KEDOKTERAN
(MEDICAL LAW)
Anggapan kuno :
Hukum hanya terdapat dalam
masyarakat yang beradab.
Anggapan modern :
Hukum terdapat di-mana-2, pada
setiap waktu, pada setiap
bangsa.
Hukum ber-beda-2 karena
perbedaan manusianya, alamnya,
tradisinya, akal dan budinya.
Sbg.alat
pengatur
tata tertib
hub.masyarakat
Sbg.sarana utk.
mewu- judkan
keadilan sos.
Sbg.sarana
penggerak
pembangunan.
Sbg.alat fungsi kritis
hukum
Peran hukum
Dlm.hub.dg.keluarga.
Dlm.pekerjaan.
Dlm.menjalankan
profesi.
Dlm.hub.dg.hak.
Dlm.perkembangan
masyarakat.
Dlm.hub.dg.ilmu lain.
MACAM-MACAM HUKUM DI
INDONESIA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hukum Pidana
Hukum Perdata.
Hukum Administrasi.
Hukum Dagang.
Hukum Tata Usaha Negara.
Hukum Internasional.
Hukum Adat.
Hukum Pidana
Hukum Perdata
Hukum yang memuat semua
peraturan -2, yang meliputi hubungan
hukum antara orang yang satu
dengan orang lainnya dalam
masyarakat, dengan menitik beratkan
pada kepentingan perorangan.
Dalam masyarakat tiap-2 orang
mempunyai kepentingan sendiri-2 dan
hukum perdata lah yang mengatur
agar setiap orang dalam hubungan
dan pergaulan dalam masyarakat
saling menghormati hak dan
Rumusan Hukum
Adalah
bagian dari Hukum
Kedokteran
Hukum Pidana,
Hukum Perdata,
Hukum Administrasi,
Pedoman Internasional,
Hukum Kebiasaan,
Hukum Otonom,
Ilmu dan Literatur,
Yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan.
Hukum Kesehatan
Hk.
Rumah Sakit
Hk.
Hk.
Kebidanan
Keperawatan
Hk.Kedokteran
Hk.
Kefarmasian
Hk.
Kesehatan
Lingk.Hidup
Health
Interaksi Sosial
Providers
Health
Receivers
Hubungan hukum
Masalah Hukum
Hukum Kesehatan
PROFESI KEDOKTERAN
MEDICAL
MEDICAL
SC.&TECH
ART
MEDICAL
ETHICS
Hubungan hukum
PASIEN
Transaksi Terapeutik
berdasarkan adanya
"informed consent"
"inspanning-verbintenis"
Dibutuhkan
oleh masyarakat
Berdasarkan
Memiliki
kekebalan
sumpah
Dasar-2 Profesi
Kedokteran
Memiliki
autonomi
Audit Medik
oleh KKI
Faham kesejawatan
kepercayaan
Hubungan hukum
PASIEN
Ketidak puasan
Ketidak sesuaian paham
Antagonisme emosional
KONFLIK
Dr. NGESTI
LESTARI SH.SpF
(K)
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
UU PRADOK
IDI
DINAS
KESEHATAN
Tujuan Pengaturan
Praktek Kedokteran
memberikan perlindungan pada
pasien
mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan
medis yang diberikan oleh
dokter/dokter gigi
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Kerangka UU Praktek
Kedokteran
I
: Ketentuan umum
II : Azas dan tujuan
III
: Konsil Kedokteran Indonesia
IV
: Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan
Kedokteran Gigi
V
: Diklit Kedokteran dan Kedokteran Gigi
VI
: Registrasi Dokter dan Dokter Gigi
VII
: Penyelenggaraan Praktek Kedokteran
VIII
: Disiplin Dokter dan Dokter Gigi
IX
: Pembinaan dan Pengawasan
X
: Ketentuan Pidana
XI
: Ketentuan Peralihan
XII
: Penutup
Jumlah
: 88 pasal
Wewenang Konsil
Pasal 18
Syarat-syarat sebagai anggota Konsil Kedokteran
Indonesia :
WNI
Sehat jasmani dan rohani
Bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak
mulia
Berkelakuan baik
Usia minimal 40 tahun, setinggi-tingginya 65
tahun pada waktu menjadi anggota KKI
Pernah melakukan praktek kedokteran
minimal 10 tahun dan memiliki surat tanda
registrasi dokter/dokter gigi
Cakap, jujur, memiliki moral, etika dan
integritas yang tinggi serta memiliki reputasi
yang baik
Melepaskan jabatan struktural dan/atau
Pasal 28
Setiap dokter/dokter gigi yang
berpraktek wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan
kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh organisasi profesi dan lembaga
lain yang diakreditasi oleh
organisasi profesi.
Pasal 29
Setiap dokter/dokter gigi yang melakukan praktek
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda
registrasi dokter/dokter gigi.
Surat tanda registrasi dokter/dokter gigi diterbitkan
oleh KKI.
Untuk memperoleh surat tanda registrasi
dokter/dokter gigi harus :
a) Memiliki ijazah dokter/dokter spesialis/dokter
gigi/dokter
gigi spesialis.
b) Mempunyai surat pernyataan telah
mengucapkan
sumpah/janji dokter/dokter gigi.
c) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan
mental.
d) Memiliki sertifikat kompetensi.
e) membuat pernyataan akan mematuhi dan
Pasal 30
Dokter/dokter gigi lulusan luar negeri yang
akan praktek di Indonesia harus dievaluasi.
Evaluasi meliputi :
a) Sah/tidaknya ijazah.
b) Kemampuan melakukan praktek
kedokteran
surat keterangan telah mengikuti
program
adaptasi dan mempunyai sertifikat
kompetensi
c) Surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji dokter/dokter gigi.
d) Surat keterangan sehat fisik & mental
e) Surat pernyataan mematuhi etika profesi.
Pasal 31
STR sementara
dokter/dokter gigi WNA yang
mengikuti
pendidikan/pelatihan
sementara di Indonesia.
STR sementara berlaku 1
tahun, diperpanjang setelah 1
tahun berikutnya.
Pasal 32
STR bersyarat
program
pendidikan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis
WNA yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan di
Indonesia.
Dokter/dokter gigi WNA yang
memberikan
pendidikan/pelatihan IPTEK
Pasal 35
Dokter/dokter gigi yang telah memiliki STR
mempunyai wewenang praktek kedokteran :
a) Anamnese pasien
b) Pemeriksaan fisik dan mental pasien
c) Pemeriksaan penunjang
d) Menentukan diagnosa
e) Menentukan penatalaksanaan dan terapi
pasien
f) Melakukan tindakan
kedokteran/kedokteran gigi
g) Menulis resep obat dan alat kesehatan
h) Menerbitkan surat keterangan
dokter/dokter gigi
i) Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis
yang diizinkan
Pasal 36
Setiap dokter/dokter gigi
yang melakukan praktek
kedokteran di Indonesia
wajib memiliki surat ijin
praktek.
Pasal 37
SIP dikeluarkan oleh pejabat
kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat praktek
dokter/dokter gigi.
SIP hanya diberi maksimal 3
tempat praktek.
1 SIP hanya berlaku untuk 1
tempat praktek.
Pasal 38
Untuk mendapatkan SIP :
a) Memiliki STR
dokter/dokter
gigi yang masih
berlaku.
b) Mempunyai tempat
praktek.
Pasal 40
Dokter/dokter gigi yang
berhalangan praktek harus
membuat pemberitahuan
dan menunjuk dokter/dokter
gigi pengganti.
Dokter/dokter gigi
pengganti harus
dokter/dokter gigi yang
Pasal 41
Dokter/dokter gigi yang telah
mempunyai SIP dan menjalankan
praktek wajib memasang papan
nama praktek kedokteran.
Dokter/dokter gigi yang berpraktek
di sarana pelayanan kesehatan,
pimpinan sarana pelayanan
kesehatan wajib membuat daftar
dokter/dokter gigi yang praktek.
Pasal 42
Pimpinan sarana pelayanan
kesehatan dilarang
mengijinkan dokter/dokter
gigi yang tidak memiliki SIP
untuk melakukan praktek
kedokteran.
Pasal 55 (MKDKI)
(1)Untuk menegakkan kedisiplinan
dokter/dokter gigi dalam
menjalankan praktek kedokteran
dibentuk MKDKI
(2)MKDKI merupakan lembaga
otonom dari KKI
(3)MKDKI bersifat independen
Pasal 57
(1)MKDKI berkedudukan di ibukota
Negara RI
(2)MKDKI propinsi dapat dibentuk
oleh KKI atas usul MKDKI
Pasal 66
(1)Setiap orang yang merasa dirugikan
kepentingannya atas tindakan
dokter/dokter gigi dalam menjalankan
praktek kedokteran dapat mengadukan
secara tertulis kepada ketua MKDKI
(2)Pengaduan di atas tidak menghilangkan
hak setiap orang untuk melaporkan
adanya dugaan tindakan pidana kepada
pihak yang berwenang dan atau
menggugat kerugian perdata kepada
pengadilan
Pasal 68
Apabila dalam pemeriksaan
ditemukan pelanggaran
etika, maka MKDKI
meneruskan pengaduan pada
organisasi profesi
Pasal 69
(1)Keputusan MKDKI mengikat
dokter, dokter gigi dan KKI.
(2)Keputusan tersebut dapat berupa
pernyataan tidak bersalah atau
pemberian sanksi disiplin.
(3)Sanksi disiplin dapat berupa:
a. peringatan tertulis
b. rekomendasi pencabutan
STR/SIP
c. atau kewajiban mengikuti
pendidikan/pelatihan di
institusi-
Pasal 73
(1)Setiap orang dilarang menggunakan
identitas berupa gelar/bentuk lain yang
menimbulkan kesan pada masyarakat
seolah-olah yang bersangkutan adalah
seorang dokter/dokter gigi yang telah
memiliki STR & SIP.
(2)Setiap orang dilarang menggunakan
alat, metode atau cara lain dalam
menggunakan pelayanan dalam
masyarakat yang menimbulkan kesan
seolah-olah yang bersangkutan adalah
dokter/dokter gigi yang memiliki
STR/SIP.
Pasal 76
Setiap dokter/dokter gigi yang
sengaja melakukan praktek
kedokteran tanpa mempunyai
SIP dipidana penjara max 3
tahun atau denda max 100 juta.
Pasal 77
Setiap orang yang sengaja
menggunakan identitas berupa gelar
yang menimbulkan kesan seolaholah ia adalah dokter/dokter gigi
yang telah memiliki STR & SIP
dipidana penjara max 5 tahun atau
denda max 100 juta.
Pasal 78
Setiap orang yang dengan sengaja
menggunakan alat, metode yang
menimbulkan kesan seolah-olah
yang bersangkutan adalah
dokter/dokter gigi yang telah
memiliki STR & SIP dipidana
penjara max 5 tahun atau denda max
100 juta.
Pasal 79
Dipidana penjara kurungan max 1 tahun
atau
denda 50 juta bagi dokter/dokter gigi :
a. Sengaja tidak memasang papan nama
b. Sengaja tidak membuat RM
c. Sengaja tidak memberikan pelayanan
medis sesuai standar profesi & SOP,
tidak merujuk ke dokter/dokter gigi
yang lebih ahli, tidak menjaga
kerahasiaan pasien, tidak melakukan
pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan dan tidak menambah
Pasal 80
(1)Setiap orang yang dengan sengaja
mempekerjakan dokter/dokter gigi
yang tidak memiliki SIP dipidana
penjara max 10 tahun atau denda
maksimal 300 juta.
(2)Bila dilakukan oleh korporasi maka
pidananya pidana denda seperti
ayat (1) + 1/3 atau dijatuhi
hukuman tambahan berupa
Pasal 82
(1)Dokter/dokter gigi yang telah
memiliki surat penugasan &
SIP dinyatakan telah memiliki
STR & SIP.
(2)Surat penugasan & SIP harus
disesuaikan dengan STR
dokter/dokter gigi & SIP
berdasarkan UU ini paling lama
2 tahun setelah KKI terbentuk.