HIPERTENSI GRADE I
NURFARHATI
H1A012029
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2017
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Gambaran Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Kediri dan Tinjauan Pustaka
3. Laporan Kasus
4. Penelusuran home visite
5. Pembahasan
6. Kesimpulan dan Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, negara maju maupun berkembang, termasuk
Indonesia.
JNC-VIII hampir 1 milyar orang menderita HT di dunia.
WHO HT penyebab nomor 1 kematian di dunia. Di AS (2010) 28,6% berusia >18 tahun menderita
hipertensi.
Profil Data Kesehatan Indonesia (2015) HT termasuk 10 besar penyakit rawat inap (19.874 pasien) dan rawat
jalan (80.615 pasien) di RS.
RISKESDAS 2013 NTB (32,4%) merupakan provinsi yang mempunyai prevalensi HT lebih tinggi dari angka
nasional (31,7%).
Puskesmas Kediri HT merupakan 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan dengan jumlah yang semakin
meningkat.
Dari data tersebut, maka perlu dilakukan usaha untuk menurunkan angka kejadian hipertensi. Dalam hal ini,
Puskesmas sebagai ujung tombak memiliki peranan yang sangat penting demi tercapainya tujuan tersebut.
BAB II
Gambaran Penyakit Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kediri
No Kasus Jumlah Kasus
Berdasarkan data di atas, maka perlu ditelaah lebih lanjut mengenai aspek yang menyebabkan kejadian
hipertensi yang masih tinggi. Oleh karena itu, dengan diambilnya kasus mengenai hipertensi ini,
diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai hipertensi, sehingga dapat dilakukan
penatalaksanaan yang tepat dan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya hipertensi pada pasien dalam kasus ini yaitu
Ny. A dan memberikan intervensi dari aspek ilmu kesehatan masyarakat.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah wawancara dn pengamatan tempat tinggal
pasien dengan melakukan kunjungan rumah untuk mengetahui kondisi fisik pasien setelah pulang dari
puskesmas dan kondisi rumah serta lingkungan pasien yang mendukung terjadinya hipertensi
BIOLOGIS
Usia
PERILAKU
Diet Tinggi Garam
LINGKUNGAN
HIPER
HIPER Tingkat Pendidikan
Jarang Berolah Raga
TENSI
TENSI aStress psikis
Stress Psikis
Diet Tinggi Lemak
PELAYANAN
KESEHATAN
Tidak ada program khusus untuk
menangani penyakit hipertensi
BAB V
PEMBAHASAN
1. Aspek Klinis
Wanita, 49 tahun
Nyeri kepala, memberat saat stress
Nyeri belakang leher, pusing, mudah lelah
Sering konsumsi makanan asin, menaburkan
garam halus di atas nasi yang akan dikonsumsi.
Tab Captopril 25 mg 2x1
Sering konsumsi makanan yang digoreng, Hipertensi Grade I
Tab Ibuprofen 400 mg 3x1
Jarang makan buah dan sayuran
Jarang berolahraga.
Sering merasa stress
TD: 150/90 mmHg,
2. Aspek Ilmu Kesehatan Masyarakat
a) Biologis
Usia Beberapa studi didapatkan bahwa prevalaensi hipertensi pada usia 45-54 tahun dan lebih
tua selalu lebih tinggi pada kelompok hipertensi dibandingkan kelompok kontrol.
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi 20-40% variasi tekanan darah diantara individu
disebabkan oleh faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa TD anak akan lebih mendekati TD
orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah dibanding dengan anak adopsi.
b) Perilaku
Diet tinggi garam : asupan natrium retensi cairan -kan volume darah jantung
harus memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat Hipertensi.
Jarang berolah raga : Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap
hipertensi.
Makanan tinggi lemak : Konsumsi makanan yang tinggi lemak dapat meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi.
c) Lingkungan
Tingkat pendidikan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan memiliki
pengetahuan atau informasi tentang hipertensi dan faktor resikonya yang lebih
baik. Masalah hipertensi sering timbul karena ketidaktahuan atau kurangnya
informasi yang memadai tentang penyakit ini.
Stress Psikis orang yang mengalami stres akan mempunyai proporsi lebih
tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak
mengalami stress psikis. Aktivasi berulang susunan saraf simpati oleh stress
dapat memulai tangga hemodinamik yang menimbulkan hipertensi menetap.
d) Pelayanan Kesehatan
Tidak ada program khusus untuk menangani penyakit hipertensi Masyarakat perlu diberikan
informasi mengenai hipertensi karena seringkali hal ini diabaikan oleh masyarakat. Kegiatan
Pelayanan Lansia sendiri sudah sering dilakukan oleh PKM Kediri akan tetapi pada kenyataannya
kegiatan tersebut lebih mengutamakan upaya kuratif dibandingkan upaya-upaya pencegahan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Jumlah kasus hipertensi di wilayah Indonesia masih mengalami peningkatan
Kasus hipertensi di Kediri, Lombok Barat tahun ke tahun mengalami peningkatan
Empat faktor yang saling berpengaruh satu sama lain adalah faktor genetic/biologis,
faktor lingkungan, faktor perilaku dan faktor pelayanan kesehatan
Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya penyakit pada pasien
serta tingginya jumlah kasus hipertensi secara umum. Salah satu faktor yang paling
berperan adalah faktor genetic/biologis, faktor perilaku dan lingkungan
Saran
Diharapkan pasien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menuju ke arah berulangnya
hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga
teratur. Anjurkan untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi pasien demi peningakat status kesehatan pasien
dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada keluarga pasien sendiri.
Melakukan penyuluhan yang dikoordinasikan dengan program promosi kesehatan di seluruh daerah yang
tergabung dalam wilayah puskesmas
Melakukan pembinaan pada setiap desa di wilayah Kediri untuk membentuk kader pemantau hipertensi
FOTO RUMAH PASIEN
Ruang Tamu
Kamar Pasien
Jendela rumah pasien
Kandang ayam
DAFTAR PUSTAKA
U.S. Department of Health and Human Services. 2004. Complete Report: The Seventh Report pf the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, dan Treatment of High Blood Pressure. United States: U.S. Department
of Health and Human Services.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Castillon et al. 2007. Intake of fried foods is associated with obesity in the cohort of Spanish adults from the European
Prospective Investigation into Cancer and Nutrition. Am J Clin Nutr (86): 198-205.
Universitas Sumatera Utara. Hipertensi. 2002. [Accessed on August 17, 2013]
Rahajeng W dan Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran
Indonesia, Volume 59, Nomor 12: 580-587.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Tim Penyusun. 2010. Data Puskesmas Narmada Tahun 2010. Puskesmas Narmada.
Tim Penyusun. 2011. Data Puskesmas Narmada Tahun 2011. Puskesmas Narmada.
Tim Penyusun. 2012. Data Puskesmas Narmada Tahun 2012. Puskesmas Narmada.
Fauci, A.S., et al. 2008. Harrisons Principle of Internal Medicine. 17th Edition. New York: McGraw-Hill