KEPANITERAAN KLINIK ILMU NEUROLOGI PERIODE 30 MARET 2007 2 JUNI 2007 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA
nukleus otot mata dan merupakan sarana dalam gerakan mata ke arah suara. Ada juga serat lain yang berjalan melalui kolikulus superior dan inferior ke nukleus pretektalis dan melalui traktus tektobulbaris ke nukleus berbagai saraf kranialis (untuk mengatur tonus otot stapedius) dan sel-sel motorik kornu anterior dalam medula spinalis servikal untuk menolehkan kepala ke arah atau menjauh dari sumber suara. Impus kolateral ke dalam sistem aktivasi asendens formasio retikularis melayani kesadaran. Beberapa impuls berjalan turun melalui lemniskus lateralis ke neuron interkalasi yang mempunyai pengaruh regulator, yang memungkinkan telinga untuk memusatkan perhatian pada frekuensi suara tertentu secara simultan dan menghambat frekuensi yang berdekatan. Gangguan Pendengaran Secara klinis, ada dua tipe dasar gangguan pendengaran: tuli konduktif (telinga tengah) dan tuli saraf (telinga dalam). Tuli konduktif disebabkan proses yang melibatkan meatus auditorius eksterna dan telinga tengah, sehingga tidak ada atau hanya beberapa gelombang suara yang dikirim ke telinga dalam, dan karena itu, juga sedikit yang ke organ Korti. Contohnya pada otitis media, otosklerosis, serumen dan tumor. Kondisi ini menghasilkan tinitus, mengurangi ketajaman pendengaran dan bahkan ketulian. Tuli saraf terjadi akibat perubahan patologis yang melibatkan organ Korti, saraf koklearis, atau jaras sentralnya. Pars vestibular Untuk mempertahankan keseimbangan dibutuhkan tiga sistem: sistem vestibular, sistem propriosepsi dari otot dan sendi dan sistem optikal. Sistem vestibular terdiri dari labirin, saraf vestibularis, dan jaras vestibularis sentral. Labirin terdiri dari utrikulus, sakulus dan tiga kanalis semisirkularis. Labirin membranosa terpisah dari labirin tulang oleh ruang yang diisi oleh perilimfe. Organ itu sendiri diisi oleh endolimfe. Organ reseptor mempertahankan keseimbangan tubuh dan terletak dalam utrikulus, sakulus dan ampula kanalis semisirkularis. Pada kedua utrikuli dan sakuli, organ reseptor adalah makula statika; dan pada kanalis semisirkularis, organ reseptornya adalah krista. Ganglion vestibularis (ganglion Scarpa) terletak dalam meatus akustikus interna dan mengandung sel bipolar. Semua serat perifernya berhubungan dengan reseptor dalam aparatus vestibular, dan serat-serat sentralnya membentuk saraf vestibularis. Bersama dengan saraf koklearis, saraf vestibularis berjalan melalui meatus akustikus interna ke arah sudut pontoserebelaris, di mana saraf vestibular memasuki batang otak dalam perjalanannya ke nukleus vestibularis, yaitu nukleus
lateralis (Deiters) dan terpecah menjadi ramus asendens dan desendens, yang berakhir pada nukleus superior (Bechterev), nukleus medialis (Schwalbe) dan nukleus inferior (Roller). Berkas-berkas serabut dari makula sakuli berakhir di pars lateralis nukleus inferior dan serabut-serabut dari makula utrikuli berakhir di pars medialis nukleus inferior dan di pars lateralis nukleus medialis. Serabut-serabut dari krista ampularis sebagian besar berakhir di nukleus superior dan di bagian atas nukleus medialis. Traktus vestibularis sekunder mencakup hubungan-hubungan ke medula spinalis, formasio retikularis, serebelum dan nuklei motorii untuk otot-otot mata. Dari nukleus vestibularis lateral (Deiters) berjalan traktus vestibulospinalis lateral yang penting untuk mempermudah refleks ekstensor dan menjaga tonus otot pada seluruh tubuh untuk mempertahankan keseimbangan. Dari nukleus vestibularis medial, superior dan inferior, berjalan fasikulus longitudinalis medial yang terbagi menjadi serat asendens dan serat desendens. Serat asendens berjalan ke nuklei motorii untuk otot-otot mata dan serat desendens berjalan ke medula spinalis torakalis untuk mempengaruhi tonus otot leher, sesuai dengan berbagai posisi dari kepala dan merupakan bagian dari arkus refleks yang membantu mempertahankan keseimbangan dengan memulai gerakan kompensasi dari lengan. Gangguan Pars Vestibular Iritasi aparatus vestibular dan hubungan sentralnya, menghasilkan vertigo dan nistagmus. Vertigo membuat perasaan seseorang berputar pada aksisnya sendiri atau semua di sekelilingnya berputar dengan cepat. Perasaan ini menimbulkan rasa tidak mantap pada waktu berjalan dan berdiri, serta kecenderungan untuk jatuh. Nistagmus spontan dengan satu komponen cepat dan satu komponen lambat, selalu abnormal dan menunjukkan perubahan dalam labirin dan hubungan sentralnya. Komponen lambat merupakan tanda iritasi sedangkan komponen cepat hanya merupakan gerak refleksif kembalinya mata seperti sentakan ke posisi asal. Nistagmus perifer terjadi jika labirin atau saraf vestibularis menderita penyakit (labirinitis, sindrom Meniere dari hidrops endolimfatik, fistula perilimfatik, trauma labirin, apopleksi labirin, insufisiensi vertebrobasiler, intoksikasi streptomisin atau obat lain dan neurinoma dalam meatus akustikus internus). Nistagmus sentral terjadi akibat nukleus vestibularis atau jaras sentralnya mengalami kerusakan (perdarahan daerah vertebrobasilaris, sklerosis multipel, sifilis atau tumor).