Anda di halaman 1dari 25

ENDAPAN MAGMATIK

Kromit, Nikel sulfida, dan PGM

Jurusan Teknik Geologi


Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta
MENDALA METALOGENIK
(Metallogenic Province)

suatu area yang dicirikan oleh


kumpulan endapan mineral yang
khas/oleh satu/lebih jenis-jenis
karakteristik mineralisasi.
contoh mendala
metalogenik
segregasi lokal dari kromium dan nikel di
bagian yang paling dalam dari kerak
samudera,
pengendapan sulfida-sulfida masif dari
tembaga dan besi di tempat-tempat yang
panas
endapan-endapan mineral magmatik-
hidrotermal berhubungan dengan proses-
proses subduksi.
Contoh mendala metalogenik
yang terdapat di Indonesia

mendala metalogenik Malaya (batuan beku


asam dengan mineral berharga kasiterit)

mendala metalogenik Sunda (batuan


intermediet dengan mineral berharga Au, Ag

mendala metalogenik Sangihe-Talaut


(batuan ultrabasa dengan mineral berharga
nikel).
ENDAPAN MAGMATIK

Proses magmatik

Mineral-mineral bijih yang terbentuk


pada fase awal diferensiasi magma,
bersamaan dengan pembentukan
mineral olivine, piroksen, Ca-plagioklas
Endapan magmatik

1. Kromit :
(1) Stratiform type (layered mafic
intrusions atau Bushveld-Type),
(2) Pediform type (Ophiolite-bound
atau Alpine-Type)
2. Nikel
3. PGM (Platinum Group Metals)
Kromit (Cr)
kromitit, adalah lapisan (seam) yang
tersusun atas 50 95% lebih kumulus kromit
yang berukuran halus (~0,2 mm) dengan
interstisial olivin, ortopiroksen, plagioklas,
klinopiroksen/hasil alterasinya.
Endapan kromit primer berasosiasi dengan
nikel primer dalam bentuk Ni-sulphides, seperti
pentlandit (Ni,Fe)9S9, millerit (NiS) dan
gersdorffit (NiAsS).
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang
menjadi sumber logam kromium.
komposisi kimia FeCr2O3.
Kromit (Cr)
berwarna hitam, bentuk kristal masif
-granular, sistim kristal oktahedral, gores
coklat, kekerasan 5,5, dan BJ 4,5 4,8.
terjadi sebagai endapan primer (tipe cebakan
stratiform dan podiform)
sebagai endapan sekunder (pasir hitam dan
tanah laterit)
Penyebaran : Sumatera Barat, Sumatera
Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.
Endapan primer kromit

Cebakan Stratiform kromit terbentuk akibat


proses kristalisasi pada ruang magma,
dimana bentuk cebakannya berupa lapisan
kromit tipis dan memiliki sifat homogen.
Cebakan Podiform kromit merupakan
cebakan berbentuk lensa dengan ukuran
yang bervariasi
Kromit (Cr)
dibutuhkan dalam industri stainless steel
untuk perlindungan permukaan.
Hasil yang diperoleh berupa bahan yang
tahan terhadap tekanan, tahan terhadap
perubahan temperatur, baik sebagai isolasi
antara tembok bangunan terhadap asam.
Biasanya persentase yang dicari adalah
FeO.Cr2O3 dengan kadar Cr2O3 > 42% dan
FeO <15% .
Endapan sekunder Kromit

merupakan hasil rombakan batuan ultramafic


endapan yang terbentuk dari akumulasi hasil
desintegrasi fragmen batuan konglomerat
dengan komponen batuan beku ultrabasa
(peridotit) mengalami pelapukan kemudian
tertransportasi oleh media air
Nikel
Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel
dapat dibedakan menjadi 2 macam,
1. endapan sulfida nikel tembaga berasal dari
mineral pentlandit, yang terbentuk akibat
injeksi magma
2. konsentrasi residu (sisa) silikat nikel hasil
pelapukan batuan beku ultramafik yang
sering disebut endapan nikel laterit.
Nikel
Menurut Bateman (1981), endapan jenis
konsentrasi sisa dapat terbentuk jika batuan
induk yang mengandung bijih mengalami
proses pelapukan, maka mineral yang mudah
larut akan terusir oleh proses erosi, sedangkan
mineral bijih biasanya stabil dan mempunyai
berat jenis besar akan tertinggal dan
terkumpul menjadi endapan konsentrasi sisa.
Mineral sulfida nikel juga berasosiasi dengan
sulfida lainnya seperti kalkopirit.
Boldt (1967), menyatakan bahwa proses
pelapukan dimulai pada batuan ultramafik
(peridotit, dunit, serpentin), dimana pada
batuan ini banyak mengandung mineral
olivin, magnesium silikat dan besi silikat,
yang pada umumnya mengandung 0,30 %
nikel.
Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi
oleh pelapukan lateritik. Air tanah yang kaya
akan CO2 berasal dari udara luar dan tumbuh
tumbuhan, akan menghancurkan olivin.
Terjadi penguraian olivin, magnesium, besi,
nikel dan silika ke dalam larutan, cenderung
untuk membentuk suspensi koloid dari
partikel partikel silika yang submikroskopis.
Didalam larutan besi akan bersenyawa
dengan oksida dan mengendap sebagai ferri
hidroksida.
Akhirnya endapan ini akan menghilangkan
air dengan membentuk mineral mineral
seperti karat, yaitu hematit dan kobalt dalam
jumlah kecil, jadi besi oksida mengendap
dekat dengan permukaan tanah.
Batuan dasar dari pembentukan nikel laterit
adalah batuan peridotit dan dunit, yang
komposisinya berupa mineral olivine dan
piroksin.
Faktor yang sangat mempengaruhi sangat
banyak salah satunya adalah pelapukan
kimia.
Karena adanya pelapukan kimia maka
mineral primer akan terurai dan larut.
Besi Laterit

merupakan jenis cebakan endapan residu


yang dihasilkan oleh proses pelapukan yang
terjadi pada batuan peridotit/piroksenit
dengan melibatkan dekomposisi,
pengendapan kembali dan pengumpulan
secara kimiawi .
Bijih besi tipe laterit umumnya terdapat di
daerah puncak perbukitan yang relatif
landau/mempunyai kemiringan lereng < 10%
Faktor yang mempengaruhi
pembentukan bijih nikel laterit

A. Batuan asal

- batuan asal : batuan ultra basa.


-batuan ultra basa terdapat elemen Ni yang paling
banyak diantara batuan lainnya
-mempunyai mineral yang paling mudah lapuk :
olivin dan piroksin
-mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut dan memberikan lingkungan pengendapan
yang baik untuk nikel.
B. Iklim

Adanya pergantian musim kemarau dan


musim penghujan dimana terjadi kenaikan
dan penurunan permukaan air tanah juga
dapat menyebabkan terjadinya proses
pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
Perbedaan temperatur yang cukup besar
akan membantu terjadinya pelapukan
mekanis, dimana akan terjadi rekahan dalam
batuan yang akan mempermudah reaksi
kimia pada batuan.
C. Reagen-reagen kimia dan
vegetasi

unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang


membantu mempercepat proses pelapukan.
Air tanah yang mengandung CO2 memegang
peranan penting didalam proses pelapukan
kimia.
Asam-asam humus menyebabkan
dekomposisi batuan dan dapat merubah pH
larutan.
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan
vegetasi daerah.
Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan:
penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah
dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan
akumulasi air hujan akan lebih banyak
humus akan lebih tebal
Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana
hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan
terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan
kadar yang lebih tinggi.
Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga
hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
D. Struktur

batuan beku mempunyai porositas dan


permeabilitas yang kecil sekali sehingga
penetrasi air sangat sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih
memudahkan masuknya air dan berarti
proses pelapukan akan lebih intensif.
E. Topograf

Keadaan topografi setempat akan sangat


mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagen lain.
Akumulasi endapan umumnya terdapat pada
daerah yang landai sampai kemiringan
sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk
topografi.
F. Waktu

Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan


pelapukan yang cukup intensif karena
akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
Endapan PGM (Platinum Group
Metals)

Dapat terbentuk bersama-sama dengan unsur


kelompok platina (Platinum Group Elements,
PGE), meliputi Os, Ir, Ru, Rh, Pt dan Pd. PGE ini
umumnya attached di dalam struktur mineral
sulfida tersebut.
Platina (Pt), Bijih platina terjadi secara
konsentrasi magmatik didalam batuan beku ultra
basa.
Bijih platina placer (Endapan sekunder) terbentuk
karena proses pengendapan kembali dari hasil
pelapukan / erosi terhadap endapan bijih primer.

Anda mungkin juga menyukai