Anda di halaman 1dari 32

EPILEPSI

OLEH

PRESEPTOR

dr. Yulson Rasyid Sp.S

Epilepsi
Epilepsi merupakan sebagai suatu
keadaan yang ditandai oleh adanya
bangkitan (seizure) yang terjadi
secara berulang sebagai akibat dari
adanya gangguan fungsi otak secara
intermiten, yang disebabkan oleh
lepas muatan listrik abnormal dan
berlebihan pada neuron-neuron secara
paroksismal yang disebabkan oleh

Epilepsi dibagi menjadi 3 ditinjau dari faktor


etiologis:
1. Idiopatik
2. Kriptogenik
3. Simptomatik

Patofisiologi
Mekanisme terjadinya epilepsi ditandai dengan
gangguan paroksimal akibat penghambatan
neuron yang tidak normal atau
ketidakseimbangan antara neurotransmiter
eksitatori dan inhibitori. Defisiensi
neurotransmiter inhibitori seperti Gamma Amino
Butyric Acid (GABA) atau peningkatan
neurotransmiter eksitatori seperti glutamat
menyebabkan aktivitas neuron tidak normal

Neurotransmiter eksitatori
(aktivitas pemicu kejang)
yaitu, glutamat, aspartat,
asetil kolin, norepinefrin,
histamine. Neurotransmiter
inhibitori (aktivitas
menghambat neuron) yaitu,
dopamin dan Gamma Amino
Butyric Acid (GABA).

Klasifikasi
Menurut Gidal dkk (2005) klasifikasi
epilepsi berdasarkan tanda-tanda klinik
dan data EEG, dibagi menjadi:
1)Kejang umum (generalized seizure)
a) Absense (Petit mal)
b) Tonik-klonik (grand mal) >>
c) Mioklonik
d) Atonik

2) Kejang parsial
Kejang parsial ini terbagi menjadi:
a) Simple partial seizure
b) Complex partial seizure
3) Kejang tak terklasifikasikan
Jenis ini termasuk serangan epilepsi pada
neonatus misalnya gerakan mata ritmis, dan
gerakan mengunyah serta berenang.

Diagnosis

Anamnesis
Faktor pencetus, usia, durasi, dan
frekuensi bangkitan, interval terpanjang
antara bangkitan, kesadaran antara
bangkitan, terapi epilepsi sebelumnya dan
respon terhadap OAE sebelumnya,
penyakit yang diderita sekarang, riwayat
penyakit neurologis psikiatrik maupun
sistemik yang mungkin menjadi penyebab
maupun komorbiditas, riwayat epilepsi dan
penyakit lain dalam keluarga, riwayat saat
berada dalam kandungan- kelahirantumbuh kembang, riwayat bangkitan
neonatal/ kejang demam, dan riwayat

Pemeriksaan fisik umum dan


neurologis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari
tanda-tanda gangguan yang berkaitan
dengan epilepsi, seperti trauma kepala.
Pemeriksaan neurologis berfungsi untuk
mencari tanda-tanda defisit neurologis
fokal atau difus yang dapat berhubungan
dengan epilepsi.

Pemeriksaan penunjang
a). Pemeriksaan elektro-ensefalografi (EEG)
b). Pemeriksaan pencitraan otak
Berguna untuk mendeteksi lesi epileptogenik di otak
secara non-invasif

Pemeriksaan laboratorium
(1). Pemeriksaan hematologis
Pemeriksaan hematologis di awal pengobatan sebagai salah satu
acuan dalam menyingkirkan diagnosis banding dan pemilihan OAE, 2
bulan setelah pemberian OAE untuk mendeteksi efek samping OAE,
rutin diulang setiap tahun sekali untuk memonitor efek samping OAE,
atau bila timbul gejala klinis akibat efek samping OAE.
(2). Pemeriksaan kadar OAE dilakukan untuk melihat kadar OAE
dalam plasma saat bangkitan belum terkontrol, meskipun sudah
mencapai dosis terapi maksimal atau untuk memonitor kepatuhan
pasien.
Pemeriksaan penunjang lainnya
Dilakukan sesuai dengan indikasi misalnya:
Punksi Lumbal
EKG

Tatalaksana
Prinsip pengobatan epilepsi:
1. Mendiagnosis secara pasti, menentukan etiologi,
serangan dan sindrom epilepsi
2. Memulai pengobatan dengan satu jenis obat
antiepilepsi
3. Penggantian obat antiepilepsi secara terhadap apabila
obat antiepilepsi yang pertama gagal.
4. Pemberian obat antiepilepsi sampai 1-2 tahun bebas
kejang

Obat antiepilepsi (OAE) pilihan pertama dan kedua:


1. Serangan partial (sederhana, kompleks, dan umum sekunder)
.
OAE I : Karbamazepin, fenobarbital, primidon, fenitoin,
.
OAE II: Benzodiazepin, asam valproate
2. Serangan tonik-klonik
.
OAE I : Karbamazepin,

fenobarbital, primidon, fenitoin, asam valproat


.
OAE II: Benzodiazepin, asam valproat
3. Serangan absens
.
OAE I : Etosuksimid,

asam valproate
.
OAE II: Benzodiazepin

4. Serangan mioklonik
. OAE I : Benzodiazepin, asam valproate
. OAE II : Etosuksimid
5. Serangan tonik, klonik, atonik
Semua OAE kecuali etosuksimid
Obat-obatan yang bersifat Antikonvulsi utama yaitu:
. Fenobarbital
Dosis: 2-4 mg/kgBB/hari
. Phenitoin
Dosis: 5-8 mg/kgBB/hari
. Carbamazepine
Dosis: 20 mg/kgBB/hari
. Valproate
Dosis: 30-80 mg/kgBB/hari

Syarat penghentian obat antiepilepsi:


1. Penghentian OAE dapat didiskusikan
dengan pasien atau keluarganya setelah
minimal 2 tahun bebas bangkitan
2. Harus dilakukan secara bertahap, pada
umumnya 25% dari dosis semula, setiap
bulan dalam jangka waktu 3-6 bulan
3. Bila digunakan lebih dari satu OAE,
maka penghentian dimulai dari satu OAE
yang bukan utama.

Prognosis
Prognosis epilepsi cukup baik, pada
50-70% penderita epilepsi serangan
dapat dicegah dengan minum obatobat, sedangkan sekitar 50% pada
suatu waktu akan dapat berhenti
minum obat

PEMBAHASAN KASUS

Identitas Pasien
Nama
: Tn. A
Umur
: 15 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : siswa
Alamat
: Selayo
Agama
: Islam
Tanggal dirawat : 12 juni 2016

Anamnesa
Berdasarkan anamnesa pada pasien didapatkan
informasi :
Keluhan Utama
Kejang setelah main bola 15 menit SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien kejang setelah main bola15 menit yll
SMRS. Sebelumnya pasien sedang latihan tibatiba pusing dan pingsan, setelah itu pasien
kejang seluruh badan. Pasien tidak ingat berapa
lama kehilangan kesadaran. Keluhan disertai

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat kejang dan kontrol rutin ke poli neurologi dan
rutin minum obat anti kejang sejak 2 tahun ini namun
beberapa bulan belakangan ini pasien jarang minum obat
kejang dan kontrol ke RS
Riwayat penyakit stroke disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat epilepsi disangkal
Riwayat penyakit stroke disangkal
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien seorang murid SMA kelas 1
Pasien hobi bermain bola
Riwayat merokok, kecanduan alkohol dan obat-obatan
terlarang tidak ada

Pemeriksaan Fisik
1. Umum
Keadaaan umum : sakit sedang
Kesadaran
: composmentis
Kooperatif
: kooperatif
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan
: 40 kg
Nadi
: 88 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Tekanan darah
:120/80 mmHg
Suhu
: 37,8 derajat celcius

Kelenjar getah bening


Tidak ada pembesaran KGB di leher, aksila, dan inginal
Thorak
Paru
Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : taktil fremitus simetris
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler normal, ronkhi -/-, wheezing -/jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di RIC 5 LMCS
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I dan II murni regular

Abdomen
Inspeksi
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi

: Distensi [-]
NT [-] , NL [-]
Timpani
: BU +, peristaltik usus normal

Status Neurologikus
GCS 15
: E4 V5 M6
Tanda Rangsangan Selaput Otak :
Kaku kuduk
: tidak ada
Brudzinsky I : tidak ada
Brudzinsky II
: tidak ada
Kernig
: tidak ada
Tanda peningkatan TIK
Pupil
: isokor

Pemeriksaan nervus cranialis


Nervus

Kanan

Kiri

NI
Subjektif

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Tajam penglihatan

60/60

60/60

Lapangan pandang

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Bola mata

Bulat

Bulat

Ptosis

Tidak ada

Tidak ada

Nistagmus

Tidak ada

Tidak ada

N II

N III

Pupil
-

Bentuk

Ortho 2 mm

Ortho 2 mm

Reflek cahaya

Positif

Positif

N IV, VI
Gerakan mata kebawah

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Diplopia
NV
Motorik
Membuka mulut
Menggigit
Mengunyah
Sensorik
Optalmika
Maksila
Mandibula
N VII
Raut wajah

Tidak ada

Tidak ada

Bisa
Bisa
Bisa

Bisa
Bisa
Bisa

Positif
Positif
Positif

Positif
Positif
Positif

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Menggerakkan dahi

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Mennutup mata

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Bersiul/mencibir

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Memperlihatkan gigi

Dalam batas normal

Dalam batas normal

N VIII
Suara berbisik

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Detik arloji

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Nistagmus

Tidak ada

Tidak ada

N IX
Reflek muntah

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Menelan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Suara

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Menoleh kekanan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Menoleh kekiri

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Mengangkat bahu kekiri

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Mengangkat bahu kekanan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Kedudukan lidah dalam

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Kedudukan lidah julur

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Tremor

Tidak ada

Tidak ada

Atrofi

Tidak ada

Tidak ada

NX

Nadi
N XI

N XII

Pemeriksaan fungsi motorik

Sistem refleks

Kanan

Kiri

555

555

555

555

Refleks

Kanan

Kiri

Bisep

++

++

Trisep

++

++

Patela

++

++

Babinski

Caddoks

Openheim

Gordon

Hofman-trofner

Fisiologis

Patologis

Fungsi otonom
Miksi
: normal
Defekasi
: normal
Sekresi keringat : normal
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
HGB: 13,9
RBC: 5,72
HCT: 42,3
BASO : 0,3%
LYMPH : 9,1%
NEUT : 83,2%
MONO :6,3%
Rencana Pemeriksaan Tambahan
EEG
CT-Scan

Diagnosis
Diagnosis Klinis: Epilepsi tipe umum tonikklonik
Diagnosis Topik : intra cerebri
Diagnosis Etiologis : idiopatik
Diagnosis Sekunder : Diagnosis Banding
Herniasi

Penatalaksanaan
Terapi umum
Oksigen 2-3 L/menit
IVFD RL 20 tetes/menit
Terapi khusus
Obat anti epilepsi
: Karbamazepin 2 x 300 mg
Neuro protektan
: Piracetam 800 mg 3x1
Prognosis
Quo at vitam
: bonam
Quo at sanam
: dubia ad bonam
Quo at kosmeticum : bonam
Quo at functionam : bonam

RESUME
Pasien laki-laki umur 15 tahun dengan keluhan utama
Kejang setelah main bola15 menit SMRS. Pasien
mempunyai riwayat kejang dan kontrol rutin ke poli
neurologi sejak 2 tahun ini namun beberapa bulan
belakangan ini pasien jarang minum obat kejang dan
kontrol ke RS. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan
kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 88 x/menit, nafas 20 x/menit, GCS 15, dan tidak ada
kelainan neurologis lainnya. Pasien didiagnosis dengan:
diagnosis klinis serangan kejang berulang, diagnosis topik
intra cerebri, diagnosis etiologi epilepsi tipe umum tonikklonik, dan tidak ada diagnosis sekunder. Pasien
ditatalaksana dengan oksigen 2-3 L/menit, pemberian
cairan infus RL 20 tetes/menit, Karbamazepin 2 x 300
mg, dan Piracetam 800 mg 3x1.

Anda mungkin juga menyukai