Jurusan Teknik PWK STTNas Yogyakarta Pesisir dalam konteks wilayah Indonesia Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara geografis berada pada posisi yang terbuka dari segala arah, terletak di lintasan garis khatulistiwa, berada diantara 2 (dua) Samudera yaitu, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta terletak pada lintas kepentingan dunia dan berbatasan dengan 3 negara di darat, 10 negara di laut dan perbatasan udara dengan beberapa negara tetangga. Indonesia merupakan sebuah negara benua maritim dengan hamparan lautan yang luas, mempunyai 13.466 pulau yang sudah dibakukan namanya, panjang pantai 81 ribu km, memiliki wilayah daratan seluas 2.207 juta km 2, perairan seluas 5.8 juta km2, terdapat 92 pulau-pulau kecil terluar serta mempunyai penduduk berjumlah lebih dari 230 juta jiwa terdiri dari ratusan etnis dan suku bangsa. Bagaimana pengaruh letak astronomi (dilalui garis khatulistiwa) terhadap pengelolaan pesisir Indonesia? Indonesia pada posisi silang dunia perdagangan dunia sangat tergantung pada transportasi laut Bagaimana pengaruh perbatasan laut dengan negara tetangga terhadap pengelolaan pesisir Indonesia? Bagaimana pengaruh perbatasan laut dengan negara tetangga terhadap pengelolaan pesisir Indonesia? Arah kebijakan pengelolaan wilayah perbatasan harus sudah berubah dari kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi kedalam (inward looking) menjadi keluar (outward looking) dengan tujuan mengelola wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara yang berfungsi sebagai pintu gerbang keluar/masuk orang, barang dan semua aktivitas, khususnya yang terkait ekonomi dengan negara tetangga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia merupakan negara kepulauan, di mana kegiatan-kegiatan pembangunan saat ini dipusatkan di bagian barat. Konsentrasi demikian menimbulkan isu pengembangan wilayah outer island yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang berdimensi wilayah. Pembangunan masa lalu lebih menitikberatkan pada pembangunan daratan dari lautan, sehingga pembangunan pesisir relatif tertinggal. Masyarakat pesisir relatif lebih miskin dari wilayah daratan lainnya. Kondisi ini diperburuk dengan posisi politik nelayan yang relatif lemah dibanding dengan posisi lainnya. Letak geografis Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan ekologis yang menyebabkan keragaman lingkungan. Keragaman kultural menyebabkan adanya perbedaan persepsi terhadap pembangunan. Sifat pembangunan politik di Indonesia yang diwarnai oleh kekuatan politik wilayah. Adanya kebijakan otonomi daerah, yang merupakan antisipasi terhadap maraknya tuntutan lepasnya beberapa daerah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diharapkan pemerintah dapat membangun sesuai kebutuhan dan kemampuannya sendiri. Pembangunan Indonesia masih bersifat sektoral, sehingga hasil yang dicapai tidak optimal. Bagaimana potensi bencana di pesisir Indonesia?