Anda di halaman 1dari 8

SEKILAS PRODUKSI FILM LAYAR LEBAR (1)

4 Mei 2010

Judul / Tema Menentukan ide dan judul film harus mempertimbangkan hal-hal berikut : 1. Menurut pengamatan terhadap bioskop 21 dan BlitzMegaplex, penonton umumnya berusia < 30 tahun, paling banyak berusia antara 13-25 tahun 2. Film yang biasanya bertahan lama (sukses) ber-genre komedi, romantika remaja dan horror 3. Alur cerita tidak bertele-tele dan pesan yang hendak disampaikan jelas. (Ada perbedaan antara FTV dan Film Bioskop, dan Film bukan sekedar penggambaran sebuah cerita) 4. Karakter tokoh utama dalam cerita harus kuat. Tokoh dalam cerita film harus mudah diidentifikasi dan karakternya dapat melekat kuat dihati penonton. Ingat film Ghost, setelah menonton film tersebut hampir semua wanita mengikuti model rambut Demi Moore, atau film kartun Jepang yang membuat anak-anak penonton film tersebut terobsesi sebagai Satria Baja Hitam atau tagnya yang melekat kuat dalam ingatan anak-anak Berubah ! Ide cerita dan jalannya cerita merupakan factor penting untuk kesuksesan sebuah film. Cerita yang kuat (jelas penokohannya/character pemeran utama yang kuat, konflik yang jelas dan tidak mengada-ada, pesan yang mudah dicerna) harus sudah dibahas secara mendalam sebelum sebuah film diputuskan untuk di produksi. Produksi film yang baik, bukan diawali dengan pembahasan berapa besar budget yang harus dikeluarkan, melainkan diawali dengan pembahasan seberapa kuat cerita yang akan dijual (atau dalam bahasa ekonominya seberapa komersial ceritanya) Casting / Pemain Menurut Dedi Mizwar sebagai mana dikutip Kafi Kurnia, pemeran utama untuk film Indonesia yang laris umumnya pria. Selebriti pria di Indonesia jauh lebih komersial dibanding selebriti wanita. Penonton film di bioskop Indonesia saat ini secara demografis di dominasi oleh penonton berusia 13-25 tahun. Pada saat membawa artis keliling daerah mempromosikan film, biasanya fans wanita jauh lebih intense dan aktif berinteraksi dengan selebriti pria. Mereka tidak segan naik panggung, minta di photo, minta tanda tangan, dan berinteraksi aktif dengan para selebriti. Pokoknya

gaduh dan heboh. Berlainan dengan fans pria yang cenderung lebih kalem dalam berinteraksi dengan selebriti wanita.

SEKILAS PRODUKSI FILM LAYAR LEBAR (2)


Biaya produksi 1. Jumlah penonton bioskop di Indonesia berkisar 250.000 orang (21cineplex dan Blitzmegaplex) 2. Share harga tiket dengan pihak bioskop setelah dikurangi biayabiaya = Rp. 6.000,- per tiket 3. Jadi bila menurut analisa produser filmnya dari segi cerita menarik, maka biaya produksi dan promosi yang masuk akal adalah maksimal mendekati angka BEP jumlah penonton = 250.000 x Rp. 6.000,- = Rp. 1,5 M 4. Untuk memproduksi film dengan budget diatas Rp. 1,5 M, investor dan produser harus sudah memikirkan benar secara matang bagaimana melakukan promosi sejak awal agar target jumlah penonton dapat dicapai 5. Biaya produksi dan promosi dapat ditekan bila bekerjasama dengan sponsor Produksi Produksi film berbeda dengan produksi Sinetron atau FTV. Produksi film memerlukan pra-produksi yang detail karena biaya produksi film sangat mahal (bayangkan 1 can film 35 mm berdurasi 4 menit harganya Rp. 4 juta dengan sewa peralatan perhari mendekati Rp. 10 juta)

Tahap pengembangan (creative development), meliputi pembuatan dan pendistribusian proposal dan penyusunan scenario. Sinopsys ditulis dan Judul ditentukan

Skenario ditulis atau ditulis ulang lalu dilakukan beberapa kali revisi, sebelum akhirnya dianggap sebagai skenario final Skenario final diserahkan kepada sutradara, lalu sutradara menentukan treatment untuk masing scene Skenario di bedah, ditentukan lokasi, talent, set property, wardrobe, make up dengan memperhatikan kontinuitas cerita Tahap pra-produksi, menurut Mira Lesmana tahap ini merupakan tahapan yang paling penting dalam produksi film. Dalam tahap ini, disusun strategi untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi pada tahap kegiatan produksi. Adapun kegiatan di tahap ini adalah mencari lokasi dan property, mendapatkan kepastian waktu lokasi dan property tersebut bisa dipakai. Lokasi sebaiknya saling berdekatan satu sama lain dengan jumlah scene per lokasi minimal 15 scene. Untuk lokasi outdoor, perlu diantisipasi bila cuaca hujan, apakah ada pembangunan set dan lain-lain. Property dibreakdown dan di buat list, dikelompokkan mana yang dibeli, dibuat dan atau dipinjam. Lokasi dan property harus sudah diatur sedemikian rupa hingga dapat digunakan pada saat pengambilan gambar, dengan mempertimbangkan jadwal yang kemungkinan molor recruitment crew yang diperlukan untuk syuting, walau crew yang dipilih sudah berpengalaman, breakdown peralatan (listing) dan technical meeting harus tetap dilakukan hingga seluruh crew dinyatakan solid dan peralatan dinyatakan komplit wardrobe, make up dan support department juga sudah harus diatur sedemikian rupa durasi pengambilan gambar harus sudah dihitung secara matang dengan membuat antisipasi terhadap kendala yang mungkin dihadapi, pembuatan storyboard. Semuanya perlu dicatat secara akurat, agar proses pengambilan gambar dapat selesai tepat pada waktunya. Bila waktunya molor budget untuk pembiayaan bisa membengkak. Jadi semakin matang pra-produksi maka tahap produksi semakin lancar. Sering kali pula, tahap pra-produksi memakan waktu satu setengah sampai dua kali lebih lama dibandingkan proses produksinya. Pra-produksi yang matang berpengaruh baik pada keseluruhan kegiatan produksi. Jangan lupa, booking jadwal tayang sebaiknya sudah dilakukan pada tahap pra-produksi ini, tanggal mulai dan jumlah layar yang dibooking sudah harus diperoleh dan kontak dengan pihak Blitz dan 21Cineplex dilakukan terus menerus mengikuti progress produksi

Tahap produksi adalah tahap pengambilan gambar, sebagaimana yang telah direncanakan dalam tahap pra-produksi Tahap pasca produksi, pada tahap ini film disunting, agar gambar-gambar sesuai tepat dengan jalan cerita dan scenario. Setelah selesai disunting lalu dikirim ke lab kemudian di duplikasi. Bila pengambilan gambar tidak menggunakan kamera seluloid, maka sebelum didistribusikan film harus di blow-up terlebih dahulu ke format seluloid lalu digandakan. Biaya penggandaan berkisar 12 juta per copy, jumlah copy disesuaikan dengan seberapa yakin film tersebut akan sukses dan segmen penonton yang dituju

SEKILAS PRODUKSI FILM LAYAR LEBAR (3)


4 Mei 2010

Distribusi, promosi dan sponsor Distribusi Distribusi melalui management 21Cineplex atau BlitzMegaplex atau dapat dilakukan sendiri ke jaringan bioskop yang lebih kecil. Untuk film Juara karena target utamanya adalah bioskop 21, maka distribusi dilakukan melalui jaringan 21. Prosedurnya sebagai berikut :

Berkirim surat ke 21Cineplex attention Bp. Sunaryo, menerangkan bahwa kita sedang produksi film : 1. Berjudul : 2. Genre : 3. Bintang / Pemeran :

4. 5. 6. 7.

Tgl mulai shooting : Film selesai tgl : Tgl siap edar : Melampirkan synopsis

Setelah itu pihak 21 akan mengatur jadwal penayangan atau dilakukan diskusi untuk negosiasi tanggal penayangan

Promosi Dalam mempromosikan film, umumnya pembuat film mengandalkan sponsor. Sama dengan kasus Nagabonar Jadi 2, Deddy Mizwar dan Kafi Kurnia melakukan promosi dengan budget nol rupiah. Mereka menghubungi perusahaan yang memiliki cukup banyak billboard, untuk dipinjam menjadi billboard sementara film. Perusahaan seperti ini kebanyakan adalah perusahaan rokok, telekomunikasi, dan juga bank. Nasib Nagabonar Jadi 2 cukup beruntung, mereka berhasil menjalin kemitraan dengan Telkomsel dan Bank Bukopin. Bantuan dan dukungan kedua sponsor ini tak ternilai harganya. Sponsor Untuk mendapatkan sponsor yang memberikan dana dalam bentuk tunai, biasanya sudah disiapkan proposal khusus yang sudah menjelaskan benefit apa yang didapat oleh sponsor sesuai dengan nilai sponsorship yang dikeluarkan. Bila benefit tersebut dalam bentuk built in product promotion, maka sudah dijelaskan jumlah scene-nya, pada scene ke berapa dan bagaimana kemasannya.

Pengembalian Investasi dan Rugi Laba Pengembalian Investasi Ticket Bioskop Pendapatan dari penjualan ticket bioskop untuk film yang masuk kriteria baik (cerita menarik, synopsis kuat dan promosi cukup gencar) dapat dihitung sebagai berikut

Asumsi Jumlah penonton nasional normal = 250 ribu penonton Share ticket rata-rata untuk 21 dan blitz = Rp. 6.000,-

Pendapatan dari penjualan ticket : 250.000 ticket x Rp. 6000,- per ticket = Rp. 1,5 M

Pendapatan lebih besar akan diperolah bila dilakukan promosi secara besar-besaran (baik dengan mengeluarkan budget promosi sendiri maupun dengan bekerjasama dengan sponsor)

Pada kondisi normal (dari penjelasan secara normatif pihak terkait), laporan jumlah penonton dan collecting hasil penjualan adalah sebagai berikut : 1. 21Cineplex

Laporan jumlah penonton dapat diperoleh pada hari berikutnya dengan menghubungi Bagian Ticketting, dan Collecting dilakukan weekly ke Bagian Keuangan 21Cineplex atau setelah diakumulasi 2-3 minggu setelah film diturunkan dari bioskop 2. Blitzmegaplex

Laporan jumlah penonton diperoleh secara mingguan setiap hari Senin dan Collecting baru dapat dilakukan sebulan setelah film diturunkan dari bioskop

Penjualan hak siar ke stasiun TV Nasional Hak siar dipegang stasiun televisi selama 2 tahun dan pembayaran dan harga sesuai kesepakatan. Untuk film yang sukses di bioskop, harganya mencapai Rp. 750 juta. Hak siar ke stasiun televisi biasanya diberikan 6 bulan setelah film turun dari bioskop

Penjualan hak siar ke Perusahaan Home Video Hak siar untuk home video saat ini berkisar antara Rp. 25 juta Rp. 100 juta bergantung kesuksesan film di bioskop (issuenya sekarang sedang turun, pada kondisi sebelum krisis bias mencapai Rp. 300 juta)

Hak Siar Luar negeri

Untuk di Singapura dan Negara tetangga lainnya bervariasi antara 2000 USD hingga 3000 USD. Khusus untuk Singapura, film yang sukses di bioskop Indonesia dihargai 2500 USD atau sekitar Rp. 25 juta

Hak atas Ringback atau Ringtone Theme Song atau sound track film yang laris dapat pula dijual ke content provider telepon sellular sebagai ringtone. Setelah dikurangi hak pencipta lagu dan content provider, produser film atau production house kebagian Rp. 1000 per user

Perhitungan / Proyeksi Rugi Laba

Proyeksi rugi laba dapat dihitung dengan menggunakan asumsi-asumsi : Film diasumsikan berhasil dalam kategori standard

Jumlah penonton 250.000 ticket Maka pendapatan dapat dihitung sebagai beikut : Penjualan ticket (250.000 x 6.000) Hak siar ke stasiun televise nasional Hak siar Home Video Hak siar Singapura Ringback tone (asumsi 500.000 user) Jumlah 1.500.000.000 400.000.000 25.000.000 25.000.000 500.000.000 2.450.000.000

Film diasumsikan berhasil dalam kategori sukses

Jumlah penonton 400.000 ticket

Maka pendapatan dapat dihitung sebagai beikut : Penjualan ticket (400.000 x 6.000) Hak siar ke stasiun televise nasional Hak siar Home Video Hak siar Singapura Ringback tone (asumsi 1.000.000 user) Jumlah 2.400.000.000 500.000.000 25.000.000 25.000.000 1.000.000.000 3.950.000.000

Untuk film Juara dengan budget produksi 3,1 M, dari 2 asumsi diatas dapat disimpulkan : RUGI : bila penjualan di bioskop kurang dari atau hanya mencapai 250.000 ticket UNTUNG : bila penonton mencapai atau lebih dari 400.000 ticket

Diingatkan kembali bahwa keberhasilan sebuah film sangat bergantung pada Kekuatan cerita (Synopsis dan Penulis Skenario) Bintang, Produser, Sutradara Promosi

Anda mungkin juga menyukai