Anda di halaman 1dari 83

Legal Aspect of

Medicine Praktice
by Dr. Dedi Ismiranto, SH, MH, SpPD
Curriculum Vitae
╺ Nama : Dr. H. Dedi Ismiranto, SH,MH, SpPD
╺ Tempat/Tanggal lahir : Bandung/16 September 1
971
╺ Pekerjaan : Dokter – advokat
╺ Pendidikan :
╺ Dokter Umum : UB tahun 1997
╺ Dokter Spesialis Dalam : UB tahun 2007
╺ Sarjana Hukum : Unisba tahun 2012
╺ Magister Hukum : Unisma tahun 2019
╺ Jabatan/organisasi :
╶ Direktur RS ananda Blitar
╶ Dewan Kehormatan PMI kab. Blitar
╶ Dewan Pembina FORKI kab. Blitar
╶ Wakil ketua IDI kab. Blitar

2
Curriculum Vitae

╺ Jabatan/organisasi :
╶ Koordinator kebersihan dan kesehatan serta Bendahar
a Renovasi Masjid Raya Wlingi kabupaten Blitar
╶ Ketua Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan BKMT ka
b. Blitar
╶ Biro Hukum Perlindungan dan Pembinaan Anggota IDI
Wilayah Jawa Timur
╶ Anggota MUI kab. Blitar
╶ Wakil Ketua Perdahukki Jawa Timur
╶ Ketua Bidang Perlindungan Anggota Badan Wakaf Ka
b. Blitar

3
Malpraktik Tenaga
Kesehatan
Menakutkan bagi tenaga kesehatan ?

4
Sumpah dokter di Indonesia tercantum pada Pasal 1
KODEKI 2012; adalah sbb :

Demi Allah saya bersumpah, bahwa :


1. Saya akan membaktikan hidup saya guna perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan bersusila
sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofe
sian saya.
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatu yang berten
tangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhati
kan kepentingan masyarakat.
Sumpah dokter di Indonesia tercantum pada Pasal 1
KODEKI 2012; adalah sbb :

8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaru


h oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedud
u kan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan
terima kasih yang selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memperta
ruhkan kehormatan diri saya.
Naskah /lafal Sumpah Perawat
Saya bersumpah bahwa:
1. Saya akan membaktikan hidup saya untuk kepentingan kemanusiaan terutama
dalam bidang kesehatan tanpa membeda-bedakan kesukuan, kebangsaan, keagama
an, jenis kelamin, golongan, aliran politik, dan kedudukan sosial.
2. Saya akan menghormati setiap hidup insani sepanjang daur kehidupannya.
3. Saya akan mempertahankan dan menjunjung tinggi martabat profesi keperawatan
dengan terus menerus mengembangkan ilmu keperawatan.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan dan
keilmuan saya sebagai perawat, kecuali jika diminta keterangan untuk proses hukum.
5. Saya akan senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat.
6. Saya akan membina kerja sama sebaik-baiknya dengan kesehatan dan pihak lain
dalam pemberian pelayanan kesehatan.
7. Saya akan tetap memberikan penghormatan yang selayaknya kepada guru dan
pembimbing saya.
8. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsyafan
.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan kepada saya.
Lafal/Sumpah Bidan :
“Saya bersumpah atau berjanji bahwa saya:”
1. Akan mengabdikan ilmu saya dengan jujur dan adil, sejalan dengan profesi bidan.
2. Akan mengabdikan diri saya dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan, tanpa membeda
kan agama, pangkat, suku, dan bangsa.
3. Akan menghormati kehidupan manusia sejak pembuahan.
4. Akan membela hak dan menghargai tradisi budaya dan spiritual pasien yang saya layani.
5. Tidak akan menceritakan kepada siapapun dan menjaga segala rahasia, yang berhubunga
n dengan tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk keperluan kesaksian.
6. Akan menghormati, membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan dengan teman sej
awat.
7. Akan menjaga martabat dan menghormati keluhuran profesi dengan terus menerus
mengembangkan diri untuk mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumpah dan janji ini saya ikrarkan dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehor
matan profesi saya sebagai bidan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan kepada
saya
Pengertian Tenaga Kesehatan (UU RI No.36 Tentang Tenaga Kesehatan)
“ setiap orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan “

Pengelompokan Tenaga Kesehatan :
a. Tenaga Medis : dokter, drg, spesialis
dan drg spesialis
b. Tenaga Psikologi Klinis
c. Tenaga Keperawatan
d. Tenaga Kebidanan
e. Tenaga Kefarmasian : apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian
f. Tenaga Kesehatan Masyarakat : epidemolog kesehatan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, tenaga adm dan kebijakan
kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga keseha
tan reproduksi dan keluarga
15

Pengelompokan Tenaga Kesehatan :
g. Tenaga Kesehatan Lingkungan : tenaga sanisati lingkungan, entomolog
kesehatan, mikrobiolog kesehatan
h. Tenaga gizi : nutrisionist dan dietisien
i. Tenaga Keterapian Fisik : fisioterapis, okupasi terapi, terapi wicara, aku
puntur
j. Tenaga Keteknisian Medis : perekam medis dan informasi kesehatan,
teknik cardiovasculer, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/opto
metris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, audiologis
k. Tenaga Teknik biomedika : radiografer, elektromedis, radioterapis, orto
tikprostetik
l. Tenaga Kesehatan Tradisional : tenaga kesehatan tradisional ramuan
dan ketrampilan
m. Tenaga Kesehatan lain : ditetapkan Mentri
16
World Medical Association (WMA) (1992)

 Medical malpractice involves the physician’s failure


to conform to the standard of care for treatment
of the patient’s condition, or lack of skill or neglig
ence in providing care to the patient, which is the
direct cause of an injury to the patient.

 Tidak menggunakan standar pengobatan

 Kelalaian dalam menangani penderita.

 Mengakibatkan kecacatan pasien.


17
Malpraktik medis menurut J. Guwandi meliputi
tindakan-tindakan sebagai berikut :

1. Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan


oleh seorang tenaga kesehatan.
2. Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau
melalaikan kewajiban.
3. Melanggar suatu ketentuan menurut perundang-undangan
Sengketa Medis
 Ketidak puasan pasien / keluarganya terhadap pelayanan nakes

 Penyebab umumnya

 Miskomunikasi

 Kurang Informed Consent

 Penyelesaian

 Tidak mesti diselesaikan lewat jalur hukum

 Penyelesaiannya bisa dengan perdamaian & penjelasan yang me


muaskan
Kenapa terjadi Malpraktik

 Asumsi Masyarakat tentang Kesehatan


 Layanan di RS harus selalu  Sembuh.
 Nakes dianggap serba bisa  Tak sembuh malprak
tik
 Pelayanan Kedokteran
 Kompleks & berjenjang
 Pekerjaan yg harus dilakukan dengan penuh hati hati
 Berhubungan dengan manusia yang punya HAM
 Pasien sering dibawa terlambat
 Dokter multifungsi  Banyak jabatan & Kerja over
load.
Aspek Hukum Malpraktik

1. Penyimpangan dari Standar Profesi Medis

2. Kesalahan yang dilakukan nakes  kesengajaan (pelanggaran) atau

pun kelalaian

3. Tindakan medis yang menimbulkan kerugian materil, non materil

maupun fisik,mental

4. Sering kesalahan sarana Rumah Sakit


Unsur Malpraktik

1. Unsur kesengajaan (Intentional)  Prof


essional misconducts (Melakukan ti
ndakan yang tidak benar)
2. Unsur Pelanggaran

 Negligence (kelalaian)

 Malfeasance (pelanggaran jabatan)

 Misfeasance (Ketidak hati-hatian)

 Lack of skill (Kurang keahlian )


Hubungan hukum dokter-perawat
× Pasal 32 UU RI no. 38 tahun 2014 tentang keperawatan : delega
si tugas yang bersifat delegatif dan yang bersifat mandat
× Perawat/nakes lain rekan kerja
× Pelimpahan wewenang harus diberikan secara tertulis
× Pelimpahan wewenang secara delegatif : disertai pelimpahan
tanggung jawab, diberikan kepada perawat profesi/vokasi terlatih
yang memiliki kompetensi yang diperlukan
× Pelimpahan wewenang secara mandat : dibawah pengawasan
tenaga medis, tanggung jawab pada pemberi pelimpahan
wewenang
Perlindungan Hukum Nakes
Undang – Undang Dasar 1945 Amandemen ke-4
– Pasal 28D ayat 1 “ Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, pengakuan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama didepan hukum. “
– Pasal 28I ayat 2 “Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskrimina t
if itu. “
– Pasal 28I ayat 4 “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”
Undang – Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
– Pasal 3 huruf b “ Pengaturan Penyeleggaraan Rumah Sakit bertujuan untuk : memberikan
perlindungan sumber daya manusia di rumah sakit. “
– Pasal 30 huruf f “ Rumah Sakit mempunyai hak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan. “
Perlindungan Hukum Nakes
Undang – Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
– Pasal 3 ayat 2 “Setiap orang berhak atas pegakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hu
kum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
– Pasal 3 ayat 2 “Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
dasar manusia, tanpa diskriminasi.
– Pasal 5 ayat 1 “Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan mem
peroleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya d
idepan hukum.
– Pasal 5 ayat 3 “Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak mem
peroleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.
– Pasal 49 ayat 2 “Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau k
esehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita
Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 83 ayat 2 “ Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam pelay
anan kesehatan “
Perlindungan Hukum Nakes
Undang – Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 50 huruf a “ Dokter dan Dokter Gigi dalam praktik kedokteran mem puny
ai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas ses
uai standar profesi dan standar prosedur operasional.”
Undang – Undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan sebelum dilaku
kan Yudisial Review Mahkamah Konstitusi melalui Putusan No 82/PUU-XIII/2015
Pasal 4 huruf c “ Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggungjawab terh
adap perlindungan terhadap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik “
Undang – Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86 ayat 1 “Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlin dun
gan atas:a. keselamatan dan kesehatan kerja;b. moral dan kesusilaan; danc. perl
akuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
Perlindungan Hukum Nakes
Peraturan Presiden No 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan
Pasal 2 huruf b “Pengaturan tentang rumah sakit pendidikan bertujuan : me
mberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi pemberi pelayanan, mahasisw
a dan dosen … “
Peraturan Menteri Kesehatan No 317 Tahun 2010 tentang Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia
Pasal 23 ayat 2 “ TK WNA berhak mendapatkan perlindungan hukum dala
m melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar profesinya sesuai peraturan
perundang undangan “
Peraturan Menteri Kesehatan No 67 Tahun 2013 tentang Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing
Pasal 38 ayat 2 “ TK-WNA yang didayagunakan di Indonesia mempunyai hak
mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan kegiatan bidang ke
sehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Perlindungan Hukum Nakes

Peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskes


mas, Klinik Pratama, Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri
Pasal 2 huruf b “ pengaturan akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat prak
tek mandiri dokter, dan tempat praktek mandiri dokter gigi bertujuan untuk men
ingkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan “
Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit 
Pasal 2 huruf b “ Pengaturan Akreditasi bertujuan untuk meningkatkan perli
ndungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit dan rumah sak
it sebagai institusi ”
 
Pelanggaran Malpraktik

Etika Disiplin Hukum

29
Sanksi Hukum Malpraktik

UU Praktek UU Tenaga
KUHP
kedokteran Kesehatan

30
KUHP
 Pasal 359  Barangsiapa karena salahnya menyebab
kan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya
5th atau kurungan selama-lamanya 1 th.

 Pasal 360 ayat 1  Barangsiapa karena salahnya me


nyebabkan orang luka berat dihukum penjara selama-
lamanya 5 th atau hukuman kurungan selama-lamanya
Place your screenshot here
1 th.

 Pasal 360 ayat 2 Barangsiapa karena salahnya me


nyebabkan orang menjadi sakit atau tidak dapat men
jalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara,
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9
bl atau hukuman kurungan selama-lamanya 6 bl atau
hukuman denda setinggi tingginya Rp 4500.

31
UU Praktek Kedokteran
 Pasal 75 ayat 1  Setiap dr, drg yang dengan sengaja

melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki STR dapat

dipidana penjara paling lama 3 (tiga) th atau denda pa

ling banyak Seratus juta rupiah

 Pasal 76  Setiap dr, drg yang dengan sengaja melaku

kan praktik kedokteran tanpa memiliki SIP dapat dipida Place your screenshot here
na penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling

banyak Seratus juta rupiah.

 Pasal 79  Setiap dr, drg yang dengan sengaja tidak me

masang papan nama, membuat rekam medis dan tidak me

menuhi kewajiban dapat dipidana dengan penjara paling la

ma 1 th atau denda paling banyak Lima puluh juta rupiah.

32
UU Tenaga Kesehatan
 Pasal 83 : setiap orang yang bukan nakes melakukan prak

tik seolah-olah sbg nakes yg telah memiliki izin sebagai

mana dimaksud dalam pasal 64 dipidana penjara paling la

ma 5 tahun.

 Pasal 84 : (1) setiap nakes yang melakukan kelalaian be

rat yg mengakibatkan penerima pelayanan kesehatan luka Place your screenshot here
berat dipidana dg pidana penjara paling lama 3 tahun.

(2) Bila mengakibatkan kematian paling lama 5 tahun.

 Pasal 85 : (1). Setiap nakes yg dengan sengaja praktik

tanpa memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam pasal 44

ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.

100.000.000. (2). Setiap nakes WNA tanpa STR sebagai

mana dimaksud dalam pasal 55 ayat (1) dipidana denda pa

33 ling banyak Rp. 100.000.000,-


UU Tenaga Kesehatan
 Pasal 86 : (1). Setiap nakes yg dengan sengaja praktik

tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam pasal 46

ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.

100.000.000. (2). Setiap nakes WNA tanpa SIP sebagai

mana dimaksud dalam pasal 55 ayat (1) dipidana denda pa


Place your screenshot here
ling banyak Rp. 100.000.000,-

34
Pasal Pidana Penjara Dokter Dihapuskan MK

Pasal ancaman pidana yang terdapat


dalam Undang-Undang Praktik Kedok
teran dinyatakan Mahkamah Konstitusi
tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat.
Sebagian pasal 75 ayat (1), pasal 76 Place your screenshot here
dan pasal 79 Undang-Undang No. 29
Tahun 2004 itu dianggap bertentangan
dengan UUD 1945. Dengan demikian,
dokter yang tak memiliki Surat Izin
Praktek (SIP) dan Surat Tanda Regis
trasi (STR) kini bisa lega, tak perlu kha
watir dipenjarakan

35
Pencegahan Malpraktik

 Nakes harus pintar berkomunikasi

 Bersikap empati

 Harus selalu mengembangkan diri & ilmu

36
TERIMA KASIH
Kalau ada jarum yang patah
Jangan dilipat didalam kain dan disimpan da lam
peti
Kalau ada kata-kata kami yang salah
Jangan disimpan didalam hati dan jangan di
ceritakan pada siapa-siapa
Profesional Misconduct (Salah Tindakan
 Menahan-nahan pasien

 Membuka rahasia kedokteran tanpa hak

 Aborsi illegal

 Euthanasia (Mempercepat kematian pasien)

 Memberikan keterangan palsu

 Melakukan praktek tanpa izin


Neglicence
 Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian pada pasien

 Misal

 Kesalahan pemeriksaan

 Kekeliruan dalam memberikan penilaian penyakit

 Salah menulis dosis resep

 Kesalahan tindakan  mis kesalahan operasi


Malfeasance (Pelanggaran jabatan)
 Melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tindakan yang tidak tep

at & layak

 Misalnya

 Melakukan tindakan pengobatan tanpa indikasi yang jelas

 Mengobati pasien dengan coba-coba tanpa dasar yang jelas.


Misfeasance
 Melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan ti

dak tepat (improper performance),

 Misalnya

 Melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur


Lack of Skill
 Melakukan tindakan diluar kemampuan atau kompetensi seorang dokter, k

ecuali pada situasi kondisi sangat darurat.

 Misal

 Melakukan pembedahan yang bukan dokter bedah

 Mengobati pasien diluar spesialisasinya / keahliannya


INFORMED CONSENT
• Persetujuan yang diberikan setelah di berika
n penjelasan /mendapat informasi
• Dasarnya adalah Hak Untuk Menentu kan Dir
i Sendiri (The Right To Self Determination)
• Hak asasi manusia yang paling asasi untuk m
enentukan tentang dirinya sendiri, terma suk
dalam bidang kesehatan (setuju atau menola
k)
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (MEDI
K)

• Kewajiban setiap tenaga kesehatan selalu membe


rikan informasi baik diminta maupun tidak diminta
• Kewajiban meminta persetujuan
• Kewajiban adminstratif, pelanggaran admini tratif s
aja
• Hukumannya (sanksi) dari mulai teguran sd pencab
utan ijin praktik
INFORMASI
• Diberikan baik diminta mau pun tidak diminta
• Intinya yang berhak menerima informasi adalah pa
sien yang dalam keadaan sadar dan otonom
• Diberikan secara lengkap, kecuali dinilai informasi
itu akan merugikan pasien, maka tidak perlu diber
ikan
• Mencakup keuntungan dan kerugian baik diag nos
tik maupun terapeutik
• Diberikan secara lisan/tertulis
INFORMASI
• Diberikan kepada keluarga dengan persetujuan pasie
n, didampingi oleh paramedik sebagai saksi
• Siapapun tidak berhak meminta informasi tanpa per
setujuan pasien
• Tulis di rekam medik ditandatangani oleh pasien tel
ah diberikan kepada keluarga
• Tanpa ijin pasien membocorkan rahasia kedokte ran
• Sanksinya perjara, karena kejahatan
INFORMASI
• Tindakan operasi atau invasif lainnya, informasi di
berikan oleh dokter sendiri
• Dokter berhalangan, dapat diberikan oleh dokter la
in yang sepengetahuan dan petunjuk dokter tersebut
• Bukan bedah atau tindakan invasif lainnya, maka da
pat dilakukan oleh dokter lain atau perawat dengan
sepengetahuan dan petunjuk dokter yang bertang
gung jawab
INFORMASI KE PIHAK KETIGA
• Dalam hal pasien peserta program asuransi (BP
JS) atau perusahaan, maka informasi tentang te
rapi dan diagnosa dapat diberikan tanpa perse
tujuan pasien
• Apabila pasien menggunakan fasilitas tsb, pasi
en dengan otomatis telah melepaskan haknya
untuk dirahasiakan
PERSETUJUAN
• Diberikan pasien atas tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap dirinya
• Diberikan secara tertulis atau lisan, setelah mend
apatkan informasi yang diberikan sesuai dengan ti
ngkat pendidikan dan kondisi pasien
• Perluasan operasi dan keadaan darurat, tidak perlu
informasi dan kesetujuan, informasi di berikan set
elahnya, namun persetujuan tidak perlu dimintaka
n, tulis di rekam medis
PERSETUJUAN TERTULIS DAN LISAN
• Persetujuan tertulis apabila tindakan me dik
mengandung resiko tinggi, diberikan oleh yan
g berhak memberikan persetuju an
• Persetujuan lisan apabila tanpa resiko tinggi,
dapat diberikan secara nyata-nyata atau secara
diam-diam
• Tidak mengatakan tidak, artinya ya (perse tuj
uan diam-diam)
YANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN

• Diberikan oleh yang otonom dan dewasa, arti


nya dalam keadaan sadar dan sehat mental
• Pasien di bawah mengampuan (org sakit jiw
a) diberikan oleh pengampu
• Pasien belum dewasa diberikan oleh ortu/
wali/keluarga terdekat/induk semang
PERNOLAKAN TINDAKAN KEDOK TERAN

• Hak pasien yang paling dasar, harus dihormati


• Untuk mencegah terjadinya kesulitan, dibuat s
urat keterangan pulang atas permintaan sendi ri,
disimpan bersama dengan berkas rekam me dis
• Setelah itu tanggung jawab ada pada pasien/ k
eluarga pasien
• Hubungan hukum tidak putus
BERKAS PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERA
N

• Tidak perlu dibubuhi meterai


• Tidak perlu ditambah klausula: pasien melepaskan h
aknya menggugat dokter apabila di kemudian hari te
rjadi sesuatu
• Tidak perlu tanda tangan keluarga, dalam hal pasien
sadar dan mampu
• Peraturan Dirjen Yanmed mensyaratkan ada saksi
dan ada tandatangan yang memberikan informasi (le
x spesialis)
REKAM MEDIK
• UUPK Pasal 46: wajib membuat Rekam Medis
• Sengaja tidak membuat Rekam Medis di anca
m dengan hukuman penjara maks 1 tahun at
au denda maks 50 juta
• Dibubuhan nama, waktu dan ditandata ngan
i yang bersangkutan
• Wajib dijaga kerahasiaannya oleh dokter dan
sarana kesehatan
PERMENKES 269/08
KETENTUAN UMUM

• Rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan d


okumen tentang pasien
• Berisi identitas, pemeriksaan, pengoba tan, tind
akan medis lain pada sarana pe layanan kesehat
an
• Sarana pelayanan kesehatan untuk ra wat jalan,
rawat inap baik dikelola pemerintah maupun sw
asta
TATA CARA PENYELENGGARAAN

• Setiap sarana kesehatan wajib membuat Reka


m Medis
• Dibuat oleh dokter dan atau tenaga kese hata
n lain yang terkait
• Harus dibuat segera dan dilengkapi sete lah
pasien menerima pelayanan
• Harus dibubuhi tandatangan yang memberika
n pelayanan
TATA CARA PENYELENGGARAAN

• Pembetulan kesalahan dilakukan pada


tulisan yang salah, diberi paraf oleh p
etugas yang bersangkutan
• Menghapus tulisan dengan cara apa
pun juga tidak diperbolehkan
• Penyimpanan lima tahun sejak pasien
terakhir berobat
PENYIMPANAN REKAM MEDIK

• Dapat dilakukan penyimpanan khusus


dan ditempatkan tersendiri
• Setelah lima tahun dapat dimusnahkan
• Tata cara pemusnahan ditetapkan oleh
Dirjen
• Terdapat tata cara pemusnahan arsip
yang baku
KEPEMILIKAN
• Berkas Rekam Medis milik sarana keseha tan
• Isi Rekam Medis milik pasien
• Pasien berhak mendapatkan resume pu lan
g
• Wajib dijaga kerahasiaannya
• Pemaparan isi Rekam Medis hanya boleh dil
akukan dengan ijin tertulis dari pasien
PEMANFAATAN
• Dasar pemeliharaan kes pasien
• Bahan pembuktian dalam perkara huk
um
• Bahan penelitian dan pendidikan
• Dasar pembayaran biaya pelayanan ke
sehatan
• Bahan untuk menyiapkan statistik kes
ehatan
PERMASALAHAN
• Pasien atau pengacara pasien sulit m
embaca Rekam Medis, harus dibaca ol
eh dokter
• Penghapusan rekam medis, dapat di k
ategorikan sebagai pemalsuan, jadi kal
au salah tulis hanya dapat dibetul kan
pada saat itu, dengan cara men coret
yang salah dan dibubuhkan pa raf
PERMASALAHAN
• Pemeriksaan penunjang, selalu diberikan kepa
da pasien, karena adanya pendapat itu milik p
asien
• Apabila dilakukan harus ditulis hasilnya diberi
kan kepada pasien
• RM berguna untuk tenaga kesehatan dan sa
rana kesehatan, sedikit gunanya untuk pasien
• RM bukan akta otentik (akta asli) yang berisi t
ulisan tangan
KEGUNAAN REKAM MEDIK
• Berkas rekam medis yang lengkap sangat m
embantu tenaga kesehatan dan atau rumah
sakit dalam proses pembuktian per kara, bai
k di luar mau pun di dalam pe ngadilan
• Bahkan dapat membuat pasien mengerti ak
an semua tindakan medis yang dilaku kan
oleh tenaga kesehatan
REKAM MEDIK ELEKTRONIK
• Dapat dibuat RM e, namun akan ditentukan p
eraturan pelaksanaannya dengan peratu ran
menteri
• Sebelum perturan menteri dibentuk, ilegal pe
mbuatan RM e
• Tidak mungkin Paperless, yang dapat dija di
kan bukti harus tertulis
• Persetujuan Tindakan Kedokteran, resep dll
Terimakasih
RAHASIA KEDOKTERAN
• Semua informasi tentang pasien yang b
ersifat pribadi adalah rahasia kedoktera
n!!!!
• Mutlak harus dirahasiakan, bahkan sam
pai dengan pasien meninggal dunia
• Pelepasan informasi dengan ijin pasien, t
anpa ijin pasien pelanggaran hukum
PELEPASAN INFORMASI
• Ditentukan oleh undang-undang boleh dibu
ka, tentunya dengan syarat –syarat (wabah,
penyakit menular berbahaya dll)
• Pasien mengadu kasusnya ke kepolisian, oto
matis dia melapaskan haknya dirahasiakan
• Harus dengan ijin pengadilan, kalau proses
sudah sampai persidangan, dengan putusan
sela
PELEPASAN INFORMASI
• Pasien mengadukan kasusnya ke advokad, haru
s ada surat pernyataan tertulis dari pasien, bahw
a advokad berhak mendapatkan seluruh inform
asi tentang dirinya, termasuk rahasia kedokter
an
• Mengadukan ke LSM, juga harus ada Surat Kua
sa dari pasien ke LSM untuk pelepasan informa
si
• Ingat tidak seluruh informasi dapat diberikan!!!
HAK UNTUK TIDAK HADIR DI PENGADILAN

• TK dipanggilan ke Pengadilan, buat surat penolaka


n hadir ke pengadilan ke majelis hakim, sehubung
an dengan kewajiban menjaga rahasia kedokteran
• Majelis hakim akan membuat putusan sela, yan
g isisnya mewajibkan hadir atau mengabulkan pen
olakan hadir
• Pada saat diwajibkan hadir, tenaga kesehatan dile
paskan dari kewajiban menjaga rahasia kedokteran
HAK PASIEN UNTUK DAPAT PENDAPAT KEDU
A

• Ditawarkan oleh TK, maka beri informasi bah


wa kalau setuju untuk mendapatkan pendapat
kedua, maka seluruh informasi tentang pasien
akan disampaikan kepada pihak TK/ RS lain
• Pendapat Kedua atas permintaan pasien, otom
atis pasien melepaskan haknya un tuk diraha
siakan
Contoh Malpraktek
• Seorang atlet tinju yang sedang latihan, pingsan setela
h dipukul kepalanya. Kemudian dibawa ke UGD oleh te
man dan pelatihnya. Setelah dilakukan pemeriksaan sin
gkat, dokter memutuskan bahwa atlet tersebut harus di
operasi saat itu juga karena mengalami trauma di kepa
la yang mengakibatkan perdarahan. Krn kondisinya yan
g gawat, dan ketiadaan keluarga pasien, maka dokter l
angsung melakukan tindakan medis/operasi tanpa infor
med consent. Setelah dioperasi sang atlet tetap tidak s
adar dan hidup vegetatif. Keluarga sang atlet hendak
menggugat dokter dan RS.
Ny. M datang ke UGD karena perdarahan di usia
kehamilan 32 minggu, akibat terjatuh. Di UGD ha
nya ada resident (Dr. D) tingkat pertama sebagai
dokter jaga. Setelah berkonsultasi lewat telepon
dengan dokter jaga utama (Resident senior tahu
n terakhir), bukan dengan konsulen, Dr D melaku
kan tindakan medis tertentu yang mengakibatka
n mata bayi tertusuk gunting dan buta. Orang tu
a pasien menggugat.
UKURAN (STANDAR) PROFESI
Kewenangan Kemampuan rata-rata Ketelitian yang
umum
Diukur dng teman
Kekuasan yg sejawat: Diukur dng teman
disahkan Kategori sejawat:
STR Situasi Kategori

SIP Kondisi Situasi

Sertifikat yang sama Kondisi

kompetensi yang sama


KEKUASAAN & KEWENANGAN
• Kekuasaan (power) adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi pihak lain
• Kewenangan (authority) adalah kekuasaan yang
disahkan oleh yang berhak mensahkan (sah - huk
um)
• Kekuasaan dalam Ilmu Pengetahuan namanya ko
mpetensi
• Para profesional harus mempunyai kompetensi te
rtentu
• Kekuasaan harus diregistrasi (STR), baru dapat d
iurus SIP
KEMAMPUAN RATA-RATA
• Diukur dengan teman sejawat dengan kat
egori, situasi dan kondisi yang sama, kom
petensi yang sama
• Tidak diukur dengan yang lebih tinggi ata
u yang lebih rendah
• Para profesional mempunyai kewajiban u
ntuk menambah Ilmu Pengetahuan
• Harus ada uji kompetensi
KETELITIAN YANG UMUM
• Diukur dengan ukuran operasional prose
dur, ukuran pelayanan minimum dll
• Melanggar ukuran pelayanan kesehatan d
engan sengaja, salah
• Melanggar ukuran pelayanan kesehatan d
engan tidak sengaja, lalai
• Diukur dengan teman sejawat dengan kat
egori, situasi dan kondisi yang sama
Definisi Hukum
Hukum adalah kumpulan PERATURAN HUKUM (ter
tulis dan tidak tertulis)
Peraturan Hukum adalah kumpulan kaidah/norma
hukum
Kaidah/norma hukum adalah pedoman/pegangan/
ukuran hukum untuk mewujudkan nilai hukum
Nilai hukum adalah suatu yang berharga untuk diwu
judkan
HUKUM DAN ETIKA
•Mengatur yang boleh dan •Mengatur apa yang baik
tidak boleh dan tidak baik

•Selalu berisi hak dan kewa


jiban yang timbal balik •Hanya berisi kewajiban
saja, tidak ada hak
•Bertujuan membentuk
masyarakat yang ideal •Bertujuan membentuk
manusia yang ideal
HUKUM DAN ETIKA
•Penaatan terhadap hukum •Penaatan dari non hukum
datang dari luar diri sendiri, datang dari dalam disi
karena takut kepada sanksi sendiri
nya

•Hukum hanya mengatur Non hukum mengatur hal-


hal-hal yang bersifat lahiriah hal baik yang bersifat batini
ah mau pun lahiriah
HUKUM KESEHATAN
• Hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan
tentang kesehatan
• Kesehatan: masyarakat dan perorangan
• Hukum Kesehatan Masyarakat (Public Health
Law)
• Hukum Kesehatan Perorangan (Medical law) –
Hukum Medik (Kedokteran)
HUKUM MEDIK (KEDOKTERAN)

• Kumpulan hukum yang mengatur tentang kesehatan


perorangan (medical – medik - kedokteran)
Ada tiga unsur dari kesehatan perorangan:
1. tenaga kesehatan (medik dan non medik);
2. sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas dsb); dan
3. orang sakit (diberi nama pasien)
HUBUNGAN HUKUM MEDIK
• Inti dari hukum medik adalah hubungan hukum
antara:
1. tenaga kesehatan dengan pasien;
2. sarana kesehatan dengan pasien;
3. tenaga kesehatan dengan sarana kesehatan
• Hubungan hukum di bidang Hukum Perdata,
Hukum Pidana Dan Hukum Adminstrasi

Anda mungkin juga menyukai