Anda di halaman 1dari 17

Kegawatdaruratan Psikiatri

(Metode Bunuh Diri)

Definisi Percobaan Bunuh Diri (Suicide Attempt)


Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin
suicidium, dengan sui yang berarti sendiri dan
cidium yang berarti pembunuhan. Schneidman
mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku
pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri
sendiri oleh seorang individu yang memandang
bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu.
Dia mendeskripsikan bahwa keadaan mental individu
yang cenderung melakukan bunuh diri telah
mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan
frustasi yang bertahan lama sehingga individu
melihat bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian
untuk masalah yang dihadapi yang bisa menghentikan
rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk., 2000).

Secara umum, metode bunuh diri terdiri dari 6


kategori utama yaitu:
1. Obat (memakan padatan, cairan,
gas, atau uap)
2. Menggantung diri (mencekik dan
menyesakkan nafas)
3. Senjata api dan peledak
4. Menenggelamkan diri
5. Melompat
6. Memotong (menyayat dan
menusuk)

Penatalaksanaan

Perbaiki keadaan umum

Terapi farmakologik tergantung diagnosa yang mendasari percobaan


bunuh diri

Gagasan bunuh diri pada pasien alkoholik biasanya akan membaik pada
beberapa hari abstinensi

Gagasan bunuh diri pada pasien skizofrenia harus diperhatikan secara


serius

Rawat inap jangka panjang dianjurkan bagi pasien dengan


kecenderungan mutilasi diri

Penanganan Di IRD

Tergantung tingkat kesadarannya

Tingkat kesadaran pasien dengan percobaan bunuh diri yang dibawa ke


UGD dapat berupa :
a. Kesadaran berkabut sampai koma
b. Kesadaran kompos mentis

Kesadaran Berkabut Sampai Koma


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik, khususnya terhadap tanda-tanda


vital
Bila perlu lakukan resusitasi jantung-paru (airway-breathing-circulation)
Bila perlu rawat di ICU
Atasi kondisi fisik akibat tindakan bunuh dirinya, seperti, pendarahan,
keracunan, luka terbuka, patah tulang, trauma capitis dsb
Lakukan pemeriksaan penunjang yang perlu untuk membantu penegakan
diagnosis
Setelah kesadarannya kompos mentis lakukanevaluasi psikiatri dengan
sikap yang suportif, tidak menghakimi dan menyalahkan, atau rujuk ke
bagian psikiatri

Kesadaran Kompos Mentis


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Atasi gangguan fisik, bila ada


Lakukan assessment perilaku bunuh diri pasien
Bila serius rawat dengan pengawasan yang ketat atau rujuk ke bagian
psikiatri
Bila bersifat dramatisasi lakukan psikoterapi individual atau relationship
therapy atau rujuk
Bila disertai depresi, beri terapi anti depresan dan/atau rujuk
Bila diduga berkaitan dengan gangguan kepribadian, rujuk ke bagian
psikiatri untuk evaluasi kepribadian dan psikoterapi
Bila dilatar belakangi oleh skizofrenia dengan bunuh diri atau depresi
pasca skizofrenia perlu dirujuk ke bagian psikiatri karena tentamen
suicidium dapet terjadi secara tak terduga

Intoksikasi Bahan Kimia


Merupakan suatu kondisi
keracunan akibat masuknya
bahan kimia tertentu ke dalam
tubuh yang menyebabkan
timbulnya kelainan pada tubuh
Penyebab terbanyak adalah :
-Insectisida fospat organik ( IFO )
-Sedativa- hipnotika dan
analgetika
-Bahan korosif
-Pestisida lain ( hido karbon clorin
dan racun tikus )

Intoksikasi Peptisida1

Ada 2 macam peptisida (insektisida) yang paling banyak


digunakan dalam pertanian :
1.Insektisida hidrokarbon khorin (IHK=Chlorinated
Hydrocarbon )
2.Insektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase
insectisida ) -> Baygon
Penatalaksanaan :
1.
Resusitasi.
-Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa
pernafasan dan nadi
-Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit
-Pasang oksigen (hindari pernafasan buatan dari mulut
kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni
lewat mlut penolong)
-Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face
mask atau menggunakan alat bag valve mask

Intoksikasi Peptisida2
2. Eliminasi.
-Emesis, merangsang penderita supaya muntah, pada penderita yang sadar atau dengan pemberian sirup
ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil. Dapat juga menggunakan susu.
-Katarsis ( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan
besar.
-Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang
tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
Kontra indikasi untuk dekontaminasi lambung adalah:
-Keracunan bahan korosif atau senyawa hidrokarbon (minyak tanah, dll) karena mempunyai risiko
terjadi gejala keracunan yang lebih serius
-Penurunan kesadaran (bila jalan napas tidak terlindungi).

-Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.


Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 6
jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dikerjakan dengan
bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.

Intoksikasi Peptisida2
3.

Anti dotum
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek
akumulasi Akh pada tempat penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 1 mg setiap 5 - 10 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala
atropinisasi ( muka merah,mulut
kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 30
- 60 menit selanjutnya setiap 2 4 6 8 dan
12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24
jam. Penghentian yang mendadak dapat
menimbulkan rebound effect berupa edema paru
dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.

Intoksikasi Sedativa- Hipnotika dan Analgetika1

Banyak obat-obat yang menimbulkan sedasi dan hipnosis dengan cara


menekan susunan saraf pusat ( SSP ). Overdosis obat-obat ini
menimbulkan koma dengan kegagalan pernapasan

Macam-macam
-Golongan barbiturat : fenobarbital ( Luminal ), amobarbital ( Amytal ),
pentotal ( Nembutal ), tiopental ( Pentotal ).
-Nonbarbiturat : meprobamat, methaqualon, gluthetimide ( Doriden ).
-Antiepilepsi : phenitoin ( Dilantin ), carbamazepin ( Tegretol ).
-Antihistamin : antazoline, diphenhydramine ( Benadryl ), dll.
-Phenothiazine dan derivat-derivatnya : chlorpromazine ( Largacti ),
chlordiazepoxide ( Librium ), diazepam ( Valium, Stezolid ), lorazepam
(Ativan), haloperidol ( Haldol ),dll.
-Bromidum : NaBr, KBr, NH4Br.
-Analgetika : asam salisilat ( Aspirin ), acetaminophen ( Paracetamol ),
metampiron ( Antalgin, Novalgin ).
-Analgetika narkotika : morphine, codeine, heroin, meperidine
( Pethidine ), opium ( Papaver somniferum ), loperamide ( Imodium ),
dll.

Intoksikasi Sedativa- Hipnotika dan Analgetika2


Tatalaksana :
1.
Resusitasi
Pertahankan jalan napas yang baik, bila perlu dengan
oropharyngeal airway atau intubasi endotrakheal. Hisap
lendir dalam saluran napas. Bila timbul depresi
pernapasan, berikan O2 lewat kateter hidung ( 4 6
liter/menit ) atau masker oksigen ( 2 4 liter/menit ). Bila
perlu gunakan respirator.
2.
Eliminasi
Eliminasi sangat tergantung pada tingkat kesadaran
penderita, jenis dan dosis obat yang dipakai.
Pada penderita sadar : cukup emesis, pemberian norit dan
laksans MgSO4. Kalau pasti dosis rendah, langsung
dipulangkan. Bila ragu-ragu observasi selama beberapa
jam.
Koma derajat ringan sedang : kumbah lambung dengan
pipa nasogastrik tanpa endotrakheal, diikuti dengan
diuresis paksa selama 12 jam bila ragu-ragu tentang
penyebab keracunan.

Intoksikasi Sedativa- Hipnotika dan Analgetika3


Caranya :
-Mulai dengan 1 ampul kalsium glukonas intravena, selanjutnya
-Infus Dekstrosa 5 10% ditambah 10 ml KCl 15% ( = 1,50 mg
KCl ) untuk setiap 500 ml Dekstrose, kecepatan 3 liter dalam 12
jam
-Setiap 6 jam diberi 40 mg furosemide intravena
-Diuresis paksa dapat diulang setiap 12 jam bila perlu, sampai
penderita sadar. Untuk keracunan salisilat dan fenobarbital dapat
ditambahkan 10 mEq Na-bikarbonat untuk setiap 500 ml
Dekstrosa ( diuresis paksa alkali )
Koma derajat berat : KL dengan pipa endotrakheal berbalon,
untuk mencegah aspirasi ke dalam paru. Selanjutnya diuresis
paksa netral/alkali, atau dialisis ( peritoneal / hemodialisis )
sampai penderita sadar.
3. Antidotum
Tidak ada antidotum yang spesifik. Obat-obat analeptik
semuanya merupakan kontraindikasi. Selain tidak efektif, obatobat ini dapat menimbulkan bermacam-macam komplikasi
( aritmia jantung, konvulsi, gangguan faal ginjal, dll )

Gantung Diri

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Penatalaksanaan pada kasus penggantungan yang


masih hidup :
Korbannya diturunkan
Ikatan pada leher dipotongdan jeratan dilonggarkan
Berikan bantuan pernapasan untuk waktu yang
cukup lama
Lidah ditarik keluar, lubang hidung dibersihkan jika
banyak mengandung sekrsi cairan
Berikan oksigen, lebih baik lagi kalau disertai CO2
5%
Jika korban mengalami kegagalan jantung
kongestif, pertolongan melalui venaseksi mungkin
akan membantu untuk mengatasi kegagalan jantung
tersebut
Berikan obat-obatan yang perlu (misalnya
Coramine)

Senjata Api1
Prinisip dasar penanganan luka tembak :
1. Cari sumber perdarahan
2. Tekan langsung, gunakan pembalut
3. Jika pembalut dibasahi darah, tambahkan lagi di
atasnya
4. Jika lukanya hanya kecil dan perdarahannya sedikit,
bersihkan dengan alkohol 70% atau betadhin
5. Jika terjadi shock berikan infus NaCl 0,9%
6. Lakukan tindakan debridement :
a. Insisi kulit
b. Irigasi/pembilasan luka
c. Pembuluh darah. Lakukan ligasi pada sumber
perdarahan
d. Eksisi dari jaringan yang non vital
e. Sesudah terjadi luka baru, luka dibiarkan terbuka
f. Immobilisasi daerah luka
g. Tutup luka (ketika luka sudah tenang)

Senjata Api2
Infeksi dan pencegahannya :
-Jangan sekali-sekali menyentuh luka
dengan tangan atau alat yang kotor
-Jangan mencuci luka dengan air yang
tidak steril
-Bersihkan luka dengan bahan antiseptik
-Tutup luka dengan kasa steril

Anda mungkin juga menyukai