Anda di halaman 1dari 16

KANKER TULANG

OLEH KELOMPOK V

ISMI ALAWIAH AMIN & SRI RAHMAYUNI

S1 ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PATRIA ARTHA


2017
Definisi

Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang
menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam
tubuh.(Wong.2003: 595).

Carsinoma tulang adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara
cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Kanker dapat berasal dari dalam tulang
juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan
epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.
Etiologi

Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.

Keturunan

Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit

paget (akibat pajanan radiasi).

Virus onkogenik
Klasifikasi

Tumor tulang benigna : Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas, gejalanya
sedikit dan tidak menyebabkan kematian.

Tumor tulang maligna : Tumor tulang maligna sekunder yaitu berasal dari metaste tumor, misalnya tumor
payudara, bronkus, prostat dan ginjal

Kanker tulang metastatic : Tumor tulang metastatik (tumor tulang sekunder) lebih sering dari tumor tulang
maligna primer. Tumor yang muncul dari jaringan tubuh mana saja bisa menginflasi tulang dan menyebabkan
destruksi tulang lokal, dengan gejala yang mirip dengan yang terjadi pada tumor tulang primer.
Patofisiologi

Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan

sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-sel

tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya

pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma

yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan

jumlah sel yang tidak terkontrol lagi.


Manifestasi Klinik

1. Nyeri tulang
2. Fraktur
3. Penekanan medula spinalis
4. Peninggian kadar kalsium dalam darah
5. Gejala lainnya
Keterbatasan gerak.
Kehilangan berat badan.
Malaise.
Demam.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto tulang konvensional


2. Gambaran CT-Scan
3. MRI
4. Scintigraphy ( nuclear medicine )
5. Pemeriksaan bone survey (foto seluruh tubuh)
PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan Medis
Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
Bifosfonat
Kemoterapi dan terapi hormonal
Radioterapi
Pembedahan

Penatalaksanaan keperawatan
Manajemen nyeri
Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Memberikan nutrisi yang adekuat
Pendidikan kesehatan
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas pasien
Riwayat keperawatan
Keluhan utama
Riwayat penyakit dahulu Pola Fungsi Kesehatan
Riwayat penyakit keluarga Pola Nutrisi
Pemeriksaan fisik: Pola eliminasi
B1 (Breath) Pola istirahat
B2 (Blood) Pola aktivitas
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jaringan saraf atau inflamasi

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan, kerusakan

muskuloskeletal,. nyeri, atau amputasi.

Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan atau kerusakan jaringan lunak.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi lokasi dan intensitas
dengan obstruksi jaringan saraf 3 x 24 jam nyeri dapat teratasi. nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahan
atau inflamasi. Kriteria hasil : karakteristik nyeri.
1. Meningkatkan kenyamanan. 2. Berikan tindakan kenyamanan
2. Mengurangi skala nyeri (contoh ubah posisi sering, pijatan
3. Dapat mengendalikan nyeri lembut).
4. Dapat melaporkan karakteristik 3. Berikan sokongan (support) pada
nyeri. ektremitas yang luka.
4. Berikan lingkungan yang tenang.

5. Kolaborasi dengan dokter tentang


pemberian analgetik, kaji efektifitas
dari tindakan penurunan rasa nyeri.
1. Gangguan mobilitas Tujuan : 1. Observasi tingkat Pasien akan membatasi gerak karena salah
fisik berhubungan Setelah dilakukan immobilisasi yang persepsi (persepsi tidak proporsional).
dengan penurunan tindakan keperawatan disebabkan oleh edema dan
kekuatan, kerusakan selama 3 x 24 jam masalah persepsi pasien tentang
muskuloskeletal, kerusakan mobillitas fisik immobilisasi tersebut.
nyeri, atau teratasi. 2. Berikan terapi latihan Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal,
amputasi. Kiteria hasil : fisik : ambulasi, mempertahankan tonus otot,
1. pasien tampak ikut keseimbangan, mobilitas mempertahakan gerak sendi, mencegah
serta dalam program sendi. kontraktur/atrofi dan mencegah reabsorbsi
latihan / menunjukan kalsium karena imobilisasi. Memenuhi
keinginan berpartisipasi kebutuhan nutrisi
dalam aktivitas. 3. Anjurkan pasien untuk Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang
2. Pasien menunjukan melakukan latihan pasif dan untuk meningkatkan tonus otot,
teknik / perilaku yang aktif pada yang cedera mempertahankan mobilitas sendi, mencegah
memampukan tindakan maupun yang tidak. kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang
beraktivitas. tidak digunakan.
3. Pasien tampak
mempertahankan
koordinasi dan mobilitas
sesuai tingkat optimal.
1. Resiko infeksi berhubungan Tujuan : 1. Observasi keadaan luka Untuk mengetahui
tanda-tanda infeksi
dengan tindakan Setelah dilakukan (kontinuitas dari kulit) terhadap
pembedahan atau kerusakan tindakan adanya: edema, rubor, kalor,
jaringan lunak keperawatan selama dolor, fungsi laesa.
3 x 24 jam masalah 2. Anjurkan pasien untuk tidak Meminimalkan
resiko infeksi tidak memegang bagian yang luka. terjadinya
terjadi. kontaminasi.
Kriteria hasil : 3. Rawat luka dengan Mencegah
1. Tidak ada tanda- menggunakan tehnik aseptik. kontaminasi dan
tanda Infeksi. kemungkinan infeksi
2. Leukosit dalam silang.
batas normal.
3. Tanda-tanda vital
dalam batas normal.
Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup : melakukan,

membantu dan mengarahkan kinerja aktivitas sehari - hari, memberikan arahan

keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien dan mengevaluasi

kinerja anggota staf dan mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan

dengan perawat kesehatan berkelanjutan dari klien.


Evaluasi

Evaluasi merupakan proses keperawatan yang mengukur respon klien terhadap tindakan

keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Perawat mengevaluasi apakah

prilaku atau respon klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa

keperawatan atau pemeliharaan status yang sehat.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai