Anda di halaman 1dari 31

Askep

hidrosefalus
Suparmiasih, S.Kep,Ns

PENDAHULUAN
Insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1000.
sedangkan insiden hidrosefalus kongenital bervariasi
untuk tiap-tiap populasi yang berbeda
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada
anak-anak adalah kongenital yang biasanya sudah tampak
pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6
bulan biasanya bukan oleh karena kongenital.
Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 50% bayi dengan
perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami
hidrosefalus

PENDAHULUAN
Pongsakdi Visudiphan dkk pada penelitiannya
mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan meningitis TB
mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8 anak dengan
hidrosefalus obstruktif dan 26 anak dengan hidrosefalus
komunikans.
Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis
bakteri dapat dijumpai pada semua usia, tetapi lebih
sering pada bayi daripada anak anak.

PENGERTIAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan
chepalon yang berarti kepala. Hidrosefalus merupakan
penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi
akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih
ventrikel atau ruang subarachnoid.Keadaan ini
disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan
antara produksi, sirkulasi dan absorpsi dari CSS

ETIOLOGI

KELAIANAN BAWAAN
INFEKSI
NEOPLASMA
PERDARAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

LAHIR PREMATUR
INFEKSI SELAMA KEHAMILAN
CACAT BAWAAN (PENUTUPAN COLUM VETEBRA)
INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT
PERDARAHAN
CIDERA KEPALA

PATOFISIOLOGI
-

CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke dalam ventrikel
III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di sana cairan ini memasuki
spatium liquor serebrospinalis externum melalui foramen lateralis dan medialis dari ventrikel
IV. Pengaliran CSS ke dalam sirkulasi vena sebagian terjadi melalui villi arachnoidea, yang
menonjol ke dalam sinus venosus atau ke dalam lacuna laterales; dan sebagian lagi pada
tempat keluarnya nervi spinalis, tempat terjadinya peralihan ke dalam plexus venosus yang
padat dan ke dalam selubung-selubung saraf (suatu jalan ke circulus lymphaticus).
Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2-0,5% volume total per menit
dan ada yang menyebut antara 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS dalam 24 jam adalah
sekitar 500-600cc, sedangkan jumblah total CSS adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi
pertukaran atau pembaharuan dari CSS sebanyak 4-5 kali/hari.
Pada neonatus jumblah total CSS berkisar 20-50 cc dan akan meningkat sesuai usia
sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.
Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antara produksi dengan absorpsi dan
gangguan sirkulasi CSS.

Klasifikasi Berdasarkan : 1. Anatomi / tempat obstruksi


CSS
Hidrosefalus komunican

Gangguan di dalam atau pada sistem ventrikel yang mengakibatkan


penyumbatan aliran CSS dalam sistem ventrikel otak

kongenital :stenosis akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel


lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan
lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab hidrosefalus
adalah sindrom Dandy-Walker, Atresia foramen Monro, malformasi vaskuler
atau tumorbawaan.

Radang(Eksudat, infeksi meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma


subdural). Tumor dalam sistem ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor
parasellar, tumor fossa posterior).

Hidrosefalus non komunikan


Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan
(Gangguan di luar sistem ventrikel).

perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu


menimbulkan blokade villi arachnoid.
Radang meningeal
Kongenital :-Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan
pembentukan.-Gangguan pembentukan villi arachnoid-Papilloma plexus
choroideus

2. Klasifikasi Berdasarkan : 1. Etiologi


A. Kongenital
- Stenosis aqua duktus serebri
- Sindrom Dandy walker
- Malformasi Arnold- Chiari
- Aneurisma Galeni
- Hidrancephaly
B. Didapat:
- Stenosia akuaduktus serebri
- Herniasi
- Hematoma
- tumor

3. Usia
* Hidrosefalus tipe kongenital/infantil (bayi)
* Hidrosefalus tipe juvenil / Adult (anak-anak/dewasa)

Klasifikasi Berdasarkan : 2. Etiologi


Hidrosefalus non
komunikan
Hidrosefalus komunican
A.

Kongenital
-

Stenosis aqua duktus serebri


- Sindrom Dandy walker
- Malformasi Arnold- Chiari
- Aneurisma Galeni
- Hidrancephaly

B.

Didapat:
-

Stenosia akuaduktus serebri


- Herniasi
- Hematoma
- tumor

Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau gangguan penyerapan


(Gangguan di luar sistem ventrikel).

perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan perlekatan lalu


menimbulkan blokade villi arachnoid.
Radang meningeal
Kongenital :-Perlekatan arachnoid/sisterna karena gangguan
pembentukan.-Gangguan pembentukan villi arachnoid-Papilloma plexus
choroideus

GAMBARAN KLINIS
Hidrosefalus pada bayi (sutura masih terbuka pada umur kurang
dari 1 tahun) didapatkan gambaran :
Kepala membesar
Sutura melebar
Fontanella kepala prominen
Mata kearah bawah (sunset phenomena)

Nistagmus horizontal
Perkusi kepala : cracked pot sign atau seperti semangka
masak

GAMBARAN KLINIS
Gejala pada anak-anak dan dewasa :
Sakit kepala
Kesadaran menurun

Gelisah
Mual, muntah
Hiperfleksi seperti kenaikan tonus anggota gerak
Gangguan perkembangan fisik dan mental
Papil edema; ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih
lanjut dapat mengakibatkan kebutaan bila terjadi atrofi papila
N.II.

Pemeriksaan dan Diagnosis

Gejala klinis
X Foto kepala, didapatkan

Tulang tipis
Disproporsi kraniofasial
Sutura melebar, dengan prosedur ini dapat diketahui : a.Hidrosefalus tipe
kongenital/infantile b.Hidrosefalus tipe juvenile/adult : oleh karena sutura telah
menutup maka darif oto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan
tekanan intrakranial.

Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal
2,5 cm, oksipital 1 cm

Pemeriksaan CSS Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi


fontanela mayor. Menentukan : -Tekanan-lumbal. sel meningkat menunjukkan
adanya keradangan / infeksi-Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan-Bila
terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik.
Ventrikulografi
CT Scan
USD

Penata laksanaan
1. Medikamentosa( Asetasolamid, Furosemid)
2. OperasiThird Ventrikulostomi/Ventrikel III, Operasi
pintas/Shunting Ada 2 macam :
Eksternal CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan
bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang
berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal
Interna : CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota
tubuh lain (Ventrikulo Peritoneal), Lumbo Peritoneal Shunt

EKSTERN
A (EVD)

INTERNA

ASKEP
Pengkajian
Keluhan utama: kepala membesar ( bayi),
Riwayat penyakit : Anak (Sakit kepala, Kesadaran menurun,
Gelisah , Mual, muntah, Hiperfleksi seperti kenaikan tonus
anggota gerak, Gangguan perkembangan fisik dan mental,
ketajaman penglihatan akan menurun dan lebih lanjut dapat
mengakibatkan kebutaan, Bayi ( pembessaran kepala)
Riwayat kehamilan : infeksi selama kehamilan, lahir
prematur
Pertumbuhan dan perkembangan: Gg pertumbuhan fisik
ddan mental

PEMERIKSAAN FISIK
BI: rr meningkat
B2: Tensi meningkat (systole), nadi melambat
B3: sunset phenomena, nigtagmus, makrosepali, cracket pot
sign, kejang, penurunan penglihatan,penurunan kesadaran,
sutura melebar.
B4: tidak ada gg , penurunan produksi urine krn dehidrasi
B5: mual, muntah
B6: hiperfleksi , tonus anggota gerak meningkat

Woc Hidrosefalus

kelaianan bawaan, infeksi,


neoplasma ,perdarahan

lahir premature, infeksi selama kehamilan,


cacat bawaan (penutupan colum
vetebra),infeksi susunan saraf pusat,
perdarahan, cidera kepala

stenosis akuaduktus Sylvius


(menyebabkan dilatasi ventrikel
lateralis dan ventrikel III.
mengakibatkan penyumbatan aliran
CSS
B3
Peningkatan vol intra
kranial

B5
B6
B4
hiperfleksi , tonus
penurunan mual,
Tensi
anggota gerak
produksi
muntah
mening
sunset
meningkat,
MK:
urine
krn
phenomena,
kat
peningkata
MK:makrocepali
hambatan mobilitas
Intake
dehidrasi
nigtagmus,
(systole
n TIK
fisik
MK: Gg
makrosepali,
menurun
), nadi
Edema serebri, MK:
imobilisasi
pola
cracket
pot
sign,,
melamb
penurunan
Nyer
nafas
sutura melebar.
kesadaran
at
MK: Defisit Vol Cairan MK: Resiko
MK: Gg perfusi jaringan
i
MK: Resiko
kerusakan
B1
rr
mening
kat

B2

serebral
Cidera
MK Gg persepsi visual Kerusakan N

II

MK: Nutrisi kurang dari


integritas kulit
kebutuhan tubuh

Diagnosa keperawatan

Peningkatan TIK bd adanya gg sirkulasi CCS


Gangguan perfusi jaringan serebral bd penumpukan cairan CCS
Nyeri berhubungan dengan peningkata TIK
Mual,Muntah bd peningkatan TIK
Resiko deficit volume cairan berhubunmgan dengan mual, muntah
Resiko cidera bd penurunan kesadaran
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd mual,muntah dan malaise
Kerusakan integritas kulit bd keterbatasan mobilitas fisik
Gangguan tumbuh kembang

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operatif
Peningkatan TIK bd adanya gg sirkulasi CCS
Tujuan TIK turun/normal
Kriteria hasil :
- Nyeri kepala tidak ada , Muntah proyektil tidak ada, Pasien sadar,
Tensi S: 80-120, D: 60-80
- Nadi: 80-120 x/mnt
Intervensi |
- Atur posisi kepala 25-35 oC
- Cegah batuk, mengejan, menangis
- Identifikasi segera atasi adanya nyeri, hipertermi, gg metabolism
- Kolaborasi pemberian obat dan persiapan operasi
- Monitor yanda-tanda TIK

Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan


meningkatkanya tekanan intrakranial .
Data Indikasi : Adanya keluahan Nyeri Kepala, Meringis
atau menangis, gelisah, kepala membesar
Tujuan ; Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala
berkurang
Intervensi :
Jelaskan Penyebab nyeri.
Atur posisi Klien
Ajarkan tekhnik relaksasi
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgesik
Persapiapan operasi

Resiko tinggi terjadinya gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan


tubuh sehubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Data Indikasi ; Adanya keluhan kesulitan dalam mengkonsumsi
makanan.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisil.
Intervensi :
Berikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein.
Berikan klien makan dengan posisi semi fowler dan berikan
waktu yang cukup untuk menelan.
Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar dari
bau bauan yang tidak enak.
Monitor therapi secara intravena.
Timbang berat badan bila mungkin.
Jagalah kebersihan mulut ( Oral hygiene)
Berikan makanan ringan diantara waktu makan
Berikan sonde feeding bila pasien tidak kooperatif/tidak sadar
Monitor: asupan, peningkatan intake, BB

INTERVENSI
Resiko tinggi terjadi kerusakan integritas kulit dan
kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.
Tujuan ; Pasien bebas dari kerusakan integritas
kulit dan kontraktur.
Intervensi :
Mobilisasi klien (Miki dan Mika) setiap 2 jam.
Obsevasi terhadap tanda tanda kerusakan
integritas kulit dan kontrkatur.
Jagalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur.
Berikan latihan secara pasif dan perlahan
lahan.

Post op
Resiko PTIK
Resiko infeksi

Resiko infeksi bd adanya luka pembedahan


Tujuaan : tidak adanya infeksi
Kriteria hasil:
suhu normal : 36-37,5 oC
luka kering, tidak ada kemerahan, tidak ada pus
Intervensi
-Lakukan prosedur cuci tangan
- Lakukan tindakan secara aseptic
-Jaga kebersihan psien, linen, daerah operasi
- Berikan Antibiotok sesuai order
- Monitor tanda-tanda infeksi : suhu, kondisi luka

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai