Anda di halaman 1dari 17

STANDART OPERATING

PROSEDUR KIDI PUSAT


2017
PENGAJUAN IJIN BAGI PESERTA PIDI

KETENTUAN :
1. Ijin dapat diberikan kepada Peserta PIDI yang sedang menjalani
PIDI di Wahana.
2. Proses pengajuan dilakukan secara tertulis dan berjenjang &
melibatkan Pendamping,Kordinator Wahana,KIDI Provinsi dan
KIDI Pusat
3. Alasan ijin hanya untuk keperluan khusus yaitu: pernikahan,ibadah
persalinan,kematian,sakit,kedinasan&peningkatan keilmuan.
4. Jumlah hari ijin selama masa Internsip yang tidak perlu diganti
adalah 4 hari.
5. Ijin harus diganti sebanyak hari yang ditinggalkan setelah masa
Internsip telah selesai.
PROSEDUR..
Ijin kurang dari 1 (satu) bulan
1. Peserta PIDI mengajukan surat ijin dilengkapi berkas
pendukung jika ada kepada Koordinator
Wahana,dengan tembusan Pendamping.
2. Dalam surat ijin dicantumkan maksud mengajukan
ijin,lama ijin,kapan (dari tgl..s/d tgl)alamat dan nomor
telepon selama menjalankan ijin.
3. Koordinator Wahana memberikan /menolak ijin setelah
mendapatkan pertimbangan dari Pendamping.
4. Koordinator Wahana membuat surat keterangan ijin
dengan mencantumkan Ijin disetujui/tidak disetujui
dengan mencantumkan alasan/pertimbangan
tertentu.
PROSEDUR
5. Pendamping mengarsipkan Surat Ijin Peserta dan Surat
Persetujuan Ijin Peserta.
6. Setelah masa ijin berakhir,Peserta PIDI melapor kepada
Kordinator Wahana dan Pendamping.

IJIN LEBIH DARI 1 (satu) BULAN


1. Peserta PIDI mengajukan surat permohonan ijin dilengkapi
berkas pendukung kepada Koordinator Wahana,tembusan
Pendamping.
2. Dalam surat permohonan ijin dicantumkan alasan,lama
kapan,alamat dan nomor telpon selama ijin.
3. Jika permohonan ijin disetujui,maka Koordinator wahana
akan menyampaikan Surat Persetujuan Ijin kepada KIDI
Provinsi dengan melampirkan Surat Pernyataan Kesediaan
Prosedur.
Pendamping melanjutkan pendampingan setelah
masa ijin selesai.
4. KIDI Provinsi melakukan evaluasi terkait dokumen ijin
Peserta,jika sesuai maka KIDI Provinsi menerbitkan Surat
Keterangan Ijin Peserta,yang berisi sebab ijin,lama
ijin,waktu ijin,alamat dan no telpon saat ijin.
5. Surat Keterangan Ijin Peserta dikirim ke KIDI PUSAT.
6. KIDI Pusat menyampaikan Nota Dinas perihal :
Pemberhentian Sementara Peserta PIDI selama lebih
dari 1 bulan kepada Kepala Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDMK.
7. Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDMK menerbitkan Surat Pemberhentian Sementara
Pembayaran Bantuan Biaya Hidup.
PROSEDUR..
8. Setelah masa ijin berakhir,Peserta PIDI wajib melapor dan
mengajukan permohonan untuk melanjutkan PIDI kepada
KIDI Provinsi dengan tembusan Koordinator Wahana dan
pendamping.
9. KIDI Provinsi menerbitkan rekomendasi untuk melanjutkan
PIDI kepada KIDI Pusat.
10.KIDI Pusat menerbitkan Surat Penugasan untuk
melanjutkan PIDI,sebagai dasar pengaktifan sebagai
peserta PIDI untuk pembayaran Bantuan Biaya Hidup.
PENGAJUAN RELOKASI WAHANA BAGI
PESERTA PIDI
KEBIJAKAN :
Relokasi adalah kebijakan bagi peserta PIDI yang
sedang menjalani masa Internsip untuk dapat pindah ke
Wahana lain karena sebab khusus.
Sebab khusus adalah kondisi kesehatan Peserta yang
sedang sakit yang membutuhkan penanganan khusus
,yang ada di wahana tertentu/lain.
KETENTUAN UMUM :
Dapat diberikan kepada Peserta yang sedang
menjalani masa Internsip
PROSEDUR.
KETENTUAN KHUSUS :
1. Proses pengajuan dilakukan secara tertulis dan
berjenjang ,melibatkan Koordinator
Wahana,Pendamping,KIDI Provinsi,KIDI Pusat,Pusrengun
2. Alasan relokasi harus memenuhi kriteria yaitu : kondisi
kesehatan Peserta (sakit) yang membutuhkan
penanganan medis tertentu atau kedinasan.
3. Wahana tujuan relokasi memenuhi kriteria yaitu :
periodisasi penempatan yang sama dengan wahana
asal,ketersediaan Wahana,dan kuota wahana tujuan
belum maximal.
4. Peserta sudah menjalani 1 (satu ) stase PIDI
PROSEDUR
5. Peserta belum pernah mengajukan dispensasi.
6. Pengajuan relokasi hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali.
LANGKAH- LANGKAH
1. Peserta PIDI mengajukan relokasi/pindah wahana secara
tertulis ke Koordinator Wahana disertai dokumen
pendukung.
2. Koordinator wahana bersama Pendamping melakukan
evaluasi sesuai kriteria dan membuat surat persetujuan
ditujukan kepada KIDI Provinsi (asal).
3. KIDI Provinsi asal membuat surat permohonan relokasi
wahana Peserta PIDI kepada KIDI Provinsi tujuan.
4. KIDI Provinsi tujuan melakukan evaluasi terhadap Wahana
yang dituju/tujuan,tentang periodesasi,jumlah kuota.
PROSEDUR.
5. KIDI Provinsi tujuan menyampaikan persetujuannya kepada KIDI
Provinsi asal atau dapat menolak.
6. Jika disetujui KIDI Provinsi asal mengirim permohonan relokasi
Peserta PIDI yang dilengkapi dengan dokumen2 persyaratan
relokasi kepada KIDI Pusat yaitu : Surat Laporan Pelaksanaan
Internsip Sementara dari Pendamping wahana asal,Rekomendasi
setuju pindah dari KIDI Provinsi Asal dan Tujuan .
7. Hasil Pleno KIDI Pusat tentang Rekomendasi Persetujuan Relokasi,
disampaikan kepada Kepala Pusrengun SDMK.
8. Kepala PUSRENGUN menerbitkan Surat Penugasan Wahana
Baru,sebagai dasar pemindahan BBH.
9. Peserta tetap di wahana asal sampai keluar Surat Penugasan Baru.
10.Peserta melapor ke KIDI Provinsi Tujuan,Kordinator wahana dan
pendamping Tujuan.
PENETAPAN WAHANA PIDI
KETENTUAN UMUM
Wahana PIDI adalah fasilitas pelayanan kesehatan
sebagai penempatan Peserta PIDI yang meliputi RS dan
Puskesmas serta jejaringnya yang ditetapkan oleh
Menteri.
KETENTUAN KHUSUS
1. Proses pengusulan,penilaian dan penetapan dilakukan
secara berjenjang,dengan tetap menjaga baku
mutu,kriteria teknis dan transparansi.
2. Wahana PIDI dikelola secara paket,meliputi RS dan
PKM serta jejaringnya.
PROSEDUR
3. Pelaksanaan penilaian,visitasi dan evaluasi Wahana
dilaksanakan secara utuh,menyeluruh,transparan dan
mengedepankan pencapaian tujuan PIDI.
LANGKAH-LANGKAH
1. Pimpinan RS/PKM dapat mengajukan permohonan menjadi
Wahana PIDI kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi melalui
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
menyertakan dokumen pendukung/profil RS yang terdiri dari :
Visi&Misi Pelayanan Kesehatan,Str.Organisasi RS/PKM,Jenis
SDM&Status Kepegawaiannya,Jenis Pelayanan dan laporan
kinerja.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota menerima surat
permohonan dan meneruskan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
3. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat usulan paket
Wahana PKM sesuai dg usulan RS dan diajukan ke DinkesProv
PROSEDUR.
4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menerima usulan RS menjadi
Wahana dan meneruskan kepada KIDI Provinsi untuk
dievaluasi sesuai persyaratan administrasi yang berlaku.
5. KIDI Provinsi mengirim boring swanilai kepada Pimpinan
Wahana dan mengirim kembali ke KIDI Provinsi . Evaluasi
administrasi dilakukan sesuai daftar tilik persyaratan wahana.
6. Jika persyaratan tidak lengkap,maka RS/PKM
melengkapi,dan jika lengkap serta memenuhi persyaratan
maka berkas dikirim ke KIDI PUSAT.
7. KIDI Pusat melakukan evaluasi terhadap dokumen
administrasi calon Wahana dan membuat daftar wahana
untuk dilakukan visitasi.
8. KIDI Pusat membuat nota dinas untuk rencana visitasi calon
wahana kepada Kepala Pusrengun SDMK.
PROSEDUR.
9. KIDI PUSAT dan Sekretariat PIDI Pusat membuat persiapan visitasi
calon wahana,dengan melakukan :
- Rekapitulasi calon wahana.
- Penyusunan Tim Penilai
- Penyusunan jadwal dan lokasi
- Penyiapan dukungan operasional
- Kordinasi pelaksanaan dengan KIDI Provinsi.
10. KIDI PUSAT menyusun Tim Penilai,yang terdiri dari:
KIDI Pusat
Sekretaris KIDI Pusat
KIDI Provinsi
Sekretariat PIDI Pusat
Sekretariat PIDI Provinsi
Pakar/Praktisi Profesi terkait dengan PIDI
PROSEDUR..
11. Pelaksanaan Visitasi dapat didelegasikan kepada KIDI
Provinsi dengan mempertimbangkan kapasitas
pelaksana (mampu laksana)dan kondisi lain yang
relevan.
12. Tim Penilai melakukan evaluasi terhadap hasil visitasi
terkait borang penilaian,Profil dan Kinerja RS,Kesan
terhadap RS/PKM,Komitmen Pimpinan Wahana dan
Komite medik terhadap PIDI.
13. Tim Penilai berdasarkan evaluasi membuat keputusan
tentang Wahana,disetujui /tidak dengan disertai daya
tampung untuk Peserta PIDI.
14. KIDI Pusat menerima laporan dari Tim Penilai.
PROSEDUR..
15. KIDI PUSAT menerbitkan rekomendasi Wahana PIDI dan
meneruskan kepada Menteri Kesehatan untuk
diterbitkan Surat Keputusan Penetapan Wahana.
16. Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Keputusan
penggunaan fasilitas kesehatan sebagai wahana
Program Internsip Dokter Indonesia.
17. Dengan adanya penetapan RS/PKM menjadi Wahana
PIDI,maka pimpinan wahana dapat segera
mengusulkan calon pendamping.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai