarakat
Keluarga 2. Pelayanan kesehatan tradisional normal;
4. Pelayanan Gizi dan komplementer 4. Perawatan di rumah (home
5.Pelayanan Pencegahan 3. Pelayanan kesehatan olahraga care); dan/atau
4. Pelayanan kesehatan kerja 5. Rawat inap berdasarkan
& Pengendalian 5. Pelayanan kesehatan lainnya pertimbangan kebutuhan
Penyakit sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan
Upaya kesehatan di Puskesmas diselenggarakan dengan
prinsip :
1
2
Kesinambungan pelayanan bagi tiap Pendekatan
tahap dalam siklus hidup (Continuum Keluarga Sehat
of care across life cycle)
3
Integrasi UKM-UKP
Kesinambungan pelayanan bagi tiap tahap dalam
siklus hidup
UKM UKP
2
Kasus penyakit ditindaklanjuti oleh UKM ditingkat
keluarga untuk mencari dan mengatasi penyebab,
mencegah penyebaran lebih lanjut
UPAYA PUSKESMAS MENCAPAI KECAMATAN SEHAT
14
(PRINSIP PERTANGGUNG JAWABAN
WILAYAH)
IDENTIFIKAS
H
MASALA
ANALISIS
A TINDAK
MASALAH
I
RENCAN
TINDAK
LANJUT
LANJUT
M
UK
KAP
KINERJA
• MONEV
• MONEV
• RENSTRA
KAK
• CAKUPA
RUK
PDCA…..
RPK
PDCA…..
LO
K MI
N
MG
P1 FISH BONE LO
K MI
N
MG
USG
.2 .2
• SMD/MMD
• PIS PK
KEGIATA
REKAMA
• Kotak saran
N TIAP
• Temu muka
N
PROSES PERENCANAAN
3
Penyelenggaraan
Surveilans
Epidemiologi
di Puskesmas
Pengertia
n Surveilans Epidemiologi
adalah :
Pengamatan yang dilakukan secara
terus menerus tentang penyakit
beserta determinan/faktor risiko
dan sebarannya dalam kelompok
masyarakat tertentu untuk upaya
pencegahan dan pengendalian
Pengertian
Surveilans Kesehatan adalah :
- Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi
- tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan
- untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien
Dasar penyampaian
Tersedianya informasi tentang Terselenggaranya
informasi kesehatan
situasi, kecenderungan kewaspadaan dini
Terselenggaranya kepada para pihak
penyakit, dan faktor risikonya terhadap investigasi dan yang
serta masalah kesehatan kemungkinan penanggulangan berkepentingan
masyarakat dan faktor-faktor terjadinya KLB/Wabah sesuai dengan
yang mempengaruhinya KLB/Wabah dan pertimbangan
sebagai bahan pengambilan dampaknya kesehatan
keputusan
25
Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan berdasarkan
SASARAN :
1. Surveilans Penyakit Menular :
2. Surveilans Penyakit Tidak Menular
3. Surveilans Kesehatan Lingkungan
4. Surveilans Kesehatan Matra
5. Surveilans Masalah Kesehatan Lain
Surveilans penyakit menular meliputi:
a. surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
b. surveilans penyakit demam berdarah;
c. surveilans malaria;
d. surveilans penyakit zoonosis;
e. surveilans penyakit filariasis;
f. surveilans penyakit tuberkulosis;
g. surveilans penyakit diare;
h. surveilans penyakit tifoid;
i. surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya;
j. surveilans penyakit kusta;
k. surveilans penyakit frambusia;
l. surveilans penyakit HIV/AIDS;
m. surveilans hepatitis;
n. surveilans penyakit menular seksual;dan
o. surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infek
Surveilans penyakit tidak menular :
Pengolaha
n Analisa
Interpretasi
INTERVENSI KEPUTUSAN
BERBASIS
INFORMASI
TINDAKAN
EVIDENCE
33
Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
berdasarkan Bentuk :
1. Surveilans Berbasis
Indikator
2. Surveilans Berbasis
Kejadian (Event Based)
Surveilans Berbasis Indikator
Dilakukan untuk memperoleh gambaran penyakit, faktor risiko dan
masalah kesehatan dan/atau masalah yang berdampak terhadap
kesehatan yang menjadi indikator program dengan
menggunakan sumber data yang terstruktur.
Contoh data terstruktur antara lain:
a. Kunjungan Ibu hamil
b. Kunjungan neonatus
c. Cakupan imunisasi
d. Laporan bulanan data kesakitan puskesmas (LB1)
e. Laporan bulanan kasus TB
f. Laporan mingguan kasus AFP
g. Laporan bulanan kasus campak
h. Laporan bulanan kematian rumah sakit
i. Laporan berkala STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
j. Registri penyakit tidak menular
k. Dll
• Data tersebut dimanfaatkan dalam rangka
kewaspadaan dini penyakit atau masalah kesehatan.
…………
R ……
K…e…j…a……
Indicator Based E v e n t Based
d……ia……n…..
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 11/26/2021
…… … …..
Contoh :
HASIL SURVEILANS
PENYAKIT DBD
DI PUSKESMAS
Distribusi Penyakit DBD Berdasarkan Kelompok
Umur di Puskesmas Sentul tahun 2017 sd 2019
50
40
30 1-4 thn
5-14 thn
20
>15 thn
10
0
2017 2018 2019
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus DBD di tahun 2018 mengalami
sedikit peningkatan dari tahun 2017. Dan hampir semua kelompok umur bisa terkena
penyakit DBD yang artinya semua kelompok umur mempunyai resiko terkena DBD Sehingga
kewaspadaan tidak hanya untuk kelompok umur tertentu tapi semua kelompok umur.
Distribusi Penyakit DBD menurut Jenis Kelamin
Di Puskesmas Sentul Tahun 2019
46%
54%
Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Laki laki lebih banyak terkena DBD dari
pada perempuan, hal ini terjadi diduga karena laki laki kurang aware terhadap resiko
terkena penyakit DBD sehingga kurang adanya kesadaran dalam melakukan upaya
pencegahan gigitan nyamuk yang merupakan vector penyakit DBD.
Distribusi Penyakit DBD Menurut Desa di
Puskesmas Sentul Tahun 2017 - 2019
20
15
10
5 2017
0 2018
2019
Dari Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa Laki laki lebih banyak terkena DBD dari pada
perempuan, hal ini terjadi diduga karena laki laki kurang aware terhadap resiko terkena
penyakit DBD sehingga kurang adanya kesadaran dalam melakukan upaya pencegahan
gigitan nyamuk yang merupakan vector penyakit DBD.
Distribusi Penyakit DBD Menurut Bulan
di Puskesmas Sentul Tahun 2017-2019
14
12
10
8
2017
6
2018
4 2019
2
0
Dari grafik distribusi penyakit menurut waktu di atas, dapat disimpulkan bahwa pola atau kecenderungan kejadian
penyakit DBD mulai timbul pada awal musim penghujan dan akhir bulan kemarau. Hal tersebut disebabkan karena Pada
musim hujan tempat perkembang biakan Aedes aegypti yang pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur- telur
yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat
penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya
nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu pada musim hujan populasi nyamuk Aedes aegypti terus meningkat. Bertambahnya
populasi nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit dengue.
Distribusi Angka Bebas Jentik di
Puskesmas sentul Tahun 2017-2019
90%
88%
86%
84%
82%
80%
78% 2017
76% 2018
74%
2019
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ABJ setiap tahun masih dibawah target yaitu >95%
meskipun tren setiap tahun mengalami peningkatan disetiap desanya. Akan tetapi ini tetap
menjadi factor resiko yang membuat tren penyakit DBD meningkat dari tahun ke tahun,hal ini
menjadi masukan untruk program P2DBD agar melakukan peningkatan pengendalian vector.
Desa Sasakpanjang dan Desa Tajurhalang merupakan desa Endemis dimana
penyumbang kasus DBD terbanyak terdapat di desa tersebut. Selain itu Desa
Sasakpanjang dan Tajurhalang merupakan desa yang penduduknya terbanyak
diantara desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tajurhalang.
KESIMPULAN
1. Pendekatan Upaya kesehatan di Puskesmas :
Continuum of care across life cycle, Pendekatan
Keluarga Sehat, Integrasi UKM-UKP
2. Upaya kesehatan di Puskesmas : UKM (Esensial &
Pengembangan), UKP tingkat pertama
3. Manajemen Upaya Pelayanan Kesehayan di
Puskesmas dengan 3 langkah : P1, P2 dan
P3
4. Bentuk penyelenggaraan surveilans : surv. Berbasis
indikator dan surv. Berbasis kejadian Indikator
Keluarga Sehat
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2008