Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

SYSTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS


(SLE)

KELOMPOK : 3
Kelompok : 3
1. VERONICA ARIES DK 2011 33 069
2. LISNA RUMABUTAR 2012 33 069
3. LENI DIANA SARI 2012 33 057
4. RATNA KESUMA 2012 33 099
5. KALDI 2012 33 119
Latar Belakang
Systemic lupus erytematosus (SLE) atau lupus eritematosus sistemik
(LES) adalah penyakit radang atau inflamasi multisistem yang
penyebabnya diduga karena adanya perubahan sistem imun

(Albar, 2003).

SLE termasuk penyakit collagen-vascular yaitu suatu kelompok


penyakit yang melibatkan sistem muskuloskeletal, kulit, dan pembuluh
darah yang mempunyai banyak manifestasi klinik sehingga diperlukan
pengobatan yang kompleks. Etiologi dari beberapa penyakit collagen-
vascular sering tidak diketahui tetapi sistem imun terlibat sebagai
mediator terjadinya penyakit tersebut (Delafuente, 2002).
Latar Belakang
Setiap tahun ditemukan lebih dari 100.000 penderita baru. Hal ini
disebabkan oleh manifestasi penyakit yang sering terlambat diketahui
sehingga berakibat pada pemberian terapi yang inadekuat, penurunan
kualitas pelayanan, dan peningkatan masalah yang dihadapi oleh
penderita SLE. Masalah lain yang timbul adalah belum terpenuhinya
kebutuhan penderita SLE dan keluarganya tentang informasi,
pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan SLE.

Oleh karena itu penting sekali meningkatkan kewaspadaan


masyarakat tentang dampak buruk penyakit SLE terhadap kesehatan
serta dampak psikologi dan sosialnya yang cukup berat untuk penderita
maupun keluarganya.
TINJAUAN TEORI
SYSTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS
(SLE)
Pengertian
Systemic lupus erytematosus (SLE) atau lupus eritematosus sistemik
(LES) adalah penyakit radang atau inflamasi multisistem yang
penyebabnya diduga karena adanya perubahan sistem imun

(Albar, 2003).

SLE merupakan penyakit radang atau inflamasi multisistem yang


disebabkan oleh banyak faktor (Isenberg and Horsfall,1998) dan
dikarakterisasi oleh adanya gangguan disregulasi sistem imun berupa
peningkatan sistem imun dan produksi autoantibodi yang berlebihan
(Albar, 2003).
Etiologi
1. Faktor genetik
Kerabat dekat (first degree relative) 10 20 %
Kembar identik 24 69 %
Kembar non-identik 29%
2. Faktor lingkungan
Sinar UV
Induksi obat
Makanan seperti wijen (alfafa sprouts)
Infeksi virus dan bakteri
Klasifikasi
Discoid Lupus
Lesi berbentuk lingkaran atau cakram dan ditandai oleh batas
eritema yang meninggi, skuama, sumbatan folikuler, dan
telangiektasia.
kulit kepala, telinga, wajah, lengan, punggung, dan dada.
Atrofi dan jaringan parut & sifatnya menetap
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
inflamasi multisistem yang disebabkan oleh banyak faktor, yang
mempengaruhi setiap sistem tubuh
muskuloskeletal, kulit, sistem ginjal, saraf, dan kardiovaskular.
Lupus yang diinduksi oleh obat
Induksi obat tertentu khususnya pada asetilator lambat yang
mempunyai gen HLA DR-4
Hidroklorida hydralazine, hidroklorida procainamide, penisilin,
hydrazide asam isonikotinat, klorpromazin, phenytoin, dan kinidina .
Pathway SLE Gangguan Respon Imun

Stimulasi Antigen
(Bahan kimia, DNA Bakteri, Antigen Virus, Fosfolipid, Protein, DNA & RNA)

Aktifasi Sel T

Memproduksi Sitokin
Fungsi sel T Supresor menjadi Abnormal

Sel B Terangsang

Produksi Autoantibodi yang pathogen

Penumpukan kompleks Imun

Kerusakan jaringan

SENDI SSP JANTUNG GINJAL

Degrasi jaringan Mengendap pada Arteri Antibodi membentuk


Depresi komplek dengan DNA
Psikosis
Terbentuk endapan pada sendi
Kejang Inflamasi pada
Arteriole Terminalis Degrasi jaringan
Atralgia
Neuropati Sensorimotor
Athritis Mengendap di
Perikarditis Membran Basal Glomerulus
Pembengkakan pada sendi
Filtrasi terganggu
Nyeri tekan
Nyeri saat bergerak Proteinuria
Kaku sendi pada pagi hari Hematuri
Tanda dan Gejala

Gambar : Tanda dan Gejala pada SLE


(Sumber : A Patient Care Guide for Nurses and Other Health Professionals3rd Edition- http://www.niams.nih.gov
Tanda dan Gejala
1. Nyeri Otot dan sendi 2. Ruam kupu-kupu

Gambar 1 & 2 : Nyeri sendi dan otot & Ruam kupu-kupu (Butterfly Ruam) pada pendeerita LUPUS
(Sumber : A Visual Guide to Understanding Lupus - Reviewed by Rinku Chatterjee, MD on September 28, 2011. WebMD, LLC )
Tanda dan Gejala
3. ulkus/sariawan mukosa mulut 4. Perubahan pada kuku

Gambar 3 & 4 : Ulkus/ sariawan pada mukosa mulut & Perubahan pada kuku penderita LUPUS
(Sumber : A Visual Guide to Understanding Lupus - Reviewed by Rinku Chatterjee, MD on September 28, 2011. WebMD, LLC )
Tanda dan Gejala
5. Fenomena Raynaud 6. Rambut Rontok

Gambar 5 & 6 : Fenomena Raynaud & Rambut Rontok penderita LUPUS


(Sumber : A Visual Guide to Understanding Lupus - Reviewed by Rinku Chatterjee, MD on September 28, 2011. WebMD, LLC )
Tanda dan Gejala

7. Demam & kelelahan


8. Photosensitif
9. Hematuri
10. Pleuritis / effusi pleura
11. Gangguan Neurologik : Depresi & Psikosis
12. Gangguan Hematologi : Anemia, lekopenia
ringan, trombositopenia
Komplikasi
Gagal Ginjal

Kerusakan Jaringan Otak

Infeksi Sekunder
Pemeriksaan Penunjang
Uji imunofluroresensi ANA : POSITIF

CBC (Complete Blood Cell Count) : Anemia, Lekopenia,


Trombositopenia.

ESR (Erithrocyte Sedimen Rate) : LED

Urinalysis : Protein +, Eritrosit +

X-ray dada : Effusi Pleura

(biopsi) untuk mengetahui fungsi hati dan ginjal


Pengobatan
Prinsip Dasar Pengobatan :
1. Monitoring teratur
2. Istirahat cukup
3. Fotoproteksi
4. Atasi infeksi
5. Rencanakan kehamilan/hindari kehamilan
ASUHAN KEPERAWATAN
SYSTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS
(SLE)
Pengkajian
1. Riwayat keluarga : ada yg menderita LUPUS
2. Riwayat kesehatan saat ini : Demam, kelelahan, lemah,
nyeri sendi
3. Sistem Integumen
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka
atau leher
Ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung
serta pipi.
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
4. Sistem Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi
pleura
Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis
(pada ujung jari tangan, siku, jari kaki )
Pengkajian
5. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi
Nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak
Rasa kaku pada pagi hari
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura
7. Sistem Renal
Edema dan hematuria
8. Sistem saraf
Gangguan Neurologis : kejang
Depresi
Psokosa
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d inflamasi dan kerusakan jaringan

2. Keletihan b.d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi

3. Gangguan integritas kulit b.d penurunan rentang gerak,


kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan
daya tahan fisik.

4. Kerusakan mobilitas fisik b.d perubahan dan ketergantungan


fisaik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik

5. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi barier kulit,


penumpukan kompleks imun
Intervensi
Dx.1
Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan
Intervensi :
1. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan
kenyamanan (kompres panas /dingin, masase, perubahan
posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai, teknik
relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian)
2. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang
dianjurkan
3. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan
pasien terhadap penatalaksanaan nyeri
4. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa
nyeri serta sifat kronik penyakitnya
Intervensi
Dx.1
Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan
Intervensi :
5. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan
kenyamanan Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu
pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya
kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya
6. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang
membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belum
terbukti manfaatnya.
7. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa
nyeri
Evaluasi
Skala nyeri normal dan nyeri berkurang
Aktivitas sehari - hari teratur sesuai kebutuhan dan
di sesuaikan dengan kondisi klien
Klien dapat melakukan imobilisasi dalam
memenuhi kegiatan sehari harinya
Integritas kulit kembali normal (Elastis, Halus dan
bersih)
Klien mengerti dan menerima terhadap
penyakitnya
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan :
Sistemisc Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakti radang
multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan
penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan
eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi
dalam tubuh adapun tanda dan gejalanya seperti sistem
muskuloskeletal, sistem integumen, sistem kardiak, sistem pernapasan,,
sistem perkemihan dan sistem saraf. Beberapa prinsip dasar tindakan
pencegahan eksaserbasi pada SLE, yaitu :
Monitoring teratur
Penghematan energi dengan istirahat terjadwal dan tidur cukup
Fotoproteksi dengan menghindari kontak sinar matahari atau dengan pemberian sun
screen lotion untuk mengurangi kontak dengan sinar matahari
Atasi infeksi dengan terapi pencegahan pemberian vaksin dan antibiotik yang
adekuat
Rencanakan kehamilan/hindari kehamilan .
Kesimpulan & Saran

Saran :
Sebagai tenaga propesional tindakan perawat dalam penanganan
masalah keperawatan khususnya Sistemics Lupus Erythematosus (SLE)
harus di bekali dengan pengetahuan yang luas dan tindakan yang di
lakukan harus rasional sesuai gejala penyakit
DAFTAR PUSTAKA
1. A Visual Guide to Understanding Lupus - Reviewed by
Rinku Chatterjee, MD on September 28, 2011. WebMD, LLC

2. Smeltzer, S. 1997. Brunner & Suddarths Textbook of


Medical-Surgical Nursing. Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8. Alih bahasa: Andri H.2002. Jakarta: EGC.

3. Williams, L. 2007. Understanding Medical Surgical Nursing


Third Edition.Philadelpia: F. A. Davis Company.

4. Port, Mattson. 2006. Essential of Pathophysiology second


edition. USA:Lippincott Williams & Wilkins

Anda mungkin juga menyukai