Anda di halaman 1dari 43

BLUD Puskesmas

Alex Murtin, SE., M.Si., Ak.


Workshop Pembentukan BLUD PUSKESMAS
Peraturan BLU dan BLUD - UU
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara;
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara;
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2008
tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
Peraturan BLU dan BLUD - PP
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum;
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Peraturan BLU dan BLUD -
Permendagri
 Permendagri 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Dan Penetapan Standar
Pelayanan Minimal
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 sebagai pengganti Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengeloaan KeuanganDaerah;
 Permendagri 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal
 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomo r 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD);
Peraturan BLU dan BLUD -
Permenkes
 Keputusan Menteri Kesehatan No.
703/MENKES/SK/IX/2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada Instansi
Pemerintah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum di Lingkungan Departemen Kesehatan
 Peraturan Menteri Keuangan No. 9 Tahun 2006
tentang Pedoman penetapan remunerasi bagi pejabat
pengelola, Dewan pengawas dan pegawai badan
layanan umum
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 10 tahun 2006
tentang Tata cara penyusunan, pengajuan, penetapan,
dan perubahan Rencana bisnis dan anggaran serta
dokumen pelaksanaan Anggaran badan layanan umum
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 119 Tahun 2007
tentang Persyaratan Administrasif dalam Rangka
Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi
Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Peraturan BLU dan BLUD -
Permenkes
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/200 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 76 Tahun 2008
tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 92 Tahun 2011
tentang Rencana Bisnis Dan Anggaran Serta
Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum sebagai
pengganti Peraturan Menteri Kesehatan No. PMK 44
Tahun 2009 tentang Rencana Bisnis Dan Anggaran
Serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Pola Tarif Badan
Layanan Umum Rumah Sakit Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan
Peraturan BLU dan BLUD -
Permenkeu
 Peraturan Menteri Keuangan No. 8 Tahun 2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada Badan Layanan Umum
 Peraturan Menteri Keuangan No. 07/PMK.02/2006 tentang
Persyaratan Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan
Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
 Peraturan Menteri Keuangan No.08/PMK.02/2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum.
 Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.02/2006 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum.
Peraturan BLU dan BLUD -
Permenkeu
 Peraturan Menteri Keuangan No. 66/PMK.02/2006
tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan,
Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Badan Layanan Umum
 Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan No.10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola,
Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan
Umum.
 Peraturan Menteri Keuangan
No.109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas
Badan Layanan Umum.
Peraturan BLU dan BLUD -
Permenkeu
 Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang
Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan
Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
 Peraturan Menteri Keuangan No.44/PMK.05/2009 tentang
Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran
Badan Layanan Umum.
 Peraturan Menteri Keuangan No.217/PMK.05/2009 tentang
Pedoman Pemberian Bonus atas Prestasi Bagi Rumah Sakit
Eks-Perjan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum
 Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-
08/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Dewan
Pengawas Badan Layanan Umum di Lingkungan Pemerintah
Pusat
PELAYANAN UMUM
PUBLIC vs PRIVATE
PUBLIC (PEMERINTAH) PRIVATE (KORPORASI)

 Motivasi = Menyediakan  Motivasi = Keuntungan


Layanan Kpd Masyarakat (Profit)
 Pendanaan= Dari
Penerimaan Pajak  Pendanaan = Dari
 Pengelolaan : Melalui Masyarakat
Sistem APBN/APBD  Pengelolaan = Tidak Melalui
Sistem APBN/APBD
Badan Layanan Umum Daerah
(Permendagri 61/2007 pasal 1)
 BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
POLA PENGELOLAAN
KEUANGAN BLUD
(Permendagri 61/2007 pasal 1)

Adalah pengelolaan keuangan yang


memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dlm rangka memajukan
kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan beberapa pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umumnya.
Tujuan BLU
 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa
 Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas
 Penerapan praktek bisnis yang sehat.

Psl 2 PP 23/2005
TUJUAN PPK-BLUD
(Permendagri 61/2007 Psl 3)

MENINGKAT
KAN
KUALITAS
PELAYANAN

MEMAJUKAN MENCERDASKAN
KESEJAHTERAA KEHIDUPAN
N UMUM BANGSA
Karakteristik BLU
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan
kekayaan negara yang dipisahkan)
2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/ sebagian
dijual kepada publik
3. Tidak bertujuan mencari keuntungan (laba)
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi
5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggung jawaban
dikonsolidasikan pada instansi induk
6. Pendapatan & sumbangan dpt digunakan langsung
7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional Non-
PNS
8. Bukan sebagai subyek pajak
MANFAAT PPK-BLUD

KELANCARAN PENILAIAN KINERJA


PENDANAAN MANAJEMEN
OPERASIONAL Puskesmas

PPK-BLUD
MENGATASI
MASALAH

KETERBATASAN
KETERGANTUAN
DANA
THD SUBSIDI
OPERASIONAL
PEMDA

OPTIMALISASI
PELAYANAN
KESEHATAN
Penetapan BLU
Instansi/calon SKPDTeknis DPPKAD
BLU

usulan usulan
Persyaratan
substantif

ya
Usulkan Teliti ya Penetapan
memenuhi Usulkan memuaskan
BLU Persyaratan BLU Penuh
diteruskan
tidak teknis
Teliti ya
Persyaratan
tidak administrasi
Tidak diusulkan
kurang
tidak
Tdk Penetapan
diusulkan BLU bertahap
Tdk
disetujui

17
Syarat BLUD Puskesmas
Permendagri 61/2007
pasal 5 sd 8 PENYEDIAAN BARANG DAN
JASA

PENGELOLAAN WILAYAH/
1 SUBSTANTIF KAWASAN KHUSUS

PENGELOLAAN DANA
KHUSUS

KINERJA PELAYANAN
1 LAYAK DIKELOLA
2 TEKNIS
KINERJA KEUANGAN
2 SEHAT
PERSYARATAN
PPK-BLUD Permendagri 61/2007
PERNYATAAN KESANGGUPAN
pasal 9 & 10 1 MENINGKATKAN KINERJA

2 POLA TATA KELOLA

Permendagri 3 RENCANA STRATEGIS BISNIS


61/2007 pasal 4 ADMINISTRA
3 TIF 4 STANDAR PELAYANAN MINIMAL

LAPORAN KEUANGAN POKOK/


5 PROGNOSA LAPORAN
KEUANGAN
Permendagri 61/2007 LAPORAN AUDIT TERAKHIR/
pasal 11 sd 18 6 PERNYATAAN BERSEDIA
UNTUK DIAUDIT SECARA
INDEPENDEN
1. SYARAT SUBSTANTIF
Permendagri 61/2007 Pasal 5

terpenuhi apabila tugas pokok dan fungsi SKPD


atau Unit Kerja berkaitan dengan bidang layanan
umum yang menghasilkan semi barang dan/atau
jasa publik (quasi public goods)

Penyedia barang/jasa, pengelolaan


wilayah/kawasan tertentu dan pengelolaan dana
khusus.
2. SYARAT TEKNIS
Permendagri 61/2007 Pasal 9

1. kinerja pelayanan di bidang tugas pokok


dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya atas
rekomendasi Sekretaris Daerah untuk
SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja;
2. kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja
yang sehat.
SYARAT ADMINISTRATIF
Permendagri 61/2007 Pasal 11

1. surat pernyataan kesanggupan untuk


meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat;
2. Pola tata kelola
3. Rencana strategis bisnis;
4. Standar pelayanan minimal;
5. Laporan keuangan pokok; dan
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independen.
Tugas TIM Penilai
Permendagri 61/2007 Pasal 20 sd 23

PENETAPAN
BLUD

Penerapan, peningkatan, penurunan,


dan pencabutan status PPK-BLUD
ditetapkan dengan keputusan kepala
daerah berdasarkan hasil penilaian TIM
PENILAI
PENETAPAN DENGAN :STATUS BLUD
PENUH ATAU STATUS BLUD
BERTAHAP
TIM PENILAI

1. SEKDA KETUA MERANGKAP ANGGOTA

2. PPKD SEKRETARIS MERANGKAP ANGGOTA

3. KEPALA BAPPEDA ANGGOTA

4. KEPALA BAWASDA ANGGOTA

5. TENAGA AHLI ANGGOTA

Permendagri 61/2007 Pasal 19 & 20


FLEKSIBILITAS BLUD PENUH/BERTAHAP

DIBERIKAN
1 BLUD PENUH SELURUH
FLEKSIBILITAS

Permendagri 61/2007 Pasal 27


1. PENGELOLAAN PIUTANG
2. PENGELOLAAN BARANG.
DIBERIKAN 3. PENGELOLAAN DANA
FLEKSIBILITAS SECARA LANGSUNG.
4. PERUMUSAN STANDAR,
PADA BATAS-BATAS KEBIJAKAN, SISTEM, DAN
TERTENTU PROSEDURPENGELOLAAN
KEUANGAN.

BLUD
2 BERTAHAP

1. PENGELOLAAN UTANG
TIDAK DIBERIKAN 2. PENGADAAN BARANG DAN
JASA.
FLEKSIBILITAS 3. PENGELOLAAN INVESTASI.
FLEKSIBILITAS BLUD BERTAHAP
1. Penetapan tarif layanan; 10. Pelaporan dan
pertanggungjawaban;
2. Perencanaan dan
11. Pengelolaan surplus dan defisit;
penganggaran;
12. Tata kelola;
3. Pelaksanaan anggaran;
13. Remunerasi;
4. Pengelolaan pendapatan dan 14. Kerjasama dengan pihak lain;
belanja;
15. Pembentukan dewan pengawas;
5. Pengelolaan kas; 16. Mempekerjakan tenaga non
6. Pengelolaan piutang Pegawai Negeri Sipil (PNS);
17. Mengelolaan dana secara
7. Pengelolaan barang;
langsung;
8. Penyelesaian kerugian; 18. Perumusan standar, kebijakan,
9. Penyusunan akuntansi, sistem, dan prosedur
pengelolaan keuangan.
FLEKSIBILITAS BLUD PENUH
1. Penetapan tarif layanan;
2. Perencanaan dan
penganggaran; 12. Penyusunan akuntansi,
3. Pelaksanaan anggaran; 13. Pelaporan dan pertanggungjawaban;
4. Pengelolaan pendapatan dan 14. Pengelolaan surplus dan defisit;
belanja; 15. Tata kelola;
5. Pengelolaan kas; 16. Remunerasi;
6. pengelolaan utang 17. Kerjasama dengan pihak lain;
7. Pengelolaan piutang 18. Pembentukan dewan pengawas;
8. Pengelolaan investasi; 19. Mempekerjakan tenaga non Pegawai
9. Pengadaan barang dan/atau Negeri Sipil (PNS);
jasa 20. Mengelolaan dana secara langsung;
10. Pengelolaan barang; 21. Perumusan standar, kebijakan,
11. Penyelesaian kerugian; sistem, dan prosedur pengelolaan
keuangan.
DEWAN PENGAWAS

Permendagri 61/2007 Pasal 46

PEJABAT SKPD YG BERKAITAN


ASET
DGN KEGIATAN BLUD

DEWAN
PEMBENTUKAN PEJABAT DI SKPKD
PENGAWAS

OMSET TENAGA AHLI


Dewan Pengawas
Permendagri 61/2007 Pasal 43 sd 48
 Anggota 3 orang jika
 Omzet antara Rp15 M s/d Rp30 M, atau
 Nilai aset antara Rp75 M s/d Rp200 M
 Anggota 3 s/d 5 orang jika
 Omzet diatas Rp30 M
 Nilai aset diatas Rp 200 M
 Dewan Pengawas bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan thd pengelola
BLUD
 Boleh mengangkat seorang Sekretaris
Dewan Pengawas

29
PEJABAT PENGELOLA DAN PEGAWAI
BLUD

BLUD SKPD:
PENGGUNA
ANGGARAN

PEMIMPIN

BLUD UNIT
KERJA:
KUASA
PENGGUNA
PEJABAT ANGGARAN
PENGELOLA PEJABAT KEUANGAN

Permendagri 61/2007 Pasal


34 sd 42 PEJABAT TEKNIS

PEGAWAI PNS
BLUD DAN NON PNS PROFESIONAL
TARIF BLUD

DENGAN
PERATURAN
KDH

MEMPERTIMBANGKAN

Kontinuitas dan
Daya beli
pengembangan
masyarakat,
layanan,
TARIF

Asas keadilan Kompetisi yang


dan kepatutan, sehat.

PEMBINA PEMBINA
TEKNIS KEUANGAN
TIM PERGURUAN LEMBAGA
TINGGI PROFESI
PINJAMAN

UNTUK BIAYA
OPERASIONAL
JANGKA
TERMASUK
PENDEK MENUTUP ARUS
KAS

PERSETUJUAN
KEPALA DAERAH
PINJAMAN

UNTUK
JANGKA
PENGELUARAN
PANJANG INVESTASI/MODAL
INVESTASI

CONTOH INVESTASI
JANGKA PENDEK
PEMANFAATAN DEPOSITO JANGKA 1-12 BULAN
JANGKA
SURPLUS JANGKA
PENDEK PENDEK PEMBELIAN SUN

PEMBELIAN SBI

KARAKTERISTIK
DAPAT SEGERA DIJUAL BELIKAN

DLM RANGKA MANAJEMEN KAS


INVESTASI
BERESIKO RENDAH

CONTOH INVESTASI
JANGKA PANJANG
PENYERTAAN MODAL

JANGKA PERSETUJUAN PEMILIKAN OBLIGASI


PANJANG KDH
INVESTASI LANGSUNG
KERJASAMA

PIHAK
BLUD KETIGA

BERDASARKAN
PRINSIP
EFISIENSI

EFEKTIFITAS

EKONOMIS

SALING MENGUNTUNGKAN

MENINGKATKAN PENDAPATAN
DAN
PELAYANAN
PENGADAAN
BARANG DAN JASA

EFISIEN

EFEKTIF

TRANSPARAN

PRINSIP BERSAING

ADIL/TIDAK DISKRIMINATIF

AKUNTABEL

PRAKTEK BISNIS YANG SEHAT

PENGADAAN
BARANG DAN
JASA

PENDAPATAN YANG BERASAL SELAIN


APBD/APBN, DAPAT DIKECUALIKAN
STATUS BLUD DARI KETENTUAN PERATURAN
PENUH PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG
PENGADAAN BARANG DAN JASA
PEMERINTAH.
PENGELOLAAN BARANG

BLUD DAPAT MENGHAPUS


PENGELOLAAN
BARANG INVENTARIS (BUKAN
BARANG ASET TETAP)

DENGAN
PENGHAPUSAN ASET
PERSETUJUAN
TETAP
DPRD
SURPLUS DAN DEFISIT

SURPLUS DAPAT DIGUNAKAN UNTUK TAHUN


SURPLUS ANGGARAN BERIKUTNYA

KECUALI ATAS PERMINTAAN KEPALA


DAERAH MASUK KE KAS DAERAH DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN LIKUIDITAS BLUD

DAPAT DIAJUKAN USULAN PEMBIAYAANNYA


DEFISIT PADA TAHUN ANGGARAN BERIKUTNYA PADA
PPKD
Akuntansi, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan
 BLU menyelenggarakan akuntansi sesuai dengan SAK yang
diterbitkan asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
 Jika tidak ada standar akuntasi, dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan
 Laporan Keuangan terdiri dari LRA, Neraca, LAK dan CaLK
disertai laporan kinerja.
 Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah secara berkala
 LK tersebut menjadi bagian dari LK kementerian/
lembaga/pemerintah daerah.
 LK sebagai LPJ BLU diaudit oleh auditor eksternal.

38
PENGAWASAN

EKSTERNAL BPK

Keseimbangan antara
manfaat dan beban;
PENGAWASAN
INTERNAL INTERNAL Kompleksitas
BLUD AUDITOR manajemen

Volume dan/atau
INTERNAL jangkauan pelayanan

INTERNAL
BAWASDA
PEMDA
Renumerasi
Permendagri 61/2007
Pasal 50
(1) Pejabat pengelola BLUD, dewan pengawas, sekretaris dewan pengawas dan
pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat
tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.
(2) Remunerasi, merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau pensiun.
(3) Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas,
diberikan dalam bentuk honorarium.
(4) Remunerasi untuk BLUD-SKPD ditetapkan oleh kepala daerah
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD-SKPD melalui
sekretaris daerah.
(5) Remunerasi, untuk BLUD-Unit Kerja ditetapkan oleh kepala daerah
berdasarkan usulan pemimpin BLUD-Unit Kerja melalui kepala SKPD.
Renumerasi
Permendagri 61/2007
Pasal 51
(1) Penetapan remunerasi pemimpin BLUD,
mempertimbangkan faktor-faktor yang berdasarkan:
a. ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat
pelayanan serta produktivitas;
b. pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan
sejenis;
c. kemampuan pendapatan BLUD bersangkutan; dan
d. kinerja operasional BLUD yang ditetapkan oleh kepala
daerah dengan mempertimbangkan antara lain indikator
keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.
(2) Remunerasi pejabat keuangan dan pejabat teknis
ditetapkan paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh
persen) dari remunerasi pemimpin BLUD.
Renumerasi
Permendagri 61/2007
Pasal 53
(1) Remunerasi bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat dihitung
berdasarkan indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja (basic index)-,
b. ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index)}
c. resiko kerja (risk index);
d. tingkat kegawatdaruratan (emergency index);
e. jabatan yang disandang (position index); dan
f. hasil/capaian kinerja (performance index).
(2) Bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berstatus PNS, gaji pokok
dan tunjangan mengikuti peraturan perundangan-undangan tentang gaji dan
tunjangan PNS serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai
remunerasi yang ditetapkan oleh kepala daerah.

Anda mungkin juga menyukai