Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANDIRI

Nama : Charly Grenvando Rumengan


Nim : 21 20 0017
Tingkat / Kelas : II / B
MK : Keperawatan Anak
Dosen : Ns.Grace Tumaka., M.Kep.,Sp.An

KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Definisi
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa.
1.Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
2.Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur
dan hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan
perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan terpadu/kohelen..Progresif
mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan
cenderung maju ke depan, tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu
menunjukkan bahwa terdapat hubungan

2. Tujuan umum ilmu tumbuh kembang


Tujuan umum ilmu tumbuh kembang adalah
a. Memahami pola normal tumbuh kembang anak
b. Memahami factor-faktor yang terkait dengan tumbuh kembang anak
c. Melakukan upaya-upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh
kembang fisik,mental/kognitif, kemampuan social emosional.
d. Melakukan deteksi dini terhadap kelainan tumbuh kembang dengan cara
melakukan skrining rutin serta melakukan assessment untuk menegakkan
diagnosis dan mencari penyebab.
e. Melakukan tatalaksana yang kompereatif terhadap masalah-masalah yang
terkait dengan tumbuh kembang anak serta melakukan upaya pencegahan.
3. Ciri-ciri tumbuh kembang anak
Proses tumbuh kembang anak memiliki beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut yaitu:
a. Perrkembangan melibatkan perubahan perkembangan merupakan perubahan
kearah peningkatan atau lebih baik. Perubahan fungsi terjadi disetiap tahap
pertumbuhan, seperti pertumbuhan volume otak dan koneksi antar serabut
saraf yang bertambah menyebabkan perkembangan intelegensi anak
bertambah (Raihan, 2018).
b. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar 6 kematangan
merrupakan proses intinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu . belajar merupakan perrkembangan yang
berrasal dari latihan dan usaha. Dengan belajar, anak memperoleh
kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dna potensi yang dimiliki
anak (Raihan ,2018)
c. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan system reproduksi akan diikuti
perubahan pada funsi alat kelamin (hidayat, 2008).
d. Perrkembangna mempunyai pola yang tetap perrkembangan memiliki pola
yang tepat dan bias diramalkan. Perkembangan fungs organ tumbuh terjadi
menurut dua hukum yang tepat yaitu:
-perkembangan terjadi lebih dulu didaerah kepala,kemudian kearah
kaudal/anggota tubuh.
- perrkembangna terjadi lebih dulu didaerah proksimal (motoric kasar)
kemudian berkembang ke bagian distal seperti jari-jari (motoric halus)

4. Kebutuhan dasar anak


a. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Kebutuhan fisik-biomedik meliputi pangan (kebutuhan terpenting),
perawatan kesehatan dasar (antara lain imunisasi, pemberian
ASI,penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit),
papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi
lingkungan, sandang kebugaran jasmani, rekreasi, dan lain-lain.
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang penuh kasih sayang, erat,
mesra dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental,
maupun psikososial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini dan
selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayi. Hubungan ini
diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/tatap mata) dan psikis sedini
mungkin.Peran ayah dalam memberikan kasih sayang dan menjaga
keharmonisan keluarga juga merupakan media yang bagus untuk tumbuh
kembang anak.
c. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan
dan pelatihan) pada anak, stimulasi mental (ASAH) ini merangsang
perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kretivitas, agama, kepribadian, moral- etika, produktivitas dan
sebagaimya.

5. Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Gangguan tumbuh kembang merupakan masalah bagi Negara maju maupun


Negara berkembang. Setiap anak pada dasarnya akan melewati proses tumbuh
kembang sesuai dengan tahapan usianya, akan tetapi banyak factor yang
mempengaruhinya.

6. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Tahapan tumbuh kembang anak terbagi menjadi dua, yaitu masa prenatal dan
masa postnatal. Setiap masa tersebut memiliki ciri khas dan perbedaan dalam
anatomi, fisiologi, biokimia, dan karakternya. Masa prenatal adalah masa
kehidupan janin di dalam kandungan. Masa ini dibagi menjadi dua periode,
yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embiro adalah masa sejak umur 9
minggu sampai kelahiran. Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari
lima periode. Periode pertama adalah masa neonatal dimana bayi berusia 0-28
hari dilanjutkan masa bayi yaitu sampai usia 2 tahun. Masa prasekolah adalah
masa anak berusia 2-6 tahun. Sampai dengan masa ini, anak laki-laki dan
perempan belum terdapat perbedaan, namun ketika masuk dalam masa
selanjutnya yaitu masa sekolah atau masa pubertas, perempuan berusia 6-10
tahun, sedangkan laki-laki berusia 8-12 tahun. Anak perempuan memasuki
masa adolensensi atau masa remaja lebih awal dibanding laki-laki, yaitu pada
usia 10 tahun dan berakhir lebih cepat pada usia 18 tahun. Anak laki-laki
memulai pubertas pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun

7. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

a. Faktor genetic
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Faktor genetik antara lain adalah berbagai
factor bawaan yang normal dan patologis, suku bangsa, dan jenis
kelainan. Di Negara maju gangguan pertumbuhan sering diakibatkan oleh
faktor genetik. Sedangkan di Negara berkembang gangguan pertumbuhan
selain faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk
tumbuh kembang yang optimal dan 9 bahkan kedua faktor ini dapat
menyebabkan kematian anak sebelum mencapai usia balita
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan biofisikopsikososial dan
spiritual yang berpengaruh terhadap anak di mulai dari dalam kandungan,
lahir, tumbuh kembang menjadi dewasa
c. Pendidikan Ibu
Ibu yang memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak dapat
menciptakan lingkungan yang sesuai untuk kemampuan munculnya anak.
Anak yang mendapatkan stimulasi secara responsif, secara signifikan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, bahasa dan motorik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan stimulasi
d. Gizi
Status gizi yang kurang dapat mengakibatkan anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang lambat, karena ketidakseimbangan
antara jumlah asupan gizi dengan kebutuhan penggunaan zat gizi oleh
tubuh terutama otak dan akibatnya mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kemampuan motorik kasar membutuhkan asupan
nutrisi yang baik

8. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)

Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan
dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi
ekskresi. Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang
anak. Pertumbuhan dasar berlangsung yang pada masa balita akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak. Tiga tahun pertama
setelah lahir, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung,
dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf akan mempengaruhi segala
kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.

1. Perkembangan Motorik Kasar


1. Perkembangan Fisik Motorik Anak
Perkembangan fisik merupakan perkembangan yang berhubungan
dengan perolehan berbagai ragam keterampilan fisik (motorik). Hal ini
mencakup pertumbuhan otak dan tubuh, kemampuan sensoris,
keterampilan motorik dan kesehatan. Tumbuh kembang anak usia dini
terkandung dalam enam unsur pengembangan yaitu kognitif, nilai moral
dan agama, sosial emosional, bahasa, fisik motorik dan seni. Enam unsur
tersebut harus berkesinambungan dengan baik, namun aspek fisik
motorik menjadi salah satu unsur yang menjadi perhatian karena akan
menjadi penentu majunya pertumbuhan serta kematangan gerak yang
diperlukan oleh setiap anak
2. Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar adalah perkembangan kemampuan anak
yang melibatkan otot-otot besar dalam melakukan gerakan dan sikap
tubuh. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar yaitu
genetik, pre natal, post natal, stimulasi dan riwayat kelahiran prematur .
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan gerak yang melibatkan
otot-otot besar dan membetuk sikap tubuh seperti mengangkat kepala.
3. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia 3-4 Tahun
Pada umumnya perkembangan motorik anak pada usia 3-4 tahun
kemampuan fisiknya berkembang, seringkali bergerak bebas dengan
berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Perkembangan ini bisa
lebih optimal jika lingkungan sekitar rumah dapat menstimulasi dengan
baik. Anak usia 4 tahun bisa menggunakan gunting sementara anak yang
lain mungkin bisa melakukannya ketika usia enam tahun. Sebagian anak
mungkin bisa melompat dan menangkap bola dengan mudah sementara
yang lain mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau
bergulingguling. Orang tua di sekitar anak harus mengamati tingkat
perkembangan anak dan merencanakan kegiatan yang bisa menstimulasi.

4. Upaya untuk Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Kasar


Upaya memaksimalkan perkembangan gerak menjadi penting bagi orang
tua agar perkembangan fisik anak menjadi lebih baik sehingga akan
berdampak pada perkembangan yang lain karena bagaimanapun
perkembangan gerak berkaitan dengan perkembangan yang lain dalam
tugas dan prinsip perkembangan anak. Untuk melatih gerakan motorik
kasar pada anak bisa dilakukan dengan melatih anak berdiri di atas satu
kaki. Jika anak tidak bisa melakukannya, berarti anak masih belum dapat
mengontrol keseimbangan tubuhnya.
Beberapa upaya untuk mengoptimalkan perkembangan motorik
kasar pada anak :
1. Memberikan stimulasi
Stimulasi motorik kasar merupakan upaya orang tua untuk
merangsang perkembangan motorik kasar seperti melatih anak
berjalan, berdiri dengan satu kaki, melatih anak mencuci kaki,
mencuci tangan, dan melatih anak mengenal bentuk dan warna
benda.
2. Peran Ibu
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa peran ibu berhubungan
dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 3 tahun. Ibu
yang memahami akan perannya dan mengaplikasikan kepada
anaknya ketika di rumah di barengi dengan kesiapan ibu untuk
memfasilitasi permainan yang paratif dan edukatif sesuai tingkat
usia. Ibu yang bisa menjalankan perannya dengan baik dapat
menjadi pendidik yang baik untuk anaknya. Peran ibu sangat
dibutuhkan terutama dalam pemberian stimulasi pada masa
perkembangan
3. Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal anak yang mendukung untuk bergerak
bebas dapat mengoptimalkan perkembangan motorik kasar pada
anak. Kegiatan di luar ruangan menjadi pilihan yang baik karena
bisa menstimulasi perkembangan otot.
4. Bermain Lompat Tali
Bermain lompat tali adalah cara baik untuk digunakan dalam
memberikan stimulasi anak lebih kuat, tangkas dan lincah. Proses
meningkatkan motorik kasar pada anak melalui bermain lompat tali
yang dilakukan dengan menarik membuat anak tertarik untuk
mengikutinya.
5. Permainan dan Olahraga
Permainan dan olahraga ditandai dengan adanya peraturan dan
persyaratan yang disetujui bersama. Salah satu bentuk games sport
untuk mengembangkan motorik kasar pada anak yaitu permainan
bola bergilir. Bola bergilir yaitu permainan dengan menggunakan
bola berukuran sedang. Permainan bola bergilir dapat
meningkatkan motorik kasar anak. Permainan ini dilakukan dengan
cara mengoper bola dari belakang ke depan dan dari depan
kebelakang secara berkelompok atau tim. Dengan cara mengoper
bola bisa meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, seperti
ketika anak melompat, menggiir bola pada temannya, berlari, dan
berjalan.

2. Konsep Pola Asuh Orang Tua


1. Peran Orang Tua dalam Mengasuh Anak
Pola asuh adalah karakteristik yang dimiliki orang tua dalam
pengasuhan pada anak secara berkelanjutan. Orang tua memiliki cara
dan pola sendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Pola asuh
merupakan proses keterlibatan orang tua dalam merawat, mengasuh,
melatih, membimbing, mendisiplinkan, memperhatikan, tanggung
jawab, dan kehangatan anak melalui perilaku yang sesuai dengan
norma dan membentuk karakter pada anak. Setiap orang tua
mempunyai budaya yang beragam, hal tersebut membuat orang tua
mengikuti kebiasaan dari budaya di masyarakat dalam mengasuh anak,
sehingga kebiasaan masyarakat akan memberikan pengaruh dalam
mengasuh anak. Pendidikan di dalam keluarga bisa berlangsung
dengan baik akan menumbuhkan perkembangan kepribadian anak
menjadi manusia dewasa yang mempunyai sikap positif terhadap
agama, kepribadian kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani dan
intelektual yang berkembang secraa optimal. Setiap pola asuh orang
tua berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak.
3. Keterlambatan Berjalan pada Anak
1. Delayed Walking
Keterlambatan berjalan adalah gangguan keterlambatan berjalan pada
balita usia 9-18 bulan. Beberapa indikator yang menyebabkan
keterlambatan berjalan pada anak diantaranya motorik, genetik dan
temperamen. Faktor ini jarang dipahami oleh orang tua juga terkadang
penundaan tampaknya dibiarkan dan itu dapat menyebabkan
kegagalannya sendiri.
2. Faktor yang Mempengaruhi Anak Terlambat Berjalan
Beberapa factor yang mempengaruhi keterlambatan berjalan pada
anak, yaitu :
a. Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur merupakan masalah global yang terjadi di
berbagai Negara di dunia. Banyak masalah yang timbul karena
kelahiran prematur. Bayi prematur memiliki resiko kematian lebih
tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Selain
itu, masalah yang timbul akibat kelahiran prematur yaitu masalah
perkembangan neurologi yang bervariasi dari gangguan neurologis
berat, seperti gangguan penglihatan dan tuli
b. Pola Asuh
Pola asuh yang kurang tepat dapat dilihat dari kurangnya orang tua
memberikan kesempatan kepada anak untuk melatih kakinya
berjalan. Kebiasaan orang tua atau pengasuh yang selalu
menggendong anak dengan alasan takut kotor apabila bermain di
lantai atau takut anak akan terjatuh, takut rumah berantakan dan
lain-lain. Hal ini dapat menghambat kemampuan berjalan pada
anak, anak juga akan terbiasa dengan pola asuh yang kurang tepat,
dan berimbas pada kurang percaya dirinya untuk berlatih berjalan,
anak akan merasa takut dan tidak terbiasa untuk menjejakkan
kakinya di lantai

c. Kekurangan nutrisi
Asupan nutrisi dan stimulasi yang tidak memadai di masa awal
kehidupan anak terutama usia 1-3 tahun akan berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal. Pada usia ini
anak tumbuh dan berkembang dengan pesat. Peran orang tua dalam
memenuhi kebutuhan dasar anak sangat penting, salah satunya
yaitu asuhan nutrisi dan stimulasi
3. Faktor yang Mempengaruhi Proses Berdiri dan Berjalan
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses berdiri dan berjalan
pada anak menurut (IDAI, 2016) yaitu :
a. Keinginan dari dalam diri untuk bergerak Keinginan untuk
bergerak harus dimiliki anak untuk bisa berdiri dan berjalan.
Keinginan ini harus didukung oleh nutrisi yang cukup, bagian
tubuh bebas dari rasa nyeri, kemampuan sensoris dan kognitif
yang baik dan kondisi jantung dan paru yang sehat.
b. Pola gerakan yang baik Proses berdiri dan berjalan yang baik
membutuhkan pola gerakan yang tepat. Untuk bisa berdiri tumit
kaki menumpu, lutut menekuk, panggul dan sumbu tubuh
condong ke depan. Kemudian untuk berjalan memerlukan pola
gerakan yang terdiri dari placing (menempatkan dan
menumpukan kaki pada lantai) dan stepping (melangkahkan
kaki). Stepping dan placing memerlukan koordinasi gerakan yang
baik antara sisi tubuh kiri dan kanan.
c. Tonus otot optimal (normotoni), memiliki kekuatan otot yang
baik, terutama pada otot sumbuh tubuh, panggul, lutut, dan tumit,
tidak ada reflex gerakan primitf, sendi dapat digerakkan sesuai
dengan batasa normal, mempunyai keseimbangan yang baik.
d. Faktor Lingkungan Lingkungan yang mendukung proses berdiri
dan berjalan yaitu yang memberikan peluang pada anak untuk
berdiri dan berjalan, faktor ini dipengaruhi oleh pola asuh.
Kondisi lingkungan yang mendorong anak untuk berdiri dan
berjalan seperti meletakkan mainan di posisi yang membuat anak
berdiri atau berjalan untuk meraih mainan tersebut dan membuat
lingkungan seaman mungkin sehingga anak tidak terpleset,
terjatuh, dan terbentur.
e. Factor aktivitas Mendorong anak untuk beraktivitas yang sesuai
dengan usia perkembangan perkembangan yaitu usia 9 bulan
berdiri dan usia 12 bulan berjalan. Apabila pada usia itu anak
terlalu banyak duduk atau digendong maka tingkat perkembangan
anak menjadi seperti anak usia 6-7 bulan.
4. Penanganan Anak Terlambat Berjalan
a. Terapi Non-Medis
Pemijatan bayi dipandang sebagai salah satu aspek penting yang
bisa dilakukan oleh orang tua bayi sebagai langkah awal
komunikasi personal antara orang tua dan bayi. Adanya
rangsangan pada kulit berupa pijat anak di hantarkan oleh ujung-
ujung saraf di sekitar folikel rambut, kemudian melalui jaringan
saraf di tulang belakang akan tersampaikan ke otak. Pijat bayi
menimbulkan efek fisik dan biokimia positif. Efek fisik yaitu
meningkatkan jumlah dan sitotoksitas dari system imunitas
mengubah gelombang otak secara positif, meningkatkan berat
badan, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, membuat tidur
lelap, mengurangi rasa sakit. Efek biokimia seperti menurunkan
kadar hormon stress dan meningkatkan aktivitas neuro transmitter
hormon serotonin. Pijat bayi dapat 19 meningkatkan kekuatan otot,
menyeimbangkan hormon dan syaraf, dan meregangkan sendi.
Pemberian pijatan merupakan salah satu teknik
memberikan rangsangan terhadap bayi sehingga dapat mendorong
perkembangan motorik bayi. Bayi yang mendapatkan pemijatan
dengan tekanan sedang lebih menunjukkan peningkatan pada
motorik kasar daripada bayi yang mendapatkan pemijatan dengan
tekanan yang ringan

b. Memberikan Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting yang harus dilakukan untuk
menunjang tumbuh kembang anak. Stimulasi yang diberikan pada
usia 3 tahun pertama akan berpengaruh besar bagi perkembangan
otak dan menjadi dasar untuk kehidupan anak di masa yang akan
datang. Kegiatan stimulasi bisa meliputi berbagai jenis kegiatan
untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih anak
melakukan suatu gerakan, berpikir, mandiri dan bergaul dengan
temannya. Dengan menyediakan fasilitas yang lengkap dan
bervariasi dapat membantu anak dalam memenuhi tugas
kemampuan motoriknya. Fasilitas yang lengkap dapat
menstimulasi anak untuk beraktivitas dalam motorik, karena
fasilitas yang lengkap akan selalu memacu anak untuk selalu ingin
tahu dalam menggunakan fasilitas yang ada. Bentuk fasilitas yang
dapat menstimulasi minat anak dalam belajar motorik yaitu
digunakan sambil bermain dan edukatif.
c. Bermain
Kegiatan bermain merupakan aktivitas yang digemari anak dan
menjadi kunci utama proses pengenalan terhadap lingkungan,
orang lain, dan dirinya sendiri. Kegiatan bermain dapat membantu
segala aspek-aspek yang terdapat pada anak dan dapat
mengoptimalkan kemampuan. Ketika bermain anak melakukan 20
kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh yang membuat tubuh anak
sehat, dan otot menjadi kuat.

Anda mungkin juga menyukai