Anda di halaman 1dari 14

ASKEP KARSINOMA

SERVIKS
Disusun oleh kelompok 8
1. Eni Ernawati (2520142435)
2. Ratna Ambarsari (2520142454)
3. Wahyu Bagas S (2520142467)
PENGERTIAN

Kanker serviks adalah penyakit akibat


neoplasma ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan
jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya (FKUI, FKKP
dalam Padila, 2015)
ETIOLOGI
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Jumlah kehamilan dan partus
Jumlah perkawinan
Infeksi virus
Sosial Ekonomi
Hygiene dan sirkumsisi
Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
TANDA DAN GEJALA
Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi
dan nekrosis jaringan.
Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75%-
80%).
Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
Perdarahan spontan saaat defekasi.
Perdarahan diantara haid.
Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina
Anemia akibat perdarahan berulang
Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf
KLASIFIKASI/STADIUM
Stadium 0: karsinoma insitu, karsinoma intraepithealial
Stadium 1: karsinoma masih terbatas serviks (penyebaran ke korpusuteri
diabaikan)
Stadium 1A: Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik walau dengan
invasi yang superficial dikelompokkan pada stadium 1B.
I A1: Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan lebar
horizontal lesi tidak lebih 7 mm
I A2: Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm dan
perluasan horizontal tidak lebih 7 mm
Stadium 1B: Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara
mikroskopik lesi lebih luas stadium 1 A2
LANJUTAN
Stadium II: Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum
mengenai dinding panggukl atau sepertiga distal/bawah vagina
II A : tanpa invasi ke parametrium
II B : sudah menginvasi parametrium
Stadium III : tumor telah meluas kedinding panggul dan atau
mengenai sepertiga bawah vagina dan atau menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
III A : tumor telah meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak
invasi ke perimetrium tidak sampai ke dining panggul
III B : tumor telah meluas kedinding panggul dan atau
menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
Satdium IV : tumor meluas keluar darii orgaan reproduksi
IV A : tumor menginvasi kemukosa kandung kemih atau rectum
dan atau keluar dari rongga panggul minor
IV B : metastasis jauh penyakit mikroinvasif : invasi stroma
dengan kedalaman 3mm atau kurang dari membran basalis epitel
tanpa invasi kerongga pembuluh limfe atau darah atau melekat
dengan lesi kanker servks
PATOFISIOLOGI
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel-
sel neoplastik terjadi pada seluruh lapisan epitel yang
disebut displasia. Displasia merupakan neoplasia serviks
intraepithelial (CNI ).CNI terbagi menjadi tiga tingkat
yaitu tingkat I ringan, tingkat II sedang, tingkat III
berat. Tidak ada gejala spesifik untuk kanker serviks,
perdarahan merupakan satu-satunya gejala yang nyata.
Akan tetapi gejala ini hanya ditemukan pada tahap lanjut,
sedangkan untuk tahap awal tidak.

PENATALAKSANAAN
1. Medik (Mitayani, 2009)
Rontgen
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan spesifik seperti biopsi punch dan kolposkopi.
Apabila ditemukan lesi prekusor seperti lesi intra-epitel
skuamosa tingkat rendah (LGSH) dan tinggi (HGSIL)
Pengangkatan non-bedah konservatif
Krioterapi (pembekuan dengan oksida nitrat) atau terapi laser
efektif)
Konisasi (pengangkatan bagian yang berbentuk kerucut dan
serviks)
LANJUTAN...
II. Prinsip Perawatan (Padila, 2013)
Promotif sampai dengan rehabilitatif
Memberi dukungan klien terhadap prosedur diagnostik
Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual
Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien
Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti
kanker atau terhadap keganasan
Membantu klien fase penyembuhan/rehabilitasi
Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan
Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi kanker
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Padila, 2015)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
biologis.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini.
3. Resiko harga diri rendah situasional
berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri:
berhubungan keperawatan diharapkannyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang
dengan agen injuri berkurang. meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
biologis. Kontrol Nyeri
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
Kriteria hasil :
1. Pasien dapat mengenali pencetus.
kapan nyeri terjadi 2. Lakukan diskusi bersama pasien untuk mengenali faktor-
2. Pasien mampu faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri.
menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa 3. Evaluasi pengalaman nyeri di masa lalu yang meliputi
analgetik riwayat nyeri kronik individu atau keluarga atau nyeri
3. Pasien mau menggunakan yang menyebabkan ketidakmampuan atau kecacatan
analgesik yang
dengan tepat.
direkomendasikan
4. Pasien dapat melaporkan 4. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab
perubahan terhadap gejala nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi
nyeri pada profesional dari ketidaknyamanan akibat prosedur.
kesehatan
5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi seperti
teknik nafas dalam.
6. Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri.
DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Koping
dengan ancaman pada keperawatan diharapkan 1. Bantu pasien untuk menyelesaikan
status terkini. ansietas berkurang atau masalah dengan cara yang konstruktif
hilang. 2. Dukung pasien untuk
Koping mengidentifikasikan deskripsi yang
Kriteria hasil: realistik terhadap adanya perubahan
1. Pasien melaporkan dalam peran
adanya pengurangan 3. Mengenalkan pasien pada seseorang
stress (atau kelompok) yang telah berhasil
2. Pasien menyatakan melewati pengalaman yang sama
penerimaan terhadap 4. Instruksikan pasien untuk menggunakan
situasi teknik relaksasi sesuai dengan
3. Pasien melaporkan kebutuhan
Resiko harga diri Setelah dilakukan
penurunan perasaan Peningkatan Harga Diri
rendah situasional tindakan
negatif keperawatan 1. Monitor pernyataan pasien
berhubungan dengan diharapkan harga diri mengenai harga diri
gangguan citra rendah situasional tdiak 2. Dukung pasien untuk bisa
tubuh. akan terjadi. mengidentifikasi kekuatan
Harga Diri 3. Bantu pasien untuk menemukan
Kriteria hasil: penerimaan diri
1. Pasien 4. Dukung pasien untuk (melakukan)
memverbalisasikan kontak mata pada saat
penerimaan diri berkomunikasi dengan orang lain
2. Pasien mau melakukan 5. Berikan pengalaman yang akan
komunikasi terbuka meningkatkan otonomi pasien
3. Pasien mampu dengan tepat
mempertahankan 6. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas-
penampilan dan aktivitas yang akan meningkatkan
kebersihan diri harga diri pasien
4. Tingkat kepercayaan 7. Monitor tingkat harga diri pasien
diri pasien meningkat dari waktu ke waktu dengan tepat
8. Berikan pernyataan positif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai