Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Identitas Pasien
Nama Pasien
: Tn. A
Usia
: 34 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Status
: Menikah
Pekerjaan
: wiraswasta
Agama
: Islam
Alamat
: Nogosari, Boyolali
Tanggal Masuk : 13 September 2014
No. RM
: 01266320
Tata
Laksana
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 1 bulan SMRS, sesak napas
dirasakan semakin memberat. Sesak dirasakan terus menerus dan tidak
dipengaruhi aktivitas maupun cuaca.
Pasien juga mengeluhkan batuk (+) sejak 3 bulan yang lalu, berdahak (+) warna
putih kental.Penurunan berat badan (+), keringat malam (+), penurunan nafsu
makan (+), lemas (+). Sebelumnya pasien pernah mondok di RSDM dan
mendapatkan pengobatan OAT kategori I sejak tanggal 21 Agustus 2014.
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Riwayat mondok
: (+)
Riwayat pengobatan OAT : (+) bulan I
Riwayat Hipertensi
: (-)
Riwayat Diabetes Melitus : (-)
Riwayat Jantung
: (-)
Riwayat Asma
: (-)
Riwayat Alergi/atopi
: (-)
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Paru Posterior
I : Statis : permukaan dada
ka=ki;
Dinamis : Pengembangan
dada
ka = ki
P: Fremitus raba kanan = kiri
P: hipersonor SIC III kebawah /
sonor
A: SDV (+ menurun di SIC III
kebawah/+), RBK (-/-)
Paru Anterior
I : Statis : permukaan dada
ka=ki;
Dinamis : Pengembangan
dada
ka = ki
P: Fremitus raba kanan = kiri
P: hipersonor SIC III kebawah /
sonor
Abdomen
Supel, Flat, Teraba supel,
hepar dan lien tidak
teraba
oedem (-/-)
Akral dingin
(-/-)
Clubbing finger
Anamnesis
Px Fisik
Px
Px Penunjang
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Px Fisik
Px
Px Penunjang
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Px Fisik
Px
Px Penunjang
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Resume
Diagnosis
DIAGNOSIS
Tata
Laksana
Masalah :
Anemia
Hiponatremi
Hiperglikemi
Peningkatan enzim transaminase
Terapi
Diet TKTP 1700 kkal
0ksigen 3-4 lpm
Infus NaCl 0,9% 16 tpm
Inf Aminovel 1 fl/24 jam
R/H/Z/E 450/300/1000/1000
Vit Bplex 2x1
Plan
Pasang WSD
Cek sputum BTA 3x
Rontgen post WSD
Monitoring KUVS/ 3 jam
FOLLOW UP
PF Pulmo:
Terapi :
O2 3 lpm
Diet TKTP
Inf NaCl 0,9% 20 tpm
Inf Aminovel 1 fl/24 jam
RHZE: 450/300/1000/1000
Vit Bplex 2x1
Plan:
Evaluasi WSD
Monitoring KUVS/4 jam
PF Pulmo:
Terapi :
O2 3 lpm
Diet TKTP
Inf NaCl 0,9% 20 tpm
Inf Aminovel 1 fl/24 jam
RHZE: 450/300/1000/1000
Vit Bplex 2x1
Plan:
Evaluasi WSD
Monitoring KUVS/4 jam
I:
Konsul
gizi, konsul RM
Monitoring WSD
Monitoring KUVS / 6 jam
I:
Monitoring
WSD
Monitoring KUVS / 6 jam
TINJAUAN PUSTAKA
PNEUMOTHORAKS
KLASIFIKASI
Berdasarkan terjadinya, pneumothoraks dibagi menjadi :
1.Pneumothoraks artifisial
Pneumotoraks artifisial adalah pneumothoraks yang
disebabkan oleh tindakan tertentu atau memang disengaja
untuk tujuan tertentu. Misalnya pada terapi kolaps, sering
dilakukan untuk tuberkulosis paru yang mengalami batuk
darah dengan tujuan untuk menghentikan perdarahan.
2. Pneumothoraks traumatik
Pneumothoraks yang disebabkan oleh trauma atau jejas
yang mengenai dada. Misalnya : peluru yang menembus
dada, trauma tumpul pada dada, atau ledakan yang
menyebabkan peningkatan tekanan udara pada dada yang
mendadak dan menyebabkan tekanan dalam paru
meningkat.
3. Pneumothoraks spontan
Pneumothoraks yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
atau dengan adanya penyakit paru yang
mendasarinya. Dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Pneumothoraks Spontan Primer
Terjadi
3. Pneumothoraks ventil
Yaitu pneumothoraks dengan tekanan
intrapleura yang positif dan makin lama makin
bertambah besar karena ada fistel di pleura
viseralis yang bersifat ventil. Pada waktu
inspirasi, udara masuk melalui trakhea, bronkus
dan percabangannya, dan selanjutnya terus
menuju rongga pleura melalui fistel yang
terbuka. Pada waktu ekspirasi, udara di dalam
rongga pleura tidak dapat keluar. Akibatnya
tekanan di dalam rongga pleura makin lama
makin tinggi.
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Anamnesis
Untuk mencari tahu kejadian atau penyakit yang
mendasari terjadinya pneumothorax, seperti adakah
trauma sebelumnya yang menyebabkan luka pada dada,
seperti pasca kecelakaan, bekas tusukan atau luka tembak,
patah tulang iga, ataupun apakah ada riwayat penyakit
paru seperti PPOK atau Tuberkulosis sebelumnya.
Gejala klinis yang dapat timbul antara lain :
Nyeri dada yang tajam pada sisi paru yang terkena,
menjalar ke bahu ipsilatral dan akan bertambah nyeri bila
pasien bernafas dalam ataupun batuk.
Sesak nafas, yang semakin berat bila semakin luas
pneumothorax-nya.
Batuk kering
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Bekeringat
Dinding dada ada yang tertinggal, untuk mengurangi sakit
pada pleura (splinting chest wall to relieve pleuritic pain)
Sianosis
Vital sign
Takipneu
Takikardi : sering ditemukan pada pasien pneumothorax,
pada tension pneumothorax biasanya lebih dari 135 kali
per menit
Pulsus paradoksus
Hipotensi : karena penurunan preload jantung dan cardiac
output, dimana terjadi penekanan pada v.cava inferior
pada pergeseran mediastinum yang jauh dari lokasi cidera.
Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada yang asimetris,
adanya pergeseran mediastinum dan trakhea ke
arah kontralateral dari peneumothorax
Palpasi : Penurunan fremitus
Perkusi : Hiperesonansi paru atau hipersonor
Auskultasi : Menurun sampai hilangnya suara
dasar vesikuler paru
Neurologis : penurunan status mental, gelisah,
cemas
Volume Paru : adanya penurunan volume tidal,
karena ukuran paru yang mengecil akibat kolaps.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Analisa Gas Darah : digunakan untuk mengukur
kadar oksigen dalam arteri. Pada pneumothorax
dapat terjadi :
Hipoksemia, terjadi dengan peningkatan
tekanan gradien oksigen alveolar-arterial
Hipoksemia yang lebih berat yaitu pada
pneumothorax spontan sekunder
Pemeriksaan Foto Rontgen
CT SCAN Thorak
USG Thorak
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Deferential Diagnoses
Spasme esophagus
Iskemia miokardial
Perikarditis akut
Pleurodynia
Emboli pulmonal
Komplikasi
Pneumothoraks tension terjadi pada 3-5% pasien
pneumothoraks, dapat mengakibatkan kegagalan respirasi akut,
pio-pneumothoraks, hidro-pneumothoraks, hemopneumothoraks, henti jantung paru dan kematian.
Pneumothoraks spontan dapat mengakibatkan pneumomediastinum dan emfisema subkutan, biasanya karena pecahnya
esofagus atau bronkus, insidensinya sekitar 1%.
Piopneumothoraks
Hematopneumothoraks
Komplikasi:
Atelektasis
Acute Respiratory Disease (ARDs)
Infeksi
Edema pulmonum
Emboli paru
Efusi pleura
Empyema
Emfisema
Penebalan pleura
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Trauma Thoraks
PROGNOSIS
Pneumothoraks spontan primer memiliki angka
rekurensi sebanyak 30%, yang paling banyak timbul
pada 6 bulan sampai 2 tahun setelah episode pertama.
Adanya kelainan pulmoner fibrosis yang ditemukan
pada pemeriksaan radiologis, habitus astenikus,
riwayat merokok, dan usia muda dilaporkan menjadi
faktor resiko timbulnya kekambuhan pneumothoraks.
Pasien dengan pneumothoraks spontan hampir
separuhnya akan mengalami kekambuhan, setelah
sembuh dari observasi maupun setelah pemasangan
tube thoracostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada
pasien-pasien yang penatalaksanaannya cukup baik,
umumnya tidak dijumpai komplikasi.
TERIMA KASIH...