Anda di halaman 1dari 44

invest in

Arah Kebijakan Pengembanngan


Penanaman Modal di Daerah Tertinggal
Batam, 21 April 2016

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Direktorat Pemberdayaan Usaha


Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal
2016 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved
DAFTAR ISI

1. DASAR HUKUM

2. PERKEMBANGAN PTSP

3. TEROBOSAN KEBIJAKAN INVESTASI

4. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI

5. ARAH PENGEMBANGAN BIDANG USAHA PRIORITAS

6. TARGET REALISASI PENANAMAN MODAL 2015 - 2019

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


2
PeranInvestasi
Investasi: Salah SatuTumpuan Ekonomi
Tujuan Investasi
Tiga pilar ekonomi
Indonesia masa depan
Mendukung pertumbuhan
ekonomi;
adalah investasi,
Menciptakan lapangan kerja;
industri, dan ekspor.
Mengubah ekonomi yang
Presiden Joko Widodo
Silaturahmi dengan dunia usaha di Jakarta berbasis konsumsi menjadi
9 Juli 2015
ekonomi berbasis produksi;
Meningkatkan pendapatan
nasional melalui pajak;
Mendorong pemerataan
ekonomi.

IndonesiaInvestment Coordinating Board


3
Dasar Hukum

UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012


Tentang Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)

Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar


Bidang Usaha Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal

Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

4
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Perpres 16/2012

7 Elemen Utama Arah Kebijakan Penanaman Modal


1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal
2. Mendorong Persebaran Penanaman
Modal
3. Fokus Pengembangan Pangan,
Infrastruktur, dan Energi
4.

5.
Penanaman Modal yang Berwawasan
Lingkungan (Green Investment)
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
RUPM
Menengah (UMKM)
6. Pemberian Fasilitas, Kemudahan,
dan/atau Insentif Penanaman Modal
7. Promosi Penanaman Modal

Sampai dengan 2025

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


5
UU 25/2007 tentang Penanaman Modal

PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL BAGI UKM


(UU PM No. 25/2007 Pasal 13)

Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yg dicadangkan untuk UKM serta


bidang usaha yg terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama
dengan UKM

Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan UKM melalui program


kemitraan, peningkatan daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan
pasar, serta penyebaran informasi yg seluas-luasnya.

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


6
Perpres 39/2014 (1)

Penetapan bidang usaha yang dicadangkan untuk UKM


(35 bidang usaha) al.

Budidaya tanaman pangan pokok (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang


hijau, padi, ubi kayu, ubi jalar), dengan luas kurang atau sama dengan 25
Ha
Industri primer pengolahan rotan
Pengusahaan Sarang Burung Walet di Alam.
Usaha Pengolahan Hasil Perikanan yang dilakukan Secara Terpadu dengan
Penangkapan Ikan di Perairan Umum
Industri penggaraman/pengeringan ikan dan biota perairan lainnya dan
industri pemindangan ikan

7
Perpres 39/2014 (2)

Penetapan bidang usaha dengan syarat kemitraan


(27 bidang usaha) al.

Pengusahaan rotan
Pengusahaan getah pinus
Pembesaran Ikan Laut
Industri pemanisan-pengasinan buah-buahan dan sayur-
sayuran
Pengusahaan perlebahan

8
Perkembangan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
23
1 Desember Desember 11 Januari
2015 2015 2016
Soft Pendelegasi Grand
Launching an TDP launching
layanan 3 khusus layanan 3
jam 8+1 layanan 3 jam 8=1
jam 8=1

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


10
22 KEMENTERIAN/LEMBAGA YANG TERLIBAT di PTSP PUSAT
Kementerian ESDM Kementerian Komunikasi & Informatika
10 kelompok izin 14 kelompok izin

Kem. Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Ketenagakerjaan


35 kelompok izin 5 kelompok izin

Kementerian Perindustrian Kementerian PU dan Perumahan Rakyat


11 kelompok izin 7 kelompok izin

Kem. Agraria & Tata Ruang/BPN Kementerian Kelautan dan Perikanan


1 kelompok izin 1 kelompok izin

Kementerian Perdagangan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan


7 kelompok izin 1 kelompok izin

Kementerian Pertanian Kementerian Pertahanan


5 kelompok izin 1 kelompok izin

Kementerian Keuangan KEPOLISIAN RI


2 kelompok izin 1 kelompok izin

Kementerian Perhubungan BPOM


7 kelompok izin 1 kelompok izin

Kementerian Hukum dan HAM BSN


1 kelompok izin 1 kelompok izin

Kementerian Kesehatan LEMSANEG


9 kelompok izin

Kementerian Pariwisata PT. PLN Persero


The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
19 kelompok izin 11
YANG SUDAH ONLINE DI PTSP PUSAT

11 Perijinan di BKPM sudah online


sejak 15 Desember 2014

No Jenis Perizinan SOP


1 Izin prinsip baru 3 hari kerja
2 Izin prinsip perluasan 3 hari kerja
3 Izin prinsip perubahan 5 hari kerja SPIPISE : Sistem Pelayanan Informasi
4 Izin usaha perubahan 5 hari kerja dan Perijinan Investasi Secara
5 Izin kantor perwakilan perusahaan asing 5 hari kerja Elektronik.
6 Izin usaha 7 hari kerja
Keunggulan SPIPISE :
7 Izin usaha perluasan 7 hari kerja
Memiliki sistem tracking dengan
8 Izin usaha penggabungan 7 hari kerja
SOP yang jelas
9 Fasilitas pembebasan bea masuk atas impor 7 hari kerja Mudah, investor dapat
mesin
mengakses dari manapun secara
10 Fasilitas pembebasan bea masuk atas impor 7 hari kerja
barang.bahan
online
Aman, data perusahaan terjamin
11 Izin prinsip penggabungan 10 hari kerja
kerahasiaan
Review SOP pada Februari 2015
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
12
IMPLEMENTASI SPIPISE DI PTSP DAERAH

91% PTSP Daerah Telah Terbentuk


Rangkuman
511 PTSP telah terbentuk di daerah atau 90% dari total 561 wilayah.
341 PTSP telah mengimplementasikan SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara
Elektronik) atau 61% dari total 561 wilayah.
PENDELEGASIAN BAGI URUSAN PENANAMAN MODAL
PENYELENGGARAAN NOMENKLATUR IMPLEMENTASI
YANG SUDAH BAGI PTSP YANG TELAH
PTSP BPM-PTSP SPIPISE
TERBENTUK TERBENTUK
NO DAERAH JUMLAH

TERBENTUK BELUM SUDAH BELUM ADA BELUM SUDAH BELUM GABUNG PISAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 PROVINSI 34 34 0 5 29 33 1 34 0 27 7
2 KABUPATEN 416 372 44 14 402 235 181 361 11 242 130
3 KOTA 98 98 0 3 95 68 30 97 1 58 40
4 KPBPB 5 4 1 0 5 4 1 4 0 3 1
5 KEK 8 3 5 0 8 1 7 3 0 2 1
TOTAL 561 511 50 22 539 341 220 499 12 332 179

PTSP : Pelayanan Terpadu Satu Pintu


BPM-PTSP : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Data Per 15
SPIPISE : Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik
KPBPB : Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Februari
KEK : Kawasan Ekonomi Khusus 2016
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
TEROBOSAN KEBIJAKAN INVESTASI
49 izin 25 izin
PEMBANGKIT LISTRIK 923 hari 256 hari

Hak Guna Bangunan


AGRARIA 3,000-6,000 ha 90 hari
( 4 penyederhanaan) 123 hari

FORESTRY Izin penggunaan lahan


47 hari
( 13 penyederhanaan) 111 hari

TRANSPORTS Izin terminal khusus,


5 hari
IklimInvestasi ( 4 penyederhanaan) 30 hari

Penyederhanaan AGRICULTURE Izin perkebunan


182 hari
Perizinan (9 penyederhanaan) 751 hari

INDUSTRY Izin Usaha Industri,


152 hari
( 8 penyederhanaan) 672 hari

Izin Kawasan
TOURISM AREA Pariwisata (TDK), 188 hari
(6 penyederhanaan) 661 hari

APLIKASI TAX
Belum jelas 25 hari
ALLOWANCE
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15
Terobosan Kebijakan
KRITERIA 9 produk (8+1)
Layanan Minimum investasi
Rp. 100 M
(+/- USD 8 million)
Izin Investasi
Akta Pendirian + SK KumHAM
NPWP
TDP

3 Jam dan/atau
mempekerjakan
1,000 orang
tenaga kerja
APIP
NIK
RPTKA
IMTA
Informasi Blocking Tanah

BKPM

Tiba di BKPM langsung


dari Bandara Soeta Menunggu di Lounge Menerima 8 produk
Konsultasi dengan pada saat semua perizinan dan 1 produk
Direktur Pelayanan BKPM. produk di proses oleh informasi blocking tanah
Menyampaikan data diri BKPM, Notaris, pejabat dalam waktu 3 jam dan
dan rencana kegiatan usaha investor siap melakukan
K/L di PTSP
usaha di Indonesia
3 Jam, 3 Kepastian
Dalam Berinvestasi

Kepastian Kerja Kepastian Untuk Kepastian Importasi


RPTKA / Rencana Penggunaan Memulai Bisnis Barang Modal
Tenaga Kerja Asing Izin Investasi API-P / Angka Pengenal Importir
IMTA / Izin Menggunakan Akta Pendirian Perusahaan Produsen
Tenaga Kerja Asing NPWP / Nomor Pokok Wajib Pajak NIK / Nomor Induk Kepabeanan
TDP / Tanda Daftar Perusahaan

Informasi Ketersediaan Surat Blocking Lahan dari

+ Lahan yang Akurat Kementerian Agraria dan Tata


Ruang / BPN untuk verifikasi status
& mengamankan tanah sebelum
proses pengadaan.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
17
PENGEMBANGAN PENGGUNA LAYANAN

1 PERLUASAN USAHA,
Perusahaan yang akan melakukan perluasan usaha dengan nilai investasi
minimal Rp. 100 M, dan/atau mempekerjakan 1000 orang tenaga kerja
Permohonan disampaikan langsung oleh
Direksi Perusahaan

2 PENDIRIAN BARU/ PERLUASAN USAHA , untuk :


A. Perusahaan SUPPLY CHAIN
perusahaan pemasok untuk perusahaan industri di Indonesia yang memiliki nilai
investasi minimal Rp. 100 M dan/atau mempekerjakan 1000 orang tenaga kerja
B. Perusahaan bidang usaha INFRASTRUKTUR
Daftar bidang usaha infrastruktur di slide selanjutnya
Dapat memanfaatkan layanan 3 jam Permohonan disampaikan langsung oleh
tanpa harus memenuhi kriteria Pemegang Saham/Direksi Perusahaan
minimum investasi maupun tenaga
kerja
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
18
PENGEMBANGAN PENGGUNA LAYANAN

Kementerian Perhubungan Kementerian Pekerjaan Umum dan


1. Bidang usaha Perkeretaapian (KBLI Perumahan Rakyat
4944-4950)
2. Bidang usaha Kepelabuhanan (KBLI 1. Bidang usaha pengusahaan jalan tol (KBLI
52221) 52213);
3. Bidang usaha Kebandarudaraan 2. Bidang usaha sumber daya air dan irigasi (KBLI
(KBLI 52230) 36001-36002);
3. Bidang usaha air minum (KBLI 36001-36002);
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Bidang usaha pengelolaan limbah (KBLI 37011
1. Bidang Usaha Pengusahaan Tenaga Panas Bumi (pengumpulan air limbah yang tidak
(KBLI 06202); berbahaya), KBLI 37021 (pengelolaan dan
2. Bidang Usaha Pembangkitan Tenaga Listrik (KBLI pembuangan limbah yang tidak berbahaya);
35101); 5. Bidang usaha Sistem Pengelolaan
3. Bidang Usaha Transmisi Tenaga Listrik (KBLI 35102); Persampahan (KBLI 38011 (pengumpulan
4. Bidang Usaha Distribusi Tenaga Listrik (KBLI 35103), sampah yang tidak berbahaya), KBLI 38021
termasuk penetapan wilayah usaha; (pengelolaan dan pembuangan sampah yang
5. Bidang usaha penjualan tenaga listrik, termasuk tidak berbahaya).
penetapan wilayah usaha;
6. Bidang Usaha Penunjang Tenaga Listrik (KBLI
35104);
7. Izin Usaha Sementara Hilir Minyak dan Gas Bumi.

Usulan Kementerian Komunikasi dan Informatika


1. Bidang usaha penyelenggaraan jaringan telekomunikasi (KBLI 61100, 61200, dan 61300); dan
2. Bidang usaha penyelenggaraan jaringan telekomunikasi yang terintegrasi dengan jasa telekomunikasi (KBLI 61100,
61200, 61300, 61922, 61923, 61929, 61921, 61911, dan 61919).

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


19
Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK)
Paket Kebijakan Ekonomi terkait Investasi

2
29 September 2015
Layanan cepat perizinan investasi 3 jam dan kemudahan investasi
di kawasan industri

Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK)


KLIK merupakan kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah kepada perusahaan
yang akan melakukan investasi berlokasi di Kawasan Industri tertentu.
Perusahaan setelah mendapatkan Izin Investasi/Izin Prinsip, baik dari PTSP Pusat
maupun PTSP di daerah setempat, dapat langsung melakukan konstruksi sambil
secara paralel mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Lingkungan
(UKL/UPL, AMDAL), dan perizinan pelaksanaan daerah lainnya sepanjang telah
memenuhi ketentuan Tata Tertib Kawasan Industri (Estate Regulation).
Perizinan pelaksanaan yang diperlukan wajib dipenuhi sebelum perusahaan siap
produksi komersial.
Tidak ada batasan minimal nilai investasi atau penyerapan TKI.

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


20
Pemilihan Kawasan Industri Tertentu

A. KAWASAN INDUSTRI
1. Izin Prinsip Penanaman Modal/Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI)
2. AMDAL Kawasan Industri
3. Ketersediaan lahan
4. Tata Tertib Kawasan Industri (Estate Regulation)
5. Pengelola Kawasan Industri

B. DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH


1. Surat Dukungan Gubernur
2. Surat Dukungan Bupati/Walikota
3. Revisi peraturan daerah terkait (Perda, Pergub, Perbup/Perwali)

C. DUKUNGAN KEMENTERIAN TEKNIS DAN LINTAS SEKTOR


1. Revisi peraturan teknis (antara lain: IMB, LH, Izin Gangguan/HO)
2. Surat Perintah Kapolri kepada para Kapolda (menyusuli STR sebelumnya)
3. Surat Edaran Jaksa Agung kepada para Kepala Kejaksaan Tinggi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
21
Daftar KI Ditetapkan sebagai Lokasi Implementasi KLIK
(SK Kepala BKPM No 24/2016, 12 Feb 2016)
Pelaksanaan KLIK tahap awal berada di 6 provinsi dan 9 kabupaten/kota
Total 14 (empat belas) Kawasan Industri dengan luas lahan efektif 10.022 ha (dari luas lahan
keseluruhan 17.154 ha), terdiri dari:

A. Provinsi Jawa Tengah (3 KI, total luas lahan 840 ha)


1. Kawasan Industri Kendal/KIK (Kab Kendal, PMA, 700 ha)
2. Kawasan Industri Bukit Semarang Baru/BSB (Kota Semarang, PMDN, 40 ha)
3. Kawasan Industri Wijayakusuma/KIW (Kota Semarang, PMDN, 100 ha)

B. Provinsi Jawa Timur (1 KI, total luas lahan 1.761 ha)


Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate/JIIPE (Kab Gresik, PMDN, 1.761 ha)

C. Provinsi Sulawesi Selatan (1 KI, total luas lahan 3.000 ha)


Kawasan Industri Bantaeng (Kab. Bantaeng, BUMD, 3.000 ha)

D. Provinsi Banten (3 KI, total luas lahan 3.170 ha)


1. Kawasan Industri Modern Cikande Industrial Estate (Kab Serang, PMDN, 1.800 ha)
2. Kawasan Industri Terpadu Wilmar (Kab Serang, PMA, 800 ha)
3. Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon/KIEC (Kota Cilegon, PMDN, 570 ha)

E. Provinsi Jawa Barat (5 KI, total luas lahan 1.111 ha)


1. Kawasan Industri Bekasi Fajar Industrial Estate (Kab Bekasi, PMDN, 300 ha)
2. Kawasan Industri Delta Silicon 8 (Kab Bekasi, PMA, 158 ha)
3. Kawasan Industri Karawang Internasional Industrial City/KIIC (Kab Karawang, PMA, 293 ha)
4. Kawasan Industri Suryacipta City of Industry (Kab Karawang, PMDN, 300 ha)
5. Kawasan Industri GT Tech Park (Kab Karawang, PMDN, 100 ha)

F. Provinsi Sumatera Utara (1 KI, total luas lahan 100 ha)


Kawasan Industri Medan/KIM (Kab Deli The
Serdang, PMDN/BUMN, 100 ha)
Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
22
Priority Investment Service

14 Kawasan Industri Sebagai Implementasi


Izin Investasi Langsung Konstruksi
North Sumatra
KI Medan

Banten
Modern Cikande Industrial Estate Central Java
KI Terpadu Wilmar KI Kendal
Krakatau Industrial Estate Cilegon KI Bukit Semarang Baru
KI Wijayakusuma South Sulawesi
KI Bantaeng
West Java
Bekasi Fajar Industrial Estate East Java
KI Delta Silicon 8 Java Integrated Industrial
Karawang Internasional Industrial City & Port Estate
Suryacipta City of Industry
GT Tech Park

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


23
Tidak Ada Persyaratan
Tidak ada persyaratan jumlah minimal investasi atau
Izin Investasi Langsung minimal penggunaan tenaga kerja Indonesia. Investor di
semua bidang industri dapat segera memulai
Konstruksi (I2LK) pembangunan proyek dalam kawasan industri tertentu.
Perizinan lainnya dilakukan secara paralel.

Memperoleh izin
Survei lahan dalam Konstruksi Proyek dapat
investasi, bersama
kawasan industri Langsung Dilaksanakan. Tidak
dengan surat booking
tertentu. dibutuhkan perizinan lainnya.
lahan dan perizinan
lainnya (melalui Memperoleh lahan Mengajukan Izin Mendirikan
layanan Izin Investasi 3 untuk industri. Bangunan & Izin Lingkungan
Jam). secara paralel dengan konstruksi.
IndonesiaInvestment Coordinating Board
24
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI
Formula Insentif
Upah Pajak Pemotongan
Deregulasi
Formula yang lebih
pasti untuk bisnis.
Bebas PPN untuk industri
kapal, KA & pesawat,
Tarif Deregulasi terhadap
134 eraturan di 16
Kenaikan tahunan termasuk suku cadang. Penurunan tarif gas & sektor dengan
berdasarkan inflasi & Penghapusan pajak listrik untuk industri. semangat pro-investasi.
pertumbuhan ekonomi. berganda untuk properti
& infrastruktur.

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


26
Kebijakan Ekonomi Paket I
Revisi Peraturan Kepala BKPM
Mendorong daya saing industri nasional, melalui
deregulasi , menyederhanakan birokrasi , Nomor 14/2015
penegakan hukum & kepastian usaha . Izin Prinsip (IP) berlaku hingga masa penyelesaian
proyek.
Mempercepat proyek strategis nasional , dengan SOP untuk Izin 3 Jam.
menghapus berbagai kendala : penyederhanaan
perizinan , penyelesaian masalah tata ruang
Nomor 15/2015
dan penyediaan lahan , mempercepat Izin Usaha SOP dari semula 7 hari menjadi 6 hari
pengadaan barang dan jasa pemerintah , Memasukan semua SOP Izin Investasi dari
kebijaksanaan dalam penyelesaian hambatan Kementerian/Lembaga terkait
dan perlindungan hukum , mendukung kepala Nomor 16/2015
daerah untuk melakukan percepatan proyek- Penambahan pedoman dan prosedur pemberian
proyek strategis nasional . pembebasan bea masuk atas mesin untuk
pembangkit listrik untuk kepentingan umum
Meningkatkan investasi di sektor properti Nomor 17/2015
dengan mengeluarkan kebijakan untuk Pembatalan IP bila perusahaan tidak merealisasikan
merangsang pembangunan perumahan bagi investasi (sebelumnya 5 hari sekarang 3 hari)
yang berpenghasilan rendah , sementara
Pencabutan IP bagi perusahaan yang tidal melapor
menawarkan kesempatan untuk investasi yang ke BKPM (sebelumnya 7 hari sekarang 5 hari)
lebih besar di properti .
Penutupan KPPA dan Kantor Cabang (Sebelumnya 5
hari sekarang 3 hari)
IndonesiaInvestment Coordinating Board
27
IklimInvestasiPenanamanModal
Kebijakan Ekonomi Paket II
Layanan perizinan investasi 3 jam untuk investasi
di kawasan industri dengan min. investasi Rp 100
miliar dan / atau 1.000 tenaga kerja lokal .
Perka BKPM Nomor 18/2015
Menghilangkan izin sektor Kehutanan dari 14 tentang Insentif Pajak
hingga 6 lisensi .
Sebelumnya
Percepatan SOP untuk penerbitan Tax Allowance 28 hari (18 hari di BKPM & 10 hari di Kemenkeu)
: 25 hari (dari 28 hari ) untuk Tax Allowance dan
45 hari (dari 125 hari ) untuk Tax Holiday .
Sekarang
25 hari (18 hari in BKPM & 7 hari di Kemenkeu)
Pembebasan PPN untuk pembuatan kapal , kereta
api , pesawat, yang termasuk suku cadang .
Perka BKPM No. 19/2015
Insentif pengurangan pajak deposito untuk
Tentang Tax Holiday
eksportir
Sebelumnya
Pengembangan Logistik Pusat di Kawasan Berikat 125 hari (65 hari di BKPM & 60 hari di Kemenkeu)
di Cikarang , Jawa Barat untuk industri manufaktur
dan untuk bahan bakar minyak logistik di Merak ,
Banten . Now
45 hari (25 hari di BKPM & 20 Days in MOF)

IndonesiaInvestment Coordinating Board


28
Kebijakan Ekonomi Paket III Izin Prinsip sebagai Izin Konstruksi
Implementasi kebijakan ini menunggu revisi
Peraturan Pemerintah tentang kawasan industri

Investor dapat memulai


Memperoleh IP Izin ini disediakan bagi investor yang memiliki
kontruksi tanpa harus
(Izin 3 Jam) izin investasi dengan lokasi proyek pada
memiliki izin konstruksi
kawasan industri atau kawasan berikat

Catatan:
Investor dapat memesan lahan tertentu dari OSS Pusat BKPM, yang berlaku selama 14 hari sampai investor dapat memenuhi
persyaratan ketentuan lahan oleh Departemen Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional

Izin investasi sebagai Izin Konstruksi diimplementasikan sebagai proyek percontohan dengan zona industri atau kawasan berikat
(dan harus bebas dari masalah tanah dan Izin Lingkungan ( AMDAL ), serta gubernur dukungan / bupati / walikota ) .

Perusahaan harus memenuhi persyaratan norma / standar investasi, yang harus diselesaikan ketika perusahaan mulai produksi
komersial .

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


29
Kebijakan Ekonomi Paket VII
Tax Insentif untuk Insentif
Allowance
(5% per INDUSTRI PADAT Pajak
Pengha-
thn selama KARYA silan
6 thn)

Industry of:
1 ) Pakaian Jadi dari Tekstil
2 ) Pakaian Jadi dari Kulit
3 ) Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari
4 ) Sepatu Olahraga
5 ) Sepatu Teknik / Industri
50
Pengurangan PPh 21

JAWA JAWA INVESTASI


LUAR NILAI

%
Min. 2000 Min. 200 Min. Rp. 50 Miliar Min. 5000 Orientasi Ekspor 5 Tahun
Pekerja Pekerja ~ US$ 3.7 Juta Pekerja (min. 50%)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
30
Kebijakan Ekonomi Paket X
Perlindungan terhadap Usaha Kecil
Daftar Negatif Investasi
DaftarBidangUsaha yang TertutupdanBidangUsaha yang Terbuka denganPersyaratandi
BidangPenanamanModal

Perlindungan
Terhadap UMKM

Penurunan Harga-
harga barang
Perluasan Lapangan
kebutuhan, Misalnya
Kerja
Obat dan Alat
Kesehatan
Daftar
Negatif
Investasi

Memperkuat Usaha Pemotongan Mata


Kecil untuk Rantai pada Kelompok
Berkompetisi Tertentu

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


31
ARAH PENGEMBANGAN BIDANG USAHA PRIORITAS
5 (LIMA) SEKTOR PRIORITAS INVESTASI 2015 2019

35.000 MW
1 INFRASTRUKTUR Pembangkit 24 Pelabuhan
Listrik

2 PERTANIAN Food Estate Jagung Sapi

Makanan dan
Padat Karya Tekstil Furniture Alas Kaki
Minuman

Kimia &
Substitusi Impor Besi & Baja Komponen
Farmasi
3 INDUSTRI
Kelapa Sawit Produk kayu,
Orientasi Ekspor Elektronik dan Produk kertas dan Otomotif
Turunan bubur kertas

Hilirisasi Kakao Gula Smelter

Teknologi
4 MARITIM Perkapalan Cold Storage
Kelautan
14 Kawasan
Industri
16 Destinasi
10 KEK prioritas dan
5 PARIWISATA DAN KAWASAN 8 KEK Existing 7 KEK Baru Prioritas
Pariwisata kawasan
Pariwisata
industri
lainnya

33
Indonesia Investment Coordinating Board
ARAH PENGEMBANGAN BIDANG USAHA PRIORITAS

Pariwisata
Komoditas Utama:
1. Kawasan Pariwisata
2. Daya Tarik Wisata
3. Jasa Transportasi Wisata
4. Jasa Perjalanan Wisata
5. Jasa Makanan dan Minuman
6. Penyediaan Akomodasi
7. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi
8. Jasa Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi
9. Jasa Informasi Pariwisata
10. Jasa Konsultan Pariwisata
11. Jasa Pramuwisata
12. Wisata Tirta
13. Usaha SPA

Lokasi Pengembangan: 16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

Strategi: Promosi daerah-daerah wisata maupun daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata
untuk menarik minat investor untuk berinvestasi di daerah tersebut.

Target Marketing Investasi: Singapura, Australia, New Zealand, Jepang, Belanda.

10 Perusahaan Hotel Terbesar di dunia:


1. IHG (Inggris)
2. Hilton Worldwide (Amerika Serikat)
3. Marriot International (Amerika Serikat)
4. Wydham Hotel Group (Amerika Serikat)
5. Choice Hotels International (Amerika Serikat)
6. Accor (Perancis) 34
Indonesia Investment Coordinating Board
Arah Pengembangan Investasi Industri Pariwisata Indonesia

Penyiapan investasi akomodasi, infrastruktur, wahana atraksi, jasa pariwisata, dan fasilitas di 16
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional:

Pengembangan investasi pada sektor Meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE)
di Kota-Kota Besar Utama Indonesia , yaitu di: Medan, Padang, Batam, Jakarta, Yogyakarta,
Surabaya, Bali, Makassar, Manado
Pengembangan connectivity pariwisata Indonesia dengan dunia Internasional
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
35
Pengembangan Kewilayahan Melalui Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Baru
Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi Tahun 2015 2019:

No. Pembangunan Eksisting Target 2015-2019

a. Kawasan Ekonomi Khusus 8 7*)


b. Kawasan Industri 79 14
c. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) 4 -

Rencana Pembangunan Kawasan Rencana pembangunan Kawasan


Industri (KI) 2015 2019 Ekonomi Khusus (KEK) 2015 2019
Indikasi Lokasi Rencana Pengembangan KI Tahun 2015-2019: Kawasan Ekonomi Khusus Eksisting: KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung
1. Teluk Bintuni, Papua Barat, Lesung, KEK Tanjung Api-Api, KEK Morotai, KEK Mandalika, KEK
2. Buli-Halmahera Timur, Maluku Utara, Palu, KEK Bitung, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
3. Bitung, Sulawesi Utara,
4. Palu, Sulawesi Tengah, Indikasi Lokasi Rencana Pengembangan KEK Tahun 2015 2019,
5. Morowali, Sulawesi Tengah, yakni:
6. Konawe, Sulawesi Tenggara, 1. Papua: Merauke
7. Bantaeng, Sulawesi Selatan, 2. Papua Barat: Sorong
8. Batulicin, Kalimantan Selatan, 3. Maluku
9. Ketapang, Kalimantan Barat, 4. Nusa Tenggara Timur
10. Landak, Kalimantan Barat, 5. Sulawesi Selatan
11. Kuala Tanjung, Sumatera Utara, 6. Kalimantan Utara
12. Sei Mangkei, Sumatera Utara, 7. Kalimantan Barat
13. Tanggamus, Lampung, *) Kementerian Pariwisata menargetkan 10 KEK lain khusus
14. Jorong, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Pariwisata sampai 2019.
Sumber: RPJMN, 2015 The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
36
Sebaran KEK Eksisting dan Rencana Pengembangan KEK 2015-2019

Sei Mangkei Kalimantan Utara Total Area KEK


Morotai Eksisting :
Kalimantan Barat 10,260 Ha

Tanjung Api-Api Sorong


Bitung
Palu
MBTK

Maluku
Sulawesi Selatan
Eksisting
Rencana

Tanjung Lesung
Mandalika NTT Merauke

Status: Telah Beroperasi Status: Tahap Pembangunan Status: Rencana


Sei Mangkei: Tanjung Api-Api: Palu: Merauke, Papua
Morotai: (Penyiapan dokumen pengusulan)
Industri, Logistik, dan Pariwisata Industri, Logistik, Industri, Logistik dan Pariwisata, Industri, Sorong, West Papua
Tanjung Lesung: Pengolahan Ekspor Pengolahan Ekspor Logistik dan (Penyiapan dokumen pengusulan)
Pariwisata dan Energi Pengolahan Ekspor Maluku
Informasi: (Penyiapan rencana/usulan)
KEK Sei Mangkei Maloy Batuta Trans Bitung: Sulawesi Selatan
Mandalika: NTT (Penyiapan rencana/usulan)
27 Januari 2015 (Operasional Tahap 1) Kalimantan (MBTK): Industri, Logistik dan
Pariwisata
KEK Tanjung Lesung Kalimantan Barat
Industri, Logistik dan Pengolahan Ekspor
23 Februari 2015 (Pembangunan Tahap 2) (Penyiapan rencana/usuilan)
Pengolahan Ekspor Kalimantan Utara
(Penyiapan rencana/usuilan)
Catatan: 10 KEK Lainnya (KEK Pariwisata), Indikatif lokasi dalam pembahasan Kementerian Pariwisata
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
37
TARGET REALISASI PENANAMAN MODAL 2015 - 2019
PROYEKSI PMA/PMDN 2015-2019 (2)

Proyeksi PMA/PMDN 2015-2019 Berdasarkan Wilayah


Proyeksi Tahun Total
Wilayah 2014
2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019
Jawa (Rp Triliun) 263,3 282,6 302,6 317,4 337,6 354,5 1594,7
% total 56,9 54,4 50,9 46,8 42,6 38,0 46,5
Sumatera (Rp Triliun) 71 75,2 90,2 106,5 132,2 163,1 567,2
% total 15,3 14,5 15,2 15,7 16,7 17,5 15,9
Kalimantan (Rp Triliun) 71,6 74,5 88,8 109 128,1 156,9 557,3
% total 15,5 14,3 14,9 16,1 16,2 16,8 15,7
Sulawesi (Rp Triliun) 29,2 27,8 38,1 51,3 72,7 102,6 292,5
% total 6,3 5,3 6,4 7,6 9,2 11,0 7,9
Bali dan Nusa Tenggara (Rp Triliun) 11,1 19,0 24,9 31,9 43,2 58,1 177,1
% total 2,4 3,7 4,2 4,7 5,5 6,2 4,8
Maluku (Rp Triliun) 1,4 7,3 9,5 13,4 16,1 18,7 65
% total 0,3 1,4 1,6 2,0 2,0 2,0 1,8
Papua (Rp Triliun) 15,5 33,2 40,8 49,3 62,6 79,1 265
% total 3,3 6,4 6,9 7,3 7,9 8,5 7,4
TOTAL 463,1 519,5 594,8 678,8 792,5 933,0 3.518,6

39
Indonesia Investment Coordinating Board
Perhitungan Target Realisasi Investasi 2016 Penyesuaian (Adjustment)

Daerah Wilayah I

Target 2016
Target 2015
Lokasi Stock Net
(Rp. Triliun)
(Rp. Triliun)
Aceh 6,1 6,5
Bengkulu 1,0 2,0
Jambi 2,6 5,0
Kepulauan Bangka Belitung 2,6 1,6
Kepulauan Riau 8,0 10,9
Lampung 3,1 3,3
Riau 18,5 18,2
Sumatera Barat 2,2 5,6
Sumatera Selatan 18,9 20,6
Sumatera Utara 14,9 15,4

40
Indonesia Investment Coordinating Board
Perhitungan Target Realisasi Investasi 2016 Penyesuaian (Adjustment)

Daerah Wilayah II

Target 2016
Target 2015
Lokasi Stock Net
(Rp. Triliun)
(Rp. Triliun)
DI Yogyakarta 0,9 1,0
DKI Jakarta 54,6 74,1
Kalimantan Barat 22,7 16,5
Kalimantan Selatan 17,2 16,6
Kalimantan Tengah 9,2 15,1
Kalimantan Timur 25,9 30,2
Kalimantan Utara 25,4 25,0

41
Indonesia Investment Coordinating Board
Perhitungan Target Realisasi Investasi 2016 Penyesuaian (Adjustment)

Daerah Wilayah III

Target 2016
Target 2015
Lokasi Stock Net
(Rp. Triliun)
(Rp. Triliun)
Jawa Barat 82,0 69,9
Jawa Tengah 24,0 35,2
Banten 46,0 56,9
Sulawesi Utara 1,7 3,6
Sulawesi Tengah 10,0 11,4
Sulawesi Selatan 11,0 13,7
Sulawesi Tenggara 5,7 14,6
Gorontalo 0,2 1,2
Sulawesi Barat 1,2 1,8

42
Indonesia Investment Coordinating Board
Perhitungan Target Realisasi Investasi 2016 Penyesuaian (Adjustment)

Daerah Wilayah IV

Target 2016
Target 2015
Lokasi Stock Net
(Rp. Triliun)
(Rp. Triliun)
Jawa Timur 61,1 73,2
Bali 6,0 7,0
Nusa Tenggara Barat 6,0 3,5
Nusa Tenggara Timur 1,8 105
Maluku 1,0 0,9
Maluku Utara 8,5 6,2
Papua Barat 4,5 4,8
Papua 15,0 21,7

43
Indonesia Investment Coordinating Board
Terima Kasih

Badan Koordinasi
Penanaman Modal
(BKPM)
Indonesia Investment
Coordinating Board
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t . +62 21 525 2008
f . +62 21 525 4945
e . info@bkpm.go.id

www.bkpm.go.id
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
44

Anda mungkin juga menyukai