Anda di halaman 1dari 47

PERENCANAAN WILAYAH PESISIR

(TPS710P)

Septiana Fathurrohmah, S.Si, M.Sc


Jurusan Teknik PWK
STTNas Yogyakarta
EKOSISTEM DAN SUMBERDAYA DI WILAYAH
PESISIR

EKOSISTEM
Adalah interaksi dan hubungan fungsional
dari komponen biotik/hayati (organisme
hidup) dan nir-hayati/abiotik (fisik) yang
membentuk suatu sistem
Dalam suatu ekosistem terjadi pertukaran
materi dan transformasi energi yang
berlangsung diantara dua komponen dalam
sistem tersebut.
Komponen biotik yang menyusun suatu
ekosistem pesisir dan laut terdiri :
a. produsen c. konsumen skunder
b. konsumen primer d. dekomposer
Produser
adalah vegetasi autotrof, algae, dan
fitoplankton

Konsumen primer
hewan-hewan yang memakan produsen
(herbivora)

Konsumen sekunder
organisme yang memakan hewan
(karnivora)

Dekomposer
organisme avertebrata, bakteri dan
cendawan yang memakan materi organik
mati : bangkai, daun-daunan yang mati, dll
EKOSISTEM UTAMA DI WILAYAH PESISIR, PANTAI, DAN PULAU KECIL

ESTUARIA
MANGROVE

PADANG LAMUN
TERUMBU KARANG
PULAU-PULAU KECIL
LAUT DALAM
EKOSISTEM ESTUARIA
adalah perairan muara sungai semi tertutup yang
berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut
dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air
tawar.

Karakteristik Fisik
Salinitas
Substrat
Sirkulasi Air
Pasang Surut
Penyimpan Zat Hara
Dinamika Perubahan Estuaria
Dipengaruhi oleh:
Pasokan Air Tawar
Beban Sedimen dari Daratan
Vegetasi Pesisir, seperti Mangrove
Proses di pesisir, termasuk Pasang Surut,
Gelombang dan Pola Arus
Perubahan di Daratan dan Muka Air Laut
Fungsi Ekologis Estuaria :
Sumber Zat Hara
Penyedia Habitat
Tempat Mencari Makanan
Tempat Bereproduksi dan Tumbuh Besar

Manfaat Estuaria :
Sebagai Tempat Pemukiman
Sebagai Tempat Penangkapan dan Budidaya
Ikan
Sebagai Jalur Transportasi
Sebagai Kawasan Pelabuhan dan Industri
Permasalahan Ekosistem
Estuaria :
tingginya tingkat pemanfaatan di daerah estuaria
menimbulkan berbagai dampak lingkungan.
Contoh pemanfaatan estuaria adalah sebagai
daerah pembuangan limbah, pemanfaatan
perairan estuaria untuk sarana pengangkutan
Bentuk geografis laguna dan estuaria
menyebabkan sirkulasi air yang terbatas
sehingga mudah tercemar (konsentrasi pencemar
tinggi)
Pedoman Pengelolaan Ekosistem Estuaria :
Penerapan teknologi secara maksimal dari pengolahan limbah
(limbah industri maupun domestik)
Terdapat alternatif pemecahan berupa pemompaan limbah ke
lepas pantaidan disebarkan secara aman ke perairan samudera
yang lebih dalam butuh biaya tinggi
Fasilitas industri yang berpotensi tinggi mengganggu ekosistem
estuari dan laguna mestinya dijauhkan (contoh : industri
pembangkit listrik, industri kimia dengan toksik berbahaya,
pangkalan minyak)
Dibutuhjan pemeriksaan terhadap limpasan air hujan
Menghindari terhambatnya sirkulasi air. Bangunan seperti
dermaga, konstruksi jembatan harus didesain sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu aliran air.
Berhati-hati dalam penggalian atau pembuangan hasil
pengerukan. Waktu dan periode penggalian harus dikontrol
untuk mengurangi tersebarnya bahan galian ke dalam daerah
produktif
EKOSISTEM
MANGROVE
merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan
subtropis,
didominasi oleh beberapa spesies pohon
mangrove yang mampu tumbuh di daerah
pasang surut pantai berlumpur.
umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan
supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan
terlindung dari gelombang besar .
banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang
dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang
terlindung.
Bengen (2000 dalam Harahab 2010)
menjelaskan bahwa pada umumnya hutan
mangrove memiliki karakteristik sebagai
berikut :
Umumnya tumbuh pada daerah intertidal
yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung,
atau berpasir
Daerahnya tergenangi air laut secara
berkala, baik setiap hari maupun yang hanya
tergenang pada saat pasang purnama
Menerima pasokan air tawar yang cukup dari
darat
Terlindung dari gelombang besar dan arus
pasang surut yang kuat
Avicennia/ Rhizopor Rhizopora/
BruguieraNypa
a fruticans
Sonneratia Bruguiera
TIPE KOMUNITAS MANGROVE

Genangan Pasut Tepian Pantai Sepanjang Sungai


(Overwash) (Fringe) (Riverine)

Genangan Sungai Berelevasi Semak


(Basin) (Hammock) (Scrub/Dwarf)
FUNGSI EKOLOGIS MANGROVE
Aspek Fisik
Menyusun mekanisme hubungan antar komponen dalam
ekosistem mangrove/ekosistem lain (padang lamun,
terumbu karang)
Pelindung pantai
Pengendali banjir

Aspek Kimia
Penyerap bahan pencemar
Sumber energi bagi biota laut
Suplai bahan organik dalam lingkungan perairan

Aspek Biologi
Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan
sumberdaya hayati di perairan
Produk langsung dari ekosistem mangrove
Produk tidak langsung dari ekosistem mangrove
PERMASALAHAN EKOSISTEM MANGROVE

Mangrove sangat peka terhadap


pengendapan/sedimentasi, tinggi rata-rata permukaan
air, pencucian serta tumpahan minya karena
mempengaruhi kadar oksigen untuk respirasi
Mangrove sangat peka terhadap perubahan salinitas
yang dipengaruhi oleh perubahan siklus hidrologi, aliran
air tawar dan pencucian terus-menerus seerti kegiatan
pengerukan, bendungan, dan penyekatan
Permasalahan utama penyebab tekanan terhadap
habitat mangrove adalah keinginan manusia untuk
mengkonversi areal hutan mangrove menjadi areal
tambak (kasus utama), pengembangan permukiman,
kegiatan komersial, industri, dan pertanian
ampak Kegiatan Manusia Terhadap Ekosistem Mangrov

Kegiatan Dampak Potensial


Tebang habis Berubahnya komposisi tumbuhan : pohon mangrove
akan digantikan oleh spesies yang nilai komersialnya
rendah. Tidak ada lagi hutan mangrove yang berfungi
sebagai darah mencari makan (feeding ground) dan
daerah pengasuhan (nursery ground) bagi bermacam
ikan dan udang
Pengalihan Peningkatan salinitas rawa mangrove,
aliran air tawar Menurunnya tingkat kesuburan hutan mangrove
(misal karena pasokan zat-zat hara melalui air tawar
pembangunan berkurang
irigasi)
Konversi Mengancam regenerasi stok ikan dan udang di
menjadi lahan perairan lepas pantai yang memerlukan hutan
pertanian, mangrove sebagai nursery ground
perikanan Peningkatan pencemaran laut karena hilangnya
pengikatan bahan-bahan pencemar oleh substrat
hutan mangrove
Intrusi air laut melalui saluran-saluran baik saluran
ampak Kegiatan Manusia Terhadap Ekosistem Mangrov

Kegiatan Dampak Potensial


Pembuangan Penurunan kandugnan oksigen terlarut dalam air
sampah cair
(sewage)
Pembuangan Kemungkinan terlapisinya pneumatofora dengan
sampah padat sampah padat yang akan mengakibatkan kematian
pohon-pohon mangrove
Perembesan bahan-bahan pencemar dalam sampah
padat yang kemudian larut dalam air ke perairan di
sekitarnya
Pencemaran Kematian mangrove karena terlapisinya
minyak, pneumatofora oleh minyak
penambangan, Kerusakan total ekosistem hutan mangrove di lokasi
dan ekstraksi penambangan dan ekstraksi mineral yang dapat
mineral mengakibatkan musnahnya daerah asuhan
Di daratan Pengendapan sedimen yang berlebihan yang dapat
sekitar hutan mengakibatkan terlapisinya pneumatofora oleh
mangrove sedimen yang pada akhirnya dapat mematikan
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

Memelihara dasar dan karakter substrat hutan dan saluran-saluran


air. Substrat memegang peranan yang sangat penting, proses-
proses seperti sedimentasi berlebihan, erosi, pengendapan dan
perubahan sifat-sifat kimiawi harus dapat dihindari
Menjaga pola-pola alamiah. Untuk struktur pesisir dan pola
pengembangan yang berpotensi mengubah pola-pola alami harus
didesain untuk menjamin bahwa pola tersebut tetap terpelihara
Memelihara pola-pola temporal dan spasial alami dari salinitas air
permukaan dan airtanah
Memelihara keseimbangan alamiah antara pertambahan tanah,
erosi, dan sedimentasi. Kegiatan di wilayah pesisir termasuk
konstruksi sangat potensial mngubah keseimbangan antara
pertumbuhan dan erosi. Kegiatan tersebut harus dievaluasi
terutama potensi dampaknya terhadap hutan mangrove sebelum
diimplementasikan
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

Menetapkan batas maksimum untuk seluruh hasilpanen yang


dapat diproduksi
Pada daerqah-daerah yang mungkin terkena tumpahan minyak dan
bahan beracun lainnya harus memiliki rencana-rencana
penanggulangan
Menghindari semua kegiatan yang mengakibatkan pengurangan
areal amngrove. Pengehentian sirkulasi air permukaan
mengakibatkan kematian hutan mangrove.
EKOSISTEM
PADANGLAMUN
Lamun (sea grass) merupakan satu-
satunya tumbuhan berbunga yang hidup
terendam di dalam laut,
umumnya membentuk padang lamun yang
luas di dasar laut yang masih dapat
dijangkau oleh cahaya matahari yang
memadai bagi pertumbuhannya.
hidup di perairan yang dangkal dan jernih,
dengan sirkulasi air yang baik.
Hampir semua tipe substrat dapat
ditumbuhi lamun, mulai dari substrat
berlumpur sampai berbatu.
FUNGSI PADANGLAMUN

Fungsi padang lamun secara ekologis, yaitu :


Produsen detritus dan zat hara.
Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat
yang lunak, dengan sistem perakaran yang
padat dan saling menyilang.
Sebagai tempat berlindung, mencari makan,
tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa
jenis biota laut, terutama yang melewati masa
dewasanya di lingkungan ini.
Sebagai tudung pelindung yang melindungi
penghuni padang lamun dari sengatan
Padang lamun dapat dimanfaatkan sebagai
berikut :
Tempat kegiatan marinkultur berbagai jenis
ikan, kerang-kerangan dan tiram.
Tempat rekreasi atau pariwisata.
Sumber pupuk hijau.
PERMASALAHAN EKOSISTEM PADANGLAMUN
Permasalahan utama yang mempengaruhi padang
lamun adalah kerusakan padang lamun akibat
kegiatan pengerukan dan penimbunan yang terus
menerus serta pencemaran air laut
Berbagai jenis padang lamun mengalami kerusakan
akibat kegiatan reklamasi/penimbunan pantai baik
untuk keperluan industri maupun pembangunan
pelabuhan
ampak Kegiatan Manusia Terhadap Ekosistem
adang Lamun

Kegiatan Dampak Potensial


Pengerukan Perusakan total padang lamun sebagai habitat di
dan lokasi pengerukan/pengurugan
pengurugan Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil
yang berkaitan pengerukan
dengan Dampak sekunder terhadap perairan di sekitar lokasi
pembangunan pengurugan :
real estate - meningkatkan kekeruhan air yang mengurangi
pinggir laut, intensitas
pelabuhan, cahaya menghambat fotosistensis
pengerukan - terlapisinya insang berbagai hewan (terutama
saluran yang hidup
navigasi menetap di dasar laut) oleh sedimen
Pembuangan Penurunan kadar oksigen terlarut
sampah organik Penyuburan (eutrofikasi) kolom air di atas padang
cair lamun yang mengakibatkan tumbuh suburnya
fitoplankton meningkatkan kekeruhan,
menghalangi cahaya matahari, menghambat
fotosintesis dan produktivitas
ampak Kegiatan Manusia Terhadap Ekosistem
adang Lamun

Kegiatan Dampak Potensial


Pencemaran Pestisida yang mencemari dapat mematikan hewan-
oleh limbah hewan di padang lamun
pertanian Pencemaran pupuk dapat meningkatkan eutrofikasi
(penyuburan)
Pencemaran Lapisan minyak akan menghalangi cahaya yang
minyak sampai ke permukaan daun menghambat
fotosintesis
PENGELOLAAN EKOSISTEM PADANG LAMUN
Pengerukan dan penimbunan dihindari pada lokasi yang didominasi
oleh padang lamun. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di sekitar
padang lamun, maka harus dijaga agar tidak terjadi pengaliran
endapan ke lokasi padang lamun (pemasangan penghalang
lumpur)
Usulan pembangunan di wilayah pesisir (misal pelabuhan,
dermaga, jety) yang mengubah pola sirkulasi air harus didesain
untuk menghindari erosi dan penumpukan di sekitar padang lamun
Prosedur pembuangan limbah cair (limba industri, limbah garam,
air buangan kapal, dll) seharusnya diperbaharui utnuk mencegah
limbah masuk ke dalam padang lamun
Penangkapan ikan seharusnya dimodifikasi utnuk meminimalkan
dampak negatif terhadap padang lamun
Skema pengalihan aliran air yang dapat merubah tingkat salinitas
harus dipertimbangkan
Melakukan tindakan pencegahan tumpahan minyak yang dapat
PENGELOLAAN EKOSISTEM PADANG LAMUN
Inventarisasi, identifikasi, dan pemetaan sumberdaya padang
lamun sebelum berbagai jenis proyek dan aktivitas dilakukan di
lokasi tersebut
Rekonstruksi padang lamun di perairan dekat tempat yang
sebelumnya ada padang lamun, atau membangun padang lamun
di lokasi yang tidak ada lamunnya untuk mengganti lamun di suatu
tempat
EKOSISTEM TERUMBU KARANG
Terumbu terbentuk dari endapan-endapan masif
kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh
organisme karang pembentuk terumbu (karang
hermatipik) yang hidup bersimbiosis dengan
zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae
berkapur serta organisme lain
EVOLUSI TERUMBU KARANG
diawali ketika gunung vulkanik
muncul sebagai suatu pulau di
permukaan laut

ketika aktivitas gunung


vulkanik berakhir, pulau mulai
tererosi

karang tepi mulai


mengkolonisasi garis pantai

karang penghalang
berkembang seperti saluran
yang memisahkan dari pulau

laguna yang luas membentuk


bagian dalam karang

pulau tenggelam dan terbentuk


FAKTOR PEMBATAS TERUMBU KARANG

Suhu air > 18oC, tapi bagi perkembangan


optimal diperlukan suhu rata-rata tahunan
berkisar antara 23 - 25oC, dengan suhu
maksimal yang masih dapat ditolerir berkisar
antara 36 - 40oC

Kedalaman perairan < 50 m, dengan kedalaman


bagi perkembangan optimal pada 25 m atau
kurang

Salinitas air yang konstan berkisar antara 30 - 36


o
/oo.
Peran terumbu karang
pelindung pantai dari hempasan ombak dan
arus kuat yang berasal dari laut.
sebagai habitat, tempat mencari makanan,
tempat asuhan dan pembesaran, tempat
pemijahan bagi berbagai biota yang hidup di
terumbu karang atau sekitarnya.
Pemanfaatan
Sebagai tempat penangkapan berbagai jenis
biota laut konsumsi, dan berbagai jenis ikan
hias.
Bahan konstruksi bangunan dan pembuatan
kapur.
Bahan perhiasan.
PULAU PULAU KECIL

Pasal 121 UNCLOS (1982) tentang


regime of islands:
Pulau adalah lahan yang terbentuk
secara alami, dikelilingi oleh air, yang
berada di atas pasut tinggi
(An island is a naturally formed area of
land surrounded by water, which is
above water at high tide)
UNCLOS konvensi hukum laut PBB
Pulau Bukan pulau

Pasut tinggi
Pasut rendah
PULAU-PULAU KECIL
Yang dimaksud dengan pulau kecil adalah pulau
yang mempunyai luas area kurang dari 2000 km2
atau lebarnya kurang dari 10 km.

Banyak pulau-pulau kecil yang mempunyai luas


area kurang dari 1000 km2 dan lebarnya kurang
dari 3 km. Pulau-pulau ini diklasifikasikan sebagai
pulau sangat kecil. Contoh dari pulau sangat kecil
adalah pulau-pulau di kepulauan Seribu, Teluk
Jakarta.
KARAKTERISTIK PULAU KECIL
Sumberdaya terbatas
Peka dan Rentan
Pola pemanfaatan spasial untuk
aktivitas pariwisata dan
infrastruktur.

SUMBERDAYA AIR TAWAR


Fisiografi
Iklim dan hidrologi
Geologi dan hidrogeologi
Tanah dan vegetasi
Dampak manusia, termasuk
pencemaran dari berbagai
sumber.
POTENSI SUMBERDAYA PESISIR, PANTAI, DAN PULAU KECIL

1. Sumberdaya yang dapat


diperbaharui :
- Perikanan (Tangkap dan Budidaya)
- Hutan Mangrove
- Pulau-Pulau Kecil.
- Terumbu Karang
- Industri Bioteknologi Kelautan

2. Sumberdaya yang tak dapat


diperbaharui:
- Minyak Bumi dan Gas
- Harta Karun
- Bahan Tambang dan Mineral
3. Energi Kelautan:
Pasang Surut
Gelombang
Angin
4. Jasa-Jasa Lingkungan
Pariwisata
Perhubungan dan Kepelabuhanan.
Penampung (Penetralisir) Limbah

Anda mungkin juga menyukai