Anda di halaman 1dari 59

TERAPI DI

BIDANG
PSIKIATRI
Disusun Oleh:
Fikri Alam, Grace Rahmawati, Novita Apramadha,
Enggar Fitri
Pembimbing:
dr. H. Roekani Hadisepoetro, Sp.KJ
(K)

Tujuan
Terapi

Menghilangkan penderitaan
pasien/masyarakat bila
memungkinkan mengembalikan
ke keadaan semula

Dasar
Terapi

Suasana terapi yang diciptakan


oleh dokter dan pasien
hubungan dokter-pasien adalah
khas yaitu hubungan terapeutik

Faktor
sugesti & persuasi
empati

Suasan
a
Terapi

Faktor kepercayaan dan keyakinan


pasien terhadap dokter/terapis
Dokter harus selalu siap menolong
penderita
Dokter tidak selalu menyembuhkan,
sering meringankan, selalu
menyenangkan

Pendekatan Holistik dalam


pengobatan
(Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
Somato tx.
Farmako tx.
Fisio tx.
Pembedahan

Spiritu
al

Bada
n

Manu
sia

Spiritual tx.
Agama
Value
Sosio tx.
dan manipulasi
lingkungan

Jiwa
Psiko tx.
Suportif
Genetikdinamik

Lingkung
an (sosiokultural)

1. SOMATO
TX.

1. Somatoterapi ?
Farmakoterapi (= terapi dengan obat )

Psikofarmaka

(= Psikotropika)

efek terapeutik
langsung pada proses mental penderita
Obat yang mempunyai

karena kerjanya pada otak (SSP) (Maramis)

Obat yang bekerjanya secara efektif pada SSP dan


mempunyai efek utama terhadap aktivitas

mental dan perilaku, digunakan untuk terapi


gangguan psikiatrik (Rudi Maslim)

Anti
Psikotik/
Neurolep
tik

Obat
Psikiatrik

Anti
Insomnia

Anti
Depresi

Anti Mania Anti ObsesifKompulsif

Anti Cemas/
Tranquilizer Anti Panik
Minor

A. Anti Psikotik
(Neuroleptika, Major Tranquillizers, Ataractics)
Golongan
Pengaturan
Dosis

Hipotesis

Pemilihan
Obat

Mekanisme
Kerja Obat

Efek
Samping

Efek
Dosis
Efektif

A. Anti Psikotik
(Neuroleptika, Major Tranquillizers, Ataractics)
GOLONGAN

Antipsikotik Tipikal:

HIPOTESIS

Sindrom psikosis

Antagonis Reseptor Dopamine

Phenothiazine
1.Alifatik *Chlor
2.Piperazine *Trifluo
3.Piperidine

Aktivitas
neurotransmitter
dopamin

Blokade dopamin pada neuron


pasca sinaptik di otak

Terutama pada sistem limbik


& sistem ekstrapiramidal
(Antagonis reseptor dopamin D2)

Thioxanthenes
Butrophenones *Halo

MEKANISME KERJA OBAT

Obat Baru:
Hambat Reseptor Dopamin D2
Diphenylbutylpiperidine
Hiperaktivitas sistem & reseptor serotonin 5HT2
(antagonis reseptor dopamin-serotonin)
dopaminergik
efek samping neurologis lebih sedikit
Antipsikotik Atipikal: sentral
Antagonis Reseptor Dopamineserotonin

Contoh: Risperidone *

Ket.:
* : Obat dipakai di
RSSA

A. Anti Psikotik
(Neuroleptika, Major Tranquillizers, Ataractics)
EFEK
Efek Primer:
Memperbaiki sindrom
psikosis
(Target Syndrome)

DOSIS EFEKTIF
Dosis Efektif Tinggi
(DET)

Efek Sekunder:
Mengatasi gejala yang
menyertainya efek
samping
Contoh : Psikosis

Chorpromazine 25, 100 mg;


Thioridazine 50, 100 mg

dengan gaduhgelisah dan sulit


tidur
Tx. Chlorpromazine
Efek Primer
memperbaiki
gejala psikosis
utamanya
Efek Sekunder
sedatif
membuat pasien
tidur

Dengan dosis tinggi efek


terapeutik

Target syndrome: Gejala


Psikomotor hiperaktivitas
motorik, kegelisahan,
kegaduhan, agitasi, agresif,
destruktif

Dosis Efektif Rendah


(DER)

Dengan dosis rendah efek


terapeutik
Trifluoperazine 5 mg tab;
Haloperidol 0.5,1.5, 5 mg
tab; Flufenazine 2,5, 5 mg
tab
Target syndrome: Gejala

EFEK SAMPING
Efek sekunder/samping Neuroleptika:
Sedasi
Gangguan otonomik
Gangguan ektrapiramidal

PEMILIHAN OBAT
NAMA OBAT

SEDIAAN

DOSIS
(mg/hari)

SEDASI

OTONOMIK

EPS

Chlorpromazine

25
100

100-1600

+++

+++

++

Thioridazine

100

100-900

+++

+++

Perphenazine

8-84

+++

Trifluoperazine

5-60

+++

Fluphenazine

5-60

++

+++

2
50 im.*

2-100

++++

Pimozide

2-6

++

Clozapine

25

25-75

++++

Levome

25

50-300

++++

++

Sulpiride

200

200-1600

2-9

Haloperidol

Respirodone

Dosis ekivalen : Efek primer sama, perbedaan pada


efek sekunder
Pertimbangkan Gx. Psikosis yang dominan dan efek

PENGATURAN DOSIS ORAL


- Onset efek primer : 2-4
mgg
- Onset efek sekunder : 26 jam
- Waktu paruh 12-24 jam

DOSIS
AWAL
dinaikkan
setiap 2-3
hari

(pemberian 1-2 X/hr)


- Dosis pagi < dosis
malam
DOSIS MAINTENANCE
pertahankan dosis
* 6-24 bulan (1x
serangan)
* 5 tahun (>1x
serangan)
* Tapering Off
(diturunkan
setiap 2-4 minggu)

STO
P

DOSIS
EFEKTIF
(Sind. Psikosis
) evaluasi
tiap 2
minggu, bila
perlu kan
dosis
DOSIS
OPTIMAL
pertahankan
8-12 minggu
(Ssabilisasi)
Turunkan
setiap 2
minggu

B. Anti Depresi
(Thymoleptics, Psychic Energizers)
Golonga
n
Step
Care

Hipotesi
s

Pemiliha
n Obat
Efek
Samping

Mekanis
me
Kerja
Obat

B. Obat Anti Depresi


(Anti depresan, Thymoleptics, Psychic Energizers)

GOLONGAN
1. Trisiklik
2. Tetrasiklik
3. MAOI
4. SSRI
5. SNRI
6. Atypical
antidepressant

HIPOTESIS

MEKANISME KERJA

Sindrom depresi

1. Hambat
Re-uptake AminergicNeurotansmitter

Defisiensi relatif
satu / beberapa
Aminergic
Neurotransmitter

(Serotonin, NE, &


Dopamine)

EFEK SAMPING
Efek Samping :
Sedasi
Anti Kolinergik

2. Hambat
Efek anti adrenergik
Penghancuran oleh
enzim Monoamine- alfa
oxidase
Efek neurotoksis

AminergicNeurotransmitter

Aktivitas
reseptor serotonin

PEMILIHAN
OBAT
Golongan

Nama

Dosis

Sedas

Anti

Hipotensi

(mg/hari)

kolinergik

Ortostati

Ket

k
Tricyclic

Amitryptiline

75-150

+++

+++

++

+3 =berat

Tricyclic

Imipramine

75-150

+++

++

++

+2 =

Tricyclic

Clomipramin

75-150

++

++

sedang
+1 =

Tetracyclic

Maprolitine

75-150

++

Tetracyclic

Amoxapine

200-300

++

Tetracyclic

Mianserine

30-60

++

MAOI

Moclobemide

300-600

SSRI

Sertraline

50-100

SSRI

Paroxetine

20-40

Atypical

Trazodone

100-200

+++

+++

ringan
(minimal)

DEPRESI RINGAN DAN RAWAT JALAN


1. Initiating dosage (test
dose) :
untuk mencapai dosis anjuran
selama minggu 1.
Amitriptyline 25 mg/hr : hari 1 &
2
Amitriptyline 50 mg/hr : hari 3 &
4
Amitriptyline 100 mg/hr : hari 5
&6

5. Tapering
dosage
(Tapering dose)
Selama 1 bulan,
kebalikan proses
intiating dosage.

2. Titrating dosage (optimal


dosage):
Mulai dosis anjuran dosis efektif
dosis optimal
Amitriptyline 150 mg/hr : hri7-14
(mgg II)
Amitriptyline 200 mg/hr : mgg III
Amitriptyline 300 mg/hr : minggu
IV

4. Maintenance
dosage
(Maintenance
dose)
Selama 3-6 bulan
(Biasanya dosis
optimal)
Amitriptyline 50
mg/hr : 3-6 bulan

3. Stabilizing
dosage
(stabilitzation
dose).
Dosis optimal
dipertahankan 2-3
bulan.
Amitriptyline 300
mg/hr : 2-3 bulan
diturunkan ke

C. ANTI ANXIETAS / ANXIOLYTIC


Golongan

Pengatura
n Dosis

Hipotesis

Pemilihan
Obat

Mekanisme
Kerja Obat

Sediaan
Obat

Efek
Efek
Samping

C. Anti Anxietas / Anxiolytic


GOLONGAN
1. Benzodiazepin
2. Non-Benzodiazepin

HIPOTESIS
Sindrom cemas

Disebabkan
hiperaktivitas sistem
limbik :
Dopaminergic,
Noradrenergic, &
Serotoninergic
Neurons

Dikendalikan
GABA-Ergic Inhibitory
Neurotransmitter

MEKANISME KERJA OBAT


Bereaksi dengan reseptor
(Benzodiazepine R.)

Mendukung The
Inhibitory Action of GABAErgic Neuron

Hiperaktivitas

C. Anti Anxietas /
Anxiolytic
EFEK PRIMER
Anti cemas

EFEK SAMPING
Sedasi

Anti tegang

Relaksasi otot

Anti agitasi
Anti Konvulsi

Efek ketergantungan
(Psikotropika gol. III-IV)
Lama pemberian maksimal 3
bulan
(100 hari)

GOLONGAN AGEN ANSIOLITIK


Benzodiazepin
Chlodiazepoxid
e
Diazepam
Alprazolam
Flurazepam
Temazepam
Triazolam
zolpidem

Nonbenzodiazepin
Beta-blocker
Propanolol
Buspiron
Gepirone
Hydroxyzine
Antidepresan
(SSRI dan SNRI)

SEDIAAN BENZODIAZEPIN &


DOSIS ANJURAN
No

Generik

1.

Diazepam

2.

Chlordiazepoxid
e

3.

Lorazepam

4.

Nama
Dagang
Valium
Validex
Stesolid

Sediaan

Dosis
Anjuran /hari

Tab.2-5 mg; Amp. 10 mg/2


cc
Tab.2-5 mg
Tab.2-5 mg

Oral 10-30 mg
Inj.2-10
mg/kali tiap 34jam

Drg.2-10 mg

15-30 mg

Ativan

0,5;1;2 mg

2-3 X 1 mg

Clobazan

Frisium

Tab. 10 mg

2-3 X 10 mg

5.

Oxazolam

Serenal-10

Drg. 10 mg

2-3 X 10

6.

Clorazepate

Tranxene

Cap. 5,10

2-3 X 5 mg

7.

Alprazolam

Xanax

8.

Prazepam

Equipax

Tab.5 mg

2-3 X 5 mg

9.

Brodazepam

Lexotan

0,5;3;6 mg

3 X 1,5 mg

Cetabrium

Tab.0,25;0,5;1mg

0,25/0,5mg

PENGATURAN DOSIS

STEADY STATE
(masuk = keluar)
dicapai 5-7 hari dengan
dosis 2-3 X/hari onset
of action cepat &
langsung beri efek.

Pemberian maksimal :
1-3 bulan (100 hari)

DOSIS AWAL:
(Anjuran) 3-5 hari
dosis optimal
dipertahankan 2-3
minggu 2-4 minggu
1/8 X dosis minimal

MAINTENANCE
DOSE Bila kambuh
naikkan ke dosis
efektif (4-8 minggu)
tapering of

D. ANTI
MANIA
GOLONGA
N

PENGATUR
AN DOSIS

EFEK
SAMPING

EFEK

MEKANISM
E KERJA
OBAT

D. Anti Mania
GOLONGAN
1. Mania Akut
2.Profilaksis
Mania

EFEK
Mempengaruhi proses
hiperaktivitas atau
gangguan maniakal
tanpa menyebabkan
proses depresi .
Keadaan maniakal yg
berlebihan dan akut:
Antipsikotik untuk
supresi gejala secara
cepat
Setelah fase akut
diatasi:
Antimaniakal profilaksis
supaya tidak timbul
eksaserbasi

MEKANISME KERJA
Efek anti-mania dari
Lithium

Kemampuannya
mengurangi
dopamine receptor
supersensitivity

Meningkatkan
cholinergicmuscarinic activity

Hambat cyclic AMP


dan
phosphoinositides

EFEK SAMPING
Efek samping lithium
berhubungan erat
dengan dosis dan
kondisi fisik pasien.
Pengaturan dosis :
Onset efek primer
(efek klinis) : 7-10
hari (1-2 minggu)
Rentang kadar
serum terapeutik
= 0,8-1,2 mEq/L
Kadar serum
toksik = diatas
1,5mEq/L

Regimen anti mania


Generik

Contoh merk

Rentang dosis
harian (mg)

Lithium
carbonate

Eskalith,
lithionate

600-2400

Olanzapine/fluoxeti
ne

Symbyax

6/25-12/50

Carbamazepine

Tegretol, Equetro

600-1600

Divalproex

Depakote

750-1500

Lamotrigine

Lamictal

50-500

Oxcarbazepine

Trileptal

1200-2400

Pengaturan dosis
Lithium
Onset efek
Rentang

primer
kadar
(efek
serum
klinis) : 7terapeutik
10 hari (1= 0,8-1,2
Kadar
2 minggu)
mEq/L
serum
toksik =
diatas
1,5mEq/L

E. ANTI INSOMNIA
Ada dua terapi farmakologi yang diberikan :
Agent anti-insomnia
suplemen

4 kelas agent anti-insomnia


Benzodiazepines
Benzodiazepine Receptor Agonists
Melatonin Receptor Agonists
Antidepressants/Antipsychotics

BENZODIAZEPINES
Digunakan pada usia lebih dari 45 tahun dan merupakan
potent hypnotics and anxolytics
Meningkatkan waktu tidur, tapi sering terjadi sleep latency dan
mengganggu siklus tidur normal
Cenderung menyebabkan efek hangover yang buruk
Mengantuk sepanjang hari
Gangguan kognisi occasional

Obat yang termasuk keals ini


Estazolam, Flurazepam, Quazepam, Temazepam, and Triazolam
Mekanisme : Berinteraksi dengan reseptor GABAA untuk berikatan pada
membran post synap dan menginduksi permeabilitas chloride agar tiadak
terjadi eksitasi dengan mengkonsumsinya terjadi efek hypnotic dan
menginduksi terjadinya tidur yang diinginkan
Mempunyai paruh waktu yang singkat, berada pada system 2-5 hours

BENZODIAZEPINE
RECEPTOR AGONISTS
Efek hangover yang lebih sedikit daripada benzodiazepines
Menimbulkan tidur yang lebih nyenyak
Tidak terlalu membuat ketergantungan
Tidak menunjukkan gangguan pada siklus tidur
Mempunyai paruh waktu yang lebih lama membantu
mainthenance tidur
Dapat digunakan untuk pemakaian jangka panjang: Eszopiclone
Obat yang termasuk kelas ini:

Zolpidem, Zaleplon, and Eszopiclone


Mekanisme : Mengikat subunit omega dari reseptor GABAA untuk
meningkatkan permeabilitas chloride dan menurnkan eksitasi neuron
CYP 3A4 and 2E1 terlibat pada metabolism obat
Rerata eliminasi sekitar 5.8 jam

MELATONIN RECEPTOR
AGONISTS
Merupakan kelas obat yang baru dan sedikit kurang
berpotensi untuk penyalahgunaan dan ketergantungan
Dapat digunakan untuk pemakaian jangka panjang dan
lebih siap digunakan daripada obat lainnya
Terdapat beberapa keluhan seperti mengantuk, pusing
dan kelelahan sepanjang hari setelah menggunakan
Nama obat : Ramelteon
Mekanisme Bekerja secara selektif mengikat Melatonin Receptors (MT)1
and MT2, yang meregulasi rasa ngantuk dan menyesuaikan kembali ritme
jantung. Tidak menunjukkan efek adiktif dan ketergantungan pada pasien
Paling cepat dimetabolisme, Paruh waktu sekitar 1-3 jam

ANTIDEPRESSANTS/ANTIPSYCHOTICS
Beberapa dokter memberikan terapi ini dari pada
benzodiazepin karena jauh dari potensi ketergantungan
Dapat menimbulkan efek anticholinergic jika digunakan
terlalu lama:
konstipasi
Penambahan berat badan

Paling sering dugunakan pada pasien dengan insomnia


komorbid sebagaiman hasil dari depresi

SUPLEMENT
Ada beberapa suplemen yang berbeda yang digunakan untuk
menghasilkan hasil yang efektif
Termasuk :
Antihistamines
Digunakan karena beberapa orang akan terinduksi efek sedative dari obat
ini
Secara tipikal pada pasien dengan akut insomnia membutuhkan terapi
cepat untuk tidur yang nyenyak
Melatonin
Secara natural merupakan hormone yang diproduksi pada kalenjar pineal
Valerian
Obat herbal yang berinteraksi dengan reseptor GABAA karena property
sedatifnya yang mirip dengan obat lain yang bekerja pada reseptor itu
Dapat menyebabkan nausea, upset stomach, dizziness, kelelahan pada
jangka waktu yang lama

F. ANTI OBSESIFKOMPULSIF
GOLONGA
N

PENGATUR
AN DOSIS

EFEK
SAMPING

HIPOTESIS

MEKANISM
E KERJA
OBAT

F. Anti ObsesifKompulsif
GOLONGAN
1. Trisiklik
2. SSRI

HIPOTESIS
Sindrom
Obsesif
Kompulsif

MEKANISME
KERJA
Efek anti-obsesif
kompulsif

Hipersensitivit Serotonin
Gejala sasaran as dari
reuptake
serotoninergi blockers
: Sindrom
Obsesif
c receptors di
Kompulsif

SSP
Hipersensitivitas
tersebut
berkurang

EFEK
SAMPING
Efek antihistaminergik
Efek antikolinergik
Efek- antiadrenergik alfa
Efek neurotoksis

PENGATURAN
DOSIS
Mulai dengan
dosis rendah
untuk
penyesuaian
efek samping.
Dosis
pemeliharaan
(maintanance)
umumnya agak
tinggi,
meskipun
sifatnya
individual
Sebelum
dihentikan,
pengurangan
dosis secara
tapering of
agar tidak
terjadi

Selective Serotonin Reuptake


Inhibitors (SSRIs)
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) merupakan
kelas dari antidepressants yang digunakan untuk terapi
depression, anxiety disorders dan beberapa personality disorders.
SSRIs meningkatkan extracellular level dari neurotransmitter
serotonin dengan cara menghambat reuptake kedalam
presynaptic cell,
Sebuah penelitian juga menemukan bahwa SSRIs mempunyai
beberapa efek samping seperti dapat menunda klimaks saat
berhubungan seksual (orgasme), karena itu hal ini bisa digunakan
untuk meneliti obat yang secara spesifik mengobati ejekulasi dini

SSRIS
SSRIs dikatakan sebagai 'selective' karena ini hanya mempengaruhi
reuptake pumps untuk serotonin, sebagaimana kebalikan dari
antidepressants sebelumnya, yang mana mempengaruhi
monoamine neurotransmitters yang lain. Karena itu SSRIs
mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat
lainnya
Tidak begitu ada perbedaan yang signifikan antara SSRIs dan
tricyclic antidepressants, yang mana selalu digunakan sebagai
antidepressants sebelum SSRIs dikembangkan. tetapi SSRIs
mempunyai keuntungan yang penting, yakni dosis toksiknya yang
tinggi dan juga ini sangat sulit untuk dijadikan media bunuh diri.
Laporan lebih jauh mengatakan bahwa SSRIs mempunyai efek
samping yang lenih ringan dan sedikit.

G. ANTI
PANIK
Golonga
n
Pengatu
ran
Dosis
Efek
Sampin
g

Hipotesi
s
Mekanis
me
Kerja
Obat

G. Anti Panik
GOLONGA
N
1. Trisiklik
2. Benzodiazepine
3. SSRI
Gejala
sasaran :
Sindrom
Panik

HIPOTESI
S

MEKANISME
KERJA

EFEK
SAMPING

PENGATURA
N DOSIS

Sindrom
Panik

Efek anti-panik

Efek antihistaminergik

Mulai dengan
dosis rendah,
secara
perlahan
dinaikkan
untuk
meminimalkan
efek samping.

Hipersensitivitas
dari reseptor
serotonin di
SSP

Menghambat
reuptake
serotonin pada
celah sinaptik
antar neuron

Efek antikolinergik
Efek antiadrenergik
alfa
Efek
neurotoksis

Dosis efektif
biasanya
dicapai dalam
waktu 2-3
bulan.

TERAPI ELEKTRO KONVULSI


(T.E.K)
ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY
(E.C.T)
Alat T.E.K

Kontraindika
si T.E.K

Indikasi
T.E.K

Komplikas
i T.E.K

Persiapan
T.E.K

Reaksi
Penderita
T.E.K
Frekuensi
dan
Banyaknya
T.E.K

Terapi Elektro Konvulsi


(T.E.K)
Elektro Convulsive Therapy
(E.C.T)
Mekanisme kerja belum jelas
Elektro Kovulsator :
1. Keluarkan Listrik Sinusoid
100-150 , waktu 0,2-0,3
detik
2. Satu fase aliran dihilangkan
4 J dalam waktu 2-3 detik
Efek Tx. (+) bila
kejang umum
Bila kejang (-) ulang
3 x (-) stop, atau
voltase dinaikkan

Persiapan pasien
1. Pemeriksaan fisik, jantung, dan
paru
2. Puasa , kandung seni dan rektum
dikosongkan, gigi palsu (bila ada)
dilepas
3. Tidurkan telentang:
- Tempat tidur datar dan agak
keras
- Pakaian dilonggarkan
6. Antara Os Frontalis dan Os
temporalis:
- Dibersihkan dengan alkohol
- Dibasahi bahan penghantar
listrik
- Tempat elektrode ditempel
7. Antara rahang atas dan bawah
diberi ganjal yang lunak
8. Dagu ditahan cegah luxatio
rahang
9. Lengan dan kaki dipegangi
Reaksi:
Konvulsi
Miripdengan
10.Elektrode
ditempatkan
tekanan Epilepsi
Grandmal
sedang
Fase
tonik 10 detik
Fase klonik 30-40 detik
Fase relaksasi dengan pernafasan
dalam dan keras kepala
dimiringkan
Penderita tak sadar 5 menit
Kesadaran pulih (5-10) terjadi
amnesia
Ada yang langsung tidur

Terapi Elektro Konvulsi (T.E.K)


Elektro Convulsive Therapy
(E.C.T)
Frekuensi dan
Banyaknya
Secara blok : 2-4 hari, 12 X/hari
2-3 X/minggu
Maintenance : 2-4
minggu/kali
Sebelum ada neroleptika
min. 12 X. Sekarang :
membaik stop
lanjutkan neroleptika

Komplikasi

Indikasi

1.Lixatio rahang
2.Fract. (Verb.),
otot robek
3.Apneu bila
lama cyanosis
4.Sakit kepala post
T.E.K.
5.Retrograde
amnesia
6.Kebingungan
gelisah
agresif/destruktif
7.Menjadi mudah
lupa
8.Bila 1 seri > 2030 X
Demensia

1. Px. Skizofrenia,
terutama gaduh
gelisah, stupor
2. Depresi bunuh
diri
3. Mania pada
gangguan efektif
4. Tx. Neuroleptika
hasil kurang baik

Kontraindikasi
Absolut:
tumor otak
Relatif:
Decomp. Cordis
Aneurisma aorta
Osteoporosis
Kehamilan
TBC. Paru
Hypertensi
Thrombosis koroner

2. PSIKO
TX.

2. Psiko Terapi
Maramis :
Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan terhadap masalah
emosional seorang pasien, yang dilakukan oleh seorang
yang terlatih, dalam hubungan profesional secara
sukarela dengan maksud hendak menghilangkan,
mengubah atau menghambat gejala-gejala yang ada,
mengoreksi perilaku yang terganggu dan
mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara
positif.

2. Psiko Terapi
MACAM PSIKOTERAPI

Berdasarkan Prosesnya :
Psikoterapi suportif
Psikoterapi genetik-dinamik (wawasan)

Berdasarkan waktu/lama terapi :


Psikoterapi singkat
Psikoterapi jangka panjang

Berdasarkan jumlah pasien :


Psikoterapi individual
Psikoterapi kelompok

2. Psiko Terapi
PSIKOTERAPI GENETIK-DINAMIK
(WAWASAN) *
Tujuan :
Re-edukatif:
1.Menguatkan daya tahan
1. Untuk mencapai pengertian
mental
konflik dialam sadar
2.Mengembangkan mekanisme
2. Usaha untuk mengembalikan
baru yang lebih baik
penyesuaikan diri kembali
3.Mengembalikan keseimbangan 3. Memodifikasi tujuan
adaptif (dapat menyesuaikan
4. Membangkitkan/mengembangkan
diri)
potensi yang ada
PSIKOTERAPI SUPORTIF *

Cara-cara :
4.Ventilasi/katarsis
5. Persuasi
6.Sugesti
7.Penjamin kembali
(reassurance)
8.Bimbingan dan penyuluhan
9.Terapi kerja
10.Hipnoterapi dan narkoterapi
11.Psikoterapi kelompok

Rekonstruktif:
5. Untuk mencapai konflik di alam
tak sadar
6. Mendapatkan perubahan yang
luas dari struktur kepribadian
7. Perluasan pertumbuhan
kepribadian dengan
pengembangan potensi

CARA-CARA PSIKOTERAPI SUPORTIF

Ventilasi atau
katarsis

Membiarkan pasien
hati sesukanya

mengeluarkan

isi

Persuasi

Penerangan yang masuk akal tentang


timbulnya
gejala-gejala
serta
baik
buruknya atau fungsi gejala-gejala itu

Sugesti

Secara halus dan tidak langsung


menanamkan pikiran pada pasien atau
membangkitkan kepercayaan padanya
bahwa gejala-gejala akan hilang

CARA-CARA PSIKOTERAPI SUPORTIF


Penjamin
kembali
(reassurance)

Dilakukan melalui komentar yang halus


atau sambil lalu dan pertanyaan yang
hati-hati,
bahwa
pasien
mampu
berfungsi secara adekuat (memadai)

Bimbingan

Memberi nasihat-nasihat yang praktis


dan khusus yang berhubungan dengan
masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia
lebih sanggup mengatasinya

Konseling

Suatu
bentuk
wawancara
untuk
membantu pasien mengerti dirinya lebih
baik, agar ia dapat mengatasi suatu
masalah
lingkungan
atau
dapat
menyesuaikan diri

CARA-CARA PSIKOTERAPI SUPORTIF


Kerja-kasus sosial
(social casework)

Suatu proses bantuan oleh seorang yang


terlatih kepada seoranng pasien yang
memerlukan satu atau lebih pelayanan social
khusus

Terapi kerja

Dapat berupa memberikan kesibukan kepada


pasien atupun berupa latihan kerja tertentu
agar ia terampil dalam hal itu dan berguna
baginya untuk mencari nafkah

Hipnosis

Hipnosis dapat membantu mempercepat


pengaruh psikoterapi
Hal yang terpenting adalah sugesti

Narkoterapi

Secara intravena disuntikan atau hipnotikum


dengan efek yang pendek (misalnya penthotal
atau amital natrium)

Cara-cara psikoterapi suportif

PSIKOTERAPI KELOMPOK
Terapi kelurga dan konseling pernikahan
Dilakukan bila keadaan keluarga atau pernikahan itu
sendiri yang menjadi sumber stress atau penyebab
gangguan jiwa

Tujuan psikoterapi kelompok


Membebaskan individu dari stres, membantu para anggota
kelompok agar dapat mengerti lebih jelas sebab dari
masalah dan dapat membantu terbentuknya mekanisme
pembelaan yang lebih baik

Cara-cara psikoterapi suportif


TERAPI
PERILAKU
1.
2.
3.

Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwaperistiwa yang mendahuluinya


Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan
tertentu dapat diubah atau dimodifikasi
Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan
dengan demikian perilaku itu dapat di modifikasi

3. SOSIO
TX.

3. Terapi Sosial
Segala kegiatan yg bertujuan mengembalikan fungsifungsi sosial penderita, agar dapat berorientasi
terhadap diri, orang lain, waktu dan tempat secara
wajar serta dapat menyesuaikan diri kembali terhadap
tuntutan/norma sosial.
Kegiatan sosio terapi dapat dilakukan bersama-sama
atau berselang seling dengan kegiatan yang lain
dalam proses rehabilitasi

3. Terapi Sosial
Sosio-Terapi (Milieu
Therapy)
Terapi yang memakai lingkungan
sebagai model pengobatan.

Tujuan sosio terapi dlm upaya


rehabilitasi
1.Mempercepat proses rehabilitasi, khususnya
dalam penyesuaian psikososial

Ciri utama:
1. Pendidikan merupakan agen terapi 2.Meyakinkan pada diri rehabilitasi maupun
yang aktif dan bukan penerima
yang pasif
lingkungan. Bahwa mereka memiliki
2. Demokratis sama derajat,
kemampuan (potensi) yg dpt dikembangkan
kebersamaan, serba boleh
3. Semua sumber yang ada (staf +
pasien) ditujukan pada hal-hal
yang terapeutik
3.Meningkatkan harga diri sehingga rehabilitan
4. Pengambilan keputusan dilakukan
memiliki motivasi yang kuat untuk
secara konsensus
memperoleh derajat kehidupan yang layak

KEUNTUNGAN

KERUGIAN

2.Instead of adopting a sick role, the


patient makes decisions in the ward
management and cares for other
patients. In other words, he becomes
less dependent and passive.

1.Patient may find the transition to


community difficult.

1.Social therapy creates a different


type of attitude and behaviour in the
patient because the environment is
like home.

3.The patient learns to adopt a


behaviour which is acceptable in the
therapeutic environment like learns to
control hostility.
4.The patient learns to make
decisions which improves his self
confidence.
5.Patient
develops
harmonious
relationships with other members of
the community.
6.Develops leadership skills.
7.Learns to live and think collectively
with the members of the community

2.Social therapy is limited to only


hospitalized patients.
3.Requires
continuous
open
communication among all staff and
clients.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai