Teori
Penanganan anestesi
KASUS
pada trauma
kepala
Penanganan
anestesi
Pada pasien ini,
sudah
dimulai kepala
sejak
pada
trauma
awal di instalasi gawat
datang dengan kondisi
sudah
dimulai
sejak
darurat (IGD). Dengan
awal di instalasi gawat
GCS 7 dan jalan napas
tetap memperhatikan
darurat
(IGD).
Dengan
A-B-C
,
pastikan
yang
adekuat
tetap
memperhatikan
Aairway pasien clear,
B-C ventilasi
, pastikan airway
dan
sehingga tidak perlu
pasien
clear, ventilasi
oksigenasi
yang
dan adekuat
oksigenasi
yang
dilakukan three airway
dan support
adekuat
sistemik
dilakukan
manuver ataupun
Indikasi
secara pemasangan
simultan
intubasi
trauma
denganpada evaluasi
tindakan intubasi.
neurologi diantaranya
dan
kepala
pembedahan refleks
:hipoventilasi,
muntah tidak ada, GCS
Kasus trauma
kepala
Teori
sering
didapati
bersamaan
dengan
trauma di tempat lainya
(multiple
trauma)
dengan
sumber
perdarahan
yang
banyak
(terutama
intraabdomen), laserasi
kepala
(pada
anakanak), selain itu dapat
terjadi cedera medula
spinalis sehingga terjadi
simpatektomi. Ketiga hal
ini akan menyebabkan
hipotensi (TDS < 90
mmHg),
yang
harus
TEORI
KASUS
Prinsip
Pada pasien ini
pemberian cairan hanya
adalah
dapat mendapatkan
diberikan cairan cairan normosalin
hiperosmolar
berupa Rsol yang
untuk mengatasi mempunyai
edema cerebral osmolaritas
dengan
sedikit lebih
membuat
tinggi dibanding
gradient osmolar dengan
antara
ruang osmolaritas darah
TEORI
Kondisi hiperglikemia
merupakan
manifestasi
respon
stress akibat trauma
kepala yang berat.
Pasien dengan trauma
kepala
berat
mempunyai
kadar
gula darah yang lebih
tinggi
dibanding
trauma
ringan
maupun
sedang.
Selain
itu,
hiperglikemia
juga
menjadi
indikator
KASUS
Pada pasien ini,
kadar gula darah
sewaktu masih
dalam batas
normal.
TEORI
KASUS
TEORI
Secara
teori,
hiperventilasi
dapat
mengontrol
tekanan
intrakranial
dan
membalikkan
kondisi
asidosi.
Bagaimanapun
juga,
pada pasien dengan
trauma kepala aliran
perfusi jaringan otak
menjadi rendah dan
juga
terjadi
vasokonstriksi sehingga
dapat berakibat iskemik
jaringan. Dari beberapa
penelitian
kondisi
KASUS
Pada pasien ini
selama
operasi
dikondisikan
pernapasan
sejumlah
14-20
x/menit