ANALISIS DATA
CAKUPAN
PELAYANAN KB
Dr. Prastowo, MHA
Subdit Bina KB
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Medan, 6 November 2009
Cakupan Peserta KB Aktif/
Contraceptive Prevalence
Rate (CPR)
Diperoleh melalui
pendataan/sensus/survei
Prosentase Wanita Usia Subur(WUS)
beberapa hasil sensus/survei
(Percentage Single)
Age Group
of Census SUSENAS DHS SUPAS DHS
Women
Populasi
WUS
PUS
berKB (CPR)
67%xWUS
PUS tdk atau
berKB 16 19 %
pddk
Jumlah Peserta KB Aktif
Bersifat akumulatif
ditambahkan dengan jumlah
peserta sebelumnya.
Sangat dipengaruhi oleh jumlah
pasangan usia subur
PESERTA KB
(versi BKKBN)
BARU: AKTIF:
PUS yang baru pertama PUS yang pada saat
kali pengumpulan data
menggunakan sedang mempergunakan
kontrasepsi atau kembali kontrasepsi
menggunakan
kontrasepsi setelah
kehamilan/keguguran
Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) =
Prevalensi Peserta KB
CPR (SDKI 2007)
Sumatera Kalimantan
DI Aceh 47.4 West Kalimantan 62.7
North Sumatera 54.2 Central Kalimantan 66.5
West Sumatera 59.9 South Kalimantan 64.4
Riau 56.7 East Kalimantan 59.2
J ambi 65.2 Sulawesi
South Sumatera 64.8 North Sulawesi 69.3
Bengkulu 74.0 Central Sulawesi 63.6
Lampung 71.1 South Sulawesi 53.4
Bangka Belitung 67.8 Southeast Sulawesi 50.7
Riau Islands 57.6 Gorontalo 60.1
J ava West Sulawesi 45.4
DKI J akarta 60.1 Maluku and Papua
West J ava 61.1 Maluku 34.1
Central J ava 63.7 North Maluku 48.8
DI Yogyakarta 66.9 West Papua 39.6
East J ava 66.1 Papua 38.3
Banten 57.4
Bali and Nusa Tenggara Total 61.4
Bali 69.4
West Nusa Tenggara 54.8
East Nusa Tenggara 42.1
Ascobat/CBA FP/BKKBN 0209
Contoh kasus
Menghitung Cakupan peserta
KB
6840
Contoh kasus
jawab 1
6763
Contoh kasus
jawab 1
6763
Contoh kasus Singgani
jawab 1
Bukan 4985 !
Contoh kasus Singgani
jawab 2
Bukan 5107 !
Contoh kasus Singgani
pertanyaan 3
PRASTOWO
Siapa Saya ?
Mengapa begitu banyak
kecelakaan lalu lintas yg
fatal di Jamaica?
Slide berikut mungkin bisa
memberi gambaran
jawabannya
Apa yang terlintas di
benak Anda?
Jadi, Anda sudah tahu
penyebabnya ?
Jawab
Karena tak seorang pun
menggunakan helm pelindung
dan trauma kepala yg parah
adalah penyebab utama dari
kecelakaan fatal di Jamaica
Analisis Data (1)
Data harus valid, akurat dan
relevan
Valid : dapat dipercaya
Akurat : tepat (sesuai dengan
sikon)
Relevan : data yg ada sesuai
dengan kebutuhan
Analisis Data (2)
Melihat trend /kecenderungan
Melihat angka yg ekstrem : ada angka di
luar normal (sangat rendah atau sangat
tinggi)
Membandingkan : membandingkan kurun
waktu yg sama tahun yg berbeda,
membandingkan dg target
membandingkan dengan daerah lain dlm
satu wilayah, membandingkan dengan
hasil survey/penelitian
Contoh kasus LOBAR
DATA KB 2006 :
DATA KB 2007 :
PUS = 158.518 PUS = 160.182
CU (peserta KB) =
CU (peserta
107.158
KB baru= 22.287 KB) = 109.066
KB baru =
24.221
Contoh kasus lobar
pertanyaan 1
1. Melihat
trend/kecenderungan
Kemungkinan :
Banyak peserta KB yg ingin hamil atau
gagal
Peserta KB baru tidak sebesar angka tsb
Peserta ganti cara dianggap baru
Peserta lama dihitung beberapa kali
sebagai peserta baru
Data hasil pendataan bkkbn
3. Membandingkan dg target
Intercourse
Variables:
DEMOGRAFI 1. Umur memulai hubungan
kelamin
2. Selibat permanen
3. Lamanya berstatus kawin
SOSIAL 4. Abstinensi sukarela FERTILITAS
5. Abstinensi terpaksa
EKONO Conception
6. Frekuensi senggama
MI Variables:
7. Infekunditas sengaja
(Pendidika 8. Pemakaian kontrasepsi
n, 9. Infekunditas tidak disengaja
VARIABEL
Kesehatan, Gestation
dll)
LAINNYA Variables:
10. Mortalitas janin tidak disengaja
11. Mortalitas janin disengaja
SEGMENTASI WILAYAH MENURUT TFR DAN CPR
TFR
CPR 61.4 & TFR 2,6 CPR 61.4 & TFR 2,6
1 ACEH 47.9 3.1 9 PABAR 39.1 2.8 1 JAMBI 65.1 2.8
2 SUMUT 54.2 3.8 10 KALTIM 59.3 2.7 2 SUMSEL 64.8 2.7
3 SUMBAR 59.9 3.4 11 SULSEL 53.4 2.8 3 KALBAR 62.7 2.8
4 RIAU 56.7 2.7 12 SULTRA 50.7 3.3 4 KALTENG 66.5 3.0
5 KEPRI 57.6 3.1 13 SULBAR 45.2 3.5
5 KALSEL 64.4 2.6
6 BANTEN 57.2 2.7 14 MALUKU 33.9 3.9
6 SULUT 69.2 2.8
7 NTB 54.9 2.8 15 MALUT 49.4 3.1
7 SULTENG 63.6 3.3
8 NTT 42.2 4.2 16 PAPUA 37.2 2.8
2.6
CPR 61.4 & TFR 2,6
CPR < 61.4 & TFR 2,6 1. BENGKULU 73.9 2.4
2. LAMPUNG 71.0 2.5
1. DKI 60.1 2.1
3. BABEL 67.8 2.5
2. JABAR 61.1 2.5 4. JATENG 63.7 2.3
2.6