Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS ARSEN (IDENTIFIKASI KADAR)

Disusun oleh :

Nurjihan Zalsabila P421064

Nanda Febriyani P421002

Yanis Neu P421080

Jibran Iskandar P421016

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADYAH MAKASSAR 2024


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Dengan memanjatkan doa dan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya Kepada Kami, sehingga Penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Penyusunan dan Penulisan Makalah ini merupakan suatu rangkaian dari proses
perkuliahan Toksikologi 1 dalam rangka menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
dosen pengajar.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menyadari akan keterbatasan kemampuan


yang ada sehingga kami merasa ada hal yang belum sempurna baik dalam isi maupun dalam
penyajiannya. Untuk itu kami selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan makalah ini.

Terima Kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Toksikologi 1 yang telah
membimbing dan membantu kami dalam memahami semua hal yang terkait dengan
toksikologi 1. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.

Wabillahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai
logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation,
Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4(Ismunandar, 2004). Arsen (As)
tidak rusak ole lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh
debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan
akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai
pestisida dan hibrisida, sebelu senyawa organic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu
(Copper Chromated Arsenic (CCA)).

Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil
sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih,
yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As)
merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh
dari unsure kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan
air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di
Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi
yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan
batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1– 40 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.

Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen
inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama
kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat (Ali, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian dan kalsifikasi Arsen
2. Mengetahui Mekanisme Toksisitas Arsen
3. Mngetahui Toksikokinetik dan Toksikodinamik Arsen
4. Mengetahui Penatalaksanaan Toksisitas Arsen

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menambah pemngetahuan
tentang toksisitas arsen terhadap manusia dan lingkungan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Arsen
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-
Grey) senyawa arsen didalam alam berat dalam 3 bentuk: Arsen Trichlorida (AsCl3)
berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan
berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan
salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa
senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah
larut dalam air, khususnya dalam air panas.
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya
gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai
infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi
kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen
dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep
homeopathi.
Arsen dikenal dengan simbol As, memiliki nomor atom 33, merupakan unsur yang
terdapat di berbagai tempat dan terbentuk secara alami di dalam lapisan bumi. Keberadaan
arsen di alam sangat berlimpah, menduduki peringkat ke-20 di dalam lapisan kerak bumi,
peringkat ke-14 di air laut dan ke 12 dalam tubuh manusia (Mandal dan Suzuki 2002).
Arsen terjadi dalam bentuk organik maupun anorganik, memiliki perbedaan valensi
meliputi +5 (arsenate), +3 (arsenite) dan -3 (arsine). Arsen yang bergabung dengan elemen
lain seperti oksigen, sulfur dan klorida akan membentuk arsen anorganik, sedangkan arsen
yang bergabung dengan elemen hidrogen dan karbon akan terbentuk arsen organik (Orloff
et al. 2009).
Arsen trioksida disebut juga arsen putih (As2O3) adalah senyawa yang tidak
berwarna, tidak berbau dan merupakan bentuk komersial dari arsen sebagai bahan dasar
untuk berbagai produk sintetis. Arsen pentaoksida merupakan bentuk arsen valensi +5 dan
disebut juga arsenate (As2O5) (WHO 2001). Arsen dalam bentuk organik bersifat kurang
toksik sedangkan bentuk anorganik bersifat toksik. Bentuk arsenite (+3) memiliki potensi
enam puluh kali lebih toksik dibandingkan dengan arsenate (+5) (Ratnaike, 2003).
Arsen sangat jarang ditemukan di alam dalam bentuk elemen murni, namun arsen
organik sebagai arsenobetain banyak terdapat pada mikrobiota, tumbuhan dan sistem
biologi lain. Bentuk tereduksi dari arsen (arsenate maupun arsenite) dijumpai dalam
produkproduk industri, limbah pertanian dan di permukaan air (Mashkoor et al. 2013).
Jutaan manusia di dunia terpapar arsen anorganik akibat konsumsi dari air minum dan
makanan yang terkontaminasi arsen (Silbergeld et al. 2008).
Arsen merupakan golongan logam dalam bentuk organik maupun anorganik
ditemukan dalam air dan tanah di seluruh dunia khususnya di Bangladesh, India, di
beberapa negara di Asia Tenggara (Bhattacharya et al. 2009). Sebanyak 79,9 juta
penduduk Banglades dan 42,7 juta penduduk Bengal Barat di India terdeteksi arsen pada
air tanah dengan konsentrasi melebihi ambang batas yang dipersyaratkan oleh WHO yaitu
10 ppb (Chowdhury et al. 2000). Beberapa negara bagian di USA dan China, terdeteksi
arsen dalam air minum yang dikonsumsi penduduk dengan konsentrasi lebih dari 1 ppm
254 Toksikologi Klinik  (Vishwajeet et al. 2014).
Pencemaran arsen dipandang cukup serius karena tingkat toksisitasnya yang sangat
tinggi terhadap organisme hidup. Paparan arsen melalui air minum telah dilaporkan
menyebabkan kanker pada kulit dan beberapa organ dalam serta terjadinya hiperkeratosis,
perubahan pigmentasi, efek pada sistem sirkulasi dan sistem syaraf (Flora et al, 2007).
Timbal biarsenat telah digunakan pada abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah
namun mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya. Selama abad
ke19, senyawa arsen telah digunakan dalam bidang obat-obatan tetapi kebanyakan
sekarang telah digantikan dengan obat-obatan modern. Kegunaan lain: Galium arsenida
adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit dibuat menggunakan
komponen ini lebih cepat tetapi juga lebih mahal daripada terbuat dari silikon.Disisi lain
ada dampak buruk dari arsenik dan sebagian besar senyawa arsenik yaitu sebagai racun
yang kuat. Arsenik membunuh dengan cara merusak sistem pencernaan, yang
menyebabkan kematian oleh karena shock.

B. Klasifikasi Arsen
Klasifikasi bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut:
1. Asam Arsenat
Asam Arsenat adalah senyawa kimia dengan rumus H3AsO4. Kristal putih,
higroskopik. rumus lain yang lebih deskriptif adalah AsO(OH)3. Asam yang tidak
berwarna ini merupakan analog asam fosfat; garan arsenat dan fosfat sendiri memiliki
reaksi yang serupa. Asam arsenat masih belum diisolasi dan hanya dapat ditemukan di
dalam larutan dan di situ asam ini sangat terionisasi. Bentuk hemihidratnya
(H3AsO4.1⁄2H2O) dapat membentuk kristal yang stabil. Asam arsenat disiapkan dengan
mereaksikan arsen trioksida dengan asam nitrat yang terkonsentrasi. Dinitrogen trioksida
dihasilkan sebagai produk sampingan.
As2O3 + 2 HNO3 + 2 H2O → 2 H3AsO4 + N2O3
Larutan yang dihasilkan didinginkan untuk menghasilkan kristal hemihidrat
(H3AsO4.1⁄2H2O) yang tidak berwarna, walaupun dihidrat H3AsO4.2H2O dapat
dihasilkan ketika kristalisasi terjadi pada suhu rendah.
2. Asam Arsenit
Asam Arsenit adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia H3AsO3. Asam ini dapat
ditemukan dalam larutan berair, tetapi masih belum diisolasi sebagai materi murni,
meskipun As(OH)3 tetap menjadi bahan yang penting. Senyawa asam arsenit bersifat
racun dan korosif. Hanya ada dalam larutan berair. Untuk mempersiapkan As(OH)3,
diperlukan proses hidrolisis arsen trioksida yang berlangsung lambat.
Penambahan basa akan mengubah asam arsenit menjadi ion arsenit [AsO(OH)2] − ,
[AsO2(OH)]2−, dan [AsO3] 3− .
As(OH)3 merupakan asam lemah. Seperti arsen trioksida, asam arsenit kadangkadang
bersifat amfoter. Contohnya, asam ini dapat bereaksi dengan asam klorida, bromida dan
iodida untuk menghasilkan arsen triklorida, tribromida dan triiodida:
As(OH)3 (aq) + 3 HCl (aq) ⇌ AsCl3 (aq) + 3 H2O (l)
As(OH)3 (aq) + 3 HBr (aq) ⇌ AsBr3 (aq) + 3 H2O (l)
As(OH)3 (aq) + 3 HI (aq) ⇌ AsI3 (aq) + 3 H2O (l)

3. Arsen Trioksida
Arsen Trioksida adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia As2O3. Setiap
tahunnya terdapat sekitar 50.000 ton arsen trioksida yang diproduksi di dunia.
Kemudharatan bahan ini masih diperdebatkan karena senyawa arsen sangat beracun.
Dapat larut dalam asam encer dan alkali, tidak dapat larut dalam pelarut organik. Arsen
trioksida dapat dihasilkan lewat pemrosesan rutin senyawa arsen, termasuk oksidasi
(pembakaran) mineral arsenik di udara. Contohnya adalah pembakaran orpimen.
2 As2S3 + 9 O2 → 2 As2O3 + 6 SO2
Namun, arsen oksida biasanya muncul sebagai produk sampingan dalam pemrosesan
bijih lainnya. Contohnya adalah arsenopirit (ketidakmurnian yang sering muncul pada
emas). Pemrosesan mineral ini telah mengakibatkan insiden keracunan.
Di laboratorium, bahan ini disiapkan dengan melakukan hidrolisis arsen triklorida:
2 AsCl3 + 3 H2O → As2O3 + 6 HCl
As2O3 muncul secara alami di dalam dua mineral, yaitu arsenolit (kubik) dan klaudetit
(monoklinik).
4. Arsin (Arsen Trihidrida AsH3)
5. Kadmium Arsenida (Cd3As2)
6. Galium arsenide (GaAs)
7. Timbal biarsenat (PbHAsO4)

C. Mekanisme Toksisitas Arsen

Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus
kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).

Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila
arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu
system enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk
oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA
(tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan
kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-SH)
untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus
sulfhidril.Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk
kelat.kelat dari dihidrofil-arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya
bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.

Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dariglikolosis
dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid
dehidrogenase.Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya
tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi
ATP.Selama Arsen bergabung dengan gugus –SH,maupun gugus –SH yang terdapat
dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam hati yang terikat sebagai enzim
metabolic.Karena adanya protein yang juga mengandung gugus –SH terikat dengan As,
maka hal inilah yang meneyebbkan As juga ditemukan dalam rambut, kuku dan
tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH, maka arsen masih dapat
terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.

D. Toksikokinetik Arsen
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan,
saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang
masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot,
tulang, kulit dan rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim
yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan
dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi lima dapat
berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3
adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi
melalui urine.
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil samping
dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal). Keracunan gas arsin
biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek dan sakit kepala. Jika
paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal
ginjal dan ikterus (gangguan hati).
Pada keracunan arsen, menurut Casarett dan Doull’s menentukan indikator biologi dari
keracunan arsen merupakan hal yang sangat penting. Arsen mempunyai waktu paruh yang
singkat (hanya beberapa hari), sehingga dapat ditemukan dalam darah hanya pada saat
terjadinya paparan akut. Untuk paparan kronis dari arsen tidak lazim dilakukan penilaian
(Klaassen, 1986).
Paparan akut arsen dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala
yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri perut, diarrhae,
kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial). Paparan dengan dosis besar
dapat menyebabkan koma dan kolapsnya peredaran darah. Dosis fatal adalah jika
sebanyak 120 mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh.
Pada paparan kronis arsen secara klinis yang nampak adalah peripheral neuropathy (rasa
kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks, anemia, gangguan jantung, gangguan
hati, gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan
dermatitis. Gejala khusus yang dapat terjadi akibat terpapar debu yang mengandung arsen
adalah nyeri tenggorokan serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya
iritasi. Seperti halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru.

Arsen dapat masuk kedalam tubuh melalui:


 saluran pencernaan (tertelan)
Arsen yang masuk ke kerongkongan kemudian ke lambung terus ke usus dan diserap
masuk kedalam aliran darah dan selanjutnya tersebar keseluruh tubuh. Kerusakan dapat
terjadi pada setiap bagian dari saluran pencernaan serta organ-organ dalam tubuh.
 Kulit (Kontak dengan Kulit)
Bagian Kulit yang sering terpapar arsen adalah tangan dan lengan bawah, arsen tersebut
dapat merusak.kerusakan dapat berupa bercak-bercak atau bintik berwarnah kemerahan
luka bakar dan peradangan kulit, karena dapat menembus permukaan kulit dan merusak
jaringan dibawah kulit atau dapat pula diserap kedalam aliran darah kemudian sampai ke
organ-organ tertentu.
 Melalui saluran pernafasan (terhirup)
Keracunan bahan kimia di industry sebagian besar disebabkan oleh penghirupan arsen
dilingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan paru yang sangat luas dan
kemampuan menyerap arsen lebih banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat
dalam jaringan paru yang berbatasan dengan dengan alveoli. Arsen yang masuk melalui
pernafasan dapat berupagas uap mist fume dan debu halus yang tidak dapat dilihat oleh
mata. Arsen yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada mukosa
hidung dan saluran pernfasan dan dapat pula merusak jaringan paru. Apabila arsen
tersebut masuk kedalam aliran darah akan menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.

Mekanisme Efek toksik arsen dalam tubuh


 Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan cara mengikat gugus sulfhidril (SH) pada
dihidrolipoat sehingga menghambat kerja enzim yang terkait dengan transfer energy,
terutama pada pyruvate dan succinate oxidative pathway, sehingga menimbulkan efek
patologis yang reversible, selain itu sebagian arsen juga menggantikan gugus fosfat
sehingga terjadi gangguan oksidasi fosforilasi dalam tubuh.
 Senyawa arsen mempunyai tempat predileksi pada endotel pembuluh darah, khususnya di
daerah splanknik dan menyebabkan paralisis kapiler, dilatasi dan peningkatan
permeabilitas yang patologis. Pe,buluh darah jantung yang terkena menyebabkan
timbulnya petekie subepikardial dan subendokardial yang jelas serta ekstravasasi
perdarahan. Efek local arsen pada kapiler menyebabkan serangkaian respon mulai dari
kongesti, status serta thrombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.

Mekanisme Arsen dalam darah dan Tulang


 Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah. Dalam waktu 24
jam setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi diberbagai organ
tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna, dimana arsen akan
mengikat gugus syulfhidril dalam protein jaringan. Sebagain kecil dari arsen yang
menembus blood brain barrier.
 Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor, sehingga arsen dapat dideteksi didalam
tulang setelah bertahun-tahun.

E. Toksikodinamik Arsen
Toksikodinamik adalah reaksi terakhir antara zat toksik dengan rseptor yang spesifik
dalam system biologis sampai timbulnya efek (Kerja toksikan dalam tubuh)
1. Efek Akut
Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala yang dapat
timbul akibat paparan akut adalah mual, nyeri perut, diare, kedinginan, kram otot serta
oedeme dibagian muka (facial) dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah mengisap
preparat arsen. Sering kali gejala ini disertai dengan rasa dingin, kulit yang pucat dan
timbulnya oedema di muka, bahkan terkadang timbul kejang-kejang. Hal ini diikuti oleh
mati rasa dan kesemutan yang ekstrim, kram otot dan kematiannpada kasus yang ekstrim.
Paparan dengan dosis besar dapat meyebbakan koma dan kolapsnya peredaran darah. Dosis
fatal adalah jika sebanyak 120 mg arsenic trioksid masuk kedalam tubuh. Pada
pemeriksaan fisik, seringkali ditemukan kulit yang berwarna keperakan dan
hepatoslenomegali.
2. Efek Kronis
Gejala klinis yang Nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral neurophaty
(rasa kesemutan atau mati rasa) lelah, hilangnya reflex, anemia, gangguan jantung,
gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi
kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang terjadi akibat terpapar debu yang mengandung
arsen adalah nyeri tenggorokan serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadi
iritasi. Seperti halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru.
Banyak laporan yang menyebutkan bahwa paparan kronis terhadap arsenic dalam air minum
dapat membahayakan kesehatan. Bahaya yang ditimbulkan meliputi hiperpigmentasi,
keratosis (pertumbuhan lapisan tanduk), dan kanker kulit. Gangguan ginjal, hepatotoksin
(kholangiolitik khoelestatik)

F. Penatalaksanaan Toksisitas Arsen


1. Pertolongan Pertama Keracunan Arsen
Pada keracunan arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah
merangsang reflex muntah. Jika penderita tidak sadar (Shock) perlu diberikan infus.
Antidote untuk keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL (British Anti
Lewisite). Pada keracunan akut, jika dilakukan penanganan dengan baik dan penderita
dapat bertahan, maka akan kembali normal setelah sekitar 1 minggu atau lebih. Pada
keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6-12 bulan.
2. Upaya Pengendalian Keracunan Arsen
Pencegahan keracunan arsen dan persenyawaannya terutama ditujukan kepada
tata cara memeperlakukan bahan kimia berbahaya dengan kriteria racun dan upaya
menekan kadar debu arsen di udara tempat kerja, disamping penerapan pencegahan
lainnya yang wajib dipatuhi oleh pekerja. NAB arsen (AsH3) adalah 0,16 mg/m 3
udara atau 0,05 bds. Bds adalah singkatan dari bagian dala sejuta atau ppm (parts per
million) yaitu perbandingan volume gas yang bersangkutan dengan volume udara
ruang kerja. Untuk merubah bds menjadi mg permeter kubik udara ditempuh cara
perhitungan.
Usaha pencegahan terjadi paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat
proteksi diri itu tersebut misalnya:
• Masker yang memadai
• Sarung tangan yang memadai
• Tutup Kepala
• Kacamata Khusus

Usaha pencegahan lain adalah melakukan suerveilance medis, yaitu


pemeriksaan kesehatan dan labotarorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun.
Jika keadan diangap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen didalam urine.
Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan
adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen
dalam partikel debu. Pmeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap
tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancer.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa:
1. Arsen adalah Elemen Kimia dengan symbol As dan suatu metalloid yang sangat beracun
terhadap banyak jenis organisme.
2. Klasifikasi dari Arsen yaitu : Asam Arsenat, Asam Arsenit, Asam Trioksida Arsin (Arsen
Trihidrida AsH3), Kadmium Arsenida (Cd3As2), Galium arsenide (GaAs), dan Timbal
biarsenat (PbHAsO4)
3. Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus
kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
4. Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan,
saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang
masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot,
tulang, kulit dan rambut.
5. Arsen dapat masuk kedalam tubuh melalui saluran pencernaan(tertelan), kulit, saluran
pernafasan
6. Toksikodinamik adalah reaksi terakhir antara zat toksik dengan rseptor yang spesifik
dalam system biologis sampai timbulnya efek (Kerja toksikan dalam tubuh). Paparan akut
dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala yang dapat timbul akibat
paparan akut adalah mual, nyeri perut, diare, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian
muka (facial) dalam beberapa menit atau beberapa jam setelah mengisap preparat arsen.
Gejala klinis yang Nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral neurophaty
(rasa kesemutan atau mati rasa) lelah, hilangnya reflex, anemia, gangguan jantung,
gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi
kulit dan dermatitis.
7. Pada keracunan arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah merangsang
reflex muntah. Jika penderita tidak sadar (Shock) perlu diberikan infus.
8. Usaha pencegahan terjadi paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat proteksi diri
bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi diri itu
tersebut misalnya:
•Masker yang memadai
•Sarung tangan yang memadai
•Tutup Kepala
•Kacamata Khusus
A. Saran
Dengan makalah ini kami mengharapkan agar dapat menambah wawasan pembaca
mengenai arsen dan agar setiap senyawa arsen dapat diecgah pencemarannya agar tidak
menimbulkan keracunna bagi lingkungan dan mahluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA

1. Istarani, Festri dan Ellina S. Pandebesie “ Studi Dampak Arsen (As) Dan
Kadmium (Cd) terhadap penurunan kualitas hidup”, (Jurnal TEKNIK
POMITS Vol.3, No 1, (2014) ISNN:2337-3539(2301-9271Print). Surabaya : ITS
2. Moh.Firman Solihat, Muji Rahayu “ TOKSIKOLOGI KLINIK” [Bahan Ajar
Teknologi Laboratorium Medik (TLM)]. KEMENKES RI, Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Edisi Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai