Anda di halaman 1dari 24

Resistance to Flow and Bed Forms

Analisa Bentuk Dasar Saluran

Oleh Dhani Aprisal R. 07 0404 091


Tugas Mata Kuliah Sediment Transport 23 Desember 2010

Dosen: DR.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc.

KK Teknik Sumber Daya Air Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 2010/2011

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

I. Pendekatan Distribusi Kecepatan (Velocity Distribution Approach) Menurut teori panjang campuran Prandtl (1926) u=( u=( dimana: u ) ) untuk dinding kasar untuk dinding halus

= kecepatan pada jarak y diatas dasar = = kecepatan geser

D S

= kedalaman aliran = kelandaian = viskositas kinematik, dan = kekasaran ekivalen yang didefinisikan oleh Schliting (1935)

Kedua persamaan diatas dapat dipadukan untuk mendapatkan hubungan antara kecepatan aliran rerata V dan kecepatan geser jari hidraulis. Untuk saluran berpenampang persegi yang sangat besar, dengan dinding kasar = 6.00 + 5.75 log Nilai direkomendasikan oleh Zegzhda (1938) dan Ackers (1958) untuk kanal dengan atau kekasaran . Beberapa parameter yang umum digunakan untuk memperoleh hubungan adalah seperti R = Jari-

batasan kaku dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.1 secara berurutan. Untuk saluran dengan dasar berpasir, Ukuran sedimen telah disarankan dari beberapa peneliti untuk nilai dari = = = (Einstein, 1950) (Meyer-Peter dan Mller, 1948) (Simons dan Richardson, 1966) :

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

II. Formula Darcy-Weisbach Formula Darcy-Weisbach yang dikembangkan untuk aliran pada pipa adalah: hf = f dimana: hf f L D v g = kehilangan tenaga akibat gesekan = koefisien gesekan Darcy-Weisbach = panjang pipa = diameter pipa = kecepatan rata-rata aliran; dan = percepatan gravitasi

Untuk aliran pada saluran terbuka, D=4R dan S= hf/L/ Harga dari f dapat ditentukan dengan:
f

dimana: R S

= jari-jari hidraulis; dan = kemiringan garis energi = gRS, persamaan di atas dapat dituliskan kembali sebagai berikut:

Karena

( )

III. Formula Chezy Persamaan yang ditemukan oleh Chezy adalah = fv2

Dimana:

= tegangan geser sepanjang batasan saluran = kerapatan dari fluida , , dan R adalah

Persamaan antara

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

=( )

=(

Dari persamaan diatas dengan: V = C(RS)1/2 C =( )

Dimensi dari koefisien kekasaran Chezy adalah:

Dengan L = panjang dan T = waktu Karena koefisien kekasaran seharusnya menjadi fungsi dari elemen kekasaran L, bukan sebuah fungsi dari waktu T, maka koefisien Chezy yang tak berdimensi:

C = Sering digunakan pada pengkajian pada resistensi pada aliran. IV. Formula Manning Salah satu persamaan aliran yang sering digunakan untuk aliran pada saluran terbuka adalah persamaan Manning, yaitu:

V = R2/3S1/2

Dalam unit metris dan

V=

R2/3S1/2

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Dalam unit imperial (Inggris). Dimensi dari koefisien kekasaran Manning n adalah: TL-1/3 Yang memiliki latar belakang yang sama dengan koefisien Chezy, C karena n seharusnya bukan menjadi fungsi dari waktu T. untuk memeriksa defisiensi ini, koefisien Manning yang dimodifikasi adalah sebagai berikut: n = ng1/2 = L1/6 Sering digunakan pada pengkajian pada ketahanan pada aliran. Chow (1959) membuat sebuah penelitian komprehensif dari nilai n dan nilai yang direkomendasikannya dapat dilihat pada tabel berikut. Nilai ini dapat digunakan sebagai referensi dalam proses pemilihan nilai n untuk praktek pekerjaan teknis. U.S. Geological Survey (Barnes,1967) mempublikasikan penggambaran berwarna dan data deskriptif untuk 50 saluran dimana koefisien kekasaran Manning dapat ditentukan.

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 1. Nilai koefisien kekasaran Manning , n (Chow,1959)

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 2. Nilai koefisien kekasaran Manning , n (Chow,1959)

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 3. Nilai koefisien kekasaran Manning , n (Chow,1959)

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 4. Nilai koefisien kekasaran Manning , n (Chow,1959)

Resistance to Flow and Bed Forms

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

V. Ukuran Sedimen dan Koefisien Manning Strickler (1923) mendifinisikan koefisien Manning n sebagai fungsi dari ukuran partikel sedimen:

n=

dimana d = diameter sedimen dari pasir seragam dalam m,atau

n=

dimana d = diameter sedimen dalam ft. Karena persamaan (3.18 a,b) telah didapatkan dari flume kecil laboratorium dengan pasir seragam, hasil percobaan sebaiknya tidak diaplikasikan langsung pada sungai alami dengan ukuran material yang tidak seragam. Meyer-Peter dan Mller(1948), mempertimbangkan untuk campuran pasir, kemudian mengubah formula Strickler ke

n=

dimana

= diameter sedimen (dalam meter) dengan 90% dari campuran lebih halus

persamaan (3.19) dapat digunakan untuk memperkirakan koefisien Manning pada saat dasar saluran tidak tertutupi oleh batuan atau terlapisi. Lane dan Carlson (1953) dalam studinya menyarankan: pada kanal San Luis Valley

Resistance to Flow and Bed Forms

10

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

n=

dimana

= diameter sedimen (dalam inchi) dengan 75% dari campuran lebih halus

Dasar dari saluran yang dikaji oleh Lane dan Carlson terlapisi oleh batuan besar. VI. Bed Forms (Bentuk Dasar Saluran) Perlu diketahui bahwa ada suatu hubungan timbal balik yang kuat antara konfigursi dasar saluran, resistensi terhadap aliran, dan laju angkutan sedimen. Untuk itu perlu difahami jenis dari resistensi terhadap aliran dengan jenis aliran dan kondisi sedimen yang berbeda. Beberapa istilah dalam bentuk permukaan dapat dilihat sebagai berikut: Berdasarkan penelitian Simons and Richardson, 1960 bentuk dasar dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini: 1. Plane Bed: Permukaan dasar sungai tanpa elevasi atau dengan kata lain relatif dangkal dengan aliran tenang. 2. Ripples: bentuk dasar saluran dengan panjang gelombang kurang dari 30cm dan ketinggian kurang dari 5 cm. Diperkirakan berbentuk segitiga dengan slope memanjang yang hampir tidak ada ke arah hulu, slope yang lumayan curam ke arah hilir. 3. Bars: bentuk dasar saluran yang memiliki panjang dan lebar saluran yang hampir sama atau lebih besar dan ketinggian sebanding dengan kedalaman rata-rata dari perubahan aliran.

Resistance to Flow and Bed Forms

11

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 5. Ilustrasi dari tipe Bars yang berbeda 4. Dunes: bentuk dsar saluran jenis ini seperti gumpalan pasir yang disertai kawah, bentuknya lebih kecil dari jenis bars tetapi lebih besar dari ripples. Bentuknya juga telah melenceng dari bentuk permukaan aliran diatasnya. 5. Transition: bentuk ini berada pada transisi antara bentuk Dune dan Plane Bed. Terkadang sebahagian dasar saluran bergumpal pasir ketika bagian lainnya berbentuk semi datar. 6. Antidunes: disebut juga standing wave dimana bentuk dasar saluran akan menyerupai bentuk aliran air diatasnya. 7. Chutes and pools: jenis ini akan terjadi bilamana dasar saluran memiliki kecuraman yang cukup besar (large slope) dengan kecepatan aliran dan konsentrasi sediment yang tinggi. Bentuk ini berisikan gundukan sedimen memanjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Resistance to Flow and Bed Forms

12

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 6. Bentuk dasar dari saluran berdasar pasir

Resistance to Flow and Bed Forms

13

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 7. Bentuk dasar dan aliran di laboratorium

Resistance to Flow and Bed Forms

14

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 8. Pengaruh kecepatan terhadap bentuk dasar

Resistance to Flow and Bed Forms

15

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Jika dihubungkan dengan bilangan Froude (Froude Number) untuk aliran tenang biasanya nilai dari bilangan froude Fr<1. Untuk itu tipe-tipe dasar saluran dengan aliran tenang seperti plane bed memiliki fr<1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 9. Variasi parameter yang berbeda dengan rezim dari aliran dan bentuk kekasaran dasar saluran

Aliran pada saluran dengan dasar pasir dapat diklasifikasikan kepada kategori lower dan upper flow regime, dengan adanya transisi di antaranya. Betuk permukaan berkaitan dengan rezim aliran ini sebagai berikut: 1. Lower flow regime: (a) ripples; (b) dunes. 2. Transition zone: konfigurasi jarak dasar dari dunes ke plane bed atau ke antidunes. 3. Upper flow regime (a) plane bed dengan pergerakan sedimen; (b) antidunes; (c) breaking antidunes; (d) standing waves; (e) chutes and pools.

Resistance to Flow and Bed Forms

16

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

VII. Analisa Teori terhadap Bentuk Dasar Karena pentingnya bentuk permukaan dasar saluran untuk resistensi terhadap aliran dan transpor sedimen, beberapa upaya telah dibuat untuk memprediksi tipe dan dimensi dari bentuk dasar permukaan dibawah aliran yang berbeda dan kondisi sedimen. Kebanyakan dari analisis telah teruji secara empiris di alam. Analisa secara teori telah membangun idealisasi asumsi 2 dimensi potensi aliran. Sebuah contoh klasik berdasarkan kontinuitas dari pergerakan pada bentuk dasar telah dikerjakan oleh Exner (1925). Dengan mempertimbangkan pergerakan dari sebuah dune pada bagian hilir seperti yang terlihat pada gambar berikut ini, persamaan kontinuitas untuk bentuk dasar adalah

=0

Gambar 10. Pergerakan bentuk dasar pada bagian hilir Dimana: y t qs x = berat spesifik dari sedimen = elevasi dasar = waktu = debit sedimen per satuan lebar saluran, dan = jarak hilir

Resistance to Flow and Bed Forms

17

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 11. Variasi bentuk dasar sebagai fungsi dari waktu (Exner,1925)

VIII. Analisa secara Empiris dan Grafis Pendekatan secara teori yang ditetapkan di bagian sebelumnya terbatas untuk beberapa kondisi aliran yang sederhana dan ideal. Solusi mereka tidak dapat memprediksi variasi dari bentuk permukaan dibawah aliran sebenarnya dan kondisi sedimen. Oleh karena itu, banyak dari prediksi bentuk dasar berdasarkan pada analisis secara empiris ataupun semiempiris dari data flume di laboratorium. Engelund dan Hansen (1966) meneliti stabilitas dari bentuk dasar di laboratorium dengan flume dan memplot hasilnya sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut. Dengan beberapa parameter dari kondisi hidrolis seperti angka Froude Fr, kecepatan aliran rerata V, dan kecepatan geser U*. Gambar di bawah ini dapat digunakan untuk menentukan bentuk dasar pada flume laboratorium.

Resistance to Flow and Bed Forms

18

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 12. Klasifikasi bentuk dasar berdasarkan analisa stabilitas data laboratorium (Engelund dan Hansen,1966)

Simons dan Richardson (1966) memplot daya aliran V dengan median fall diameter dari partikel sedimen untuk flume laboratorium dan beberapa data saluran (kanal) seperti yang terlihat pada gambar berikut. Gambar ini dapat digunakan untuk menentukan bentuk dasar di laboratorium dengan menggunakan flume dan aliran yang kecil.

Resistance to Flow and Bed Forms

19

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 13. Hubungan antara bentuk dasar terhadap daya aliran dan median fall diameter dari sedimen dasar (Simon dan Richardson,1966)

Resistance to Flow and Bed Forms

20

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 14. Evaluasi dari analisis secara grafis yang berbeda (Simon dan Sentrk,1977) IX. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Bentuk Dasar 1. Kedalaman, kedalaman air berhubungan dengan kedalaman relatif D/d, atau kekasaran relatif d/D, dan distribusi kecepatan aliran. Dengan bertambahnya kedalaman aliran dapat menyebabkan bentuk dune menjadi plane ataupun antidune. Berkurangnya kedalaman dapat menyebabkan kondisi sebaliknya. Sebuah contoh dari efek perubahan kedalaman ataupun jari-jari hidraulis pada bentuk dasar dan kecepatan aliran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dari gambar tersebut untuk plane bed, bertambahnya kedalaman dapat menyebabkan berkurangnya kekasaran relatif dan resistensi dari aliran. Untuk jenis ripple atau dune, resistensi terhadap aliran akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Untuk jenis antidune, resistensi terhadap aliran mula-mula bertambah dan kemudian berkurang dengan bertambahnya kedalaman.

Resistance to Flow and Bed Forms

21

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

2. Slope (Kemiringan), untuk kedalaman konstan, bertambahnya di saluran atau kemiringan energi dapat mengubah bentuk dasar secara keseluruhan dari yang terendah sampai aliran tertinggi. 3. Kerapatan, bertambahnya kerapatan pada konsentrasi sedimen halus dapat meningkatkan kerapatan dari campuran sedimen-air, dan menurunkan berat terendam dari sedimen dan resistensi terhadap aliran. 4. Ukuran material dasar, perubahan material dasar dapat mengubah kekasaran butiran dan distribusi konsentrasi sedimen ke arah vertikal. 5. Gradasi material dasar, material seragam lebih banyak ditemukan dan resistensinya terhadap aliran lebih tinggi daripada gradasi material dengan ukuran rata-rata yang sama. 6. Kecepatan jatuh, ini adalah salah satu variabel utama yang menentukan interaksi antara partikel sedimen dan fluida. Dengan bertambahnya kecepatan jatuh dapat meningkatkan resistensi terhadap aliran dan mengubah bentuk dasar dari ripple menjadi dune. Hal ini jugatelah terlihat bahwa tidak ada ripple yang ditemui dengan fall diameter lebih besar dari 0,6 mm. 7. Bentuk penampang melintang saluran, bentuk dari penampang melintang saluran mempengaruhi kecepatan dan distribusi gaya geser. Distribusi yang tidak seragam dari kecepatan dan gaya geser dapat menyebabkan bentuk pdasar berganda yang berada di sepanjang saluran. 8. Aliran rembesan aliran rembesan pada saluran dapat mengurangi berat efektif dari partikel sedimen dan stabilitas dari sedimen. Aliran rembesan pada tebing sungai dan dasar memiliki efek sebaliknya,

Resistance to Flow and Bed Forms

22

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

Gambar 15. Hubungan antara jari-jari hidraulis dan kecepatan di Rio Grande dekat dengan Bernalillo, New Mexico (Nordin,1964)

Resistance to Flow and Bed Forms

23

Sediment Transport Dosen: Dr.Ir.Ahmad Perwira Mulia,M.Sc. Mahasiswa: Dhani Aprisal R. (07 0404 091)

DAFTAR PUSTAKA Chow, Ven te, alih bahasa: Rosalina, E.V. 1997. Open Channel Hydraulics (Hidrolika Saluran Terbuka). Erlangga, Jakarta. Kodoatie, Robert J. 2009. Hidrolika Terapan Aliran pada Saluran Terbuka dan Pipa. ANDI, Yogyakarta. R, Dhani Aprisal. 2010. Catatan Kuliah Teknik Sungai. Dosen: Ir.Sufrizal, M.Eng. Departemen Teknik Sipil USU. Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika II. Beta Offset, Yoyakarta. Yang, Chih Ted. 2003. Sediment Transport, Theory and Practice. Krieger Publishing Company, Malabar, Florida. http://www.discoverarmfield.co.uk/data/s8/ http://reservoir-geology.com/sedimentary%20structures1.htm

Resistance to Flow and Bed Forms

24

Anda mungkin juga menyukai