Anda di halaman 1dari 12

IDENTITAS PROFESI

MATA KULIAH ETIKA PROFESI ORTOTIK PROSTETIK


MUHAMMAD ABDUH (085)
WAHYU TRI UTOMO (094)
DIV OP

Kode Etik Ortotis Prostetis


Indonesia
Pengantar
Sebagai warga negara yang sadar terhadap tanggung jawab dalam

masalah kesehatan pada umumnya dan ortotik prostetik pada


khususnya, yang melaksanakan tugas, peran dan fungsinya dengan
cara, pemikiran dan pendekatan yang positif, ilmiah, sesuai dengan
hakikat kemanusiaan, dengan penuh rasa tanggung jawab kepada
Tuhan Yang Maha Esa, umat manusia, nusa bangsa, negara dan
pribadi.

Bertanggung jawab akan profesi ortotis prostetis untuk menolong


setiap orang yang membutuhkan ortose dan protese, maka profesi
ortotis prostetis wajib memberikan layanan dengan etikat yang baik.

Kode Etik Profesi Ortotis Prostetis berlandaskan norma-norma etik


yang mengatur hubungan antar manusia pada umumnya, yang
diterima dan dikembangkan terus menerus berdasarkan azas
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kewajiban Ortotis Prostetis Terhadap

PASAL 12/ Klien


Pasien
Setiap ortotis prostetis wajib senantiasa mengingat dan
mengetahui kewajibannya dalam meningkatkan kualitas hidup
pasien / klien.
PASAL 13
Setiap ortotis prostetis wajib bersikap tulus dan ikhlas serta
bertanggung jawab atas ilmu dan ketrampilan dalam
pelayanannya kepada pasien / klien.
PASAL 14
Setiap ortotis prostetis wajib menjunjung tinggi kerahasian
pasien / klien, kecuali harus memberikan keterangan yang
berkenaan dengan kasus ortotik Prostetik.
PASAL 15
Setiap ortotis prostetis wajib menghormati pendapat dan
kewenangan pasien / klien.

Kode Etik Ortotis Prostetis


Nara Sumber : Handicap

Internasional
Kode etik adalah suatu kerangka penting untuk kegiatan

kegiatan profesional apapun yang bertanggung jawab


terhadap perawatan pasien. Berikut ini adalah kode etik
yang disarankan dalam Report of the United Nations Interregional Seminar on Standard for the Training of Prosthetist
( UN, 1969 ) / Laporan Seminar Inter-regional PBB tentang
standar untuk Pelatihan Prostetis ( PBB, 1969 ).
Namun demikian, ini hanya diberikan sebagai sebuah
contoh yang memenuhi sebuah persyaratan minimal untuk
kode kode tersebut. Hal ini mungkin memerlukan
kolaborasi dalam lingkungan budaya, etnik dan agama
yang berbeda.

Kode Etik Ortotis Prostetis

i) Ia harus menjalin hubungan yang setia dengan kolega koleganya dan


anggota anggota tim klinik lain tanpa mengasumsikan peranan
peranan diluar profesinya sendiri.

ii) Ia harus mempraktekkan kebijaksanaan absolut berkaitan dengan


persoalan persoalan pribadi atau pengetahuan yang mungkin
diperolehnya dalam pekerjaan profesional yang ia lakukan

iii) Ia, seperti halnya anggota tim klinik yang lain, harus menyediakan
pelayanan hanya sebagai seorang anggota tim itu dan menghormati
kesimpulan kesimpulannya.
iv) Ia harus berkolaborasi dengan bebas dalam pertukaran informasi yang
dibutuhkan antara kolega dan lain lain dalam disiplin ilmu yang berbeda
namun terkait.

Lanjutan

v) Ia harus berusaha keras menampilkan standar paling tinggi dari


keahlian profesional yang dimilikinya.
vi) Ia harus menyediakan pelayanan kepada pasien dengan cara
profesional, kepentingan kepentingan pribadi, keuangan atau komersial
harus di nomor duakan.
vii) Ia harus selalu jujur dalam menunjukkan dirinya dan juga pelayanan
pelayanannya kepada pasien dan pihak lain yang terkait.
viii) Ia harus memperhatikan batasan batasan dalam hubungan
pribadinya dengan pasien yang bisa diterima oleh profesi medis secara
umum.

Standar Profesi
Kode Etik

Norma,nilai dan aturan profesional


Melindungi perbuatan yg tdk prof
Tgg jwb moral profesi yg hrs dipatuhi
Kode etik dapat berubah sesuai tuntutan zaman
Sifat & orientasinya: singkat,sederhana,jelas,praktis,
dapat diterima dan dilaksanakan

Pelaksanaan Pelayanan Ortotik


Prostetik
Pasal 17

Ortosis protetis dalam melaksanakan pelayanan ortotik prostetik


memiliki kewenangan sebagai berikut:
Melakukan assessment ortotik prostetik
Melakukan identifikasi fisik
Membuat rancang bangun
Melaksanakan fabrikasi
Melakukan fitting dan exercise
Melakukan penyerahan dan edukasi
Memberikan pendidikan dan pelatihan
Melakukan pengembangan teknologi dan penelitian

Pasal 20

Dalam pelaksanaan pelayanan ortotik prostetik , ortosis prostetis


mempunyai hak;
Memperoleh hak perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan ortotis prostetis sesuai standar profesi
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kompetensi
Menerima imbalan jasa profesi
Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya sesuai peraturan perundang-undangan

Pembinaan dan
pengawasan
Pasal 22

Menteri , pemerintah daerah provinsi, pemerintah


daerah kabupaten/kota , MTKI dan MTKP
melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pekerjaan ortosis prosthesis dengan
mengikutsertakan organisasi profesi
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan
mutu pelayanan yang diberikan oleh ortotis
prostetis

Profesi Ortotis Prostetis


Menyusun Standar Profesi
Melakukan pembinaan anggota profesi
Mengembangkan organisasi profesi
Menjalankan sistem regulasi yg telah ditetapkan oleh
Pemerintah
Membantu program pemerintah.
PEMBERDAYAAN PROFESI
Memiliki Standar Profesi (Standar Kompetensi & Kode Etik)
Menjalankan Regulasi
Kerjasama & Networking dg profesi sejenis di LuarNegeri
Kesetaraan profesi di Dalam dan LN
Pendirian OP bagi yang belum

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai