Anda di halaman 1dari 32

Pulpa merupakan pangkal rasa

sakit. Dimana di dalamnya


terdapat pembuluh darah,
limfe, saraf yang masuk melalui
foramen apical
1. Formatik yaitu pembentuk dentin oleh
sel-sel ondotoblast.

2. Nutrisi untuk memberi makan jaringan


gigi.

3. Sensorik untuk menerima dan


meneruskan rangsangan dan fungsi
protektif untuk melindungi gigi.
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang
merupakan proses lanjutan dari inflamasi
pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi
darah secara tiba-tiba akibat trauma.
1. Tipe koagulasi
Ada bagian jaringan yang larut,
mengendap, dan berubah menjadi bahan
yang padat.
2. Tipe liquefaction
Pada tipe ini, enzim proteolitik merubah
jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang
lunak atau cair.
Enzim proteolitik

Jar. Pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair

H2S, amoniak, bahan-bahan yang bersifat lemak,


indikan, protamain, air, CO2, indol, skatol, putresin,
dan kadaverin yang menyebabkan bau pada kematian
pulpa.

Bila kuman saprofit anaerob masuk

gangren pulpa
1. Nekrosis Pulpa Parsial
Nekrosis pulpa parsial terjadi apabila sebagian
jaringan pulpa di dalam saluran akar masih
dalam keadaan vital.
Nekrosis pulpa biasanya tidak menimbulkan
gejala tetapi dapat juga disertai dengan episode
nyeri spontan atau nyeri ketika ditekan (dari
periapeks).
2. Nekrosis Pulpa Totalis
Nekrosis totalis merupakan matinya pulpa
yang menyeluruh.
Gejala klinis biasanya asimtomatik tetapi dapat
juga ditandai dengan nyeri spontan dan
ketidaknyamanan nyeri tekan (dari periapeks).
Diskolorisasi gigi merupakan indikasi awal
matinya pulpa.
Penyebab bervariasi.
Pada umumnya disebabkan keadaan radang
pulpitis yang ireversibel (pulpitis kronik) tanpa
penanganan dan dapat terjadi secara tiba-tiba
akibat luka trauma yang mengganggu suplai
aliran darah kepulpa (pulpitis akut).
Penyebab lain:
Bakteri, trauma, iritasi dari bahan restorasi silikat
ataupun akrilik, pada aplikasi bahan-bahan
devitalisasi seperti arsen dan paraformaldehid.
Serta kondisi atrisi dan karies yang tidak
ditangani juga dapat menyebabkan nekrosis
pulpa.
Kemampuan jar. Pulpa untuk melakukan defensive
reaction (usaha pemulihan dan penyembuhan)

Adanya infeksi bakteri inflamasi kronik pada jar.


pulpa atau proses lanjut dari radang jaringan
pulpa

kegagalan jaringan pulpa dalam defensive reaction


Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang
meradang

semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk


mempertahankan vitalitasnya terjadi gang.
Aliran darah

Nekrosis pulpa
Simtomnya seringkali hampir sama dengan
pulpitis ireversibel,
Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri, tapi
pernah nyeri spontan,
Sangat sedikit atau tidak ada perubahan
radiografik; mungkin memiliki perubahan-
perubahan radiografik definitive seperti pelebaran
jaringan periodontal yang sangat nyata; dan
perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas
terlihat.
Pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk
mendiagnosis nekrosis pulpa adalah:
1. Pemeriksaan subyektif
2. Pemeriksaan obyektif
3. Rontgenologis
1. Pemeriksaan subyektif:
Hasil anamnesa menunjukkan gejala yang
dialami pasien adalah gigi berlubang,
kadang-kadang sakit bila kena rangsang
panas, bau mulut (halitosis), dan gigi
berubah warna.
2. Pemeriksaan Obyektif:
Gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereaksi
terhadap tes termal dingin, tes pulpa listrik
atau tes kavitas. Namun, gigi dengan pulpa
nekrotik seringkali sensitive terhadap
perkusi dan palpasi asalkan disertai
dengan inflamasi periapikal.
3. Rontgenologis:
Gambaran radiografi umumnya menunjukan
suatu kavitas atau tumpatan besar, jalan terbuka
ke saluran akar dan penebalan ligament
periodontal.
Kadang-kadang gigi yang tidak mempunyai
tumpatan atau kavitas pulpanya akan mati
akibat trauma.
Diagnosis dari nekrosis pulpa parsial adalah
tes termis (bereaksi atau tidak bereaksi), tes jarum
Miller (bereaksi), dan pemeriksaan rontgenologis
(terlihat adanya perforasi). Selain itu dapat dilakukan
perawatan dengan pulpektomi.
Diagnosis dari nekrosis pulpa totalis dapat
dilihat dari penampilan mahkota yang buram dan
perubahan warna gigi menjadi keabu-abuan atau
kecoklatan serta bau busuk dari gigi.
a. Simtomatis:
Diberikan obat-obat penghilang rasa sakit
atau antiinflamasi (OAINS).
b. Kausatif:
Diberikan antibiotik (bila ada
peradangan).
c. Tindakan:
Terdiri dari preparasi dan obturasi saluran
akar.
Preparasi saluran akar terdiri dari berbagai
tindakan, yaitu:
Preparasi akses,
Ekstirpasi pulpa,
Debridement,
Drying,
Obturasi
Restorasi (disesuaikan dengan kondisi
jaringan gigi yang masih ada).
Restorasi cavitas oklusal: untuk cavitas kecil dan
mahkota yang tersisa banyak.

Restorasi Onlay/Uplay: kerusakan melibatkan


cusp. Fungsinya melindungi gigi dari fraktur.
Preparasi Mahkota: preparasi mahkota ata
mahkota penuh, dapat dilakukan jika sisa
jaringan gigi tidak memungkinkan pembuatan
Onlay.

Mahkota Intracoronal: restorasi di mana dibuat


retensi tambahan pada bagian kamar pulpa
sekaligus sebagai penunjang mahkota
ekstrakoronal.
Prognosis bagi gigi baik, bila
diadakan terapi endodontik yang
tepat.
1. Nekrosis pulpa merupakan kematian
pulpa yang merupakan proses lanjutan
dari inflamasi pulpa akut/kronik atau
terhentinya sirkulasi darah secara tiba-
tiba akibat trauma,
2. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial
ataupun totalis,
3. Terdapat 2 tipe nekrosis pulpa yaitu tipe
koagulasi dan tipe liquefaction,
4. Pada umumnya nekrosis pulpa disebabkan
keadaan radang pulpitis yang ireversibel
(pulpitis kronik) tanpa penanganan dan dapat
terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang
mengganggu suplai aliran darah kepulpa
(pulpitis akut),
5. Gejala umum dari nekrosis pulpa
simtomnya seringkali hampir sama dengan
pulpitis ireversibel,
6. Pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk
mendiagnosis nekrosis pulpa adalah:
pemeriksaan subyektif, pemeriksaan
obyektif dan Rontgenologis,
7. Penatalaksanaan pada nekrosis pulpa
dapat secara simtomatis, kausatif dan
tindakan yang terdiri dari preparasi dan
obturasi saluran akar,
8. Prognosis bagi gigi baik, bila diadakan
terapi endodontik yang tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai