Makalah-Arsen SP Kelompok 1
Makalah-Arsen SP Kelompok 1
Disusun oleh :
Nurjihan Zalsabila : P421064
Nanda Febriyani : P421002
Yanis Neu : P421080
Jibran Iskandar : P421016
Assalamualaikum wr. wb
Dengan memanjatkan doa dan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya Kepada Kami, sehingga Penulisan makalah ini
kemampuan yang ada sehingga kami merasa ada hal yang belum sempurna baik
dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu kami selalu terbuka atas kritik dan
Terima Kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Toksikologi 1 yang
telah membimbing dan membantu kami dalam memahami semua hal yang terkait
dengan toksikologi 1. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan
sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang
berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.
Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan
Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai
hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah
berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari
air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu
menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi, sehingga sangat besar
kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa
terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di Bangladesh, India, Cina.
Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi
ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan
biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1– 40 ppm dengan rata-rata 5-6
ppm.
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (1975),
kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menambah
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal
(steel-Grey) senyawa arsen didalam alam berat dalam 3 bentuk: Arsen Trichlorida
(AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa
kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai
gas perang, merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen
putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air
panas.
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa
arsen trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3
x 1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah
digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing,
karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen dalam dosis kecil sampai
saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep homeopathi.
Arsen dikenal dengan simbol As, memiliki nomor atom 33, merupakan unsur
yang terdapat di berbagai tempat dan terbentuk secara alami di dalam lapisan
dalam lapisan kerak bumi, peringkat ke-14 di air laut dan ke 12 dalam tubuh
manusia (Mandal dan Suzuki 2002). Arsen terjadi dalam bentuk organik maupun
(arsine). Arsen yang bergabung dengan elemen lain seperti oksigen, sulfur dan
klorida akan membentuk arsen anorganik, sedangkan arsen yang bergabung
dengan elemen hidrogen dan karbon akan terbentuk arsen organik (Orloff et al.
2009).
Arsen trioksida disebut juga arsen putih (As2O3) adalah senyawa yang tidak
berwarna, tidak berbau dan merupakan bentuk komersial dari arsen sebagai
bentuk arsen valensi +5 dan disebut juga arsenate (As2O5) (WHO 2001). Arsen
dalam bentuk organik bersifat kurang toksik sedangkan bentuk anorganik bersifat
toksik. Bentuk arsenite (+3) memiliki potensi enam puluh kali lebih toksik
Arsen sangat jarang ditemukan di alam dalam bentuk elemen murni, namun
dan sistem biologi lain. Bentuk tereduksi dari arsen (arsenate maupun arsenite)
(Mashkoor et al. 2013). Jutaan manusia di dunia terpapar arsen anorganik akibat
konsumsi dari air minum dan makanan yang terkontaminasi arsen (Silbergeld et
al. 2008).
ditemukan dalam air dan tanah di seluruh dunia khususnya di Bangladesh, India,
juta penduduk Banglades dan 42,7 juta penduduk Bengal Barat di India terdeteksi
arsen pada air tanah dengan konsentrasi melebihi ambang batas yang
dipersyaratkan oleh WHO yaitu 10 ppb (Chowdhury et al. 2000). Beberapa negara
bagian di USA dan China, terdeteksi arsen dalam air minum yang dikonsumsi
penduduk dengan konsentrasi lebih dari 1 ppm 254 Toksikologi Klinik
sangat tinggi terhadap organisme hidup. Paparan arsen melalui air minum telah
dilaporkan menyebabkan kanker pada kulit dan beberapa organ dalam serta
Timbal biarsenat telah digunakan pada abad ke-20 sebagai insektisida untuk
Selama abad ke19, senyawa arsen telah digunakan dalam bidang obat-obatan
sirkuit terpadu. Sirkuit dibuat menggunakan komponen ini lebih cepat tetapi juga
lebih mahal daripada terbuat dari silikon.Disisi lain ada dampak buruk dari arsenik
dan sebagian besar senyawa arsenik yaitu sebagai racun yang kuat. Arsenik
B. Klasifikasi Arsen
Klasifikasi bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut:
1. Asam Arsenat
Asam Arsenat adalah senyawa kimia dengan rumus H3AsO4. Kristal putih,
higroskopik. rumus lain yang lebih deskriptif adalah AsO(OH)3. Asam yang tidak
berwarna ini merupakan analog asam fosfat; garan arsenat dan fosfat sendiri
memiliki reaksi yang serupa. Asam arsenat masih belum diisolasi dan hanya
dapat ditemukan di dalam larutan dan di situ asam ini sangat terionisasi. Bentuk
hemihidratnya (H3AsO4.1⁄2H2O) dapat membentuk kristal yang stabil. Asam
arsenat disiapkan dengan mereaksikan arsen trioksida dengan asam nitrat yang
2. Asam Arsenit
Asam Arsenit adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia H3AsO3. Asam ini
dapat ditemukan dalam larutan berair, tetapi masih belum diisolasi sebagai materi
murni, meskipun As(OH)3 tetap menjadi bahan yang penting. Senyawa asam
arsenit bersifat racun dan korosif. Hanya ada dalam larutan berair. Untuk
berlangsung lambat.
Penambahan basa akan mengubah asam arsenit menjadi ion arsenit [AsO(OH)2]
asam klorida, bromida dan iodida untuk menghasilkan arsen triklorida, tribromida
dan triiodida:
Setiap tahunnya terdapat sekitar 50.000 ton arsen trioksida yang diproduksi di
sangat beracun. Dapat larut dalam asam encer dan alkali, tidak dapat larut dalam
pelarut organik. Arsen trioksida dapat dihasilkan lewat pemrosesan rutin senyawa
sering muncul pada emas). Pemrosesan mineral ini telah mengakibatkan insiden
keracunan.
triklorida:
As2O3 muncul secara alami di dalam dua mineral, yaitu arsenolit (kubik) dan
klaudetit (monoklinik).
dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung
Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi
apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam
sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-
arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat
dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
akibatnya tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak
SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan As dalam hati yang
gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga
tahun kemudian.
D. Toksikokinetik Arsen
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan
terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi
enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim
yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik
bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme
dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono metil
Gas arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan
hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous
metal). Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah,
nafas pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan
gejala hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
biologi dari keracunan arsen merupakan hal yang sangat penting. Arsen
mempunyai waktu paruh yang singkat (hanya beberapa hari), sehingga dapat
ditemukan dalam darah hanya pada saat terjadinya paparan akut. Untuk paparan
Paparan akut arsen dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.
Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri perut,
diarrhae, kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial). Paparan
dengan dosis besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya peredaran darah.
Dosis fatal adalah jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh.
Pada paparan kronis arsen secara klinis yang nampak adalah peripheral
neuropathy (rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks, anemia,
maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang dapat
terjadi akibat terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri tenggorokan
serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi. Seperti
halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat
diserap masuk kedalam aliran darah dan selanjutnya tersebar keseluruh tubuh.
Kerusakan dapat terjadi pada setiap bagian dari saluran pencernaan serta organ-
Bagian Kulit yang sering terpapar arsen adalah tangan dan lengan bawah, arsen
berwarnah kemerahan luka bakar dan peradangan kulit, karena dapat menembus
permukaan kulit dan merusak jaringan dibawah kulit atau dapat pula diserap
arsen dilingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan paru yang sangat
luas dan kemampuan menyerap arsen lebih banyak melalui pembuluh darah
kapiler yang terdapat dalam jaringan paru yang berbatasan dengan dengan
alveoli. Arsen yang masuk melalui pernafasan dapat berupagas uap mist fume
dan debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata. Arsen yang masuk melalui
saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada mukosa hidung dan saluran
pernfasan dan dapat pula merusak jaringan paru. Apabila arsen tersebut masuk
Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan cara mengikat gugus sulfhidril (SH)
sehingga menimbulkan efek patologis yang reversible, selain itu sebagian arsen
dalam tubuh.
tinggi diberbagai organ tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran
cerna, dimana arsen akan mengikat gugus syulfhidril dalam protein jaringan.
Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor, sehingga arsen dapat dideteksi
E. Toksikodinamik Arsen
Toksikodinamik adalah reaksi terakhir antara zat toksik dengan rseptor yang
spesifik dalam system biologis sampai timbulnya efek (Kerja toksikan dalam tubuh)
1.Efek Akut
Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala
yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, nyeri perut, diare, kedinginan,
kram otot serta oedeme dibagian muka (facial) dalam beberapa menit atau
beberapa jam setelah mengisap preparat arsen. Sering kali gejala ini disertai
dengan rasa dingin, kulit yang pucat dan timbulnya oedema di muka, bahkan
terkadang timbul kejang-kejang. Hal ini diikuti oleh mati rasa dan kesemutan yang
ekstrim, kram otot dan kematiannpada kasus yang ekstrim. Paparan dengan dosis
besar dapat meyebbakan koma dan kolapsnya peredaran darah. Dosis fatal adalah
jika sebanyak 120 mg arsenic trioksid masuk kedalam tubuh. Pada pemeriksaan
2.Efek Kronis
Gejala klinis yang Nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral
neurophaty (rasa kesemutan atau mati rasa) lelah, hilangnya reflex, anemia,
akibat terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri tenggorokan serta
batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadi iritasi. Seperti halnya akibat
Banyak laporan yang menyebutkan bahwa paparan kronis terhadap arsenic dalam
adalah merangsang reflex muntah. Jika penderita tidak sadar (Shock) perlu
atau BAL (British Anti Lewisite). Pada keracunan akut, jika dilakukan
penanganan dengan baik dan penderita dapat bertahan, maka akan kembali
normal setelah sekitar 1 minggu atau lebih. Pada keracunan kronis akan
kriteria racun dan upaya menekan kadar debu arsen di udara tempat kerja,
NAB arsen (AsH3) adalah 0,16 mg/m3 udara atau 0,05 bds. Bds adalah
singkatan dari bagian dala sejuta atau ppm (parts per million) yaitu
perbandingan volume gas yang bersangkutan dengan volume udara ruang
kerja. Untuk merubah bds menjadi mg permeter kubik udara ditempuh cara
perhitungan.
pemakaian alat proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi
• Tutup Kepala
• Kacamata Khusus
tahun. Jika keadan diangap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen
didalam urine. Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar
udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja
1. Arsen adalah Elemen Kimia dengan symbol As dan suatu metalloid yang sangat
2. Klasifikasi dari Arsen yaitu : Asam Arsenat, Asam Arsenit, Asam Trioksida Arsin
3. Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan
4. Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan
terbatas. Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam
saluran pernafasan
6. Toksikodinamik adalah reaksi terakhir antara zat toksik dengan rseptor yang
spesifik dalam system biologis sampai timbulnya efek (Kerja toksikan dalam
tubuh). Paparan akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As.
Gejala yang dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, nyeri perut, diare,
kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial) dalam beberapa menit
atau beberapa jam setelah mengisap preparat arsen. Gejala klinis yang Nampak
pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral neurophaty (rasa kesemutan
atau mati rasa) lelah, hilangnya reflex, anemia, gangguan jantung, gangguan hati,
gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki, hiperpigmentasi kulit dan
dermatitis.
7. Pada keracunan arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah
merangsang reflex muntah. Jika penderita tidak sadar (Shock) perlu diberikan
infus.
8. Usaha pencegahan terjadi paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.
•Tutup Kepala
•Kacamata Khusus
B. Saran
pembaca mengenai arsen dan agar setiap senyawa arsen dapat diecgah
hidup.
DAFTAR PUSTAKA
1. Istarani, Festri dan Ellina S. Pandebesie “ Studi Dampak Arsen (As) Dan
Surabaya : ITS