Pendahuluan
Dokumen ini dibuat untuk membantu dalam pemahaman metode Gauss-Jordan dalam mencari sebuah invers Matrix segi-empat m x m.
Eliminasi Gauss
Dasar Teori
Misalkan terdapat sebuah persamaan sebagai berikut: 2x+3y=10 ...(1) 5x+6y=4 ...(2) maka, bisa dicari nilai dari x dan y adalah: x=16 y=14 persamaan tersebut dapat juga direduksi dengan cara sebagai berikut: Pada persamaan (2)agar nilai x=0, di jumlahkan dengan hasil kali antara -5/2 dikali persamaan (1) Perhatikan persamaan berikut: reduksi persamaan (2): 5 (5x+6y=4)( (2x+3y=10)) 2 15 (5x+6y=4)5x y=25 2 3 y=21 ...(3) 2 sehingga, persamaan (1) dan (2) dapat ditulis ulang: 2x+3y=10 3 y =21 2 metode reduksi ini akan menghasilkan nilai x dan y yang ekivalen dengan metode eliminasi atau subtitusi. Berdasarkan cara ini, metode eliminasi Gauss digunakan. Metode ini akan mengubah matrix menjadi sebuah matrix segitiga (yang memiliki nilai 0 pada bagian diagonal atas/bawah). misalnya, terdapat sebuah Matriks 3x3
1 1 2 3 1 1 1 3 4
matrik ini dapat direduksi dengan cara sebagai berikut: dengan memakai baris pertama sebagai baris referensi, maka:
2 1 +(3baris1) 4 (1baris 1) 1 1 2 = 3 1 1 + 3 3 6 1 3 4 1 1 2 =
1 1 3 1 1 3
[ [
][
1 0 0
1 2 2 7 2 2
] ] ]
Kemudian, matriks diatas direduksi dengan menggunakan diagonal ke-2 sebagai referensi.
1 0 0
[ [
1 0 0 1 0 0
mat[y]= jml_mat(mat[y],(v_jml))
Metode Gauss-Jordan
Invers Matrix
Metode Gauss-Jordan merupakan penerapan dari eliminasi Gauss untuk mencari Invers dari sebuah matrix. Invers sebuah matrix didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah sebuah matrix:
A
maka, invers dari matrix A didefinisikan sebagai berikut: A1 dimana, berlaku persamaan:
AA =I
1
[ ] [
] ]
4 1 10 = 1 0 AA 1= 3 1 10 2 4 2 3 0 1 10 10
[ ]
[ ][
]
Metode Gauss-Jordan
Contoh metode Gauss-Jordan adalah sebagai berikut: 1 1 2 A= 3 1 1 1 3 4
Pertama, dibutuhkan sebuah matriks identitas sesuai dengan orde dari A, dan matriks tersebut di augmentasikan.
1 1 2 1 0 0 3 1 1 0 1 0 1 3 4 0 0 1
1 1 3 1 1 3
2 1 0 0 1 0 1 0 + 3baris 1 4 0 0 1 1baris 1 2 1 0 0 1 0 1 0 + 3 4 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
[ [ [ [ [ [
1 1 3 1 1 3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
1 2 1 2 7 3 2 2 1 1 2 1 2 7 3 2 2 1 1 2 1 2 7 3 2 2 1
0 0 1 0 0 1 1baris2 0 0 1 0 0 1 0 2 7 3 1 0 0 0 1
] ] ] ] ]
3 6 3 0 0 1 2 1 0 0
1 2 1 0 2 7 3 1 0 5 4 1
] ]
Setelah tahap ini selesai, maka, tahap berikutnya adalah mereduksi masing-masing baris agar diagonal pada vektor A memiliki nilai 1. Perhatikan langkah berikut:
1 0 0
1 2 1 0 2 7 3 1 0 5 4 1
0 x 1 0 x 0.5 1 x 0.2
Kemudian, lakukan Eliminasi Gauss dengan menghilangkan sisi segitiga atas dari vektor A.
[ [ [
1 1 2 1 0 0 + 2baris 3 0 1 3.5 1.5 0.5 0 3.5baris 3 0 0 1 0.8 0.2 0.2 1 1 2 1 0 0 + 0 0 2 1.6 0.4 0.4 0 1 3.5 1.5 0.5 0 0 0 3.5 2.8 0.7 0.7 0 0 1 0.8 0.2 0.2 1 1 0 1 0 0 0 0.6 0.4 0.4 0 1.3 0.2 0.7 1 0.8 0.2 0.2
] ]
[ [ [
1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0
0 0.6 0.4 0.4 + 1baris 2 0 1.3 0.2 0.7 1 0.8 0.2 0.2 0 0.6 0.4 0.4 + 0 1 0 1.3 0.2 0 1.3 0.2 0.7 1 0.8 0.2 0.2 0.7
] ]
1 0 0 0.7 0.2 0.3 0 1 0 1.3 0.2 0.7 0 0 1 0.8 0.2 0.2 0.7 0.2 0.3 1 A =1.3 0.2 0.7 0.8 0.2 0.2
Referensi
Kreysig, Erwin; Advanced engineering mathematics 9ed:2006; John Wiley & Sons Inc.